BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan mutu dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan Nasional dalam rangka pembinaan pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu perbaikan kualitas proses belajar mengajar. Meningkatnya kualitas pendidikan pra sekolah seperti di Taman Kanak-kanak akan memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan karena pendidikan di TK merupakan dasar (basic) bagi pendidikan berikutnya. Perbaikan permainan dan belajar di TK diterapkan dalam berbagai macam keterampilan. Salah satu ketrampilan yang mulai ditumbuhkembangkan semenjak usia Taman Kanak-kanak adalah membaca dan menulis. Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi anak. Keterampilan itu sangat besar artinya bagi anak selama mengikuti pendidikan di bangku sekolah. Pentingnya keterampilan membaca untuk keperluan belajar kiranya sangat jelas yakni sebagai salah satu keterampilan berbahasa. Sehubungan
dengan
keterampilan
berbahasa,
Tarigan
(1996:1)
mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan 1
2
menulis (writing skills). Keterampilan membaca khususnya merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi anak. Terdapat kegiatan yang erat hubungannya dengan keterampilan membaca antara lain membaca majalah, membaca pengumuman dan sebagainya. Usaha pembinaan dan pengembangan tema kebahasaan di Taman Kanakkanak maka dari keempat keterampilan berbahasa di atas yang sering menjadi kendala bagi anak adalah baca tulis. Pada kelas-kelas permulaan, keterampilan membaca merupakan salah satu kendala utama yang banyak dihadapi oleh guru. Belajar
dan
bermain
membaca
permulaan
sangat
penting
untuk
ditumbuhkembangkan semenjak usia TK agar anak-anak dapat terlibat dalam kegiatan baca tulis. Upaya untuk memotivasi membaca dan menulis bagi anak sangat diperlukan. Apabila dalam diri anak sudah tumbuh kebiasaan membaca dan menulis maka akan mempercepat proses integrasi ketika anak mulai masuk sekolah dasar. Keluhan tentang kelemahan anak dalam membaca di SD pada kelas I dan II dalam pelajaran bahasa Indonesia sampai saat ini masih sering terdengar. Bahkan dalam kenyataannya masih ada keluhan guru yang mengajar di SD karena anak yang duduk di kelas II, III dan IV ada yang belum bisa membaca. Faktor-faktor yang menyebabkan anak sekolah dasar belum dapat membaca dan menulis antara lain ketika tengah menjalani proses pendidikan di Taman Kanakkanak kurang memiliki motivasi membaca, misalnya membaca abjad dan menuliskan bentuknya.
3
Agar anak tumbuh keinginan untuk membaca, guru atau pengajar memegang kunci dengan tanpa henti memotivasi anak. Hal itu didasarkan pada instruksi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 6205/C/DS/1999 tanggal 27 Juli 1999 keterampilan membaca menulis bukan merupakan tujuan utama di TK dan dilakukan melalui bermain. Pada dasarnya membaca dan menulis di TK tidak ditekankan pada pembelajaran yang wajar sesuai dengan perkembangan dan krakteristik anak. Mengingat tanpa adanya penekanan, maka keaktifan guru sangat menunjang bagi pertumbuhan minat anak membaca dan menulis. Taman Kanak-kanak seperti tersebut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah Bab I Pasal 1 ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa pendidikan pra sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar dan diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah (Anonim, 1995: 57). Dengan demikian, pendidikan di Taman Kanak-kanak diarahkan untuk mempersiapkan sejak dini jasmani dan rohani anak sebelum menjalani pendidikan di sekolah sekaligus sebagai sarana sosialisasi bagi anak dengan lingkungan di luar keluarga. Pendidikan di Taman Kanak-kanak memang tidak dimaksudkan agar anak dapat membaca dan berhitung dengan lancar, namun mulai di Taman Kanak-kanak anak sudah diperkenalkan abjad dari a sampai dengan z. Pada proses pengenalan abjad khususnya bagi anak kelompok B Taman Kanak-kanak
4
03 Wukirsawit, guru mengalami permasalahan yaitu sulitnya anak untuk mengingat abjad yang telah diajarkan guru. Penyebabnya adalah kurang bervariasinya teknik untuk mengenalkan abjad pada anak. Mengingat adanya kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam membaca dipergunakan guru untuk memperkenalkan abjad pada anak serta masih kurangnya dukungan keluarga untuk memperkenalkan abjad kepada anak. Kebanyakan anak lebih senang bermain dengan berbagai alat permainan yang cenderung mengembangkan aspek motorik saja. Berdasarkan hal tersebut, peneliti lebih cenderung beranggapan bahwa timbulnya kesulitan anak dalam membaca permulaan di Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit disebabkan karena kurang bervariasinya teknik yang dipergunakan guru. Selama ini guru hanya sebatas menggunakan metode ceramah dan kartu abjad atau gambar abjad saja sehingga anak kurang berminat untuk mengikuti kegiatan membaca permulaan yang dilakukan guru. Permasalahan tersebut dipecahkan dengan mengembangkan berbagai teknik mengajar yang mampu membangkitkan motivasi anak untuk membaca. Salah satu teknik yang dikembangkan adalah penggunaan alat peraga terutama puzzle huruf. Alasan dipergunakannya puzzle huruf adalah: mudah diperoleh baik dengan membuat sendiri maupun membeli di toko mainan, dapat dimodifikasi dalam berbagai model yang disenangi anak, mudah dipergunakan baik oleh guru maupun anak, dan mampu menjelaskan konsep dengan tepat. Penggunaan puzzle huruf bertujuan untuk melatih anak agar mulai mengenal huruf, mengeja, merangkai huruf menjadi kata tertentu, melafalkan tulisan. Pemanfaatan puzzle huruf tersebut pada hakikatnya dilakukan berdasarkan satuan pelajaran dalam
5
Kurikulum Taman Kanak-kanak. Menggunakan puzzle huruf, anak diharapkan tertarik untuk belajar membaca. Secara tidak langsung anak dirangsang untuk mulai berlatih membaca meskipun kedua hal tersebut belum ditekankan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian tindakan kelas ini akan difokuskan pada upaya guru dalam meningkatkan keterampilan membaca di Taman Kanak-kanak melalui penggunaan puzzle huruf dalam judul skripsi : Penggunaan Alat Peraga Puzzle Huruf untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Kelompok B TK 03 Wukirsawit Jatiyoso Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Kegiatan bermain sambil belajar di Taman Kanak-kanak belum secara menyeluruh mampu mengembangkan kemampuan kebahasaan anak.
2.
Kemampuan berbahasa anak khususnya pada masa Taman Kanak-kanak berkembang pesat, namun belum difasilitasi dengan baik oleh guru.
3.
Rendahnya kemampuan guru dalam memodifikasi berbagai alat permainan yang ada sehingga dapat menjadi alat permainan yang edukatif bagi anak.
6
C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan masalah penelitian lebih fokus, perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1.
Subjek penelitian adalah anak kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso.
2.
Obyek penelitian adalah penggunaan puzzle huruf dan kemampuan membaca permulaan anak.
3.
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah proses pembelajaran menggunakan puzzle huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011?
2.
Apakah melalui pemanfaatan puzzle huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso?
E. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak kelompok B TK Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Karanganyar.
7
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan puzzle huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
b.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui pemanfaatan puzzle huruf pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso.
F. Manfaat Penelitan Mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menjawab masalah-masalah yang dihadapi di sekolah, oleh sebab itu penulis secara rinci mengemukakan manfaat penelitian ini adalah mendorong guru untuk menggunakan media atau peraga dalam mengajar terutama alat peraga puzze huruf dengan manfaat : 1.
Manfaat Teoritis a.
Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui pemanfaatan puzzle huruf bagi anak Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar.
b.
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
8
a.
Manfaat bagi Anak Meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak Kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar.
b.
Manfaat bagi Guru Melatih guru dalam membuat sekaligus memanfaatkan puzzle huruf dalam pembelajaran membaca.
c.
Manfaat bagi Sekolah Memberikan pengetahuan umum tentang penggunaan puzzle huruf dalam proses membaca permulaan di Taman Kanak-kanak sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru lain.
d.
Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaa meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui pemanfaatan puzzle huruf.
e.
Manfaat bagi Sekolah Memberikan pengetahuan umum tentang penggunaan puzzle huruf dalam proses pembelajaran membaca di Taman Kanak-kanak sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru lain.
f.
Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca melalui pemanfaatan puzzle huruf.