BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang dalam
beberapa
penting
bagi
tahun
terakhir
kesehatan
ini
menjadi
masyarakat.
masalah
Penyakit
ini
disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Secara
global,
dramatis
pada
Dengue dekade
mengalami belakangan
pertumbuhan ini.
yang
Diperkirakan
sekitar 50 juta infeksi dengue terjadi setiap tahunnya dan setidaknya 2,5 milyar orang hidup di negara endemis Dengue (WHO, 2009). Di masalah
Indonesia, dari
kejadian Dengue
luar
(DBD)
dulu
Dengue
hingga
memang
sekarang.
masih
merupakan
Secara
nasional,
biasa
(KLB)
penyakit
antara
tahun
1979-1990
Demam
Berdarah
terjadi
secara
berkala setiap 4-6 tahun, tetapi kemudian sampai tahun 2005 KLB terjadi antara 3-4 tahun, bahkan di sejumlah kota, KLB terjadi dalam jangka waktu 1-2 tahun saja (Kusriastuti, 2005). Pada Januari-Oktober 2009 tercatat bahwa
di
Indonesia
DBD
telah
menelan
korban
1.013
1
2
korban jiwa dari total penderita sebanyak 121.423 orang dengan CFR: 0,83 (Depkes
RI,2009).
Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta masih
merupakan
tingkat
wilayah
kecamatan
endemis
penyakit
endemisitasnya
mencapai
DBD. 100%
Pada (17
Kecamatan). Adapun 5 (lima) kecamatan yang mempunyai kasus
tertinggi
adalah
kecamatan
Kalasan,
Depok,
Gamping, Godean, dan Mlati (Dinkes Sleman, 2010). Sampai saat ini, vaksin pelindung yang efektif untuk pencegahan penularan virus dengue belum tersedia. Berdasarkan hal ini, maka penanggulangan dan pencegahan penyakit
DBD
hanya
bergantung
pada
keberhasilan
pengobatan simptomatik serta usaha pengendalian yaitu dengan
cara
memutuskan
rantai
penularan
dengan
memberantas nyamuk vektornya. Cara pemberantasan vektor DBD
stadium
larva
dapat
dilakukan
baik
dengan
cara
hayati, kimiawi maupun dengan peniadaan sarang nyamuk (WHO, 2009; Suwasono, 1997). Salah satu upaya pencegahan gigitan nyamuk Ae. aegypti tersebut adalah dengan menggunakan insektisida organofostat.
Salah
satu
insektisida
golongan
organofosfat ialah malation. Malation sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1970-an secara intensif untuk
3
mengontrol
Ae.
aegypti.
Dengan
melakukan
pemantauan
terhadap penggunaan insektisida tersebut secara berkala sangatlah
penting
mengingat
penggunaan
insektisida
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi pada Ae. aegypti. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mendeteksi
status
kerentanan
nyamuk
Ae.
aegypti
terhadap insektisida organofosfat adalah uji biokemis (Lilya, 2006). World Health Organization (2009) merekomendasikan perlunya suatu data dasar mengenai status resistensi nyamuk. Hal ini perlu dilakukan sebelum dilaksanakan pengendalian vektor. Data mengenai status resistensi perlu dipantau secara berkala. Keberhasilan
pemberantasan
vektor
DBD
dengan
insektisida sangat bergantung pada kerentanan vektor terhadap
insektisida
tersebut,
peneliti
berkeinginan
mengetahui status kerentanan dari populasi nyamuk Ae. aegypti dari salah satu daerah endemis DBD dengan kasus tinggi
di
Kabupaten
Sleman,
yaitu
Godean,
insektisida organofosfat dengan uji biokemis.
terhadap
4
B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana aktivitas enzim esterase non spesifik nyamuk Ae. aegypti dari daerah Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Bagaimana status resistensi nyamuk Ae. aegypti di daerah Godean? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui aktivitas enzim esterase non spesifik pada nyamuk Ae. aegypti di daerah Godean 2. Untuk mengetahui status resistensi nyamuk Ae. aegypti di daerah Godean, Sleman, DIY. D. Keaslian Penelitian Di Indonesia, sudah ada beberapa penelitian yang hampir
serupa
penelitian aegypti
dilakukan.
penentuan di
daerah
Salah
status
satu
contoh
kerentanan
Kulonprogo,
misalnya
nyamuk
Daerah
Ae.
Istimewa
Yogyakarta (Darajati, 2009). Metode yang digunakan sama yaitu
menggunakan
uji
biokemis.
Pada
penelitian
tersebut didapatkan hasil kalau nyamuk yang diteliti telah resisten terhadap insektisida organofosfat.
5
Meski
begitu,
hasil
penelitian
yang
ada
tidak
serta merta bisa dipakai pada daerah dan waktu yang berbeda.
Perbedaan
karakteristik
menjadi
kendala.
Penelitian
meneliti
mengenai
subyek
subyek
ini
spesifik
penelitian
bermaksud
untuk
yang
yaitu
lain
populasi nyamuk Ae. aegypti di daerah Godean. E. Manfaat Penelitian Diharapkan
hasil
penelitian
ini
dapat
memberi
informasi bagi: 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman untuk mengetahui status
kerentanan
vektor
DBD
di
daerah
Godean
terhadap insektisida organofosfat. 2. Bagi
pengelola
sehingga
dapat
program
pengendalian
mempertimbangkan
vektor
penggunaan
insektisida organofosfat terkait efektifitasnya. 3. Bagi
ilmu
pengetahuan
untuk
menjadi
dasar
penentuan status kerentanan lebih lanjut di daerah lainnya.