IV, 4.1.
MBTODE PENELITxAN
Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
Konto Hulu, Jawa Timur.
DAS Kali
DAS Kali Konto Hulu selaas
23.500 ha ini merupakan daerah tangkapan hujan bagi Waduk
Selorejo yang dibangun pada tahun 1969 dan hingga saat ini waduk tersebut masih berfungsi dengan baik. Berdasarkan hasil analisis data hujan tahunan jangka panjang dari 9 pos penakar hujan (lihat Gambar 4 . 1 . ) ,
DAS
Kali Konto Hulu dapat dibedakan menjadi dua daerah hujan yang berbeda.
Dataran rendah Ngantang
dengan elevaei
antara 620 hingga 800 m menerima hujan 2595 mm, yaitu 22 persen
lebih tinggi daripada hujan yang diterima di
dataran
tinggi Pujon yang berelevasi antara 950 hingga
--
1225 m yaitu aebesar 2128 mm.
Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa besar hujan
tahunan (Pt, mm) di Ngantang akan meningkat sesuai dengan X
elevasinya
(H, m) mengikuti persamaan Pt = 683,806 +
2,704 H
R'
(
= 67,67%), aedang di wilayah Pujon pole
hujannya tidak menunjukkan hubungan yang balk. itu, masing-masing daerah teraebut dipilih dua
Karena Sub DAS
yang dipandang cukup mewakili, sehingga ada empat Sub DAS yang
diteliti.
Pemilihan keempat Sub DAS
tersebut
semata-mata juga mempertimbangkan ketersediaan data yang dapat mendukung analisis yang akan dilakukan.
CURAW IiUJAN RERATA BULANAN Dl
-.-.-. T
'
Q
DAS KONTO
HULU
Batas PAS Sungai Daeran Penelitian 1. Sub DAS Cobonrondo 2. sub DAS Man ting 3. Sub DA5 Sayang 4. Sub DAS Pinjal Hulu
8,"
' I ,'.'..,
Penakar Hujan Manual Penakar Hujan Otomatis
1 Disusun: Sudibyakto, 1989
Reempat Sub DAS y a n g d i t e l i t i a d a l a h Sub DAS rondo,
Sub
PiGjal. Pada
M a n t i n g , Sub DAS S a y a n g ,
Sub
y a i t u d i bagian atas ( h u l u ) dan d i
untuk
mengetahui
hutan
s e l u r u h n y a , d a n DAS y a n g t a t a g u n a
beraneka
Adapun
dan
bawah
dimaksudkan
yang
bervetasi
lahannya
sudah
nacam, s e p e r t i d e s a , t e g a l a n , s a w a h , d a n
kebun
'lain-lain.
hulu
p e r b e d a a n r e s p o n s DAS
dua
bagian
Pengukuran d i dua l o k a s i t e r s e b u t
DAS 4.2.
s e t i a p Sub DAS, p e n g a m a t a n a l i r a n d i l a k u k a n d i
( h i 1i r ) .
dan
dan
Adapun l o k a s i n y a d a p a t d i l i h a t p a d a Gambar
tempat
.
DAS
Coban-
Sub luas
Skema l o k a s i p e n g u k u r a n a n t a r a DAS h i l i r d i t u n j u k k a n masing-masing
Sub
pada
DAS
Sub
Gambar
yang
DAS 4.3.
diteliti
dicantumkan pada T a b e l 4.1.
Tabel 4.1.
L u a s Sub DAS y a n g ~ i t e l i t i
......................................................... -
Nomor Sub DAS
Luas (ha)
Kode
*
(X)
......................................................... * 1.a. b. 2.a. b. 3.a. b. 4.a. b.
C o b a n r o n d o Atas Cobanrondo M a n t i n g Atas Manting
54,25
CRA
2000
-
CRB
460
86,79
MA
S a y a n g Atas Sayang P i n j a l Atas Pinjal
Keterangan
*
1085
:
Kode i n i a k a n s e l a l u d i g u n a k a n d a l a m u r a i a n s e l a n j u t n y a .
E T A LOKASI PENELlTlAN DAS KONlO HULU l.#l*wO
U
. #
*#
i
\
*.
I
; f \
I
i I
' i
i
-.-.-
6040~M S
>- Sungse
7
'
6k4oM
herah h l i b i ~ 4 w @AS c+nrondo 3 Sub BAS Mont*nq 3 k b OlrS S o m g
4 . Sub
Dtn)e\
Huh -.
--J
Gambar 4 . 2 .
Lokssi Konto Hulu
Peta
Fenelitian ji
D.4S
Ksli
AWLR
Hut a n
Non Hutdn
Gambar 4.3.
Skema Lokasi Pengukuran antara Sub DAS Atas dan Sub DAS bawah
Berdasarkan
Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa
luas
Sub DAS yang diteliti berkisar antara 125-2000 ha. Ukuran Sub DAS tersebut tergolong kecil. kriteria yang termasuk
Hal ini sesuai dengan
ditetapkan oleh Chow
(1964) bahwa
yang
Sub DAS kecil bila luasnya kurang 25 ribu ha.
Selain itu beberapa alasan menggunakan Sub DAS berukuran kecil yaitu (a). curah hujan umumnya jatuh merata, karakteristik fisik (c).Sub
DAS umumnya
(b).
relatif homogen, dan
DAS yang digunakan dalam penelitian
ini
telah
hidrometri
dan
7
dilengkapi
dengan
instrumentaei
hidrometeorologi, sehingga diharapkan data yang
terekam
cukup baik. 4 - 2 . Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam t ian
ini
approach).
adalah
pendekatan
kejadian
peneli-
(event-based
Cara pendekatan ini dimaksudkan bahwa
pengu-
kuran peubah respons DAS dilakukan selama kejadian aliran
langsung berlangsung,
yang meliputi
pengukuran debit
sungai, tinggi muka air, dan pengambilan sdspensi.
Dengan cara ini maka dapat
sampel muatan
dibangun hubungan
antara parameter hujan terhadap peubah respons hidrologi dari DAS yang ditinjau. Pada setiap Sub DAS yang diteliti pengukuran debit sungai dan pengambilan sampel suspensi dilakukan stasiun
pengukuran
sebelumnya.
aliran yang
Banyaknya sampe1 yang
pada banyaknya
aliran
telah
di
ditetapkan
diambi1 tergantung
langsung yang
terjadi
selama
dilakukan penelitian di lapangan yaitu selama musim hujan antara bulan
Nopember 1988 hingga April
diketahui bahwa pada bulan Oktober di daerah belurn
Perlu
1989.
terjadi hujan lebat, sedang pada bulan
penelitian Mei
1990
hujan dl daerah penelitian sudah mulai berkurang, bahkan dapat dikatakan tidak ada hujan yang berarti lagi. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih
aliran
langsung yang dianalisis antara lain ialah : 1)
aliran
langsung tersebut diakibatkan oleh
hujan
tunggal dan terpisah dengan hujan-hujan sebelumnya, 2) hujan
yang menimbulkan aliran -1angeung berlangeung
cukup singkat, intensitas tinggi, dan hujan merata di seluruh Sub DAS, dan 3) data
aliran
aliran
langsung dan
hujan
yang
menimbulkan
langsung tersebut dapat terekam dengan baik.
4 - 3 . Metode Pengummlan Data dan A l a t yang Digunakan
Data
yang dikumpulkan meliputi data dasar dan
Gnunjang.
Data dasar meliputi data hujan, data
data
debit,
dan data muatan suspensi, sedang peta-peta yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data penunjang ,yang seba,
gian besar berupa peta-peta hasil penelitian sebelwnnya. Setiap Sub DAS paling tidak diwakili oleh satu penakar hujan otomatis dan dua buah perekam tinggi air sungai AWLR) .
secara otomatis ( A u t o m a t i c W a t e r Level R e c o r d e r , ~ a t u AWLR
dipasang di atas dan satu lagi di
pasang
bagian hilir dari Sub DAS yang bersangkutan. Pada hilir
di
bagian
ini merupakan o u t l e t dari Sub DAS yang
bersang-
Adapun letak instrumentasi hidrornetri
tersebut
kutan.
dapat dilihat pada Gambar 4.4a dan 4.4b. 4-3-1- Data Hujan
-
--
Data hujan yang dikwnpulkan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a. hujan bulanan rata-rata, dan b. hujan sesaat yang menimbulkan aliran langsung. Data hujan bulanan rata-rata dikumpulkan dari 9 pos penakar
hujan yang tersebar di Sub DAS Kali Konto
penyebaran tersebut 4.2.
dan keadaan masing-masing pos
disajikan
penakar
pada Gambar 4.1. di muka
dan
Hulu, hujan Tabel
Analisis data hujan bulanan ini dimaksudkan untuk
mengetahui pola umum hujan di DAS Kali Konto Hulu.
Gambar 4 . 4 a . P e t a L o k a s i F e n g u k u r a n d i Sub C o b a n r o n d o dan S u b DAS H a n t i n g
DAS
SUO MS PlNJAl HULU PA r 1 2 5 h PB = 437 ha
LEGENOA : SCTAtM
5fTASUJ
P PEN-
Gamhar 4 . 4 b .
m D C B l (AWL I ) M U M (0IOHAT)S)
Pets Lokssi P e n g u k u r a n d i S a y a n g d a n S u b DAS P i n - i a l
Sub
DAS
Keadaan Penakar Hujan d i DAS K a l i Konto Hulu
Tabel 4.2. Nomor
Pos Penakar
Elevasi ~ e r i o d e (meter) Pencatatan
9
1. 2. 3.
Pujon Kedungrejo Bendosari 4. CRA B a l i t t r i 5. Jombok 6. Ngantang 7. S e l o r e j o 8. .Sekar 9. P a g e r s a r i
1100 902 1350 1450 645 652 637 682 750
a
1982-1988 1962-1988 1982-1988 1968-1988 1980-1988 1962-1988 1977-1988 1960-1988 1980-1988
J e n i s Penakar
biasa+otomatis biasa+otomatie otomatis biasa biasa biasa biasa+otomatis biasa otomatis
........................................................ Sumber : 1. Kantor Proyek PLTA J a t i m 2. Dinas PU Ranting Pujon Proyek telah
Kali
Konto
dalam
rangkaian
penelitiannya
rnendirikan sejumlah penakar h u j a n b a i k yang
biasa
--
atau
otomatis.
mendirikan Pinjal,
Pusat
P e n e l i t i a n Hutan
di
~ ' o g o r juga
penakar hujan b i a s a dan o t o m a t i s d i
namun
sehingga
tidak
mengatasi
ha1
lama
pehakar h u j a n o t o m a t i s t e l a h d a p a t digunakan dalam i n i , pengukuran
hujan
Sub
DAS
rueak
analisis.
Untuk
dilakukan
dengan
menggunakan d a t a yang diambil d a r i penakar h u j a n o t o m a t i s yang
dibangun o l e h Proyek PLTA Jawa Timur
Alat
tersebut
Pinjal.
Jumlah
kebetulan
dipasang d i
penakar hujandgan
d i s a j i k a n pada Tabel 4 . 3 .
di
wilayah
keadaannya
Selorejo. Sub
DAS
semuanya
Tabel
4.3,
Jumlah Penakar Hujan Biasa dan Otomatis pada Setiap Sub DAS yang Diteliti
......................................................... &b
DAS
Kode Alat
Elevasi
-------------------------------
Tanggal Pendirian
Jenis Penakar
-----------Biasa Biasa Otomatis Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa
R102 R103 R105 R106 R107
1100 1450 1500 1500 1300 1250 1250 1100
Mant ing
R201 R202 R203 R204
1200 1300 1350 1100
18/3/87 18/3/87 19/7/87 1/2/88
Biasa Biasa Biasa Otomatis
Sayang
R303 R304 R305 R306 R30 1
725 750 750 850 800
12/11/86 12/11/86 12/11/86 12/11/86 1/11/88
Biasa Biaea Biasa Biasa Otomatis
Pinjal
R40 1 R402
750
1982 26/1/86
Otomatis Biasa
Cobanrondo
PJN BLT RlOl
-
------_------_------------------------------------------Sumber : 1. 2.
PKK (1987) Proyek PLTA Jatim
Data aliran yang dimaksudkan berupa hasil pencatatan rekaman tinggi muka air sungai secara otomatis dan
atau
pengukuran debit sungai.
Alat-alat yang digunakan antasa
lain : ( 1 ) . AWLR
A-OTT,
Sub
DAS
(Automatic Water
Level
Recorder) tipe
skala 1 : 5 kecuali untuk AWLR yang Cobanrondo
dan Sub DAS Sayang
dipasang
berskala
10, sedang pias AWLR diganti setiap minggu.
di 1
:
(2).
Current meter tipe mangkok
( Cup
Type),
nomor
622, buatan Amerika Serikat. Pengukuran kecepatan aliran ufituk menghitung debit dengan menggunakan Current meter' dilakukan pada berbagai ketinggian air yang berbeda. Hal ini dilakukan agar dapat dibuat suatu kurva.aliran, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara tinggi air .dan debit.
Perlengkapan lainnya adalah mesin hitung,
meteran, dan stop watch. D a t a muatan suspensi
4.3.3,
Data muatan debit muatan
suspensi diperlukan untuk menghitung
suspensi yang terbawa pada
suatu aliran
langsung. Pengambilan contoh muatan suspensi dilakukan dengan sediment sampler tipe USDH-48. nya dilakukan dengan metode depth
Cara pengambilanintegration method,
yaitu pengambilan sampel suspensi dilakukan pada kedalaman eungai pada suatu penampang sungai Cara
seluruh
tertentu.
ini dipandang dapat mewakili rata-rata konsentrasi
suspensi pada
penampang tersebut.
Pengambilan sampel
dilakukan sebanyak 3 tempat yaitu di sisi kiri, tengah, -
dan
kanan. Kemudian hasil rata-ratanya merupakan
pada
penampang tersebut.
langsung, cara terutama pada seperti untuk
ini
tersebut
Dalam beberapa
nilai
kasus aliran
sukar dilakukan dengan baik
saat aliran langsung datang, pada
saat
kecepatan aliran sangat tinggi, sehingga
mengatasi ha1 tersebut 3uga dilakukan pengambilan
sampel muatan suspensi dengan menggunakan botol berukuran
kira-kira 600 ml.
plastik
Jumlah sampel yang diambil
4
setiap aliran
langsung antara 10 sampai 40 buah
dise-
suaikan dengan besarnya aliran langsung.
Semakin besar
aliran
jumlah sampel
langsungnya, semakin banyak pula
suspensi yang diambil. 4.3-4.
Data penunjang
Data Penunjang yang diperlukan dalam penelitian
ini
meliputi berbagai macam peta, di antaranya ialah : a. Peta topografi, skala 1:50.000, Tahun 1979 b. Peta tanah, skala 1:50.000, tahun 1984
c. Peta tataguna lahan, skala 1:50.000, tahun 1984 d. Peta geomorfologi, skala 1:50.000, tahun 1984
e. Peta iklim (zone agroiklim) menurut klasifikasi Oldeman, tahun 1975 f. Peta kemiringan lahan,skala 1:125.000, tahun 1984 g.
Peta eros,i aktual, skala 1 : 50.000, tahun 1984
h. Peta jaringan penakar hujan dan jaringan stasiun
pengukuran aliran sungai, skala 1:50.000 -
4 - 4 , Model Analisis
Model analisis yang dilakukan dalam
penelitian
meliputi : a. analisis morfometri masing-masing Sub DAS,
b. pembuatan kurva kalibrasi, c. analisis curah hu3an terpilih,
ini
d. analisis hidrograf aliran langsung,
.
e. analisis muatan suspensi, dan f. analisis
hubungan antara hujan
dan
parameter
respons DAS. Seperti telah disebutkan di muka
bahwa
pendekatan
penelitian ini ialah pendekatan kejadian- Cara pendekatan ini hanya
dapat dilakukan jika pada satu Sub DAS yang
ditinjau terpasang satu set alat perekam data hujan dan data
aliran.
Persyaratan ini terpenuhi untuk eemua Sub
DAS yang diteliti- Adapun metode analisis yang
dilakukan
adalah sebagai berikut. Beberapa kali kejadian hujan yang menimbulkan aliran langsung dan hietografnya dapat ditulis sebagai berikut :
dan
hidrograf yang ditimbulkan oleh hujan tergebut
juga
dapat ditulis : Ql(t), Q2ft),-.--.,Qn(t),Qn+l(t),-----sQm(t).--(4-2) ?
Hubungan
kedua peubah di
lebih jelas seperti Gambar oleh
4.5.
atas dapat digambarkan Hidrograf P(t) tersusun
tiga peubah yaitu jumlah hujan (P, mm),
intensitas
hujan maksimum (Imaks, mm/jam), dan lama hujan (DR, jam). Sedangkan hidrograf
Q(t)
tersusun oleh
peubah-peubah
seperti volume aliran langsung (VB, rn3 atau
mrn),
debit
puncak (QP, m3/detik), waktu capai-puncak (Tp, jam), lama aliran langsung (Tb, jam).
dan
.
Gambar
4.5, Parameter Respons Hidrologi yang Diakibatkan oleh Hujan Lebat
Hubungan
fungsi kedua peubah
tersebut
eelanjutnya
dapat ditulis sebagai berikut : ~(t) = f[P(t); al.12,. .-,an ; bl, bz,. - ., bnl..(4-3)
-
atau
[VB, Qp, T ~ , ' T ~=] fCCP, Imaks, DR3; al,aZ,...,an bl, b2,
...,
bn]
;
...................-----...--(4.4)
a dan b : konstanta Selain
peubah hujan
juga dipertimbangkan
morfometri DAS yang paling berperanan. penelitian aliran
ini
tahapan
yang meliputi analisis hujan, analisis
langsung, dan muatan
Garnbar 4.6.
Adapun
pula
C
suspensi disajikan pada
1
muka iir, suncai (Rekaman LWLR)
1
-;I
Kurve
I- L,--t---'
Koncant raoi I 1
hnolieie I'cuL;.I:
Ilu Jan
7 ,------Analinio Pespons D.i3 borupa has11 a i r I
(Sediment y i e l d )
1
ber~onda bertuhap '' AnaliwZu (step-rlrerecrroi multiple rocrocalon "
Gambar 4 . 6 .
anolysi s)
Diagram Alir Penelitian
Annllris morfonetri DAS S - ~ U ~ DAs E (A) dan bilengan kurva (Curve number)
1
Pembuatan Kurva Kalibrasi
4-4-1.
Kurva kalibrasi ( r a t i n g curve) menggambarkan
kurva
hhbungan antara tinggi muka air sungai dan debit pada suatu
tempat tertentu di
kalibrasi di mempermudah baik
sungai.
Pembuatan
kurva
suatu tempat di sungai dimaksudkan untuk
proses traneformasi data tinggi muka
yang direkam eecara otomatis (AWLR) maupun
air,
secara
manual dengan menggunakan papan duga ke debit. Langkah awal dalam pembuatan kurva kalibraei adalah menentukan lokasi
lokasi pengukuran
yang tepat.
Pemi1ihan
ini mempertimbangkan hal-ha1 sebagai
berikut
(Mutreja, 1982) : 1. Pada
bagian
eungai yang
relatif
lurus
dan
letaknya di sebelah atas dari bangunan air
2. Jauh
dari
percabangan
terpengaruh oleh arus balik
sungai ( back
dan
(bila
tidak
w a t e r f l o w ) yang
ditimbulkhn oleh bangunan air, 3. Dasar sungai relatif stabil, 4.
Lokasi
itu peka
terhadap perubahan muka
air
eungai, dan 5. Mudah dijangkau. Persamaan umum kurva kalibrasi aliran adalah sebagai berikut : Q = a ( H - c )b
..........................
(4.5)
adapun Q
:
debit (m3/detik)
4
a,b : tetapan c
:
perbedaan tinggi antara titik no1 pada mistar ukur terhadap elevasi pada saat debit nol.
Pada penelitian ini, kurva kalibrasi pada setiap Sub
DAS ditetapkan berdasarkan haeil pengukuran debit selama musim hujan tahun 1988/1989. Hal ini dilakukan mengingat bahwa
data debit yang ada
dilakukan
sebelum penelitian
tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya,
sehubungan dengan perubahan konfigurasi dasar yaitu
pembangunan
dam-dam
ini
kecil baru
pada
sungai, lokasi
pengukuran debit. 4.4.2-
Armlisis Sifat-Sifat Hujan
Hasil rekaman penakar hujan otomatis digunakan untuk membuat histogram intensitas hujan (hietograph).
Setiap
?
Sub DAS diwakili oleh sebuah penakar
hujan
otomatis,
selanjutnya diaeumsikan bahwa hujan yang terekam di penakar
tersebut dapat mewakili hujan wilayah DAS yang ber-
sangkutan, ha1 ini mengingat bahwa luas Sub DASnya relatif kecil. Sifat-sifat hujan yang diperhitungkan hujan (PI, intensitas hujan maksimum (Imak,),
(DR), dan yang
ialah total lapa hujan
hujan sebelum aliran langsung yang
diwakili
oleh debit awal.
ditinjau
4-4-3,
Analisis Respons Hidrologi DAS
Langkah awal adalah memilih data berdasarkan kriter
hidrograf
tinggi
muka
hydrogz*aph) dan hujan yang menimbulkan
tersebut.
pertama (stage
air
aliran
langsung
Kriteria untuk hujan yang dipilih berupa hujan
tunggal, menyebar merata di seluruh DAS dan terpisah dari event
kejadian hujan
lainnya (rsirlgle
Dengan bantuan
kurva kalibrasi yang
atau
u~lirnodel).
telah
sebelumnya, data tinggi muka air tersebut
ditentukan
ditransformasi
ke debit, eelanjutnya dibuat hidrografnya. Dengan teknik pemisahan tertentu hidrograf dipisahkan menjadi
aliran langeung
dan
aliran dasar.
Dari hidrograf aliran langsung dapat ditentukan parameter
respons DAS seperti volume
tersebut
beberapa
aliran
langsung
-
(Vg) , waktu capai-puncak (Tp), lama aliran langsung (Tb), debit
puncak (Qp). *
4.4-4.
Analisis Muatan Slrspensi (Suspended Load)
Pengukuran
muatan
suspensi
dilakukan
bersamaan
dengan pengukuran debit aliran dan atau pengukuran tinggi muka
air.
Pengambilan contoh
air
sebagian
pada
waktu
aliran langsung, baik pada saat
dilakukan
air
sungai
naik ataupun saat surut. Metode pengambilan sampel sedinlen nienggunakan cara yang umum ciilakukan, yaitu depth-it?tegra tion
caramethod
dengan menggunakan USCH-48 sedinler~t satnpl er. Sampe1 air (sedimen) ketnudian dianalisis di laboratorium hidrologi Proyek
Kali
Geografi
Konto dan Laboratorium Hidrologi
UGM.
Fakultas
Analisis yang dilakukan meliputi
penya-
ringan, pengeringan, dan penimbangan sampel suspensi. Hal ini
dimaksudkan untuk
mengetahui
konsentrasi
muatan
suspensinya. Rumus yang digunakan adalah : C, = Ws/Vc
.-
.......-....................... ( 4 . 6 )
adapun Cs
:
konsentrasi sedimen (g/l)
Ws
:
berat sedimen kering (g)
vc
:
volume sampel ( 1 )
Kemudian dibuat hubungan antara debit aliran dengan debit suspensi dengan menggunakan persamaan : b .............................. 1. 4. .7) Qs=aQ adapun
Q,
:
debit suspensi (kg/detik)
Q* Q
Q
.
Cs/lOOO
3 : debit aliran ( m /detik)
a,b : konstanta atau koefisien 4-4.5.
Analisis morfometri DAS
Analisis
morfometri dilakukan untuk setiap Sub DAS
yang diteliti. Morfometri DAS dapat diukur langsung pada Peta
Topografi.
Parameter morfometri DAS yang
diukur
adalah parameter yang diduga berpengaruh terhadap respons
DAS, dengan tanpa mengabaikan hasil-hasil penelitian yang
-
pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti Seyhan
(1977), Sri Harto (1985), dan Suyono (1986). s
Beberapa
parameter
morfometri
DAS yang dihitung
ialah sebagai berikut : 1.
3&R4
d-.lhhLKl
Langkah
awal yang dilakukan adalah membatasi
setiap Sub DAS yang diteliti.
luas
Batas DAS ditetapkan pada
Peta Topografi, skala 1 : 50.000.
Luas DAS diukur dengan
dua cara yaitu dengan menggunakan planimeter, dan metode "grid" (grid system). Hasil yang diperoleh adalah nilai rata-ratanyaLuas DAS dinyatakan
dalam
hektar
atau
km2 dan
keliling DAS dinyatakan dalam km.
Kemiringan sungai dihitung dengan rumus
:
. .~- ..)- ).- .. . ..... So = C ( I L i . s ~ ~ ' ~ ~2/ -~..L adapun So
Diukur
(4.8)
': kemiringan sungai ( m per km)
Li
:
panjang sungai dari sub seksi ke-i (km)
Si
:
kemiringan sungai dari sub seksi
ke-i
dari titik pengukuran debit hingga titik
hulunya, diukur dengan kurvimeter.
L dalam km.
di
Kerapatan drainase
(Drainage density)
merupakan
*
nisbah antara panjang seluruh sungai dan anak-anak sungai terhadap luas DAS, dihitung dengan rumus : Dd =
Z LN/A
adapun Dd
.............................
(4.9)
: kerapatan drainase ( - )
LN
:
panjang seluruh sungai (km)
A
:
luas DAS (lon2)
Median elevasi merupakan rataan ketinggian (elevasi) DAS yang dapat dihitung dengan cara membuat kurva
metrik. antara
DAS.
Kurva hipsometrik merupakan
hipso-
kurva kumulatif
luasan dua garis kontur terhadap persentase
luas
Median elevasi DAS ditentukan pada 50 persen
luas
kumulatif DAS.
Dihitung dedgan menggunakan rumus : Sb = m Ci A- 1 .................................(4.10) adapun Sb
':
kemiringan permukaan DAS (m/km)
m
:
total panjang garis kontur (krn)
Ci
: interval kontur (km)
A
: luas DAS (km2)
-.
7 - Nisbah Sirkularitfis (CfrLularitv * r a t i n ) . RG adalah nisbah antara luas DAS dengan luas
lingkaran
yang metnpunyai keliling sama dengan keliling IIAS. Rc = A Ac-1 .................................. (4.11) atau
.
Rc
A/K1 2 ............................... (4.12)
= 4
adapun Rc
"circularity ratio" ( - 1
:
A
: luas
Ac
: luas lingkaran yang kelilingnya sama
DAS ( lon2)
dengan keliling DAS, K1 (km2 ) Penentuan Bi1tmga.n Kurva Aliran Persmrkaan
4.4.6.
(Soil Conservation Service),
SCS
telah
mengembangkan
indeks yang
Arnerika
h'unoff
Curve
Permukaan
(BK).
disebut
Number (CN) atau Bilangan Kurva Aliran
Gerikatj
Bilangan ini menyatakan pengar&--terhadap tanah, keadaan hidrologi,
dan kandungan air sebelwnya
(Arsyad, 1989).
Pada dasarnya ada 3 kelompok faktor.yang harus ditentukan *
untuk menghitung CN.
Tiga faktor tersebut adalah :
1. K l a s i f i k a s i k SCS
tanah
telah
Tanah
mengembangkan suatu
sistem klasifikasi
yang mengelompokkan tanah ke dalam empat
yang
ditandai dengan huruf A , B, C, dan D-
yang
berkaitan dengan keempat kelompok
kelompok
Sifat-sifat
tersebut
disajikan pada Tabel 4.4. sebagai berikut.
adalah
Tabel 4 . 4 .
Kelornpok
Hubungan antara Kelompok Hidrologi Taoah, Karakteristik Tanah, dan Infiltrasi Minimum (Arsyad, 1989) Laju Infiltrasi Minimum (mm/Jam)
Karakteristik Tanah
Pasir dalam, loess dalam, debu yang beragregat.
A
8 - 12
Loess dangkal, lempung berpasir
C
D
Lempung berliat, lempung berpasir dangkal, tanah kadar bahan organik rendah, dan tanah-tanah berkadar liat tinggi
1
Tanah-tanah yang mengembang secara nyata jika basah, liat berat, dan tanah-tanah saline tertentu.
0 - 1
-
4
2. Klasifikasi lhn~lekaPerwtav Tanah -.
Klasifikasi kompleks penutup tanah SCS terdiri atas tiga
faktor, yaitu penggunaan
tanah, perlakuan
tindakan yang diberikan, dan keadaan hidrologi. sekitar
Terdapat
14 macam penggunaan tanah yang dipergunkan
tabel untuk menduga CN (Tabel 4.5). pertanian
seringkali dibagi
ke
dalm
atau
pada
Fenggunaan
tanah
perlakuan
atau
tindakan yang diberikan, seyerti penanaman menurut kontur atau pembuatan teras.
'
Pembagian ini menunjukkan
pengsruhnya terhadap aliran permukaan.
potensi
Kondisi hidrologi
mencerminkan tingkat pengelolaan tanah yang
dipergunakan
yang dibedakan ke dslam kondisi buruk, sedang, dsn baik.
Tabel
4.5.
Bilangan Kurva untuk Berbagai TanahPenutup Tanah (Kondisi Kandungan Air Tanah Sebelumnya : 1 1 dan Ia = 0,2 S)
t
I
l a n u a n rewrrirr I lalrr k r i r l ururrt lerenq vnvrrt lwny wovclt tmtur
bur& --- bait hut kttw - bait tmter L terar - brut t a t u r t t n r r - kit i fadi-pdiut wutrut ltrcaq - kirut I ~ m Ierqq t - kit I 8eauat koatur - bur& M W N ~
I
wawrt teatw tmtw t t n r r tontur & twrr
I I
i 6s i 14 i 04
I63 (13 lU
-- hkitu t
- brlt II Lqurinora liturn ra t a t r rgitiru tuuu padan9 ru-t mmt Rreq - ErNt I marut Inrag - kit I I
I I I I
waUr@ttoatw murut toatur tontar I terrr toatvr t t n r r
-- kit hut - burut
- bit I P ~ d a ~furpt q mqt~bala~ I -- burrt Wag brCI vaurut twtur -bur& i unurut tontar w n m t kontur -3eP= I -.
b l ( 12 19 159 I 1 0 l B
i
IM (50 I64 IS5 I63 $1
iI M
1
1
111 12 113 1'9 I13 61
IBS
I
I
I 101
1:
I)O
l 16
i1 8 6
4 3
139 1 41 125 I b
- bait
is
ir
)IL
is9
i i r ie2
t
1
I Peruratun petrsi
I 49
burnt --- udanp brlt
. .
I I Daerah prdaqaqw 1rn perfDtaa (8% ttdap) I Daerab indurtri (122 tdrp)
I :: I
I I
D
termtam rrtr-rrtr Ledat rir
I1 2000
1000 r a 1300 ra
I
B'
4000 r z
I Jalm uurt
berm rl Ira rrluru ptrkrur91ll air teridl tanrh
65 38 30 25
10 1
. I
~
I
I10 I bt I 79 161 I 61 159 I l l I S 5 114
'
I Prdanq rurput ptong
IS 11II:
I
I
I
I
I
Nilai CN yang diperoleh dari Tabel 4 . 5 . adalah kondiei
kandungan air tanah 11.
Jika
kbndisi
I
CN
dan
111, maka nilai
diperlukan
disesuaikan
menggunakan Tabel 4.6.
.
Tabel 4.6.
Nilai CN untuk Kondisi Kandungan Air Tanah Sebelumnya I dan I1
CN untuk kondisi I1
CN setara untuk kondisi I 111
pada untuk dengan
d
Kandungan
a i r tanah sebelumnya mempengaruhi
dan l a j u a l i r a n permukaan.
volume
Mengingat pentingnya pengaruh
f a k t o r i n i , maka SCS menyusun t i g a k o n d i s i kandungan
air
t a p a h eebelumnya yang d i b e r i t a n d a dengan angka romawi I , 11, . ..
.
dan
111.
Keadaan t a n a h dan
batas
besarnya
curah
h u j a n untuk k e t i g a k o n d i e i kandungan a i r t a n a h eebelumnya tercantum pada Tabel 4 . 7 . Tabel 4 . 7 .
K l a a i f i k a s i AMC dan B a t a s Curah Hujan ( Arsyad , 1989 )
......................................................... Kondisi
Keadaan Tanah
T o t a l Jumlah Curah HuJan 5 h a r i sebelumnya (mm)
.......................... Musim Dorman Musim Tumbuh ......................................................... I
Tanah dalam keadaan k e r i n g t e t a p i t i d a k sampai pada t i t i k l a y u , t e l a h pernah d i t a n a m i dengan h a s i l memuaskan.
I1
Keadaan r a t a - r a t a
I11
Hujan l e b a t a t a u h u j a n r i n g a n dan suhu rendah t e l a h t e r j a d i dalam l i m a h a r i t e r a k h i r , t a n a h jenuh a i r
35
13
13
- 28 28
35 - 53 '
........................................................ Keterangan : AMC = Antecedent Moisture Condi t i o n
53
- -.