BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai Serayu merupakan salah satu DAS terbesar di Indonesia yang masuk dalam jajaran DAS kritis dengan luas wilayah sebesar 358.514,57 ha (BPDAS Serayu Opak Progo, 2013). Tingkat erosi yang tinggi di DAS Serayu, terutama di bagian hulu DAS berkaitan dengan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya oleh masyarakat setempat (Bappeda Wonosobo, 2011). Eksploitasi penggunaan lahan pertanian dan pengalihfungsian hutan menjadi lahan pertanian semusim di DAS Serayu bagian hulu telah terjadi sejak beberapa dekade terakhir. Salah satu kawasan di DAS Serayu hulu yang mempunyai tingkat erosi tinggi adalah kawasan Pegunungan Tinggi Dieng. Kawasan Pegunungan Tinggi Dieng yang masuk dalam Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo terkenal dengan budidaya sayuran berupa kentang dan kubis. Salah satu daerah yang termasuk dalam kawasan tersebut adalah Desa Kasimpar, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Budidaya kentang dan kubis menguntungkan dari segi ekonomi, tetapi merugikan jika dilihat dari aspek lingkungan. Berbagai masalah muncul terkait budidaya sayuran di pegunungan dengan kemiringan lereng lebih dari 25o. Pengikisan lapisan atas tanah dan pencucian hara menjadi permasalahan utama yang dihadapi akibat erosi (Sumarni, dkk, 2006). Erosi yang terjadi di dataran tinggi sangat berkaitan dengan kemiringan lereng. Merujuk pada Morgan (2005), erosi
1
2
berbanding lurus dengan besar kemiringan lereng. Semakin besar kemiringan lereng, maka erosi yang terjadi semakin besar. Erosi tanah menyebabkan tanah mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut meliputi kerusakan secara fisik, kimia, dan biologi. Selain itu erosi menyebabkan tanah kehilangan unsur hara yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh lagi, hal tersebut tidak hanya berdampak pada daerah yang mengalami erosi, tetapi akan berdampak pula pada kawasan hilir. Meskipun demikian, petani sayuran umumnya kurang peduli terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi. Sebagian besar dari mereka kurang memperhatikan kaidah konservasi tanah yang seharusnya diterapkan di lahan pertanian. Konservasi tanah sangat diperlukan untuk mempertahankan keberlanjutan produktivitas lahan. Salah satu teknik konservasi tanah yang mudah diterapkan adalah teknik konservasi secara vegetatif. Teknik ini dilakukan dengan menanam vegetasi penutup tanah dan menutup permukaan tanah dengan sisa-sisa tanaman (mulsa organik). Menurut Nelson, dkk (1991), teknik konservasi vegetatif dapat mengurangi terjadinya pengikisan lapisan tanah. Vegetasi penutup tanah dan mulsa organik dapat mempertahankan struktur dan kandungan hara tanah. Hal tersebut dikarenakan percikan air hujan dan aliran air permukaan tanah dapat ditahan dengan baik oleh keduanya. Jenis vegetasi penutup tanah dan mulsa organik yang tepat untuk menekan laju erosi pada budidaya kentang dan kubis belum banyak diketahui. Perbedaan penggunaan tanaman penutup tanah dan mulsa organik yang berbeda karakteristik memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap laju erosi yang
2
3
terjadi. Laju erosi tersebut dapat dilihat dari jumlah kehilangan tanah dan kehilangan hara tanah. Arsyad (2005) menyatakan bahwa jenis vegetasi penutup tanah yang digunakan adalah jenis tanaman yang mudah diperbanyak. Sistem perakaran yang dimiliki tidak mengganggu tanaman utama. Tanaman tersebut juga memiliki pertumbuhan cepat, menghasilkan banyak daun, tahan terhadap pemangkasan, serta mampu mengikat Nitrogen bebas. Jenis mulsa organik yang digunakan adalah jenis mulsa yang mudah didapatkan dan dapat menutup tanah dengan baik. Dengan ditemukannya teknik konservasi tanah yang tepat, hasil pertanian akan semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Sumarni, dkk (2006) bahwa penggunaan mulsa jerami, kacang jogo, dan kacang tanah mampu meningkatkan produksi cabai. Tindakan konservasi berupa pembuatan guludan sejajar kontur dengan penutup alang-alang mampu meningkatkan penghasilan pada usaha tani kentang dan kubis (Utami, 2004). Produktivitas yang semakin meningkat akan diiringi dengan peningkatan penghasilan masyarakat. Penghasilan masyarakat yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kajian mengenai pengaruh teknik konservasi tanah secara vegetatif sangat penting untuk dilakukan. Kajian tersebut dilakukan pada kemiringan lereng yang berbeda sehingga hasilnya dapat dibandingkan sebagai masukan dalam pengelolaan DAS.
3
4
1.2 Permasalahan Penelitian Kawasan Pegunungan Tinggi Dieng yang merupakan kawasan hulu DAS Serayu memiliki permasalahan erosi. Kawasan tersebut akan menjadi area tandus apabila tidak ada upaya untuk mengurangi tingginya laju erosi yang terjadi. Tantangan ke depan adalah diperlukannya suatu teknik konservasi tanah yang mudah dilakukan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Selain itu diperlukan adanya pendekatan agronomi yang memberikan keuntungan bagi petani. Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Teknik konservasi vegetatif apa yang paling baik untuk mengurangi laju erosi tanah? 2. Teknik konservasi vegetatif apa yang paling baik untuk mengurangi kehilangan C-organik? 3. Teknik konservasi vegetatif apa yang paling baik untuk meningkatkan hasil panen kentang dan kubis?
1.3 Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul ini belum pernah dilakukan. Adapun penelitian dengan judul terkait pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian-penelitian tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal tersebut dijadikan pertimbangan dalam penelitian yang akan dilakukan. Kelebihan dan kekurangan penelitian terdahulu disajikan dalam Tabel 1.1.
4
5
Tabel 1.1 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Terdahulu Peneliti Sumarni, dkk (2006)
Kekurangan Tidak ada pengamatan dan pembahasan tentang karakteristik tanaman cabai terhadap erosi.
Utami (2004)
Tidak ada pengulangan plot erosi.
Marques, (2007)
Yan, dkk (2003)
Kelebihan Variasi jenis tanaman penutup tanah dan mulsa organik cukup banyak. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali, meningkatkan kualitas data penelitian. Penelitian sudah masuk ke dalam ranah ekonomi masyarakat. Penghasilan masyarakat dari hasil kentang dan kubis dihitung setelah dilakukan perlakuan yang berbeda. dkk Hasil penelitian fokus pada pengaruh tanah yang gundul dan bervegetasi sehingga didapat perbandingan yang jelas.
Variasi jenis vegetasi terlalu sedikit hanya dibedakan menjadi tanah gundul dan tanah bervegetasi sehingga tidak diketahui pengaruh dari berbagai jenis vegetasi. Jumlah plot yang digunakan Waktu penelitian yang sangat banyak dan sangat panjang sehingga pengamatan yang dilakukan dibutuhkan biaya besar. sudah detail untuk setiap jenis vegetasi yang ada.
Berdasarkan uraian latar belakang dan pertimbangan terhadap kelebihan dan kekurangan penelitian-penelitian terdahulu, diperlukan penelitian yang berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Teknik Konservasi Secara Vegetatif terhadap Erosi Tanah pada Budidaya Kentang (Solanum tuberosum) dan Kubis (Brassica oleracea) di Desa Kasimpar, DAS Serayu Hulu”.
5
6
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengkaji teknik konservasi vegetatif yang paling baik untuk menekan laju erosi tanah. 2. Mengkaji teknik konservasi vegetatif yang paling baik untuk menekan kehilangan C-organik. 3. Mengkaji teknik konservasi vegetatif yang paling baik untuk meningkatkan hasil panen kentang dan kubis.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada masyarakat dan institusi terkait yaitu Dinas Pertanian setempat dan BPDAS Serayu berkaitan dengan teknik konservasi vegetatif yang paling baik pada budidaya kentang dan kubis di Pegunungan Tinggi Dieng. Hal ini memberikan sumbangan terhadap pengelolaan DAS di kawasan hulu. 2. Memberikan
kontribusi
terhadap
program
Pemulihan
Dieng
melalui
pendekatan agronomi. 3. Memberikan kontribusi terhadap program Eco-DRR (Ecosystem based Disaster Risk Reduction) di kawasan Pegunungan Tinggi Dieng. 4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya yang terkait.
6