BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat pertumbuhan
sosial, ekonomi, dan budaya yang cukup tinggi, hal ini bisa dilihat buktinya dalam kehidupan kita sehari-hari, walaupun kini berbagai krisis melanda bangsa kita. Indonesia merupakan negara terbesar ke lima di dunia, dengan jumlah penduduknya 218.086.288 juta jiwa pada tahun 2005, apabila dilihat dari komposisi penduduknya, Indonesia tergolong karakteristik penduduk ekspansif, yaitu struktur penduduk usia muda, dimana 75 juta jiwa penduduknya berusia 14 - 24 tahun1. Sebagai negara yang berpenduduk besar, maka miliki modal untuk penyaringan atlet olahraga secara luas. Penyaringan atlet sejak dini sangatlah perlu, karena usia dini sangat penting untuk menanamkan kemampuan di dalam diri seseorang. Usia dini merupakan usia dimana seseorang dalam masa pembelajaran serta mudah menangkap sesuatu yang diajarkan dengan mudah. Bila dalam usia dini pembinaan tidak dilakukan maka akan sulit untuk mengembangkan kemampuan seseorang.2 Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam usaha meningkatkan prestasi di bidang olahraga. Usaha yang konsistan dan terencana dengan baik, disiplin serta 1
Badan Pusat Statistic Indonesia. 2005. Singgih D. Gunarsa. Psikologi Olahraga : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. BPK. Gunung Mulia. Jakarta. 1996. hlm 85.
2
ketekunan yang luar biasa maka dalam kurun tertentu dapat tercapai hasilnya. Dari segi oprasional juga harus mendapat dukungan, karena dengan tersedianya sarana dan prasarana bagi atlet maka kegiatan pembinaan bagi para atlet dapat berjalan lancar, dukungan yang bersifat sarana prasarana tersebut akan saling terkait satu dengan yang lain, unsur-unsur sarana prasarana tersebut separti adanya fasilitas : •
Coach / pelatih olahraga yang baik serta profesional.
•
Medical centre / sarana kesehatan yang baik.
•
Sarana olahraga yang baik serta terpelihara.
•
Sistem pembinaan yang professional.
Di dalam pembinaan atlet, para atlet dapat memaksimalkan kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh atlet, para atlet dapat memanfaatkan alat serta prasarana berlatih sesuai standar-standar yang berlaku tanpa adanya keluhan tentang alat yang kurang baik ataupun tempat yang buruk. Atlet dapat memaksimalkan kemampuannya dalam berlatih maupun kompetisi bila didukung dengan adanya fasilitas-fasilitas : A. Gedung tempat berlatih yang layak dilihat dari sisi kebutuhan gedung yang memenuhi kriteria untuk sebuah gelanggang olahraga. B. Lapangan yang memenuhi syarat dengan ukuran yang telah ditetapkan untuk standar kompetisi yang sesuai syarat yang ditetapkan badan olahraga internasional. C. Lingkungan latihan yang rekreatif sehingga tidak membosankan bagi para atlet yang berlatih.
2
Dalam menyalurkan bakat serta minat masyarakat dibidang olahraga, banyak sekali jalur yang telah tersedia, di jalur yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, jalur yang disediakan oleh pemerintah merupakan jalur melalui penyaringan atlet-atlet dari daerah, setelah itu mereka dilatih dibawah bimbingan KONI3 ( Komite Olahraga Nasional Indonesia ). Di jalur swata banyak terdapat pusat-pusat palatihan yang biasanya diberi dana oleh suatu instansi tertentu. Dengan adanya jalur-jalur yang mempermudah masyarakat untuk berprestasi di bidang olahraga, maka akan makin banyak bibit-bibit muda berbakat yang dapat mengukir nama bangsa di bidang olahraga. Yogyakarta merupakan kota istimewa yang banyak melahirkan atlet-etlet muda berbakat. Manurut Badan Pusat Statistika (BPS) DIY, pada saat ini Yogyakarta memiliki jumlah penduduk 3.281.800 jiwa, sedangkan lebih dari 25% atau 916.931 jiwa usia 10-24 merupakan usia produktif guna pencarian bibit-bibit unggal dibidang olahraga. Data di atas sudah termasuk data penduduk luar Yogyakarta yang menetap di Yogyakarta.4 Yogyakarta merupakan kota yang sangat berpotensi untuk terdapatnya pusat pambinaan atlet, terlebih untuk pembinaan olahraga renang. Karena menurut bapak Heru Wiyono selaku pengurus sekretariat PRSI5 ( Persatuan Renang Seluruh Indonesia ) wilayah DIY, terdapat 9 klub renang yang terdaftar di PRSI dan ada lebih dari 3 klub yang belum terdaftar. Dan dalam tiap-tiap klub tersebut memiliki anggota
3
KONI : Sebuah komite yang menaungi seluruh kegiatan olahraga di seluruh Indonesia. Badan Pusat Statistika (BPS) DIY. 2007. 5 PRSI : Sebuah organisasi yang mengelola serta memantau perkaembangan olahraga renang di Indonesia. PRSI berada di bawah naungan KONI. 4
3
50-100 anggota.. Di Yogyakarta ada banyak kegiatan kejuaraan yang rutin diselenggarakan, baik kelompok umur maupun perseorangan yang bertaraf nasional, berikut beberapa data kegiatan kejuaraan renang yang berhasil saya kumpulkan selama ini.
Tabel 1.1. Tabel Event Perlombaan Renang yang diadakan di Yogyakarta.
Nama event
Peserta
Cabang perlombaan
Dolphin CUP (Jateng-
100 orang
50m, 100m, 200m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya
DIY) 2006. Krapsi (nasional) 2006.
dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan. 80 orang
50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan
PORSENI (DIY) 2006.
76 0rang
50m, 100m, 200m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan.
PORDA (DIY) 2006.
53 orang
50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan
Krapsi praPON (DIY)
50 orang
2006 Piranha CUP (Jateng-
gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan 230 orang
DIY) 2006. Kejurnas Kel. Umur (nasional) 2006.
50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung,
50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan
250 orang
50m, 100m, 200m, (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan
Sumber : Sekretariat Persatuan Renang Seluruh Indonesia wilayah Yogyakarta. 2007.
1.1.1. Fasilitas Olahraga Renang di Yogyakarta Di Yogyakarta ada terdapat tigapuluh kolam dan tersebar di kota maupun di kabupaten, dari beberapa kolam yang terdapat di Yogyakarta hanya 1 yang layak
4
memenuhi syarat sebagai kolam untuk kejuaraan atau kompetisi dengan standar internasional ( FINA ). Berikut tabel data gelanggang renang yang ada di Yogyakarta. Dari banyaknya gelanggang renang di terdapat sedikit kolam renang indoor, yaitu gelanggang renang indoor Depok Sport Centre, serta gelanggang renang Tirta Sari. Akan tetapi gelanggang renang indoor tersebut belom memiliki standar internasional. Oleh karena itu tidak bisa menyelenggaragan kejuaraan yang tingkatannya internasional di gelanggang diatas. Maka dari itu sangat perlu untuk dibangunnya gelanggang renang indoor di Yogyakarta dengan standar internasional. Beberapa faktor yang mendorong untuk diadakannya gelanggang renang indoor di Yogyakarta yaitu : A. Integirtas masyarakat Yogyakarta yang mempunyai hobi serta kemauan dan bakat akan olahraga renang yang cukup tinggi. B. Dibutuhkannya sarana olahraga yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. C. kehadiran gelanggang olahraga renang yang bertaraf internasional akan memacu atlet renang Yogyakatta untuk berprestasi dijenjang yang lebih tinggi. D. Kondisi cuaca yang panas serta curah hujan yang tinggi maka memungkinkan untuk diadakannya gelanggang renang indoor. E. Kondisi
bangunan
gelanggang
renang
yang
ada
saat
ini
belum
menguntungkan bagi perkembangan para atlet, karena belum ada pemisahan kegiatan antara atlet dan non atlet.
5
Minat olahraga renang di Yogyakarta sangat tinggi ini terbukti dari jumlah pengunjung gelanggang renang yang ada ( lihat tabel 1.2.). Serta adanya klub – klub yang membina atlet muda Yogyakarta.
Tabel 1.1. Pengunjung Gelanggang Renang di Yogyakarta
Nama Gelanggang Renang
Jumlah pengunjung pada hari biasa
Jumlah pengunjung pada hari libur
IKIP
300-350 orang/hari
600-700 orang/hari
Salsabila
150-200 orang/hari
300-350 orang/hari
Depok Sport Centre (indoor)
150-200 orang/hari
300-350 orang/hari
Tirtasari (indoor)
100-150 orang/hari
200-300 orang/hari
Sumber : pengelola dari tiap-tiap gelanggang renang.
1.1.2. Peran Struktur Dalam Gelanggang Renang Bangunan gelanggang renang memiliki dimensi tersendiri seperti adanya bentangan yang lebar, sehingga membutuhkan elemen struktur untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu eleman struktur merupakan elemen penyambung yang penting bagi estetika.
1.2.
Rumusan Masalah Bagaimana merancang gelanggang renang indoor yang mempunyai standar
internasional di Yogyakarta yang dapat mewadahi para atlet nasional dan sarana rekreasi, dengan menerapkan struktur bentang panjang sebagai struktur utama bangunan.
6
1.3.
Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan Merancang gelanggang renang indoor yang mempunyai standar internasional di Yogyakarta yang dapat mewadahi para atlet renang nasional dan sarana rekreasi, dengan menerapkan struktur bentang panjang sebagai struktur utama bangunan.
1.3.2. Sasaran •
Melakukan studi tentang gelanggang renang indoor,
•
Melakukan studi tentang struktur bentang panjang dengan mengacu pada bangunan indoor,
1.4.
•
Melakukan studi tentang Yogyakarta,
•
Melakukan studi tentang kolam standar internasional,
•
Melakukan studi tentang atlet renang di Yogyakarta.
Lingkup. •
Gelanggang renang indoor dibatasi dengan kolam standar internasional,
•
struktur bentang panjang dibatasi pada penggunaan material baja, beton, serta sistem kabel,
•
Yogyakarta dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut,
•
Kolam standar internasional dibatasi pada besaran kolam yang tersedia,
7
•
Atlet renang dibatasi pada atlet nasional yang ada di Yogyakarta, serta atlet luar Yogyakarta.
1.5.
Metode
A. Mencari data •
Wawancara: Ditujukan pada para atlet renang, pelatih, pengurus PRSI, pengelola gelanggang renang di Yogyakarta.
•
Studi pustaka/literatur: mempelajari buku-buku tentang renang, gelanggang renang indoor, struktur bentang panjang.
•
Studi banding: melihat langsung bangunan sejenis yang ada di kota Yogyakarta.
B. Menganalisis data •
Kuantitatif: temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka-angka (numerik) misalnya : tabel statistik gelanggang renang, tabel jumlah atlet renang di Yogyakarta, dan sebagainya.
C. Metode perancangan Perancangan gelanggang renang indoor dengan standar internasional. Gelanggang renang indoor ini terletak di kota, dengan waktu tempuh 1015menit dari pusat kota. Dalam gelanggang renang indoor ini terdapat beberapa kolam renang, satu kolam ukuran 50mx25m, 25mx17m, kolam latih 15.66mx10.5m, serta kolam loncat indah dengan papan loncat berjumlah 9buah (5 papan loncat lentur dan 4 papan loncat kaku). Gelanggang renang
8
indoor yang akan dirancang ini didukung dengan fasilitas-fasilitas penunjang, seperti kantin, kamar bilas dengan loker penitipan, tribun penonton. Gelanggang renang indoor ini menggunakan sistem bentang panjang, dengan struktur utama berbahan beton, dan baja, serta pelingkup bangunan/atap dengan menggunakan sistem truss dan didukung dengan sistem kabel. Selain itu dari segi interior bangunan menggunakan metrial yang tahan air, karena bangunan ini berkaitan erat dengan air. Dan tidak lupa permukaan lantai dianjurkan berbahan kasar/bertekstur, supaya tidak licin.
1.6.
Sistematika Penulisan Pada bab satu berisi bahasan yang mengungkapkan latar belakang gelanggang
renang indoor, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan sistematika penulisan. Pada bab dua berisi bahasan – bahasan yang mengungkapkan tentang tinjaunan mengenai gelanggang renang, olahraga renang, program pelatihan dan pembinaan atlet renang di Yogyakarta secara umum. Di bab tiga mengungkapkan teori gelanggang renang, serta macam-macam persyaratan gelanggang renang secara umum, dan mengungkapkan teori yang mengungkapkan tentang struktur secara umum. Pada bab empat membahas tentang site yang cocok bagi gelanggang renang indoor, di bab ini juga sudah menentukan dimana gelanggang renang indoor tersebut ditempatkan. Dalam bab enpat ini juga mengungkan analisa bangunan gelanggang renang serta struktur yang dipakai. Di bab lima menguraikan tentang desain yang akan dikerjakan.
9