BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Laporan tahunan (annual report) merupakan laporan perkembangan dan pencapaian yang berhasil diraih perusahaan dalam setahun yang berisi informasi finansial maupun non-finansial seperti profil perusahaan, kebijakan, hingga tata kelola perusahaan. Ada berbagai pihak yang menggunakan laporan tahunan untuk tujuan tertentu seperti investor dalam penilaian kemampuan perusahaan memberikan timbal balik modal, kreditor dalam penilaian kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dan bunga, pemerintah dalam hal perhitungan pajak, hingga masyarakat luas yang mengunakan laporan tahunan sebagai informasi tambahan. Berdasaran Peraturan Nomor X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, setiap perusahaan go public wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam-LK (sekarang disebut Otoritas Jasa Keuangan atau OJK) dan memuat laporan tersebut dalam website perusahaan terkait untuk meningkatkan kualitas dan transparansi informasi, terutama informasi keuangan. Hal tersebut dikarenakan laporan tahunan merupakan sumber informasi penting mengenai kinerja dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Ada banyak pihak yang berkepentingan dan memerlukan laporan tahunan sehingga sudah sewajarnya setiap perusahaan menyampaikan hasil kinerjanya secara umum kepada publik.
Di dalam laporan tahunan terdapat berbagai pengungkapan-pengungkapan yang wajib dicantumkan oleh perusahaan (mandatory disclosure) hingga pada pengungkapan yang tidak wajib untuk dicantumkan atau bersifat sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib yang harus dicantumkan dalam laporan tahunan didasarkan pada aturan yang berlaku, dalam hal ini Indonesia berpatokan pada Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Informasi yang wajib dicantumkan perusahaan dalam laporan tahunan diantaranya adalah ikhtisar data keuangan, laporan dewan komisaris, laporan dewan direksi, profit perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, dan laporan keuangan yang telah diaudit. Informasi-Informasi lainnya yang diungkapkan oleh perusahaan diluar kewajiban yang tertera dalam keputusan tersebut termasuk dalam pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela adalah salah satu cara meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis perusahaan (Healy & Palepu, 1993, dalam Nuswandari, 2009). Salah satu jenis pengungkapan sukarela adalah pengungkapan dalam bentuk grafik. Laporan tahunan yang berperan sebagai sumber informasi bagi banyak pihak hendaknya menarik dan mudah dimengerti untuk memudahkan pembaca dalam menafsirkan isi dan makna informasi yang tercantum dalam laporan tahunan. Berlandaskan
dari
permasalahan
tersebut,
beberapa
perusahaan
mulai
menggunakan grafik agar laporan tahunan menjadi lebih menarik dan lebih mudah untuk dipahami. Menurut Courtis (1997), pengungkapan grafis dapat menjadi
salah satu alternatif bagi perusahaan dalam merepresentasikan informasi yang bersifat kuantitatif seperti data-data keuangan. Ketika pembaca laporan tahunan mengerti dan memahami informasi yang tercantum dalam laporan maka akan memudahkan dalam pengambilan keputusan, salah satunya keputusan dalam berinvestasi. Selain itu menurut Beattie & Jones (2000), pengungkapan informasi dengan menggunakan grafik yang bersifat sukarela dalam laporan tahunan dapat meningkatkan potensi adanya manajemen impresi sehingga investor sedikit banyak akan tergugah untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Meskipun memiliki banyak keunggulan, namun tidak semua perusahaan yang mengungkapkan informasi-informasi dalam bentuk grafik. Beberapa pertimbangannya adalah sifatnya yang tidak wajib (sukarela), serta membutuhkan lebih banyak waktu dan biaya dibandingkan dengan laporan tahunan standar. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya (Nuswandari, 2009). Contohnya pada penelitian yang dilakukan oleh Mather, dkk (2000) yang meneliti perusahaanperusahaan di Australia menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas merupakan salah satu faktor perusahaan menggunakan pengungkapan grafis. Hal ini disebabkan semakin tinggi profitabilitas maka perusahaan akan semakin percaya diri untuk mengungkapkannya dalam bentuk grafik karena grafik akan menggambarkan tren yang positif (favorable) sedangkan pada perusahaan yang profitabilitasnya menurun maka perusahaan akan cenderung menutupinya dan memilih untuk tidak menampilkannya dalam bentuk grafik karena akan terlihat jelas bahwa laba perusahaan sedang menurun. Tentunya hal tersebut sedikit
banyak akan mempengaruhi keputusan investor. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian apakah hal tersebut juga berlaku pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Ukuran dan umur listing juga dapat menjadi alasan perusahaan melakukan pengungkapan grafis. Menurut Marston & Polei (2004) perusahaan besar sifatnya lebih kompleks sehingga pengguna laporan tahunan membutuhkan informasi yang lebih banyak dan sebisa mungkin mudah untuk dipahami. Seperti halnya pada penelitian Uyar (2009) pada perusahaan-perusahaan di Turki menunjukkan terdapat hubungan signifikan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan grafis. Begitu pula dengan perusahaan yang telah lama listing biasanya lebih berpengalaman dan mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan perusahaan yang baru melakukan Initial Public Offering (IPO). Perusahaan yang lebih berpengalaman akan cenderung membuat pelaporan sesuai perkembangan yang ada agar menarik lebih banyak investor (Lestari & Chariri, 2012). Pada saat ini perusahaan mulai menyadari pentingnya grafik sebagai visualisasi dari informasi yang diungkapkan yang memudahkan dan mempercepat pengguna laporan tahunan untuk memahami laporan tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan bahwa ukuran dan umur listing dapat mempengaruhi keputusan manajemen untuk menggunakan grafik. Pada perusahaan-perusahaan go-public tentunya wajib dilakukan audit atas laporan keuangan yang biasanya dicantumkan dalam laporan tahunan setiap perusahaan. Pengauditan dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak manajemen dengan pengguna laporan tahunan karena dalam pengauditan
dilakukan pengumpulan dan pengevaluasian bukti untuk menentukan sejauh mana laporan yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Semakin tinggi kualitas audit yang dilakukan maka semakin handal dan semakin dapat dipercaya suatu laporan keuangan. Pada kantor akuntan publik (KAP) yang besar biasanya sudah memiliki reputasi yang baik karena kinerja dan kualitas auditnya terbukti sangat baik. Oleh karena itu, KAP yang besar dan ternama biasanya tidak ingin mengambil risiko dan lebih bersedia untuk melakukan audit pada perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak informasi (Alsaeed, 2006). KAP yang besar dan memiliki reputasi tinggi terkenal karena secara umum audit yang dilakukannya berkualitas dan dapat dipercaya sehingga perusahaan yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi baik akan berusaha untuk memperbaiki kualitas laporan keuangan dan laporan tahunannya agar dapat dihasilkan opini audit yang memuaskan. Untuk menghasilkan laporan yang baik maka perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak informasi, baik dalam bentuk narasi, tabel, maupun grafik. Peneliti berfokus untuk meneliti penerapan pengungkapan grafis di Indonesia karena penelitian mengenai pengungkapan grafis masih jarang dilakukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Menurut Uyar (2009), sebagian besar studi mengenai penggunaan grafik dilakukan oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada sehingga dipandang perlu investigasi yang lebih mendalam mengenai penerapan grafik pada negaranegara berkembang. Tahun 2014 dipilih dalam penelitian ini dikarenakan annual report tahun 2014 lebih up to date dan lengkap dengan annual report yang telah
diaudit. Dari berbagai pemikiran dan permasalahan tersebut maka peneliti mengambil
judul
“ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN GRAFIS DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014)”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya dan dari permasalahan-permasalahan yang ada diperoleh rumusan permasalahan pada penelitian ini, antara lain: 1. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan grafis? 2. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan grafis? 3. Apakah umur listing memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan grafis? 4. Apakah
reputasi
auditor
pengungkapan grafis?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
memiliki
pengaruh
terhadap
tingkat
1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap tingkat pengungkapan grafis. 2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan grafis. 3. Menganalisis pengaruh umur listing terhadap tingkat pengungkapan grafis. 4. Menganalisis pengaruh reputasi auditor terhadap tingkat pengungkapan grafis.
1.3.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Manfaat Praktis Bagi investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai kegunaan dan manfaat pengungkapan grafis pada laporan tahunan di Indonesia sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, terutama terkait pada keputusan investasi. Laporan tahunan sebagai sumber informasi utama bagi investor hendaknya mudah dipahami. Oleh karena itu bagi pihak manajemen, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan pengungkapan grafis pada laporan tahunan sehingga memudahkan pembaca dalam memahami maksud dari laporan tahunan, terutama pada aspek keuangan.
2. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan pembelajaran, terutama dalam bidang akuntansi dan pasar modal. Penelitian sebelumnya terkait pengungkapan grafis lebih banyak dilakukan oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris. Melalui penelitian ini diharapkan pengguna laporan tahunan dapat mengetahui lebih detail mengenai pengungkapan grafis dan penerapannya di Indonesia.
1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun untuk memudahkan pembaca dalam memahami susunan penulisan dan memudahkan pembahasan penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi penelitian yang dilakukan. Selain itu, pada bab ini juga diuraikan susunan penulisan dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan mengenai teori pendukung, penjelasan logis, hasil penelitian sebelumnya, serta kerangka pemikiran penelitian ini. Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan tentang pengembangan hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metodologi yang digunakan meliputi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan hingga metode analisis.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian secara lebih detail seperti
deskripsi
objek
penelitian,
analisis
data,
dan
menginterpretasikan hasil penelitian. BAB V
PENUTUP Pada bab ini dipaparkan kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis, keterbatasan penelitian, serta saran untuk penelitian dimasa yang akan datang.