BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah Umpan balik merupakan dasar dari pengajaran klinik yang efektif. Tanpa umpan balik, performa yang baik tidak akan diberi penguatan, performa yang buruk tidak akan dikoreksi dan area yang bisa ditingkatkan tidak dapat diidentifikasi. Umpan balik dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai kesenjangan antara performa yang aktual dan yang seharusnya (Ramani & Leinster 2008; Cantillon & Sargeant 2008; Ende 1983). Umpan balik adalah konsep yang kuat berdasarkan teori. Dari perspektif behaviourist, pemberian umpan balik dapat menguatkan atau memodifikasi performa. Namun, pemberian umpan balik dapat pula menyebabkan gangguan. Umpan balik
negatif yang tidak diatur dengan hati-hati akan menyebabkan
penurunan motivasi dan performa. Teori kognitif menunjukkan bahwa umpan balik membantu mahasiswa untuk merekonstruksi pengetahuannya, mengubah performanya, dan memotivasi proses belajar selanjutnya (Cantillon & Sargeant 2008). Anggapan bahwa umpan balik dapat meningkatkan performa didukung oleh bukti empiris. Veloski et al., (2006) melakukan review literatur mengenai asesmen, umpan balik dan performa klinis dokter. Sebanyak 41 artikel yang
2
mengevaluasi efek umpan balik dan performa dokter menunjukkan bahwa 32 penelitian (74%) menunjukkan efek yang positif. Beberapa metode asesmen dapat digunakan untuk memberikan umpan balik berdasarkan observasi langsung terhadap performa mahasiswa di klinik. Salah satunya adalah dengan mini-CEX. Mini-CEX memberi kesempatan mahasiswa untuk langsung menerima umpan balik segera setelah observasi dan dapat dinilai di berbagai setting klinik oleh beberapa penilai (Allery 2006; Norcini et al., 1995; Norcini 2005; Norcini & Burch 2007). Umpan balik merupakan komponen penting dari mini-CEX. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaannya dosen sering lupa memberikan umpan balik dan gagal dalam mengorganisasikan isi umpan balik pada mini-CEX. Penelitian Fernando et al., (2008) terhadap 396 mini-CEX, menunjukkan bahwa 89 kasus (22,75%) tidak mengidentifikasi aspek positif dari performa mahasiswa, 111 kasus (28,2%) tidak mengusulkan peningkatan performa, dan 196 (49,7%) tidak memberikan rencana aksi (plan of action). Penelitian yang dilakukan oleh Lin et al., (2012) menunjukkan bahwa dari total 734 sesi mini-CEX terdapat 131 (14,7%) sesi mini-CEX tanpa umpan balik. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Holmboe et al., (2004). Penelitian terhadap 107 sesi mini-CEX yang direkam menemukan bahwa 61% sesi mini-CEX melibatkan reaksi peserta, tetapi hanya 8% yang memberikan rencana aksi berikutnya. Kusumoastuti (2012) juga melakukan penelitian mengenai hubungan kualitas umpan balik dengan perubahan performa mini-CEX di FK UGM. Penelitian dilaksanakan terhadap 76
3
mahasiswa, terdiri dari 35 mahasiswa bagian syaraf dan 41 mahasiswa penyakit dalam. Hasilnya menunjukkan bahwa masih banyak penguji yang tidak menyampaikan isi umpan balik dengan lengkap. Penggunaan mini-CEX dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa dan menyebabkan perubahan penting dalam cara mahasiswa belajar. Mahasiswa sadar bahwa mereka akan diobservasi dan dinilai pada kemampuan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan interaksi dengan pasien, sehingga mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk berlatih anamnesa dan pemeriksaan fisik. Sebagai tambahan, beberapa mahasiswa melaporkan bahwa mini-CEX meningkatkan waktu belajar dan motivasi sebagai akibat pengulangan mini-CEX (Hill & Kendall 2007). Meskipun demikian penjelasan pada penelitian tersebut masih bersifat umum mengenai pengaruh mini-CEX terhadap proses belajar. Penelitian tersebut tidak spesifik pada bagaimana pengaruh umpan balik miniCEX terhadap proses belajar mahasiswa. Penelitian mengenai efek workplace-based assessment (mini-CEX, Direct Observation of Procedural Skills dan Case Base Discussion) terhadap pendekatan belajar siswa dilakukan oleh Al-Kadri et al., (2013) di King Saud bin Abdulazis University of Health Science. Penelitian kualitatif ini menunjukkan pendapat yang sama antara mahasiswa dan dosen yaitu bahwa workplace-base assesment akan membantu proses belajar yang relevan dengan pendidikan klinik dan akan meningkatkan keterampilan.
4
Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Malhotra et al., (2008) untuk mengetahui persepsi mahasiswa mengenai mini-CEX menunjukkan bahwa miniCEX dapat berguna sebagai alat untuk belajar dan membantu mempersiapkan mahasiswa menghadapi ujian akhir. Tokode & Dennick (2013) juga meneliti persepsi mahasiswa terhadap penggunaan mini-CEX. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengalaman yang positif, baik dari sisi pengetahuan maupun keterampilan klinik. Penelitian yang khusus mengulas mengenai dampak mini-CEX terhadap proses belajar dilakukan oleh de Lima et al., (2005) pada residen. Residen menyatakan bahwa mini-CEX adalah alat asesmen yang bermanfaat dan memiliki pengaruh baik pada proses belajar yang konstruktif. Penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa mini-CEX memiliki dampak terhadap proses belajar mahasiswa. Namun penelitian tersebut belum fokus pada fungsi umpan balik mini-CEX sebagai komponen penting pada miniCEX terhadap proses belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pemberian umpan balik pada mini-CEX dan mengeksplorasi respon belajar mahasiswa terhadap umpan balik tersebut di kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Mini-CEX
telah
digunakan
oleh
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Mulawarman sebagai salah satu metode untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa di kepaniteraan klinik. Penggunaan mini-CEX di FK Universitas Mulawarman sudah dilakukan selama 2 tahun. Ada 10 bagian pendidikan klinik yang menggunakan mini-CEX sebagai metode asesmen yaitu ilmu penyakit
5
dalam, pediatri, neurologi, THT, mata, anastesi, kulit, rehabilitasi medik, bedah serta obstetri dan ginekologi. Jumlah penggunaan mini-CEX di bagian klinik bervariasi, mulai dari 2 hingga 7 kali. Sebelum menggunakan mini-CEX dosen dilatih terlebih dahulu. Pada tahun 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman melakukan
pelatihan
penilaian di pendidikan klinik bagi dosen klinik. Salah satu metode penilaian yang dilatihkan adalah menggunakan mini-CEX. Bagi mahasiswa, penggunaan miniCEX ini diperkenalkan pada saat matrikulasi sebelum memasuki rotasi klinik. Kegiatan matrikulasi yang dijalani mahasiswa selama 2 minggu. Salah satu materi yang dipaparkan pada saat matrikulasi adalah materi asesmen. Mahasiswa dipaparkan mengenai pengetahuan tentang asesmen di pendidikan klinik termasuk mini-CEX. Pada penelitian ini peneliti akan meneliti di salah satu bagian yang menerapkan mini-CEX yaitu di bagian ilmu penyakit dalam. Lama rotasi mahasiswa di bagian ini adalah 12 minggu. Rotasi di bagian ini dibagi menjadi 7 sub divisi. Adapun banyaknya penggunaan mini-CEX di bagian ini adalah satu kali dimasing-masing sub divisi, sehingga total penggunaan mini-CEX di bagian ini adalah 7 kali. I.2. Perumusan Masalah Bagaimana respon belajar mahasiswa terhadap umpan balik pada mini-CEX di bagian ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman?
6
I.3. Tujuan Penelitian I.3.1. Tujuan Umum Mengeksplorasi respon belajar mahasiswa terhadap umpan balik pada Mini-CEX di bagian ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman I.3.2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pemberian umpan balik pada mini-CEX b. Mengeksplorasi respon belajar yang dilakukan mahasiswa setelah menerima umpan balik mini-CEX I.4. Keaslian Penelitian Berikut ini beberapa penelitian yang terkait dengan dampak asesmen khususnya mini-CEX terhadap pembelajaran mahasiswa: 1. Cilliers et al., (2012) menulis artikel berjudul “A model of the pre assessment learning effect of sumatif assessment in medical education” untuk mengeksplorasi dampak asesmen sumatif terhadap proses belajar mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap 18 mahasiswa Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Stellenbosch Afrika Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asesmen yang mempengaruhi belajar ditentukan oleh task demand dan desain sistem asesmen. Hal ini akan mempengaruhi proses belajar mahasiswa dari sisi aktifitas kognitif dan metakognitif. Aktivitas metakognitif diantaranya alokasi, kuantitas dan alokasi usaha/belajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan isi,
7
strategi menyesuaikan diri dan ketekunan dalam belajar. Penelitian ini dilakukan di tingkat pre klinik. 2. De Lima et al., (2005) dengan judul artikel “A qualitative study of the impact on learning of the mini-CEX in postgraduate training”. Penelitian ini ingin menggambarkan bagaimana residen mempersepsikan mini-CEX sebagai alat asesmen dan mempengaruhi pendekatan belajar mereka. Dilakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenografik. Sebanyak 16 residen dari program pelatihan kardiologi di Buenos Aires dilibatkan. Pelaksanaan miniCEX hanya satu kali. Sebelum mini-CEX dilaksanakan, partisipan menerima memorandum tentang mini-CEX pada 45 hari sebelumnya. Selama 3 hari setelah sesi mini-CEX, dilakukan wawancara mengenai persiapan, strategi saat ujian dan menilai format ujian mini-CEX. Hasilnya menunjukkan bahwa residen merasa nyaman karena metode assessment ini menyatu dengan kegiatan rutin mereka. Dari tiga kategori yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu strategi persiapan, strategi regulasi, dan strategi pembelajaran yang efektif menunjukkan bahwa residen melakukan pendekatan belajar deep learning. Residen menyatakan bahwa mini-CEX adalah alat asesmen yang bermanfaat dan memiliki pengaruh baik pada proses belajar yang konstruktif. Pada penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian kualitatif untuk mengidentifikasi pemberian umpan balik pada mini-CEX dan mengeksplorasi respon belajar mahasiswa terhadap umpan balik pada mini-CEX. Perbedaan dengan penelitian yang sebelumnya yaitu dengan menekankan fungsi umpan balik
8
pada mini-CEX. Selain itu, responden yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit dalam. I.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Teoritis a. Menambah bukti di bidang pendidikan klinik tentang umpan balik pada mini-CEX dengan proses belajar I.5.2 Praktis a. Melakukan evaluasi mengenai pemberian umpan balik pada mini-CEX di FK UNMUL b. Melakukan upaya perbaikan terhadap pemberian umpan balik pada MiniCEX di FK UNMUL jika dirasakan masih kurang baik oleh mahasiswa