BAB I PENDAHULUAN
1.1
Alasan Pemilihan Judul Masakan Jepang (日本料理 nihon ryōri, nippon ryōri) adalah makanan
yang dimasak
dengan cara memasak yang berkembang di Jepang dan
menggunakan bahan-bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan sekitarnya. Dalam Bahasa Jepang, makanan Jepang disebut dengan Nihonshoku atau Washoku. Makanan Jepang sangat populer di negara-negara di luar Jepang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya restoran-restoran Jepang yang terdapat di berbagai negara, sehingga terjadilah berbagai modifikasi makanan tersebut dan disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada disekitar dan selera masyarakatnya dengan tidak mengurangi dasar-dasar makanan Jepang itu sendiri. Berbagai masakan yang sangat populer di negara luar Jepang termasuk Indonesia sendiri adalah Sushi, Tempura, Shabu-shabu dan Sukiyaki. Masakan dan makanan Jepang tidak harus berupa makanan yang sudah dimakan orang Jepang secara turun temurun. Makanan orang Jepang berbedabeda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak makanan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-negara Asia Timur dan negara-negara Barat. Di zaman sekarang ini, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang dimakan oleh orang Jepang dan makanan tersebut bukan merupakan masakan asal negara lain. Dalam arti sempit, masakan Jepang
Universitas Sumatera Utara
mengacu pada berbagai jenis makanan yang khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang, tetapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut sebagai makanan Jepang. Makanan seperti Gyudon dan Nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan bumbu khas Jepang seperti Shouyu, Dashi, dan Mirin. Makanan yang dijual di rumah makan Jepang seperti penjual soba dan warung makan kappou juga disebut makanan Jepang, tetapi makanan yang mengandung daging sapi sering dianggap bukan makanan Jepang karena kebiasaan makan daging baru dimulai sejak Restorasi Meiji sekitar 130 tahu yang lalu. Menurut orang diluar Jepang, berbagai masakan dari daging sapi seperti Sukiyaki dan gyudon termasuk makanan Jepang dalam arti luas. Bila masakan yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal oleh orang Jepang ikut digolongkan sebagai makanan Jepang, maka definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan bumbu khas Jepang. Masakan Jepang sering merupakan perpaduan dari berbagai bahan makanan dan masakan dari berbagai negara. Parutan lobak yang sering dicampur pada saus sewaktu memakan Bistik atau Hamburg Steak, dan Salad dengan dressing parutan lobak merupakan contoh perpaduan antara makanan Barat dengan penyedap khas Jepang. Saus spaghetti yang dicampur dengan mentaiko, tarako, natto, daun shiso atau umeboshi merupakan contoh makanan Barat yang dinikmati bersama bahan makanan yang telah akrab dengan lidah orang Jepang. Bistik dengan parutan lobak sebenarnya tidak dapat disebut sebagai makanan Jepang melainkan Bistik ala Jepang (wafuu steak). Berdasarkan aturan ini, istilah wafuu (ala Jepang) digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
menyebut makanan yang lazim ditemukan dan dimakan di Jepang, tetapi dimasak dengan cara memasak dari luar Jepang. Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa beras, hasil pertanian (sayuran dan kacang-kacangan), dan masakan laut. Bumbu berupa dashi yang terbuat dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan shouyu. Berbeda dengan masakan dari negara lain, masakan Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica) atau penyedap yang mengandung biji (seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga tidak mengandung bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih. Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya berupa sayur-sayuran yang beraroma harum yang dipotongpotong halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang tinggi. Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama makanan laut (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Nasi Sushi memiliki rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula. Dalam bahasa Jepang, sebutan untuk penjual Sushi tradisional yang menyiapkan sushi untuk makan di tempat atau layanan pesan-antar adalah Sushiya. Restoran sushi dengan piring-piring berisi sushi yang diletakkan diatas meja berputar disebut kaitenzushi. Selain itu sushi juga sering dijumpai di toko
Universitas Sumatera Utara
swalayan, toko serba ada, dan toko penjual ikan segar. Jaringan toko yang menjual sushi dalam kemasan untuk dibawa pulang ke rumah juga bisa dijumpai di seluruh Jepang. Di Indonesia, sushi sering dijumpai di beberapa toko swalayan terkemuka di bagian ikan segar, selain itu juga dapat dijumpai di restoran yang menyediakan menu makanan Jepang, dan sering dimasukkan kedalam menu bersama-sama dengan masakan Jepang lainnya. Sushi memiliki beragam jenis dan bentuk sehingga menarik perhatian para pecinta kuliner untuk mencicipi makanan khas Jepang tersebut. Sushi juga dihidangkan dengan bentuk yang berbeda-beda pada saat acara berbeda serta musim yang berbeda pula. Hal tersebutlah yang membuat penulis menjadi sangat tertarik terhadap sushi dan sekaligus menjadikan sushi sebagai bahan penelitian untuk kertas karya ini. Selain itu penulis juga ingin mengetahui lebih banyak lagi segala sesuatu tentang sushi beserta jenis-jenisnya.
1.2
Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulis memilih judul Sushi dalam penyusunan kertas karya ini adalah:
1. Untuk mengetahui asal mula sushi serta perkembangannya di masa sekarang ini. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bahan sushi serta penggunaannya di berbagai acara dan musim.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui sesuatu yang dihidangkan khusus dalam festival Hina Matsuri.
1.3
Batasan Masalah Penulis akan memfokuskan pembahasan hanya pada sushi pada festival
Hina Matsuri. Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakan tentang sushi secara umum yang meliputi sejarah, jenis dan cara pembuatan sushi.
1.4
Metode Penulisan Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menggunakan metode penelitian
kepustakaan (Library Research) yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dianalisa serta dideskripsikan ke dalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas.
Universitas Sumatera Utara