BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi selama satu dekade ini sangatlah pesat khususnya komunikasi. Karena beberapa saat saja kita dapat berhubungan secara langsung dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan namun secara tidak langsung kita merasakan sedang bertatap muka dan hal itu tidak lepas dengan yang namanya komunikasi. Dalam melakukan proses komunikasinya, komunikasi massa menggunakan suatu alat komunikasi, yaitu media massa. Media massa terbagi menjadi dua macam yaitu media cetak dan media elektronik. Salah satu media komunikasi yang banyak dipilih oleh masyarakat adalah film. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan. Film yang dijadikan sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.1 Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dengan segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses lainnya, dengan
1
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007, hal 143
1
2
atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.2 Beberapa kurun waktu terakhir pun ini banyak film yang diadaptasi dari sebuah novel. Perubahan novel ke film merupakan sebuah bentuk resepsi penulis skenario dan sutradara film terhadap novel yang dijadikan acuan film yang dibuat. Proses adaptasi menjadi bagian yang sering dilakukan oleh pekerja film karena hal ini lebih memudahkan mereka dalam penggarapan maupun dalam pemasaran filmnya. Bermacam-macam alasan mendasari proses adaptasi dari novel ke film, karena film dan novel memiliki kesamaan yaitu sama-sama menyampaikan cerita yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang serupa seperti penokohan, alur cerita, setting dan unsur intrinsik lainnya. Film menyampaikan cerita menggunakan media gambar dan suara, sementara novel menyampaikan cerita melalui media bahasa.3 Alasan lain yaitu karena biasanya novel tersebut sudah terkenal sehingga masyarakat pada umumnya sudah tidak asing lagi terhadap cerita tersebut yang pada akhirnya mendukung aspek komersial pada filmnya, ada juga yang menitikberatkan pada ide cerita yang dianggap bagus, selain itu ada yang memandang dari segi pembaca maupun produser atau penulis skenario yang ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana jika novelnya difilmkan. Di Indonesia, proses adaptasi dari novel ke film baik layar lebar maupun sinetron sudah semakin banyak dilakukan walaupun tidak terlalu sering terus dilakukan, seperti film Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang difilmkan oleh Riri Riza dan film Ayat-ayat Cinta yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo 2 3
Undang Undang No 8 Tahun 1992 tentang Perfilman Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, Grasindo, Jakarta, 2000, hal 10
3
diadaptasi dari novel best seller karya Habiburahman El Shirazy yang berjudul Ayat-ayat Cinta. Dan di negara lain pun, proses adaptasi dari novel banyak dilakukan, salah satunya adalah Harry Potter yang difilmkan oleh Steven Kloven diadaptasi dari novel J.K Rowling. Salah satu novel populer yang mengangkat permasalahan yang serius namun dikemas dengan cara yang menghibur adalah Test Pack. Novel ini mengangkat kisah perkawinan dan isu ketidakhadiran anak sebagai tema cerita. Novel yang diterbitkan pada tahun 2005 ini, ditulis oleh Ninit Yunita, seorang penulis yang cukup produktif menghasilkan karya-karya populer. Novel-novel yang ditulis oleh Ninit Yunita antara lain, Kok Putusin Gue, Kamar Cewek, Chocoluv, dan Traveler’s Tale: Barcelona Belok Kiri. Menurut Dwight V Swain dan Joey R Swain yang dikutip Mareoli Simbolon, ada tiga cara utama untuk mengadaptasi karya sastra ke film, yaitu mengikuti buku, mengambil konflik-konflik penting, dan membuat cerita baru. Selanjutnya ia melanjutkan bahwa dari ketiga cara tersebut, cara ketiga adalah yang sering dilakukan.4 Perubahan ini tentu menimbulkan perubahan yang menyebabkan perbedaaan antara novel dan film. Ketika film ditayangkan, akan sangat mungkin timbul pula rasa kecewa terhadap hasil pengadaptasiannya. Hadirnya kekecewaan ini diakibatkan oleh ketidakpuasan antara film yang ditonton dengan cakrawala harapan yang hadir pada pembaca, karena pembaca novel mempunyai kebebasan
4
Maroeli Simbolon, Sastra dalam Film, Sebuah Dimensi Tanda, Jakarta, Republika, 2004, hal 15
4
untuk berimajinasi tentang tokoh, latar, dan kejadian-kejadian yang diceritakan dalam novel tersebut, sedangkan penonton film tidak mempunyai kebebasan semacam itu. Imajinasi penonton film sangat dibatasi oleh gambar-gambar yang dihadirkan film, karena itu seringkali seorang penonton memiliki ekspetasi yang berbeda pada film yang diadaptasi dari novel atau bahkan novelis merasa kecewa ketika melihat novel kesayangannya diangkat ke layar lebar. Penyebabnya adalah pengalaman-pengalaman individual yang berkesan bagi pembaca pada saat menikmati (membaca) novel, tidak selalu dapat ditemukan dalam film hasil adaptasi suatu novel. Hadirnya kekecewaan atau sebaliknya akan menjadi hal yang sangat biasa dalam proses adaptasi karena proses ini selalu menimbulkan suatu perubahan sebagai akibat dari perubahan media dan pemaknaan (interpretasi). Film yang diadaptasi dari novel merupakan proses kreatif yang dapat dilakukan oleh sutradara dengan cara mengadakan penambahan, pengurangan dan pemberian variasi-variasi tersebut adalah sebagai akibat medium yang berbeda antara film hasil transformasi dengan novel yang diadaptasi, sehingga mengakibatkan pula terjadinya perubahan fungsi khususnya dalam alur cerita. Dan resiko lain adalah dimana harus mengorbankan bagian-bagian yang ada didalam sebuah novel yang dianggap sutradara tidak penting ditampilkan tetapi disisi lain justru pembaca menganggap bagian itu penting. Dan tidak mudah untuk mengadaptasi film yang sama bagus dengan novelnya, apalagi melebihi novelnya sendiri. Karena film yang diadaptasi dari novel biasanya mengalami banyak bagian-bagian yang dibuat-buat karena kehendak produser atau sutradara maupun
5
mengikuti kehendak selera pasar. Hal tersebut cukup sulit karena telah mengadaptasi dari novel yang ratusan halaman menjadi sebuah film yang hanya berdurasi maksimal 2x60 menit. Test Pack adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 6 September 2012, yang disutradarai oleh Monty Tiwa yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Acha Septriasa. 5 Film ini merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Ninit Yunita. Pentingnya sebuah komitmen dalam berumah tangga, itulah pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah film karya Monty Tiwa berjudul “Test Pack”, yang disadur langsung dari novel karya Ninit Yunita. Banyaknya film yang diadaptasi dari novel sekarang ini namun tidak selalu sama persis dengan apa yang diceritakan dinovel, membuat penulis tertarik untuk meneliti perbedaan novel Test Pack karya Ninit Yunita yang diterbitkan pada tahun 2005 dan film Test Pack karya Monty Tiwa pada tahun 2012 karena beberapa alasan. Disini peneliti ingin mengetahui perbedaan alur/latar, dan penceritaan antara kedua sastra tersebut, selain itu juga novel Test Pack merupakan salah satu novel best seller pada tahun 2005, dan alasan terakhir adalah bahwa film adaptasi novel Test Pack merupakan salah satu film yang masuk dalam jajaran box office film nasional tahun 2012 dengan berhasil meraih 159.000 orang penonton.6
5 6
http://www.21cineplex.com/test-pack-movie,2904,02TEPK.htm http://www.ceritamu.com/cerita/box-office-nasional-minggu-ke-4-september-2012
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah perbandingan “Test Pack” versi novel dan film?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan struktur penceritaan di dalam novel “Test Pack” yang diadaptasi kedalam media film, dengan memperhatikan data kesamaan dan perbedaan antara novel dan film.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran dibidang broadcasting televisi, khususnya dalam kajian sebuah film yang diangkat dari sebuah novel. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi industri perfilman agar dapat menyajikan film-film yang berkualitas, khususnya film yang diadaptasi dari media cetak (novel).