BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan bergesernya kecenderungan modus pariwisata dari mass tourism ke individual tourism, tren pembangunan sarana akomodasi di Bali bergeser dari hotel berbintang ke vila. Perkembangan vila yang sangat pesat di Bali disebabkan faktor kesesuaian antara kebutuhan konsumen dan kepentingan investor. Bagi wisatawan, vila menawarkan banyak pengalaman baru yang lebih dari sekedar sarana akomodasi. Ketenangan pribadi (privacy), pelayanan yang akrab layaknya keluarga, dan kedekatan dengan komunitas setempat mampu membuat wisatawan betah untuk tinggal lebih lama. Pada sisi investor, membangun vila dinilai sangat menguntungkan dibandingkan membangun hotel besar dengan sekian puluh atau sekian ratus kamar. Investasi untuk membangun sebuah vila dengan belasan kamar jelas lebih murah dan biaya operasional juga relatif lebih ringan. Sementara itu, keunikan dan kelebihan dari sisi pelayanan sangat memungkinkan untuk membuat tarif sewa vila bisa setara dengan tarif hotel bintang. Ini berarti profit yang sangat besar membuat para pemilik modal tergiur membangun vila di Bali. Pembangunan vila yang sangat pesat antara lain terjadi di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Pelopor vila di Bali adalah The Vila’s yang mulai beroperasi tahun 1998 di Kabupaten Badung.
1
2
Sejak itu, banyak vila menyusul dibangun dalam jumlah mencapai ratusan. Bahkan, hingga akhir tahun 2008 menunjukkan bahwa di seluruh Kabupaten Badung terdapat 711 buah vila (Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, 2010). Pertumbuhan jumlah vila yang sangat pesat, ternyata tidak membuat pasar vila menjadi jenuh. Ini diperlihatkan semakin menjamurnya pembangunan vila, bahkan sampai akhir tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah vila sudah melampui angka 800 vila. Hal ini tidak terlepas dari peran online booking melalui internet telah mengubah proses bisnis yang dijalankan oleh industri akomodasi, termasuk industri vila yang semakin tren belakangan ini. Proses bisnis yang mulanya tradisional dengan adanya keterlibatan perantara sebagai jembatan, antara sisi permintaan dan penawaran perlahan mulai berubah. Sisi vila sebagai supplier saat ini mampu mengkomunikasikan produk mereka secara langsung kepada konsumen melalui media internet yang cukup terjangkau secara finansial, tidak hanya mengkomunikasikan produk mereka, namun internet pun telah dimanfaatkan sebagai media online booking di mana vila dapat menerima pesanan dan menjual kamar secara online langsung ke konsumen. Berdasarkan proses tersebut, internet tidak hanya sebagai media komunikasi melainkan juga sebagai media booking. Peran internet sebagai media booking online pada beberapa industri akomodasi telah menunjukkan tren meningkatkan kinerja pemasaran. Pendapatan yang diperoleh vila melalui booking online mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sebaliknya pada saat bersamaan sumber pendapatan yang lain, diantaranya lain melalui travel agents, voices reservation, dan walk in reservation mengalami tren menurun dari tahun ke
3
tahun. Bahkan, secara global internet telah menjadi sumber utama reservasi industri vila saat ini. Namun demikian, industri vila belum termasuk sebagai salah satu pengguna online booking terbanyak. Padahal, Seminyak telah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata terfavorit di dunia. Fenomena ini diduga karena internet sebagai sarana online booking belum optimal dimanfaatkan oleh industri vila di Bali pada umumnya dan Seminyak pada khususnya, sehingga tidak masuk sebagai salah satu top ten online destination. Hal ini didukung oleh hasil publikasi Bali Hotel Association (2010), yang menunjukkan bahwa hotel berbintang di Bali baru hanya membukukan rata-rata tidak lebih dari 25 persen online booking per tahun yang masih di bawah rata-rata global membukukan 50 persen online booking per tahun dari keseluruhan total penjualan kamar. Penggunaan internet dalam bentuk online booking diharapkan mampu meningkatkan kinerja pemasaran industri vila. Sekalipun demikian, Bali pada umumnya dan Seminyak pada khususnya belum termasuk sebagai sepuluh besar tujuan wisata dengan pencapaian online booking terbesar. Masalah ini diduga terjadi karena potensi internet tidak dimanfaatkan secara maksimal, atau dengan kata lain, online booking industri vila dimaksud belum efektif. Dugaan ini sesuai dengan temuan riset empiris sebelumnya yang menyatakan bahwa content merupakan
faktor
kunci
kesuksesan
efektivitas
online
booking
dalam
meningkatkan kinerja pemasaran (Rachman and Buchman, 1999 dalam Indiani, 2010). Content Website yang perlu diperhatikan oleh industri vila meliputi tiga
4
faktor yaitu (1) faktor kelengkapan data dan informasi, (2) faktor biaya promosi produk jasa, (3) faktor proses transaksi bisnis. Berdasarkan fenomena–fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian ini, maka dalam penelitian ini akan mengangkat dua permasalahan yang terkait dengan pemanfaatan website sebagai sarana online booking pada industri vila yakni keefektifan aplikasi website dalam meningkatkan online booking pada industri vila di Seminyak dan pengaruh kinerja pemasaran terhadap online booking pada industri vila di Seminyak.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah aplikasi website efektif dalam meningkatkan online booking pada industri vila di Seminyak? 2. Apakah pelayanan berpengaruh terhadap online booking pada industri vila di Seminyak? 3. Apakah harga berpengaruh terhadap online booking pada industri vila di Seminyak? 4. Apakah biaya promosi berpengaruh terhadap online booking pada industri vila di Seminyak?
5
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.3.1
Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pelayanan, harga, dan biaya promosi terhadap online booking industri vila di Seminyak. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui efektivitas website dalam meningkatkan online booking pada industri vila di Seminyak. 2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap online booking pada industri vila di Seminyak. 3. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap online booking pada industri vila di Seminyak. 4. Untuk mengetahui pengaruh biaya promosi terhadap online booking pada industri vila di Seminyak.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam. Selain itu, dengan hasil penelitian ini diharapkan pihak akademisi bisa memberikan kontribusi bagi pengembangan
khasanah
Ilmu
Manajemen
Pemasaran
Pariwisata,
6
khususnya terkait dengan efektivitas online booking dan pengaruh kinerja pemasaran pada industri vila di Seminyak. 1.4.2
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi kalangan praktisi industri vila, khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja industri vila berbasis efektivitas online booking sebagai salah satu media pemasaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Tesis Natalia Ruth Sihandrini ”Analisis Efektivitas Pemasaran Online Hotel Berbintang di Bali” Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar 2004 Hasil penelitian tersebut di atas adalah : 1. Nilai indeks ”β” pada Ho antara hotel bintang 3, 4, dan 5 di Bali berbeda. Semakin tinggi klasifikasi hotel ”β” Ho dari situs web yang dimiliki. Nilai indeks ”β” Ho antara hotel – hotel berbintang di Bali dan hotel kelas dunia menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan, artinya bahwa semakin luas cakupan hotel, semakin banyak juga infomasi yang disajikan kepada konsumen, dan semakin tinggi pula indeks ”β” Ho-nya. Nilai indeks ”β” Ho hotel kelas dunia yang lebih besar dari hotel berbintang di Bali juga menunjukkan bahwa dari sudut isi situs web hotel kelas dunia lebih efektif dibandingkan dengan hotel berbintang di Bali. 2.Melihat komponen isi dari situs web hotel – hotel berbintang di Bali menunjukan bahwa situs web hotel di Bali masih bersifat statis, terutama apabila dibandingkan dengan situs web hotel kelas dunia. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen hotel masih menggunakan situs web sebagai alat biaya promosi yang bersifat memberikan informasi kepada konsumen
7
8
hotel yang bersangkutan. Sementara hotel kelas dunia telah menjadikan situs web sebagai alat jual, dengan menciptakan program – program biaya promosi khusus di dalam situs web-nya sehingga situs web menjadi dinamis dan menarik bagi konsumen untuk melakukan pemesanan situs web. Walaupun masih sebagai alat biaya promosi, situs web ternyata juga dapat memberikan pemasukan melalui pemesanan langsung dari konsumen. 2.1.2. Kinerja Pemasaran Kotler (2000 : 15) mendefinisikan bauran pemaran sebagai berikut : “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”. Definisi ini menjelaskan bahwa kinerja pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran. Tanpa adanya perangkat alat ini, pemasaran menjadi sebatas konsep yang tidak dapat direalisasikan. Mc. Charty, (dalam Kotler, 2000: 15) mengklasifikasikan perangkat alat ini menjadi empat kelompok besar yang sering disebut sebagai 4P dalam dunia pemasaran, yaitu Product, Price, Place dan Promotion.
2.2. Deskripsi Konsep Konsep atau definisi merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, sebagai definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep dalam penelitian terdiri atas beberapa pengertian dasar yang secara langsung terkait dengan topik penelitian. Beberapa konsep yang perlu dijelaskan untuk mendapat gambaran ruang lingkup penelitian akan diuraikan berikut ini :
9
2.2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2003:10), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:10), pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer), menentukan pasar sasaran yang paling dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan, dan merancang produk, jasa, serta program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Swastha (2002:10) menyatakan bahwa pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Selanjutnya, Kotler dalam Swastha (2002:7) menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar. Pemasaran jasa yaitu setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu (Rismiati, 2001: 270)
10
Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik. Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an ketika keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan, sehingga pemasaran jasa menjadi salah satu megatrend utama. Akan tetapi, pada era berikutnya terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker, keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian khusus dalam masalah pemasaran jasa. Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa oleh penyedia jasa. Pemasaran hotel menurut Ritherford dalam Yoeti (2001: 9) adalah aktivitas yang menggunakan strategi dan taktik yang direncanakan sedemikian rupa untuk menyampaikan cerita tentang pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu hotel, dengan memberikan rangsangan yang bergairah pada tamu untuk mau memilih pesan yang disampaikan hotel dibandingkan hotel pesaing. Sedangkan Kotler dalam Yoeti (2001: 10) memberikan batasan tentang pemasaran hotel bahwa pemasaran hotel adalah ilmu yang bertujuan untuk menyenangkan tamu dan dari kegiatan itu hotel memperoleh keuntungan. Oleh karena itu Kotler menyebutnya sebagai sensitive serving and satisfying the human needy.
11
2.2.2
Direct Marketing
Sebagai pelaku bisnis, perusahaan harus selalu terbuka dengan semua pilihan penjualan. Dalam perkembangan direct marketing di Indonesia, sudah bukan rahasia lagi ada konotasi negatif terkandung di dalamnya. Tapi juga harus diakui bahwa hampir semua sekolah bisnis utama dunia menganjurkan pola marketing ini. Kuncinya adalah personalifikasi dan semua orang (untuk sesuatu yang dirasa akan memberi keuntungan) suka dilibatkan secara personal. Untuk dunia asuransi ada pendapat bahwa direct marketing tidak akan berjalan karena peran intermediaries yang kuat di industri ini. Pendapat ini bisa diperdebatkan dengan sangat panjang. Direct Marketing adalah suatu sistem pemasaran di mana organisasi tersebut berkomunikasi langsung dengan target konsumennya untuk mendapatkan respon atau transaksi (Kotler, 2002 : 218). Dengan direct marketing, konsumen akan lebih mudah dalam mengakses informasi suatu produk/jasa dan memperoleh produk/jasa tersebut jika konsumen berminat membelinya. (Kotler, 2002 : 218) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk Direct Marketing yang dapat dilakukan adalah : 1. Pengiriman surat/katalog kepada konsumen 2. Teleshopping langsung via telepon 3. Pemasangan iklan di media massa, misalnya : pemasangan infocomercials dan iklan 4. Online marketing
12
Untuk menentukan apakah suatu perusahaan dapat menerapkan direct marketing, perlu dilakukan analisis mendalam mengenai keuntungan dan kekurangan dari pola pemasaran ini. (Kotler, 2002 : 221) kelebihan dari direct marketing ini, yakni : 1. Targeting, merupakan suatu strategi untuk memilih, menyeleksi, dan menjangkau suatu pasar. Dengan direct marketing diharapkan suatu produk/jasa dapat menjangkau target pasarnya, misalnya : pemasangan iklan kosmetik di majalah wanita. 2. Cost Effective, biaya yang dikeluarkan jauh lebih efektif mengingat penjualan yang dilakukan adalah penjualan yang berulang (repeat sales) dengan target pasar yang cukup jelas 3. Control and Accountability, dengan direct marketing
akan mudah
dihitung respon yang muncul dari kegiatan marketing disamping dapat mempermudah pembuatan anggaran biaya promosi. 4. Immediate and Flexible, dalam telemarketing pelayanan dapat dilakukan secara langsung dan cepat. 5. Opportunity to test, dengan direct marketing, kegiatan riset harga, biaya promosi, dan penentuan waktu dapat dengan mudah dilakukan 6. Consumer Database, database konsumen dapat dengan mudah dibentuk dalam Direct Marketing sehingga dapat diraih penjualan yang berulang dari satu pelanggan.
13
7. Long Term Customers, kesempatan untuk membentuk hubungan jangka panjang dengan konsumen dapat dilakukan melalui database konsumen yang sudah ada. 8. Multifunctional, database konsumen dapat digunakan untuk membuat profil
konsumen,
membagi
konsumen
dalam
berbagai
segment,
mengumpulkan informasi tentang suatu produk/jasa dan bahkan mencari alasan seseorang membeli produk/jasa atau tidak. 2.2.3
Website
Website merupakan salah satu media pemasaran bagi hotel yang difungsikan sebagai media komunikasi untuk menyediakan informasi bagi pasar sasarannya dan sebagai media transaksi untuk memfasilitasi aktivitas transaksi secara online. Sebagai media pemasaran, website diharapkan memiliki kinerja yang baik. Kinerja suatu website dilihat dari output yang dihasilkan oleh website tersebut (Eagleton and Dobler, 2007: 164). Output website beberapa diantaranya adalah online booking dan online revenue. (Scharl, Wober and Bauer, 2004) Kinerja website dinyatakan tinggi atau rendah berdasarkan dari nilai output tersebut. Ditinjau dari sudut komunikasi, tinggi atau rendahnya output website berakar dari input website. Input website adalah isi atau content dari suatu website. Content website disebutkan sebagai dasar dari kinerja website yang efektif (Strauss and Hogan, 2001 : 15),
Rachman and Buchanan (1999)
menyatakan bahwa content merupakan faktor kunci kesuksesan website. Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan bahwa website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi. Kekayaan informasi sangat
14
penting pada website yang menyediakan informasi intensif mengenai produk atau jasa (Mahfouz, 2000; Palmer and Griffith, 1998) dan industri perhotelan dikarakteristikan sebagai industri intensif informasi (Doolin et al, 2002; O’Connor, 2003). Temuan tersebut menunjukkan bahwa efektivitas website dipengaruhi oleh faktor input yaitu content dan tingkat kelengkapan content (richness). 2.2.3.1
Input website
Krusialnya peran internet sebagai media pemasaran menuntut pihak manajemen untuk memahami apa yang menjadi faktor sukses website. Bagi perusahaan sangat penting untuk menganalisis faktor-faktor sukses website sebelum mengembangkan aplikasi website untuk perusahaan. Faktor sukses website terdiri dari tiga faktor antara lain content, content quality dan desain web (Strauss and Hogan, 2001 : 58). Saat keuntungan dari bisnis internet sangat potensial (Wan, 2000) namun justru banyak perusahaan yang gagal untuk memanfaatkan potensi website secara efektif (Chung and Law, 2003; Dutta, Kwan and Segev, 1998; Lin and Lu, 2000), sangat jelas bahwa website bisnis harus ditangani secara matang. Burke (2002 : 110) dan Chen and Yen (2004) mengungkapkan bahwa website harus menyediakan fitur-fitur esensial untuk menciptakan pengalaman online yang lebih baik pada pengunjung. Website yang tidak mampu memberikan pengalaman positif menyebabkan pengunjung memutuskan untuk lebih baik datang langsung ke physical store daripada membeli secara online (Van der
15
Merwe and Bekker, 2003) atau berpindah mengunjungi website lain dengan hanya satu klik (Nielsen, 2003). Oleh karena suatu website yang efektif sangat kritikal terhadap kesuksesan suatu bisnis (Jeong and Gregoire, 2003), banyak peneliti dan praktisi menganalisis daftar faktor yang esensial pada website. Law and Wong (2003) mengidentifikasi tiga faktor yang paling penting pada website yang efektif yaitu, tingkat keamanan metode pembayaran online, range harga yang berbeda untuk rangkaian produk dan jasa, dan kemudahan penggunaan. Kanayama, Ogasawara, and Kimijima (2002) mengungkapkan bahwa content dan kemudahan penggunaan merupakan faktor penting dalam konteks upaya meningkatkan keatraktifan website perusahaan. Lebih jauh Sparkes and Thomas (2001) menyebutkan bahwa website yang efektif akan menawarkan informasi yang diperlukan untuk memungkinkan munculnya keputusan pembelian dan juga harus memiliki nilai hiburan. Sigala (2004) mengungkapkan bahwa website harus menyediakan dukungan fungsional yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada setiap tahap keputusan pembelian. Saat ini, menurut Tong, Duffy, Cross, Tsung, and Yen (2005) pengguna internet semakin kritis dan demanding serta memiliki ekspektasi yang lebih tinggi, karena itu pelayanan elektronik yang sempurna harus diberikan untuk memenuhi ekspektasi mereka. Riset-riset sebelumnya juga telah mengetengahkan isu bahwa ketersediaan informasi dan desain web berkontribusi pada kesuksesan web di pasar. Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan bahwa website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi, memberikan informasi
16
lengkap mengenai produk dan jasa, memungkinkan akses cepat pada informasi melalui alat seperti search engine dan menyediakan bantuan keputusan untuk membantu konsumen mengevaluasi rangkaian alternatif. Hamill and Gregory (1997) mengungkapkan bahwa karakter website yang efektif terdiri atas kekayaan informasi (richness), update reguler, jalur informasi yang jelas, interaktivitas dan responsif terhadap feedback pengunjung. Scanlon, Schroeder, Snyder, and Spool (1998) mengungkapkan faktor kunci kesuksesan website terdiri atas content, link, kemudahan navigasi dan kemudahan pemahaman oleh pengunjung. 2.2.3.2
Isi Website
Sebagian
besar riset yang
menganalisis
isu
efektivitas
website
menyimpulkan bahwa content website merupakan faktor kunci kesuksesan website. Kesimpulan tersebut sejalan dengan pernyataan Huizing (2000) bahwa tujuan utama dari sebuah website adalah untuk menyediakan informasi pada pasar. Rachman and Buchanan (1999) mengungkapkan bahwa content merupakan faktor kunci kesuksesan website. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Strauss and Hogan (2001 : 58) bahwa faktor sukses website terdiri dari tiga faktor antara lain content, content quality dan desain web. Web content adalah isi website dalam bentuk textual maupun visual yang merupakan bagian dari pengalaman pengguna saat mengunjungi suatu website. Content dapat berupa text, gambar, suara, video dan animasi. Lou Rosenfeld and Peter Morville dalam bukunya yang berjudul Information Architecture for the World Wide Web (2002 :138) mendefinisikan content sebagai seluruh bagian dari
17
suatu website, yang terdiri atas dokumen, data, aplikasi, e-services, gambar, file audio dan video, halaman web personal, dan email. Istilah content merujuk pada fitur informasi atau pelayanan yang ditawarkan pada website (Ghosh,1997; Huizingh, 2000; Rachman and Buchanan,1999). Sedangkan Stephen (2004) menyatakan bahwa content website tidak hanya terbatas pada subjek, produk atau jasa yang ditawarkan, content juga meliputi solusi dan strategi yang dipergunakan untuk memudahkan pengguna dalam mencapai tujuannya dengan cara menyediakan fasilitas pencari informasi, kemudahan navigasi untuk melakukan transaksi dan memberikan feedback. Untuk organisasi pariwisata seperti hotel, content website memungkinkan hotel untuk menarik perhatian konsumen, mendapatkan informasi mengenai preferensi mereka untuk kemudian mempergunakan informasi tersebut untuk menyediakan komunikasi dan pelayanan terpersonalisasi (Doolin, Burgess, and Cooper : 2002). Telah banyak diungkapkan bahwa efektivitas website merupakan fungsi dari tiga elemen yaitu content, kualitas content dan desain website (Bender, 1997/1998; Breitenbach and Van Doren, 1998; Chen and Sheldon, 1997; Ho, 1997). Spesifik mengenai content, merupakan seluruh fitur yang disediakan oleh website. Dalam
beberapa
tahun
terakhir,
riset
mengenai
hospitality
mempergunakan content sebagai objek analisis. Perhatian yang semakin meningkat pada content disebabkan oleh kesadaran bahwa website content memiliki pengaruh signifikan terhadap penjualan. Jeong et al (2003) menemukan
18
bahwa kepuasan terhadap informasi merupakan pertimbangan utama konsumen dalam mengevaluasi website hotel. Hasil penelitian menemukan bahwa content dan lebih spesifik ketersediaan informasi mampu memunculkan purchase-related behavior. Kesimpulan penelitian ini mengungkapkan bahwa bila pengalaman pengunjung memuaskan terhadap website hotel, mereka akan memiliki kecenderungan untuk melakukan pemesanan kamar. Penelitian mengenai hospitality telah mengeksplorasi content website dari beberapa perspektif. Beberapa penelitian memfokuskan pada isu website content pada area regional tertentu termasuk Taiwan (Wan, 2002), the United States versus France (Procaccino and Miller, 1999), dan Australia (Weeks and Crouch, 1999), penelitian lain berfokus pada isu kinerja website (Chung and Law, 2003; Liang and Law, 2003). Satu studi oleh Zafiropopous, Vrana and Paschaloudis memberikan pandangan khusus terhadap penelitian ini. Penelitian ini menganalisis efektivitas hotel website mempergunakan content sebagai objek yang juga menyertakan pandangan manajemen terhadap tingkat kepentingan setiap fitur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah content yang ditampilkan website hotel justru masih di bawah standar yang dipandang ideal oleh manajemen. Kekurangan paling banyak berada pada content reservasi, hal ini sangat kontradiktif di mana content reservasi merupakan content yang memungkinkan terjadinya transaksi dan sekaligus dinilai paling penting keberadaannya oleh manajemen, justru tidak dieksplorasi dan ditampilkan secara maksimal oleh hotel.
19
2.2.3.3 Isi Kekayaan Informasi
Dalgleish (2000 : 19) mengungkapkan bahwa salah satu hal penting pada pasar virtual adalah kekayaan informasi (richness). Richness dapat digunakan untuk menjelaskan secara detail mengenai suatu informasi (Pan and Fesenmaier, 2002). Richness merupakan kedalaman dan detail informasi yang dapat diberikan kepada pengunjung, hal ini juga merujuk pada kemampuan website untuk meningkatkan pemahaman pengunjung dengan cara mengurangi ketidakpastian dan ambiguitas (Daft and Lengel,1986; Lodhia,2004). Richness diterima sebagai salah satu faktor esensial dalam membentuk tourism-related website, richness memberikan potensi yang lebih tinggi untuk mengurangi asimetri informasi antara konsumen dan produsen. Sigala (2003) mengungkapkan bahwa karena penjual menawarkan banyak informasi akan produk atau jasa, kebutuhan akan transparansi mengenai harga dan vendor meningkat. Kekayaan informasi sangat penting pada website yang menyediakan informasi intensif mengenai produk atau jasa (Mahfouz, 2000; Palmer and Griffith, 1998) dan industri perhotelan dikarakteristikan sebagai industri intensif informasi (Doolin etal, 2002; O’Connor, 2003). I Industri intensif informasi memiliki content informasi yang tinggi dan seharusnya didukung dengan media yang mampu menampilkan kekayaan informasi (Palmer and Griffith,1998), sehingga dipandang perlu bagi sebuah website untuk menyediakan informasi sebanyak mungkin untuk membantu konsumen dalam membuat keputusan pembelian (Mahfouz, 2000).
20
Konsep richness telah digunakan dalam penelitian-penelitian evaluasi website, richness diterjemahkan sebagai kelengkapan informasi yang ditawarkan website dan dalam riset-riset sebelumnya kelengkapan informasi dievaluasi dengan keberadaan sejumlah fitur. Penelitian Zulfikar (1998) mengevaluasi hospitality website mempergunakan framework yang terdiri atas 59 fitur tersebar dalam matriks tiga kali empat yang disusun berdasarkan fungsi (purpose) dan nilai pelanggan (value) yang ditawarkan fitur. Fungsi fitur dibedakan menjadi tiga, diantaranya (1) untuk menyediakan informasi (provision), (2) sebagai media biaya promosi (promotion), (3) sebagai media transaksi (processing). Dalam matriks purpose-value, fitur juga diklasifikasikan berdasarkan nilai pelanggan yang ditawarkan, pertama fitur yang memberikan informasi yang sifatnya umum (general), fitur yang muncul hanya sewaktu-waktu (timely), fitur yang sifatnya terpersonalisasi (customized) dan fitur yang sifatnya sensasional (sensational) karena sifatnya menarik dan umumnya menawarkan diskon instant atau hadiah. Klasifikasi fitur berdasarkan fungsi dan nilai dituangkan dalam matriks purposevalue. Seiring waktu, keberadaan internet sebagai alat pemasaran semakin diterima baik kalangan perusahaan maupun konsumen, konsumen pun menjadi semakin demanding dan memiliki ekspektasi lebih tinggi terhadap performa website terkait kelengkapan informasi yang ditawarkan. Sesuai dengan perkembangan
ini
Zafiropoulous
(2005)
mengevaluasi
website
hotel
mempergunakan 66 fitur yang dikelompokkan ke dalam tujuh kategori content yaitu
facilities
information,
customer
contact
information,
reservation
21
information, surrounding area information, management website, company information dan communication. Framework Zafiropolous (2005). 2.2.3.4
Output Website
(Johnson and Eilola, 2001 ; 71) menjelaskan bahwa efektivitas website dicerminkan dari beberapa indikator output. Indikator ini merupakan output yang diharapkan diperoleh dari operasional website. Hasil studi yang dilakukan oleh Scharl, Wober and Bauer (2004) menyebutkan beberapa indikator yang mencerminkan website yang efektif yaitu : 1). Pendapatan Pendapatan yang diperoleh sebagai hasil dari kegiatan komersial yang dilakukan melalui web. Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa Dalam literatur akuntansi terdapat beberapa pengertian atau definisi pendapatan, antara lain adalah : a). Menurut Niswonger (1992:22), pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barang ataupun jasa yang diberikan kepada mereka. Definisi lain menurut Niswonger (1992:56) bahwa pendapatan merupakan kenaikan kotor atau gross dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien,
22
penyewa harta, peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. b). Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 2). Pertanyaan Pertanyaan yang masuk melalui web, merupakan indikasi bahwa web telah mampu menciptakan ketertarikan pengunjung hingga kemudian melakukan perilaku behavioral dengan mengajukan pertanyaan terkait produk. 3). Kesadaran Mengukur tingkat kesadaran pengguna internet terhadap eksistensi website dengan mengamati popularitas website. Awareness diamati berdasarkan pada level popularitas web pada mesin pencari, web dengan popularitas tinggi akan berada ada jajaran awal tampilan mesin pencari, begitu pula sebaliknya. 4). Orang yang melihat Jumlah permintaan untuk menampilkan halaman-halaman pada web, statistik ini tercatat pada log analysis web. 5). Pemesanan secara langsung Pesanan yang masuk melalui media web, umum disebut online booking.Tolak ukur ini merupakan yang paling sering digunakan untuk mengukur efektivitas website pada hotel.
23
Langkah-Langkah Pemesanan Kamar Secara Langsung di Salah Satu Vila di Seminyak Masuk Ke Website
Pilih / Klik “Reservasi”
Lengkapi Data Reservasi
Kirim Reservasi
Villa Akan Membalas Reservasi
Tamu dan Villa Berkomunikasi Melalui E-mail
Villa Mengatur Reservasi Sampai Kedatangan Tamu
Tamu Tiba di Villa
Gambar 1
24
2.2.3.5
Evaluasi Kinerja Website
Telah diungkapkan sebelumnya bahwa content website merupakan salah satu konsep yang umum dipergunakan dalam mengevaluasi website. Content website dinyatakan berperan krusial dalam membentuk website yang efektif sehingga tingkat kelengkapan content dipergunakan sebagai suatu landasan dalam membentuk website yang efektif (Scanlan, 2008 : 41). Hal ini sejalan dengan temuan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kekayaan informasi sangat penting pada website yang menyediakan informasi intensif mengenai produk atau jasa (Mahfouz, 2000; Palmer and Griffith, 1998) dan industri perhotelan dikarakteristikan sebagai industri intensif informasi (Doolin et al, 2002; O’Connor, 2003). Industri intensif informasi memiliki content informasi yang tinggi dan seharusnya didukung dengan media yang mampu menampilkan kekayaan informasi (Palmer and Griffith,1998), sehingga dipandang perlu bagi sebuah website untuk menyediakan informasi sebanyak mungkin untuk membantu konsumen dalam membuat keputusan pembelian (Mahfouz, 2000). Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan bahwa website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi, memberikan informasi lengkap mengenai produk dan jasa, memungkinkan akses cepat pada informasi melalui alat seperti search engine dan menyediakan bantuan keputusan untuk membantu konsumen mengevaluasi
rangkaian
alternatif.
Rachman
and
Buchman
(1999)
mengungkapkan bahwa content merupakan faktor kunci kesuksesan website.
25
Salah satu penelitian berbasis content-analysis yang mengevaluasi kinerja website dari aspek kelengkapan content adalah oleh Zafiropolous (2005), Zafiropoulos (2005) merekomendasikan susunan website yang efektif harus memenuhi tujuh dimensi informasi yaitu facilities information, customer contact information, reservation-price information, surrounding area information, management of the website, company information, dan communication. Konsep yang dikembangkan oleh Zafiropoulos tersebut diadaptasi dari penelitian oleh Chung and Law (2003) yang pada awalnya mempergunakan hanya lima dimensi informasi. Konsep ini sudah diuji melalui berbagai riset yang mengukur efektivitas website, khususnya tourism website yang telah dilakukan di beberapa kawasan Asia Pasifik dan Yunani. Tujuh dimensi informasi oleh Zafiropoulos. Di samping content-based analysis, salah satu metode untuk mengevaluasi website adalah dengan mempergunakan pandangan dari pengguna website atau dari para ahli (Wober, Scharl, Natter, and Taudes, 2002). Penilaian dari para pengguna website dan para ahli dapat memberikan evaluasi objektif terkait kinerja website (Grossnickle and Raskin, 2001 : 53). Pandangan pihak manajemen ataupun konsumen telah banyak digunakan pada riset-riset evaluasi hotel website sebelumnya, beberapa diantaranya riset oleh Chung and Law (2003), Law and Cheung (2006), Liang and Law (2003), Zafiropoulos et al (2005). Aspek content dan penilaian manajemen digunakan untuk mengevaluasi kinerja website hotel berbintang di Bali. Content website dalam penelitian ini diukur dengan mengamati tingkat kelengkapan fitur yang dimiliki oleh website, sedangkan kriteria manajemen terhadap content website yang efektif adalah
26
penilaian rating oleh para manajer responden terhadap fitur yang penting keberadaannya untuk membentuk suatu website yang efektif. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara kriteria manajemen terhadap fitur yang penting dimiliki website dengan tingkat kelengkapan fitur website di lapangan. Dari pembandingan ini akan dapat diamati bilamana terdapat kesenjangan antara kriteria website yang efektif dengan kinerja aktual website di lapangan dan sekaligus menjawab rumusan permasalahan pertama terkait kemampuan website hotel berbintang di Bali menampilkan fitur yang dinilai penting oleh manajemen.
2.2.4 Evaluasi Online Booking System
Berdasarkan media yang ada bisa dilakukan evaluasi kinerja online booking dengan salah satunya membuka www.tripadvisor.com. Dari web ini akan diketahui hotel/vila yang mempunyai posisi bagus dalam penggunaan online bookingnya (data terakhir sampai tanggal 3 Februari 2011 dapat terlihat posisi hotel / vila di Seminyak) sebagai berikut : 1). The Samaya Bali Lokasi
: Jalan Laksmana, Pantai Seminyak, Bali
Website
: www.thesamayabali.com
2). Surf Haven Bali Lokasi
: Jalan Laksmana, Seminyak, Bali
Website
: www.surfhavenbali.com
27
3). Vila Air Bali Lokasi
: Jalan Lebak Sari, Petitenget, Seminyak, Bali
Website
: vila-airbali.com
4). Uma Sapna Vila Lokasi
: Jalan Drupadi No. 20xx Basangkasa, Seminyak Bali
Website
: www.umasapna.com
5). Dusun Vila Bali Lokasi
: Jalan Kayu Jati No. 8, Petitenget, Seminyak, Bali
Website
: www.the-dusun.com
2.2.5 Definisi Vila
Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tentang Standar Usaha Vila, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Tahun 2010 disebutkan bahwa vila adalah jenis akomodasi yang terdiri dari satu atau lebih unit bangunan yang berdiri sendiri yang menyediakan jasa penginapan dan jasa lainnya dengan mengutamakan privasi dan pelayanan yang dikelola secara profesional dengan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2.2.6 Bauran Pemasaran/The Service Marketing Mix
Kotler (2005:15) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai berikut : ”Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”.
28
Definisi ini menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran. Tanpa adanya perangkat alat ini, pemasaran menjadi sebatas konsep yang tidak dapat direalisasikan. Mc Carthy, (dalam Kotler, 2000:15) mengklasifikasikan perangkat alat ini menjadi empat kelompok besar yang sering disebut 4P dalam dunia pemasaran, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion. Bauran pemasaran yang digunakan oleh sebuah perusahaan dalam memasarkan produknya harus dapat mempengaruhi saluran distribusi dan juga konsumen akhir. Strategi perusahaan dalam bauran pemasaran terbagi atas 2 (dua) tahap, yaitu tahap pertama berupa bauran penawaran, yang mencakup produk, pelayanan, dan harga yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. Tahap berikutnya adalah bauran biaya promosi, yang merupakan alat-alat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai rantai distribusi dan juga konsumen yang disasar. Perusahaan dapat mengubah harga, jumlah tenaga penjual, dan pengeluaran untuk iklan dalam waktu singkat. Tetapi untuk menciptakan produk baru dan memodifikasi rantai distribusi diperlukan waktu yang cukup panjang (Kotler, 2000:16). Oleh sebab itu sebuah perusahaan umumnya hanya melakukan sedikit perubahan pada strategi bauran pemasaran pada setiap periodenya. Lauternborn (dalam Kotler, 2000:16) menyarankan agar strategi 4P (Product, Price, Place, dan Promotion) bagi penjual dapat selaras dengan 4C (Customer Solution, Customer Cost, Convenience, dan Communication) dari konsumen. Empat C menunjukkan bentuk dari manfaat yang diperoleh dan
29
dirasakan oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Dari variabel yang ada hanya tiga variabel yang diambil yaitu pelayanan, harga, dan biaya promosi.
2.2.7 Pemasaran Berbasis Internet
Markplus Research (2010) menemukan bahwa jumlah populasi di Indonesia meningkat tajam yaitu 45 juta orang. Kotler (2000 : 663) menyatakan bahwa pengguna internet berusia muda menggunakan internet sebagai alat hiburan dan sosialisasi. Sementara untuk pengguna berusia kerja menggunakan internet untuk investasi atau yang bersifat serius. Kotler (2000 : 664) mengidentifikasi beberapa keuntungan yang diperoleh konsumen melalui kemajuan teknologi internet ini, yaitu: 1) Konsumen dapat memperoleh informasi yang obyektif mengenai beberapa merek dari suatu produk, termasuk informasi mengenai biaya, harga, fitur dan kualitas tanpa harus menunggu bantuan dari tenaga penjual. 2) Konsumen dapat langsung menanyakan informasi yang diperlukan kepada produsen. 3) Konsumen dapat mendesain apa yang mereka perlukan. 4) Konsumen dapat menggunakan agen pencari dan meminta beberapa produsen sekaligus untuk memberikan penawaran. Pemasaran dengan cara on-line ini juga memberi manfaat kepada pemasaran (Kotler, 2000 : 665) diantaranya :
30
1) Penyesuaian yang cepat terhadap situasi pasar, perusahaan dapat menambah produk yang ditawarkan. 2) Biaya yang lebih murah; pemasar on-line terhindar dari biaya pemeliharaan toko, biaya sewa, biaya listrik dan biaya lainnya. Perusahaan juga dapat membuat katalog secara digital dengan biaya yang jauh lebih murah daripada mencetak katalog dan pengirimannya. 3) Membangun hubungan komunikasi; pemasar on-line dapat berkomunikasi dengan konsumen dan mempelajari konsumennya, pemasar juga dapat medownload laporan-laporan yang bermanfaat. 4) Mengukur jumlah yang hadir, pemasar dapat mempelajari berapa jumlah konsumen yang mengunjungi situs web-nya, dan berapa jumlah konsumen yang berhenti pada tempat tertentu di dalam situsnya. Informasi ini dapat membantu dalam meningkatkan penawaran dan iklan.
2.2.8
Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Berdasarkan informasi dari (http://wss-id.org) sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahun 1940 Dimulainya pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi pada masa Perang Dunia II yang digunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.
31
2. Tahun 1945 Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan hypertext. Pada masa ini penggunaan hypertext sudah berkembang seiring dengan perkembangan desain website yang saat ini berkembang. 3. Tahun 1946 Pada masa kurun waktu ini teknologi komputer digital pertama di dunia ENIAC I dikembangkan walaupun belum begitu banyak pemakai tetapi teknologi komputer sudah digunakan instansi-instansi tertentu. 4. Tahun 1948 Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan transistor. 5. Tahun 1957 Jean Hoerni mengembangkan transistor planar. Teknologi ini memungkinkan
pengembangan
jutaan
bahkan
milyaran
transistor
dimasukan ke dalam sebuah keping kecil kristal silikon. USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan Sputnik sebagai satelit bumi buatan pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) di bawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam bidang militer.
32
6. Tahun 1972 Pada masa ini Ray Tomlinson menciptakan program e-mail pertama yang digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh menggunakan teks. E-mail dapat dikatakan sebagai surat elektronik. 7. Tahun 1973-1990 Istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian dikenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari
DARPA.
Pada
tahun
1981
National
Science
Fondation
mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. Kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantaranya: DARPA, ARPANET, DDN, dan Internet Gateway. 8. Tahun 1991-Sekarang Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Pada tahun 1992 pembentukan komunitas internet, kemudian diperkenalkan istilah World Wide Web (WWW) oleh CERN. Pada tahun 1993, NSF membentuk interNIC untuk menyediakan jasa pelayanan internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), jasa registrasi (oleh Network Solution Inc), dan jasa informasi (oleh General Atomics/CERFnet).
33
Pada tahun 1994 pertumbuhan internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah ke dalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone. Langkah ini memulai pengembangan teknologi informasi
khususnya
internet
dan
penelitian-penelitian
untuk
mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dikenal dengan sebagai Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi (Haryanto, 2008 : 3). Teknologi informasi (Information Technology) dalam Oxford English Dictionary mendefinisikan teknologi informasi sebagai hardware dan software, dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya terdapat dalam konteks bisnis atau usaha. Menurut Martin (1999), teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi. Sementara itu, Williams dan Sawyer (2003) mengungkapkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
34
2.2.8.1 Internet Imadewira (2009) mendefinisikan internet sebagai rangkaian atau jaringan sejumlah
komputer
yang
saling
berhubungan.
Internet
berasal
dari
kata interconnected-networking. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan suatu jaringan (network) dengan jaringan lainnya di seluruh dunia. Media yang menghubungkan bisa berupa kabel, kanal satelit, ataupun frekuensi radio. Jaringan
internet
bekerja
berdasarkan
suatu
protokol
(aturan).
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah protokol standar yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan di dalam internet sehingga data dapat dikirim dari satu komputer ke komputer lainnya. Setiap komputer diberikan suatu nomor unik yang disebut dengan alamat Identity Personel (IP) Sejarah internet dimulai dari Advanced Research Project Agency Network (ARPANet), yaitu sebuah proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Pada tahun 1969 dilakukan sebuah riset tentang bagaimana cara menghubungkan suatu komputer dengan komputer lainnya atau membentuk suatu jaringan. Pada tahun 1970 mereka berhasil menghubungkan lebih dari 10 komputer yang membentuk jaringan. Kemudian tahun 1973 jaringan ARPANet mulai dikembangkan di luar Amerika Serikat. Sejarah internet berlanjut ketika komputer di University College di London ikut bergabung dengan jaringan ARPANet. Pada tahun-tahun selanjutnya jaringan ini semakin berkembang.
35
Pada tahun 1982, karena banyaknya komputer yang bergabung maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang menghubungkan semua komputer dan jaringan dan dibentuklah
Transmission Control Protocol/Identity Personel.
Kemudian di tahun 1984 diperkenalkan sistem penamaan domain yang dikenal dengan DNS (Domain Name System). Internet kemudian tumbuh secara pesat di tahun 1990-an hingga sekarang. Beberapa hal yang berhubungan dengan internet adalah: WWW, HTTP, URL. WWW (World Wide Web) merupakan bagian dari internet yang cepat berkembang dan paling populer. WWW merupakan jaringan beribu-ribu komputer yang dikategorikan menjadi dua yaitu: client dan server. Dua hal yang perlu diperhatikan adalah software web server dan software web browser. HTTP (Hypertext Transfer Protocol) adalah protokol yang menentukan aturan yang perlu diikuti oleh web browser dan web server. HTTP merupakan protokol standar yang digunakan dalam mengakses dokumen HTML. Sementara itu, URL (Uniform Resource Locator) adalah suatu sarana untuk menentukan informasi pada suatu web server. URL dapat diibaratkan sebagai suatu alamat. URL terdiri atas: (1) Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil informasi; (2) Nama komputer (server) di mana informasi tersebut berada; dan (3) Jalur (path) serta nama file dari suatu informasi. Sebagai contoh URL adalah http://www.detiksport.com/sepakbola/index.php, dengan rincian sebagai berikut: •
http adalah protokol yang digunakan
•
www.detiksport.com adalah nama host atau server komputer di
mana informasi yang dicari berada
36
•
sepakbola adalah jalur (path) dari informasi yang dicari.
•
index.php adalah nama file di mana informasi tersebut berada.
2.2.8.2 WWW (World Wide Web) Berdasarkan http://id.wikipedia.org/wiki/World_Wide_Web, Waring Wera Wanua atau World Wide Web (disingkat sebagai www atau web) adalah suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal global yang disebut sebagai Uniform Resource Identifier (URI) untuk mengidentifikasi sumberdaya-sumberdaya yang berguna. WWW sering dianggap sama dengan internet secara keseluruhan, walaupun sebenarnya ia hanyalah bagian daripadanya. WWW (World Wide Web) merupakan kumpulan web server dari seluruh dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk dapat digunakan bersama. WWW atau biasa disebut web adalah bagian yang paling menarik dari Internet. Melalui web, dapat mengakses informasi-informasi yang tidak hanya berupa teks tetapi bisa juga berupa gambar, suara, video, video, dan animasi. Fasilitas ini tergolong masih baru dibandingkan surel (email), sebenarnya www merupakan kumpulan dokumen-dokumen sangat banyak yang berada pada computer server (web server), di mana server-server ini tersebar di manca negara termasuk Indonesia, dan terhubung menjadi satu melalui jaringan internet. Dokumen-dokumen informasi ini disimpan atau dibuat dengan format HTML (Hyper Text Markup Language). Suatu halaman dokumen informasi dapat terdiri atas teks yang saling terkait dengan teks lainnya atau bahkan dengan dokumen lain. Keterkaitan halaman lewat teks ini disebut sebagai hyper text. Dokumen infomasi ini tidak hanya terdiri atas teks saja tetapi dapat juga berupa gambar,
37
mengandung suara, bahkan klip video. Kaitan antar-dokumen yang seperti itu biasa disebut hypermedia. Dengan demikian maka yang dimaksudkan dengan www adalah sekelompok dokumen multimedia yang saling terkoneksi menggunakan hyperteks link. Dengan mengklik hyperlink, maka bisa berpindah dari satu dokumen ke dokumen lainnya.
WWW adalah suatu program yang ditemukan oleh Tim
Berners-Lee pada tahun 1991. Awalnya Berners-Lee (1991)
hanya ingin
menemukan cara untuk menyusun arsip-arsip risetnya. Untuk itu, dia mengembangkan suatu sistem untuk keperluan pribadi. Sistem itu adalah program peranti lunak yang diberi nama Equire. Dengan program itu, Berners-Lee (1991) berhasil menciptakan jaringan terkait antara berbagai arsip sehingga memudahkan informasi yang dibutuhkan. Inilah yang kemudian menjadi dasar dari sebuah revolusi yang dikenal sebagai web. WWW dikembangkan pertama kali di Pusat Penelitian Fisika Partikel Eropa Centre Europeen pour la Recherche Nucleaire (CERN), Jenewa, Swiss. Pada tahun 1989 Berners-Lee membuat proposal untuk proyek pembuatan hypertext secara global, kemudian pada bulan Oktober 1990, 'World Wide Web' sudah bisa dijalankan dalam lingkungan CERN. Pada musim panas tahun 1991, WWW resmi digunakan secara luas pada jaringan internet. 2.2.8.3 Situs Web Berdasarkan informasi dari http://www.anneahira.com/ mengemukakan bahwa website atau situs merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data, teks, gambar, data animasi, suara, dan gabungan dari semuanya,
38
baik yang bersifat statis maupun yang bersifat dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Secara terminologi, pengertian website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs/link, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (www) di internet. Berdasarkan
informasi
dari
http://www.anneahira.com/situs-belanja-
4605.htm bahwa website pertama kali ditemukan pada tahun 1991 oleh Sir Timothy John, Tim Berners-Lee. Pada 1991 website terhubung dengan jaringan. Tujuan dari dibuatnya website pada saat itu yakni untuk mempermudah tukar menukar dan memperbaharui informasi kepada sesama peneliti di tempat mereka bekerja. Website dipublikasikan ke publik setelah adanya pengumuman dari CERN pada tanggal 30 April 1993. CERN menyatakan bahwa website dapat digunakan secara gratis oleh semua orang.
Ada dua macam jenis website, yakni yang
website statis dan website dinamis. Website statis adalah website yang informasinya merupakan informasi satu arah, yakni hanya berasal dari pemilik software-nya saja. Umumnya website ini bersifat tetap, jarang berubah, dan hanya bisa di update oleh pemiliknya saja. Contoh dari website statis ini, yaitu profil perusahaan. Website dinamis merupakan website yang mempunyai arus informasi dua arah, yakni yang berasal dari penguna dan pemillik, sehingga peng-update dapat dilakukan oleh pengguna dan juga pemilik website. Contoh dari website dinamis ini, antara lain: Friendster, Multiply, Facebook.
39
Unsur-unsur yang harus ada dalam penyediaan website atau situs di antaranya sebagai berikut. 1) Nama Domain (Domain name / URL –Uniform Resource Locator) Alamat unik di dalam dunia maya (internet) yang berguna untuk menemukan sebuah website. Umumnya URL ini diperjualbelikan dengan sistem sewa tahunan. Biasanya di belakang URL ini mempunyai akhiran sesuai dengan lokasi dan kepentingan atas dibuatnya website tersebut, sebagai contoh adalah co.id 2) Rumah Tempat Website (Web Hosting) Web Hosting merupakan ruangan yang terdapat dalam hard disk antara lain sebagai tempat penyimpanan data, file, video, email, dan database yang nantinya akan ditampilkan di dalam website tersebut. 3) Bahasa Program (Scripts Program) Bahasa Program merupakan bahasa yang digunakan untuk menterjemahkan setiap perintah pada saat website tersebut sedang dijalankan.contoh dari bahasa program, antara lain HTML, PHP, Java Script, XML, dan JSP. 4). Desain Website Pendesainan website merupakan hal yang penting. Faktor userfriendly harus diterapkan dalam pembuatan desain sebuah website. Membuat pemakai website merasa nyaman dan mudah dalam penggunaannya membuat pemakai website akan terus mengunjunginya.
40
5). Program Transfer Data ke Pusat Data FTP (File Transfer Protocol) merupakan akses yang diberikan pada saat kit memesan web hosting, FTP berguna untuk memindahkan file-file website yang ada pada komputer kita ke pusat web hosting agar dapat terakses ke seluruh dunia.
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Berpikir
Evaluasi Kinerja Online Booking
Penilaian Manajemen
Content Online Booking
Kriteria Content Penting
Kelengkapan Content
Karakteristik Online Booking
Pengaruh Kinerja Pemasaran Terhadap Online Booking
Analisis Efektivitas Online Booking
Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian
41
42
3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1) Terdapat efektivitas website dalam meningkatkan online booking pada industri vila di Seminyak. 2) Terdapat pengaruh searah dan signifikan pengaruh pelayanan terhadap online booking industri vila di Seminyak. 3) Terdapat pengaruh searah dan signifikan pengaruh harga jual terhadap online booking industri vila di Seminyak. 4) Terdapat pengaruh sarah dan signifikan pengaruh biaya promosi terhadap online booking industri vila di Seminyak.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metoda eksplanatory yang didukung oleh data kuantitatif dan data kualitatif berbasis variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam hal ini, adalah pelayanan, biaya promosi, dan harga. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini online booking.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, sedangkan sebagai objek penelitian ini adalah pengaruh kinerja pemasaran terhadap online booking industri vila di Seminyak. Alasan Kelurahan Seminyak digunakan sebagai lokasi penelitian karena Seminyak merupakan pusat lokasi vila yang ada di Bali. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2011.
4.3. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis, dan sumber data yang digunakan untuk mendukung analisis adalah :
43
44
4.3.1. Jenis Data 4.3.1.1 Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka dan dapat diukur, yang dalam penelitian ini berupa data mengenai pelayanan, biaya promosi, harga, dan online booking. 4.3.1.2 Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa keterangan-keterangan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, yang dalam penelitian ini berupa online booking, dan industry pariwisata lainnya. 4.3.2. Sumber Data Data menurut sumbernya yang digunakan dalam penelitian ini sumber data sekunder yaitu data yang diolah dan disusun oleh lembaga pemerintah dan lembaga lain, seperti pelayanan, Biaya promosi, harga, dan online booking yang diperoleh dari Diparda Kabupaten Badung, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dan Bali Vila Association.
4.4. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas, dan variabel terikat. Variabel bebas adalah suatu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam hal ini adalah Pelayanan, Biaya promosi, Harga. Sedangkan variabel terikat adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain, dalam hal ini adalah online booking Industri Vila di Seminyak di Seminyak.
45
4.5. Teknik Pengumpulan Data Di dalam teknik pengambilan data, digunakan beberapa teknik pengambilan yaitu : 4.5.1. Teknik Wawancara Teknik wawancara yaitu untuk mendapatkan data dengan jalan melakukan wawancara, khususnya terkait dengan data pelayanan, biaya promosi, harga, dan online booking yang diperoleh dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bali maupun Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dan dari angota Bali Vila Association. 4.5.2. Observasi Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung untuk mengetahui dari dekat tentang Pelayanan, Biaya promosi, Harga, dan online booking yang diperoleh
dari Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Badan Pusat Statistik
provinsi Bali dan Bali Vila Association. 4.5.3. Populasi dan Sampel Berdasarkan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Badung tahun 2010, jumlah vila yang berada di Kelurahan Seminyak sebanyak 340 dan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 60 vila. 4.6. Alat Analisis Di dalam menganalisis pengaruh Pelayanan, Biaya promosi, Harga, dan online booking digunakan beberapa analisis yaitu:
46
4.6.1. Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh pelayanan, biaya promosi, harga, dan online booking, penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah online booking Industri Vila di Seminyak (Y). Variabel bebas adalah pelayanan (X1), harga (X2), dan biaya promosi (X3) Menurut Nata Wirawan (1998:294), persamaan regresi linier berganda sampel dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : ββ Y i = β0 + β1 X 1 + β2 X 2 + β3 X 3 + e ...………………....……………… (1) Keterangan : Yi = Online Booking Industri Vila di Seminyak b0 = Bilangan konstan b1, b2,b3 = Koefisien garis regresi X1 = Kapuasan Pelanggan X2 = Harga X3 = Biaya promosi ei = Kesalahan pengganggu 4.6.2. Uji t Analisis ini digunakan untuk menentukan signifikansi masing-masing koefisien, pada persamaan regresi berganda atau untuk menguji pengaruh variable Pelayanan (X1), Harga (X2), dan Biaya promosi (X3) berpengaruh secara parsial terhadap online booking. Menurut Nata Wirawan (1998:306) pengujian secara parsial (uji t) dapat dilakukan dengan tahap pengujian sebagai berikut :Rumusan hipotesis 4.6.2.1 H 0 : β1 = 0, berarti Pelayanan tidak berpengaruh secara nyata
dan
positip terhadap online booking industry vila di Seminyak H1 : β1 > 0,
berarti Pelayanan berpengaruh secara nyata dan positip terhadap online booking industri vila di Seminyak
47
4.6.2.2 H 0 : β2 = 0,
berarti harga tidak berpengaruh secara nyata dan positip terhadap online booking industri vila di Seminyak
H 1 : β2 < 0, berarti harga berpengaruh secara nyata dan positif terhadap online booking industri vila di Seminyak 4.6.2.3 H 0 : β3 = 0, berarti biaya promosi tidak berpengaruh secara nyata dan positip terhadap online booking industri vila di Seminyak H 1 : β3 > 0, berarti biaya promosi berpengaruh secara nyata dan positip terhadap online booking industri vila di Seminyak Dalam penelitian ini menggunakan uji satu sisi dengan taraf nyata ( α ) sebesar 5%. Atau tingkat keyakinan 95% sedangkan df = n – k, dengan n adalah ukuran sampel. Pada regresi ini dan k adalah banyaknya variabel regresi. Untuk menghitung nilai statistik uji satu sisi secara
parsial (t hitung), menurut Nata
Wirawan (1998 : 306) dapat dirumuskan sebagai berikut : t0
=
b1 − β1 ............................................................................................ (2) Sb 1
Keterangan : b1 β1 Sb1 I 1 2 3
= koefisien regresi parsial yang ke – i (i = 1,2) dari regresi sampel. = koefisien parsial yang ke -i (i = 1,2) dari regresi populasi = kesalahan standar (standar error) koefisien regresi sampel. = sektor (i = 1,2, dan 3) = Pelayanan = Harga = Biaya promosi
Adapun daerah kritisnya dapat dilihat pada Gambar 3 berikut :
48
Daerah Penolakan H0
t α (n-k) Gambar : 3 Daerah Pengujian Penolakan, dan Penerimaan H0 dengan Uji t - Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. - Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. 4.6.3. Uji F Digunakan untuk menguji pengaruh variable bebas (Pelayanan, Biaya promosi, Harga) secara simultan
terhadap online booking industri vila di
Seminyak dengan tahap pengujian sebagai berikut : Rumusan hipotesis. 4.6.3.1 H 0 : β1= β2 = β3 = 0, berarti Pelayanan, Harga, Biaya promosi tidak berpengaruh
nyata
dan
simultan
terhadap
online booking industri vila di Seminyak H 1 : β1
≠ β2 ≠ β3 = 0,
atau paling tidak
satu dari β1
≠ 0 (i =
1,2, dan dan 3), berarti Pelayanan, Harga, Biaya promosi
berpengaruh
terhadap
online
Seminyak.
nyata
booking
dan
industri
simultan vila
di
49
4.6.3.2 Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% ( α = 5%) derajat kebebasan pembilang = (k-1), derajat kebebasan penyebut = (n-k), maka F tabel = F α
(k-1) (n-k)
4.6.3.3 Untuk menghitung nilai statistik uji satu sisi secara simultan (F hitung) menurut Nata Wirawan (1998 : 307) dapat dirumuskan sebagai berikut :
R2
F =
k −1 ................................................................................... ( 3) (1 − R ) (n − k ) 2
Keterangan : R2 = koefisien determinasi k = banyaknya variabel dalam model regresi n = ukuran sampel Liahat Gambar 4 berikut : Dearah Penolakan H0
Fα Gambar : 4 Daerah Pengujian Penolakan, dan Penerimaan H0 dengan Uji F
(k-1) (n-k)
50
- Apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. - Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Kreteria pengujian : Pada level of signifikan
α = 5% dan df (k-1)(n-k), didapatkan apabila nilai F -
hitung > F – tabel, maka H0 ditolak, dan H1 diterima, ini berarti variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat. Dan jika F – hitung ≤ F – tabel, maka H0 diterima yang berarti variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat. 4.6.4. Analisa Median Analisa median merupakan analisis terhadap 30 fitur berdasarkan peringkat nilai rata-ratanya. Jumlah 30 (tiga puluh) diambil karena merupakan setengah dari 59 fitur yang di observasi dan mengacu kepada hasil observasi yang menunjukkan bahwa fitur yang ada dalam situs web vila di Seminyak berjumlah kurang dari 30. 4.7. Analisa Kerangka Purpose-Value Nilai rata – rata setiap kolom yang dinyatakan dengan persentase, dari evaluasi terhadap situs web hotel berbintang di Bali dan situs web hotel kelas dunia dinyatakan dalam table 9 berikut ini. Tabel 1 Persentase Fitur yang Ada Dalam Kerangka Purpose-Value
Umum Sesaat Penyesuaian Sensasional
Kelengkapan 47% 15% -
Bali - Bintang 3 Biaya promosi 24% 40%
Pemrosesan 32% -
51
Umum Sesaat Penyesuaian Sensasional
Kelengkapan 43% 11% 10% -
Bali - Bintang 4 Biaya promosi 28% 10% 35%
Pemrosesan 36% -
Umum Sesaat Penyesuaian Sensasional
Kelengkapan 47% 25% 20% -
Bali - Bintang 5 Biaya promosi 32% 20% 35%
Pemrosesan 40% -
Kelengkapan 53% 38% 10% 20%
Dunia Biaya promosi 40% 40% 70% 65%
Pemrosesan 40% 7% 100%
Umum Sesaat Penyesuaian Sensasional
Tabel di atas menunjukan bahwa 12 kolom yang ada dalam kerangka Purpose-Value Ho, tidak semuanya terisi. Situs web hotel bintang 3 (tiga) di Bali hanua ada 5 (lima) kolom yang terisi, situs web hotel bintang 4 (empat) dan 5 (lima) sama – sama mengisi 7 (tujuh) kolom; sedangkan situs web hotel kelas dunia mengisi 11 (sebelas) kolom. Dari banyaknya kolom yang terisi pada situs web hotel kelas dunia, terlihat bahwa hotel – hotel kelas dunia telah menjadikan situs web sebagai sarana penjualan kamar hotelnya. Besarnya persentase dari kolom – kolom yang berada
52
di bawah biaya promosi dibandingkan dengan hotel – hotel di Bali menunjukan pula bahwa hotel kelas dunia telah berusaha menciptakan program – program biaya promosi untuk menarik konsumen agar melakukan pemesana melalui situs web-nya. Hal ini sekaligus menunjukan bahwa hotel kelas dunia telah menetapkan target penjualan melalui situs web dan menjadikan situs web sebagai alat untuk menjual kamar – kamarnya. Tabel 3 juga menunjukan bahwa sampai saat ini lebih banyak hotel berbintang di Bali yang hanya mengelola program biaya promosi yang bersifay umum. Biaya promosi melalui sitrus web tampaknya belum dikelola secara serius oleh hotel berbintang di Bali. Kondisi ini juga menunjukan bahwa hotel di Bali masih lebih megandalkan kamar hotelnya melalui agen perjalanan wisata. Pemrosesan melibatkan piranti lunak yang canggih untuk mendukung setiap proses yang terjadi. Kecanggihan piranti lunak yang digunakan dalam mendukung situs web sangat dipengaruhi oleh kebijakan manajemen setiap hotel dalam menentukan jumlah investasinya dalam pembangunan situs web. Hasil evaluasimenunjukan bahwa hotel kelas dunia mampu menyajikan fitur- fitur yang terkait dengan proses yang berarti bahwa hotel kelas dunia telah menggunakan situs web untuk tujuan menjaring konsumen melaui situs web. Secara keseluruhan, tabel 3 menunjukan bahwa situs web hotel berbintang di Bali hampir semua kolom yang berada di atas garis diagonal kerangka Purpose-Value,sementara situs web hotel kelas dunia telah memenuhi hampir semua kolom. Hal ini menunjukkan bahwa situs web hotel kelas dunia bersifat lebih dinamis, sementara situs web hotel berbintang di Bali masih bersifat statis.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Situs Web Berdasarkan data yang terkumpul dapat diberikan informasi tentang karakteristik situs web yang menjadi sampel penelitian, yaitu kata kunci, jumlah link, dan peringkat berdasarkan jumlah akses. 5.1.1
Kata Kunci Kata- kunci atau keyword adalah kata-kata yang digunakan oleh pengguna
internet untuk mencari informasi melalui mesin pencari. Jika pengguna internet memerlukan informasi mengenai vila yang murah di kawasan Seminyak, maka data mengenai hal tersebut dapat di peroleh dengan mengetikkan kata “cheap vila Seminyak” pada mesin pencari. Mesin pencari akan memunculkan nama-nama situs web vila murah yang berlokasi di Seminyak. Kata-kunci diambil dari kata-kata yang ada di dalam situs web. Pemilihan terhadap kata yang akan di jadikan kata-kunci harus dipertimbangkan dengan baik karena kata-kunci terkait dengan target pemasaran. Jumlah kata-kata yang menjadi kata-kunci dalam suatu situs web sebaiknya lebih dari satu. Semakin banyak kata yang dijadikan kata-kunci, semakin mudah konsumen menemukan situs web tersebut.
53
54
5.1.2
Jumlah Link Jumlah link menunjukkan berapa banyak situs web lain yang melakukan
link ke situs vila tertentu. Semakin banyak link yang terjadi, semakin besar kemungkinan situs web untuk diakses oleh pengguna internet. Rata – rata jumlah
link
yang terjadi yang dilakukan melalui mesin
pencari Yahoo untuk vila di kawasan Seminyak adalah sebesar 544.000 links. Melalui mesin pencari Google, rata – rata jumlah link yang terjadi untuk vila di kawasan Seminyak adalah sebesar 4.770.000 links.
5.2 Pengambilan Sampel Situs Web Vila di Kawasan Seminyak Pemilihan dan pengambilan sampel untuk situs web vila di Seminyak di lakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sample yaitu dengan cara mengetikkan kata “vila di Seminyak” pada kolom yang tersedia pada mesin pencari Google, dan kemudian meng-klik pada kotak yang bertuliskan ‘Google Search’ setelah itu mesin pencari Google akan mencari dalam data-base yang dimilikinya semua situs web yang mempunyai kaitan dengan kata ‘vila di Seminyak’. Hasil dari pencarian mesin Google menampilkan sebanyak 4.770.000 populasi situs web yang memiliki kaitan dengan kata ‘vila di Seminyak’. Dari hasil yang ditampilkan ini, penulis melakukan penyaringan terhadap situs-situs yang merupakan situs web vila di Seminyak sehingga diperoleh sebanyak 60 nama situs (Lampiran 1).
55
5.3 Evaluasi Situs web Walaupun pemanfaatan internet sebagai alat komersial berkembang dengan cepat, terutama dalam bentuk situs web, tetapi peranan bisnis on-line dirasakan belum segnifikan. Salah satu penyebabnya adalah karena pendekatan yang tidak tepat sehingga sulit untuk memasuki pasar (penetrasi). Untuk dapat membantu mengindentifikasi pendekatan yang tepat, maka harus diketahui terlebih dahulu mengenai nilai yang ingin diciptakan di dalam situs web. Sebagai suatu tahap awal, Ho (1997:2) mengembangkan kerangka umum untuk mengevaluasi situs web dari perspektif nilai tambah yang dirasakan oleh konsumen. Kerangka yang diajukan mencakup 2 aspek, yaitu aspek tujuan bisnis (purpose) dan nilai (value). Aspek tujuan bisnis (purpose) terdiri atas: 1. Kelengkapan data dan informasi (provision). 2. Biaya promosi dari produk dan jasa (promotion) 3. Pemrosesan transaksi bisnis (processing)
Dan aspek nilai (value) yang terkandung dalam situs web, meliputi: 5. Umum (general) 6. Sesaat (timely) 7. Penyesuaian (customized) 8. Sensasi yang diperoleh (sensational)
Secara keseluruhan, kerangka Purpose-Value yang dikembangkan oleh Ho digambarkan dalam kerangka matrix tiga kali empat sebagai berikut:
56
Tabel 2 Kerangka Purpose – Value, model Ho (1997) Purpose
Value General Timely Customized Sensational
Provision
Promotion
Processing
(data&
(product &
(business
information) General-provision Timely-provision Customized-
services) General-promotion Timely-promotion Customized-
transaction General-processing Timely-processing Customized-
provision Sensational-
promotion Sensational-
processing Sensational-
promotion
processing
provision Sumber : Zulfikar (1998:33)
Martini (dalam Zulfikar, 1998:34) menyatakan bahwa kerangka matriks Purpose-Value disusun sedemikian sehingga matriks semakin berorientasi kepada konteks dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Zulfikar (1998:23) juga menyatakan bahwa isi dari kerangka Purpose-Value berubah sifatnya dari statis ke dinamis dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Kerangka Ho ini telah digunakan untuk berbagi penelitian yang berkaitan dengan web, seperti tinjauan terhadap 1000 situs web komersial di Amerika Utara (Ho, 1997:2) dan 25 situs web dari sekolah bisnis dan akademis yang ada di Amerika Ho (dalam Zulfikar, 1998:32) juga melakukan studi perbandingan terhadap 1.800 situs web di Amerika, Australia, Taiwan, Singapore, Hongkong, Inggris, Perancis, Jerman dan Itali. Kerangka Ho menunjukkan bagaimana teknologi digunakan untuk biaya promosi produk dan jasa. Bagaimana teknologi digunakan untuk melengkapi data
57
dan informasi pariwisata, dan bagaimana teknologi digunakan dalam pariwisata untuk memproses transaksi bisnis (Zulfikar, 1998:32). Fitur yang masuk dalam ketegori biaya promosi (promotion) adalah beberapa cara biaya promosi seperti penghargaan yang pernah di peroleh, sertifikat ISO ataupun penghargaan dari konsumen. Informasi mengenai fasilitas yang ada dalam hotel, paket program, dll, termasuk dalam kelengkapan (profisional) informasi bagi wisatawan. Tetapi paket program baru dimasukkan sebagai sebagai biaya promosi yang bersifat sesaat (timely). Fasilitas yang menunjang transaksi bisnis, misalnya fasilitas pemesanan kamar secara on-line, dimasukkan dalam kategori pemrosesan (processing). Timely (sesaat) dalam hal ini menunjukkan informasi yang peka terhadap waktu. Informasi baru, pwnawaran khusus, dan konsultasi on-line merupakan contoh dari informasi yang peka terhadap waktu. Customized (penyesuaian) didasarkan pada kecenderungan preferensi konsumen. Mencari Database hotwel berdasarkan harga, lokasi, fasilitas dan style hotel memberikan nilai sesuai pesanan konsumen. Fitur lainnya seperti potongan harga, free holidays, dansejenisnya, masuk dalam ketegori sensasional. Fitur lsinnys ysng tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari ke tiga jetegori di atas, menjadi bagian dari ketegori umum (general).
Tabel 3 Kerangka Purpose-Value Untuk Pariwisata 2.
Kelengkapan (Data & Information) Product services on sales (tours, flight ticket,
Biaya promosi (Product & Jasa 35. Awards for company or its web site
Pemrosesan (Transaksi bisnis) 48. E-mail 49. On-line
58
U M U M
3.
4.
5. 6. 7.
8.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17.
18. 19. 20. 21.
Customized product services, etc) Travel schedule planners(time and dates of tours, flight schedule etc) Information on programs ctivities (detailed activities on tracking, skiting, fishing, etc) Inneraries information (pictures, plan, routes, Places, etc) Maps (of tours, routes, cities, tour, Destination, etc) Transport information (how to get there, distance from other places, flight, bus/train schedule, etc) Travel guides (history, location info, where To shop/dine, local culture/social issue, safety, local language, customs, law/regulations/govt, policy, etc. Tips/FAQ (frequently asked questions) Important organization contacts (visa, customs, travel agent, police, etc) Information on payment methods(VISA, Master Card cheque on line transfer) Information on –line security transaction. Information on warranty & return policies. Travel insurance information. Company information (name, founder, year Founded, etc) Contact information(picture of staffs, Contact person, ph,fx/USD, number, address, etc mparative Product information with other companies, Financial reports, growth information, etc) Research data (customer survey or other Survey result) Hot links to other travel tourism Information Multi language support (Japanese, French, etc). Price of product/services
36. 37.
38. 39.
(forum awards, best (0% site award, etc). Logo brand name Affiliations with big companies Organization (e.g. World Tourism Organization) or very important (e.g. Minister of Tourism) Accreditation (e.g. ISO 9001) Testimonials ( from customers, Important person/organization)
40. Special offers on
reservation/ordering 50. Digital signature/encryptio n Facility 51. On-line customer service/ Consulting 52. Job status tracking (a facility to Tract weather a flight or part Of a tour is cancel/ delayed
53. Automatic plan
59
S E M E N T A R A
P E N Y E S U A I A N S E N S A S I O N A L
22. Availability checking (rooms, flight, etc) 23. New-information (new package tours, New facilities, etc) 24. Chat discussion forum. 25. Calendars event information (festivals, Sport events) 26. Press release. 27. Employment opportunities. 28. Company stock quotes. 29. Weather report 30. Exchange rates. 31. Current time (e.g: tour destination) 32. Search engine for tourism database in general. 33. Automatic facility to customize news Report in travel tourism.
product services (on a limited time) 41. Web cam (camera connected to a Website to broadcast an event
change (a facility to automatically change your bookings when one chain of a tour is delayed/cancelled. 54. Facility for interactive Brokering. 55. On-line option (tours, ticket Flight, etc)
42. Search engine for a companies protect services 43. Automatic facilities to customize Travel plan (flight, itinerary, hotel Transport, budget, etc).
56. Automatic suggestion to safe Money 57. Automatic proposal based on Where you have been. 58. Air miles calculator need with Individual’s frequent flyer Program.
34. Multimedia (e.g. downlo adable video Clips, virtual tour facility) 35. Catchy information display (e.g. using Java applets)
44. Outstanding web
59. Surprise ”discount/bonuses/ Present winner (after processing
Berdasarkan
kerangka
design 45. Discounts 46. Contest sweepstakes 47. Something free (e.g free gift, free Holidays, free soft were.
Purpose-Value,
Zulfikar
(1998:34)
mengembangkan dan mengelompokan informasi-informasi di dalam situs web yang terkait dengan aktivitas pariwisata ke dalam ketegori – kategori yang ada. Hasil pengembangan Zulfikar (1998 : 35) pada table 4 menunjukkan bahwa dalam kerangka Purpose-Value terdapat informasi mengenai komponen-komponen bauran pemasaran. Walaupun dinyatakan dalam ketegori yang berbeda-beda dan
60
terlihat membaur, tetapi informasi seperti harga, lokasi, biaya promosi dan produk (4P) seperti yang telah diuraikan sebelumnya, merupakan bagian dari informasi yang terdapat di dalam kerangka Purpose-Value .Hal ini menunjukkan bahwa isi dari situs web tidak terlepas dari strategi pemasaran dari pemilik web yang bersangkutan.
5.4 Evaluasi Fitur Situs Web Evaluasi terhadap fitur-fitur yang ada dalam situs web dilakukan dengan melihat informasi, baik berupa foto maupun kalimat, yang terdapat dalam setiap situs web yang dipilih. Hasil evaluasi terhadap situs web vila di kawasan Seminyak secara terperinci dapat dilihat pada (Lampiran 2). Sebagai bahan analisa atas situs web vila di Seminyak adalah data yang telah diolah dan terdapat dalam (Lampiran 3).
5.5 Data Kualitatif Data kualitatif berupa wawancara dengan pihak yang bertanggung jawab terhadap situs web merupakan konfirmasi dari hasil evaluasi yang telah dilakukan. Pemilihan sampel vila untuk wawancara ditentukan oleh posisi situs web dalam mesin pencari Google. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan vila yang memiliki situs web dengan posisi pertama untuk setiap dengan klasifikasinya.
5.6 Analisa Hasil Observasi Situs Web 5.6.1
Jumlah Fitur
61
Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa fitur-fitur yang terdapat dalam situs web berbeda untuk setiap vila. Jumlah fitur yang berbeda antara klasifikasi vila di Seminyak menunjukkan bahwa semakin banyak fasilitas yang dimiliki oleh sebuah vila, maka semakin banyak juga informasi yang dapat diberikan kepada konsumen. Dari ke-59 fitur dalam observasi ini, terdapat 13 (tiga belas) fitur dominan yang nilai rata-ratanya diatas 0.5 dalam situs web vila di Seminyak. Ketiga Belas fitur tersebut adalah produk, program/aktivitas, peta, transportasi, petunjuk perjalanan, kontak, pilihan bahasa, harga, pengecekan ketersediaan, informasi yang mudah diperoleh, penawaran khusus, e-mail, reservasi online. Ketiga belas fitur tersebut di atas menujukkan bahwa vila di Seminyak memiliki nilai tambah yang lebih besar dalam memberikan informasi kepada konsumen dan menarik perhatian konsumen. 5.6.2
Analisa Median Analisa median merupakan analisis terhadap 30 fitur berdasarkan
peringkat nilai rata-ratanya. Jumlah 30 (tiga puluh) diambil karena merupakan setengah dari 59 fitur yang di observasi dan mengacu kepada hasil observasi yang menunjukkan bahwa fitur yang ada dalam situs web vila di Seminyak berjumlah kurang dari 30. Lampiran 3 menunjukkan 30 peringkat fitur berdasarkan nilainya dalam situs web vila di Seminyak, dari 59 fitur yang ada dalam kerangka Purpose Value. Perbedaan jumlah fitur dalam situs web juga menunjukan bahwa setiap vila di Seminyak memiliki strategi bauran pemasaran yang berbeda. Adanya perbedan ini
62
juga dapat disebabkan oleh perbedaan dari tujuan pembangunan situs web setiap vila. Fasilitas yang dimiliki oleh setiap vila di Seminyak dan target pemasaran setiap vila. 5.6.3
Analisa Kerangka Purpose-Value Nilai rata-rata setiap kolom yang dinyatakan dengan persentase dari
evaluasi terhadap situs web vila di Seminyak dinyatakan dalam tabel 9 berikut ini. Tabel 4 Persentase Fitur yang Ada Dalam Kerangka Purpose-Value Vila di Seminyak Biaya Umum Sesaat Penyesuaian Sensasional
Kelengkapan promosi Pemrosesan 41% 31% 34% 27% 38% 17% 6% 1% 48% 23% 48%
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 12 kolom yang ada dalam kerangka Purpose-Value Ho, terdapat 11 (sebelas) kolom yang terisi. Berdasarkan banyaknya kolom yang terisi pada situs vila di Seminyak, terlihat bahwa vila di Seminyak telah menjadikan situs web sebagai sarana penjualan kamar hotelnya. Vila di Seminyak telah berusaha menciptakan program-program untuk menarik konsumen agar melakukan pemesanan melalui situs web-nya. Selain itu website vila-vila di Seminyak juga sangat menarik pada tampilan awalnya, yang akan membuat konsumen ingin selalu melanjutkan pencariannya di website vila yang ada di Seminyak. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa vila di Seminyak telah menetapkan target penjualan melalui situs web dan menjadikan situs web sebagai alat untuk menjual kamar-kamarnya.
63
Pemrosesan melibatkan piranti lunak yang canggih untuk mendukung setiap proses yang terjadi. Kecanggihan piranti lunak yang digunakan dalam mendukung situs web sangat dipengaruhi oleh kebijakan manajemen setiap vila dalam menentukan jumlah investasinya dalam pembangunan situs web. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa vila di Seminyak mampu menyajikan fitur-fitur yang terkait dengan proses yang berarti bahwa vila di Seminyak telah menggunakan situs web untuk tujuan menjaring konsumen melalui situs web. Secara keseluruhan, Tabel 4 menunjukkan bahwa situs web vila di Seminyak memenuhi hampir semua kolom yang berada diatas garis diagonal kerangka Purpose-Value.
5.7 Analisa Isi Situs Web Pada Lampiran 3, dapat terlihat bahwa fitur-fitur yang menjelaskan mengenai produk dan lokasi kepada konsumen. Kolom ini lebih menitikberatkan kepada bauran penawaran, yang dalam hal ini adalah produk/jasa, biaya promosi yang ditawarkan, serta testimoni dari para tamu vila yang terkait dengan pelayanan vila di Seminyak. Komponen harga terdapat pada kolom kelengkapan informasi yang bersifat sesaat. menunjukkan bahwa situs web vila di Seminyak telah memasukkan komponen harga dalam bauran pemasarannya. Komponen biaya promosi dalam kerangka Purpose-Value ini dipilah menjadi 4 kelompok yaitu biaya promosi yang bersifat umum, biaya promosi besifat sesaat, biaya promosi yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan konsumen
64
dan biaya promosi yang bersifat sensasional. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa tujuan utama dari pembangunan situs web vila di Seminyak pada umumnya adalah sebagai sumber informasi bagi konsumen.
5.8 Kreteria Pengujian - Tingkat Kepercayaan (α = 5%) - Durbin Watson tabel (K’=3; n = 14), maka : dl
= 0,77;
du = 1,78
4-dl
= 4 – 0,77 = 3,23
4-du = 4 – 1,78 = 2,22 Nilai Durbin Watson (d-hitung) = 1,496 (Lampiran 4a)
5.9 Koefisien Regresi Berganda Nilai koefisien regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh Pelayanan (X1), harga (X2), dan biaya promosi (X3) terhadap online booking industri vila Seminyak (Y). Dengan bantuan program SPSS versi 17,0 diperoleh hasil seperti Tabel 5 Tabel 5 Hasil Regresi Linear Berganda
65
Variabel bebas
Koefisien regresi
Standar Error
Standardiized Koefisien Regresi
X1 17,878 2,018 0,751 X2 -14,495 7,442 -0,562 X2 1,110 0,335 0,854 Konstante = -106.940 Durbin Watson R Square = 0,995 F – hitung Adjusted R = 0,990 Sig Sumber : Hasil Analisis Lampiran 4a
t-hitung
8,859 -1,948 3,309 = 3,288 = 206.878 = 0,001
Sig
0,003 0,147 0,045
Persamaan regresi Y= -106.940 + 17,878X1 – 14,495X2 + 1,110X2 + e Model regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 5.9.1
Variabel Pelayanan Variabel jumlah Pelayanan (X1) memiliki pengaruh positif terhadap variabel vila di Seminyak (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai p value 0,003 lebih kecil dari α = 0,05 serta memiliki koefisien regresi β1 = + 17.878, hal ini berarti apabila jumlah Pelayanan (X1) meningkat sebesar satu persen, sedangkan variabel indepennden lainnya konstan, maka online booking indust vila Seminyak (Y) meningkat sebesar 17,878 persen. Sebaliknya, jika Pelayanan (X1) menurun sebesar satu persen, sedangkan variabel independen lainnya konstan, maka online booking industry vila di Seminyak (Y) menurun 17,878 persen.
5.9.2
Variabel Harga Variabel harga (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap online booking industry vila di Seminyak, dengan p value 0,147 lebih besar dari alpha 0,05 artinya harga tidak berpengaruh signifikan terhadap online booking industri vila di Seminyak. Hal ini dapat dilihat dari nilai p value
66
0,147 lebih besar dari α = 0,05 serta memiliki koefisien regresi β1 = -14.495 hal ini berarti apabila harga (X2) meningkat sebesar satu persen, sedangkan variabel indepennden lainnya konstan, maka online booking industri vila di Seminyak (Y) menurun sebesar 14.495 persen. Sebaliknya, jika harga (X2) menurun sebesar satu persen, sedangkan variabel independen lainnya konstan, maka online booking industri vila di Seminyak (Y) meningkat 14.495 persen. 5.9.3
Variabel Biaya promosi Variabel Biaya promosi (X3) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
online booking industri vila di Seminyak dengan p
value 0,045 lebih kecil dari α 0,05 dengan nilai koefisien regresi β3 = 1.10, hal ini berarti apabila biaya promosi (X3) meningkat sebesar satu persen, sedangkan variabel independen lainnya konstan, maka online booking industry vila di Seminyak (Y) meningkat sebesar 1.110 persen. Sebaliknya apabila biaya promosi (X3) menurun sebesar satu persen, sedangkan variabel independen lainnya konstan, maka variabel online booking industry vila di Seminyak (Y) menurun sebesar 1.110 persen. 5.9.4
Koefisien Determinasi Diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,995 atau sebesar 99,5% yang artinya varian online booking industri vila di Seminyak dipengaruhi oleh variabel Pelayanan (X1), harga (X2), dan biaya promosi (X3) secara bersama-sama sebesar 99,5%. Sedangkan 0,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar ke tiga faktor tersebut.
67
Berdasarkan hasil analisis koefisien regresi berganda dengan analisis data ke dua menghasilkan, harga
berpengaruh tidak signifikan
terhadap online booking industri vila di Seminyak (Y), (Lampiran 4a).
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Analisa Median Analisa median dilakukan untuk melihat kecenderungan konsumen dalam proses pemilihan fitur-fitur di web yang paling dominan. Hasil dari 30 fitur yang diteliti menunjukkan nilai rata-ratanya diatas 0,20, dimana dari ke 30 fitur tersebut didominasi oleh fitur-fitur yang menjelaskan mengenai produk dan lokasi kepada konsumen.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa vila-vila
di
Seminyak
lebih
menitikberatkan kepada bauran penawaran, yang dalam hal ini adalah produk/ jasa, biaya promosi yang ditawarkan, serta testimoni dari para tamu vila yang terkait dengan pelayanan vila di Seminyak. Hasil dari analisa median telah sesuai dengan bauran pemasaran yang ada yaitu strategi 4P selaras dengan 4C. Untuk 4C tersebut, terlihat dari kepuasan konsumen yang menginap di vila di kawasan Seminyak terutama dari hasil testimoni yang ada.
6.2. Analisa Purpose Value Berdasarkan analisa purpose value diperoleh hasil dari 12 kolom yang ada hanya 1 kolom yang tidak terisi. Nilai persentase dari 11 kolom tersebut berkisar antara 1% - 48%. Hal ini .menunjukkan bahwa aspek tujuan bisnis (purpose) dan aspek nilai (value) memegang peranan sangat penting. Aspek kelengkapan data dan informasi yang sensasional mendapatkan nilai 48%. Hal ini menunjukkan
68
69
bahwa informasi awal serta tampilan awal di website sangat penting. Selain itu pemrosesan transaksi bisnis yang sensasional mendapatkan nilai 48%. Hal ini menunjukkan adanya surprise “discount / bonuses” sangat dinantikan oleh konsumen. Sedangkan yang tidak mendapatkan nilai adalah pemrosesan transaksi bisnis yang sensasional seperti : perubahan rencana perjalanan, fasilitas interactive brokering dan online option. Hal ini dikarenakan konsumen biasa melakukannya sendiri terutama untuk online option dalam hal tiket pesawat, rencana tour dan lain sebagainya. Untuk aspek kelengkapan data dan informasi yang umum, mendapatkan hasil 41%. Hal ini berarti data dan informasi yang umum seperti informasi produk, informasi aktivitas yang disediakan untuk konsumen,
contact
information, dan sejenisnya berpengaruh besar bagi konsumen untuk mengakses website vila dan menjadikan website menjadi lebih efektif. Hasil Purpose Value tersebut telah sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Strauss and Hogan yang menyatakan bahwa content website menjadi dasar dari kinerja website yang efektif. Selain itu menurut Rachman and Buchanan bahwa content merupakan factor kunci kesuksesan website.
6.3. Pengujian Koefisien Regresi (Uji Hipotesis) 6.3.1
Pengaruh Pelayanan Terhadap Online Booking Industri Vila di
Seminyak Dengan Uji t. Pengujian koefisien regresi dengan uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh (besar dan arah) variabel independen secara parsial
70
yaitu Pelayanan (X1) terhadap variabel dependen online booking industri vila di Seminyak (Y), langkah pengujiannya sebagai berikut : Rumusan Hipotesis H0 : β1 = 0,
berarti Pelayanan tidak berpengaruh secara nyata dan positip terhadap online booking industri vila di Seminyak.
H1 : β1 > 0,
berarti kepuasan pelangan berpengaruh secara nyata dan positip
terhadap
online
booking
industri
vila
di
Seminyak. Dalam penelitian ini menggunakan uji satu sisi kanan dengan taraf nyata ( α )
sebesar 5%. Atau tingkat keyakinan 95% sedangkan df = n –
k - 1, dengan n adalah
ukuran sampel yaitu : 7 – 3 – 1 = 3, maka
diperoleh t tabel untuk menentukan besarnya t tabel = t (5%); df (3) = t (0,5; 3) = 2,353 (Lampiran 5) Daerah pengujian apabila t hitung > t tabel (2,353), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Apabila t hitung < t tabel (2,353), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
71
Daerah pengujian seperti pada Gambar 5.1 Daerah Penolakan H0
0
2.353
t
Gambar : 5.1 Daerah penerimaan dan penolakan H0 Daerah Uji t untuk Pelayanan. Kesimpulan yang diperoleh, dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) hasil estimasi koefisien regresi variabel Pelayanan (X1) terhadap variabel dependen online booking industry vila di Seminyak (Y). Tingkat signifikansi koefisien regresi (β1) diuji dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika besar t hitung > t tabel, dapat diartikan bahwa koefisien regresi (β1) signifikan secara statistik, sebaliknya jika t hitung < t tabel, maka dapat disimpulkan tidak signifikan. Perhitungan pada Lampiran 4a diperoleh nilai t hitung = 8,859, t tabel 2.353 berarti nilai t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak dan menerima H1 yang berarti bahwa pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap online booking industry vila di Seminyak.
72
6.3.2
Pengaruh Harga Terhadap Online Booking Industri Vila di Seminyak
Dengan Uji t. Pengujian koefisien regresi dengan uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh (besar dan arah) variabel independen secara parsial yaitu harga (X2) terhadap variabel online booking industri vila di Seminyak (Y), langkah pengujiannya sebagai berikut : Rumusan Hipotesis H 0 : β2 = 0,
berarti harga tidak berpengaruh secara nyata dan positip terhadap online booking industri vila di Seminyak
H1 : β2 < 0,
berarti harga berpengaruh
secara
nyata dan
positif
terhadap online booking industri vila di Seminyak. Dalam penelitian ini menggunakan uji satu sisi kiri dengan taraf nyata (α )
sebesar 5%. Atau tingkat keyakinan 95% sedangkan df = n – k - 1,
dengan n adalah ukuran sampel yaitu : 7 – 3 - 1 = 3, maka diperoleh t tabel untuk menentukan besarnya t tabel = t (5%); df (3) = t (0,05; 3) = 2.353 (Lampiran 5) Daerah Pengujian Apabila t hitung > t tabel (2.353), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila t hitung < t tabel (2.353), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
73
Daerah pengujian seperti pada Gambar 5.2 Daerah Penolakan H0
-2.353
-1,948
0
t
Gambar : 5.2 Daerah penerimaan dan penolakan H0 Daerah Uji t untuk Harga Kesimpulan : Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) hasil estimasi koefisien regresi variabel independen harga (X2) terhadap variabel Online booking industri vila di Seminyak (Y). Tingkat signifikansi koefisien regresi (β2) diuji dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika besar t hitung > t tabel, dapat diartikan bahwa koefisien regresi (β2) tidak signifikan secara statistik, sebaliknya jika t hitung < t tabel, maka dapat disimpulkan signifikan. Dari perhitungan pada Lampiran 4a diperoleh nilai t hitung = -1,948, t tabel -2.353 berarti nilai t hitung > t tabel, maka H 0 menerima dan H1 ditolak yang berarti bahwa Harga berpengaruh tidak signifikan terhadap Online booking industri vila di Seminyak.
74
6.3.3
Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Online Booking Industri Vila di
Seminyak Dengan Uji t. Pengujian koefisien regresi dengan uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh (besar dan arah) variabel independen secara parsial yaitu biaya promosi (X2) terhadap variabel online booking industri vila di Seminyak (Y), langkah pengujiannya sebagai berikut : Rumusan Hipotesis H 0 : β3 = 0,
berarti biaya promosi tidak berpengaruh secara nyata dan positif terhadap online booking industri vila di Seminyak.
H 1 : β3 > 0,
berarti biaya promosi berpengaruh secara nyata dan positif terhadap online booking industri vila di Seminyak.
Dalam penelitian ini menggunakan uji satu sisi kanan dengan taraf nyata ( α )
sebesar 5%. Atau tingkat keyakinan 95% sedangkan df = n –
k - 1, dengan n adalah ukuran sampel yaitu : 7 – 3 -1 = 3, maka diperoleh t tabel untuk menentukan besarnya t tabel = t (5%); df (10) = t (0,5; 10) = 2.353 (Lampiran 5) Daerah Pengujian Apabila t hitung > t tabel (2.353), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Apabila t hitung < t tabel (2.353), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
75
Daerah pengujian seperti pada Gambar 5.3 Daerah Penolakan H0
0
2.353 3,309
t
Gambar : 5.3 Daerah penerimaan dan penolakan H0 Daerah Uji t untuk Biaya promosi Kesimpulan Dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil biasa atau
Ordinary Least Square (OLS) hasil estimasi koefisien regresi variabel independen Biaya promosi (X2) terhadap variabel online booking industri vila di Seminyak (Y). Tingkat signifikansi koefisien regresi (β3) diuji dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika besar t hitung > t tabel, dapat diartikan bahwa koefisien regresi (β3) signifikan secara statistik, sebaliknya jika t hitung < t tabel, maka dapat disimpulkan tidak signifikan. Dari perhitungan pada Lampiran 4a diperoleh nilai t hitung = 3,309, t tabel 2.353 berarti nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan menerima H1 yang berarti bahwa Biaya promosi berpengaruh positif signifikan terhadap online booking industri vila di Seminyak.
76
6.4. Pengaruh Pelayanan, Biaya Promosi, dan Harga Secara Simultan Terhadap Online Booking Industri Vila di Seminyak Pengujian ini digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independen (pelayanan, biaya promosi, dan harga) secara simultan terhadap variabel online booking industry vila di Seminyak (Y) dengan menggunakan uji F. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : Rumusan Hipotesis : H 0 : β1= β2 = β3= 0, berarti Pelayanan, Biaya promosi , dan Harga jual tidak berpengaruh nyata dan simultan terhadap online booking industri vila di Seminyak H 1 : β1
≠ β2 ≠ β3 ≠
0, atau paling tidak
satu
dari
βi ≠ 0 (i = 1,2, dan
3), berarti Pelayanan, Biaya promosi, Harga berpengaruh nyata dan simultan terhadap online booking industri vila di Seminyak Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% ( α
= 5%) derajat
kebebasan pembilang (k-1) = (4-1) =3, derajat kebebasan penyebut (n - k) = (7-4) = 3, maka F tabel = 9,28 (Lampiran 4a) Kreteria pengujian : Apabila F hitung > F tabel (9.28) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Apabila F hitung < F tabel (9.28) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Untuk daerah penolakan dan penerimaan terlihat pada Gambar 5.4 Pengujian Koefisien Regresi (Uji Hipotesis)
77
Dearah Penolakan H0
0
9,28
206.878
F
Gambar : 5.4 Daerah Penolakan dan Penerimaan H0 dengan Uji F untuk Pelayanan, Biaya promosi, dan Harga secara simultan. Tabel 6 Hasil Uji F Model
Sum of Squares
df
Regresion 1.210E13 3 Residual 5.010E12 10 Total 1.711E13 13 Sumber : Hasil Analisis Lampiran 4 Pada level of signifikan
Mean Square
F Hitung
F Tabel
sig
4.033E12 5.010E11
8,050
3,71
0,005
α = 5% dan df (4-1)(14-4), didapatkan apabila
nilai F hitung > F – tabel, maka H0 ditolak, dan H1 diterima, ini berarti variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat. Dan jika F – hitung ≤ F – tabel, maka H0 diterima yang berarti variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat. Dari hasil perhitungan analisis regresi dengan program SPSS versi 17,0 pada Lampiran 4a diperoleh F hitung = 206.878 dan F tabel = 9.28. Karena F hitung lebih besar dari F tabel, maka H 0 ditolak dan menerima H1, ini berarti
78
bahwa variabel Pelayanan, Biaya promosi, dan Harga secara simultan atau serentak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen online booking
industri vila di Seminyak.
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan Dari keseluruhan tahapan dalam penelitian ini maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Website vila di Seminyak efektif dibuktikan dengan analisa median
terhadap figur situs website vila dengan rata-rata di atas 0,2, dengan menggunakan analisa kerangka purpose-value menunjukkan bahwa dari 12 kolom yang ada dalam kerangka tersebut hanya 1 kolom yang tidak terisi. Dibandingkan hasil penelitian yang menjadi acuan penelitian ini menunjukkan website vila di Seminyak lebih bagus dan efektif dibandingkan dengan hotel Bintang 3, hotel Bintang 4, hotel Bintang 5 bahkan hotel berbasis International yang ada di Bali. 2. Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan tehadap online booking
(koefisien regresi 17,878 pada probabalitas 0,003. Secara umum Pelayanan juga menjadi acuan seluruh vila yang menjadi obyek penelitian ini. Semakin Pelayanan meningkat maka akan terjadi peningkatan dalam online booking. 3. Harga berpengaruh negatif terhadap online booking (koefesien regresi
-14,495 pada probabalitas 0,147). Harga menjadi faktor yang sangat sensitive, hal ini dikarenakan persaingan yang sangat ketat. Para calon tamu akan menggunakan media website untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari vila yang akan dituju dan faktor harga ini sangat berpengaruh. Penelitian ini
79
80
menunjukkan apabila harga dinaikkan maka akan terjadi penurunan dari online booking. 4. Biaya promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap online booking
(koefesien regresi 1.10 pada probabalitas 0,045). Biaya promosi adalah faktor yang dominan juga dalam persaingan industry vila di Seminyak. Media biaya promosi di dunia maya dilakukan dengan bermacam cara yaitu dengan pembuatan facebook, twitter dll. Dalam penelitian ini menunjukkan setiap peningakatan biaya promosi maka akan meningkatkan pula online booking.
7.2. Saran Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka berikut ini saran yang diberikan pada vila di Seminyak antara lain : 1. Terus meningkatkan tampilan website, tampilan vila di website bagaikan
jendela untuk melihat vila tersebut. Semakin bagus tampilan di website semakin mudah orang tertarik untuk melakukan transaksi. Tetapi harus diperhatikan jangan sampai tampilan yang belebihan, sehingga tamu merasa tertipu dengan tampilan tersebut. 2. Menjaga atau meningkatkan Pelayanan, hal ini sangat diperlukan karena di
dunia maya setiap komentar yang baik dan buruk dari tamu bisa dilihat oleh para calon pelanggan. Apabila komentar dari tamu selalu bagus atau di atas rata-rata maka akan mengakibatkan peningkatan online booking tetapi
81
sebaliknya apabila komentar dari tamu tidak bagus maka akan menurunkan online booking. 3. Memperhatikan harga, hal ini sangat sensitive. Vila harus jeli dalam
menentukan harganya karena persaingan bukan hanya dengan vila yang lain di sekitar Seminyak tetapi juga bersaing dengan hotel yang ada baik di Seminyak ataupun di daerah lain. Yang terbaik adalah selalu mengadakan studi persaingan dengan competitor. 4. Terus berbiaya promosi. Dalam persaingan yang ketat seperti ini maka
biaya promosi harus tetap jalan. Bisa menggunakan media sosial seperti facebook, twiter dll
Daftar Pustaka Álvarez, S, L., Martin, D, M, A., & Casielles, V, R., “Relationship Marketing and Information and Communication Technologies Analysis of Retail Travel Agencies”, Journal of Travel Research, 2007. Available : http;//www.sagepublications.com. Bender, D. 1997. Navigation for Better Online Marketing, Marketing Review Vol.13, March, UK. Bowen,J., Kotler, P., & Makens, J., “ Marketing for Hospitality and Tourism”, PrenticeHall,Inc., 2nd edition, 1999 BHA, “Bali Hotel Association”,”Data Pemesanan Kamar Secara On-Line”,2010. Breitenbach, C., and Van Doren, D. 1998. Value Added Marketing in the Digital Domain: Enhancing the Utility of the Internet, Journal of Consumer Marketing 15(6). pp. 58-75. Burke, K. 2002. Intelligent Selling : The Art and Science of Selling Online. United States : Multimedia Live. Chung, T., and Law, R. 2003. Developing a Performance Indicator for Hotel Websites, International Journal of Hospitality Management 22(1). pp. 343-358. Dalgleish, J. 2000. Customer-Effective Websites. United States : Prentice Hall. Daft, R. L., and Lengel, R. H. 1986. Organizational information requirements, media richness and structural design, Journal of Management Science 32(5). pp. 554–571. Dev, C., Zhou, K, Z., B, J., & Agarwal, S., “Customer Orientation or Competitor Orientation : Which Marketing Strategy Has a Higher Payoff for Hotel Brands” Journal Cornell Hospitality Quarterly, 2009. Available : http;//www.sagepublications.com. Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, “Data Ijin Usaha Villa”, 2010. Doolin, B., Burgess, L., and Cooper, J. 2002. Evaluating the use of the Web for tourism marketing : a case study from New Zealand, Journal of Tourism Management 23 (5). pp. 557-561.
82
83
Dolnicar, S., “Understanding Barriers to Leisure Travel : Tourist Fears as a Marketing Basis”, Journal of Vacation Marketing, 2005. Available : http;//www.sagepublications.com. Eagleton, M.B. and Dobler, E. 2007. Reading the Web. New York : The Guilford Press. Ghosh, S. 1997. Making Business Sense of the Internet. Harvard Business Review Vol 35, April, United States. Hamill, J., and Gregory, K. 1997. Internet marketing in the internationalization of UK SMEs, Journal of Marketing Management 13. pp. 9–28. Haryanto, Edy. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Jakarta : Elex Media Komputindo. Ho, J. 1997. Evaluating the World Wide Web: A global study of commercial sites, Journal of computer mediated communication, 3 (1). Retrieved from (http://www.ascusc.org/jcmc/vol3/issue1/ho.html) Holzner, S., and Holzner, N., 2009. ”Membagi Arsip Kerja Anda Secara On Line”. Google Docs; Desember 2009; Jakarta Selatan:PT Ufuk Publishing House. Hsu, C, H, C., & Joo, L, E., “Segmentation of Senior Motorcoach Travelers”, Journal of Travel Research, 2002. Available : http;//www.sagepublications.com. Hudson, S., & Ritchie, B., “Understanding the Domestic Market Using Cluster Analysis: a Case Study of the Marketing Efforts of Travel Alberta”, Journal of Vacation Marketing, 2002. Available : http;//www.sagepublications.com. Hughes, L, H., “Marketing Gay Tourism in Mancherter : New Market for Urban Tourism or Destruction of gay space”, Journal of Vacation Marketing, 2003. Available : http;//www.sagepublications.com. Jeong M., Oh, H., and Gregoire, M. 2003. Conceptualizing Web site quality and its consequences in the lodging industry, Journal of Hospitality Management 22. pp. 161-175. Johnson, J., and Eilola. 2001. Designing Effective Websites : A Concise Guide. United States : Wadsworth Publishing. Kanayama, T., Ogasawara, H., and Kimijima, H. 2002. Quality control techniques for constructing attractive corporate Websites: Usability in relation to the popularity ranking of websites. Proceedings Software
84
Quality-ECSQ 2002: 7th International Conference (pp. 53–62). Helsinki, Finland, June 9–13. Kertajaya, H., 2005. Positioning Diferensiasi Dan Brand.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Kertajaya, H., 2006. On Targeting Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : PT Mizan Pustaka. Kertajaya, H., 2008. ”The World is Still Round”,”The Market is Already Flat”. New Wave Marketing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kertajaya, H., 2010. Grow with Character The Story. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kertajaya, H., 2011. ”Key Reference For Your Marketing Strategy”. Marketing Indonesia 2011. Kertajaya, H., dengan Darwin,W., & Pembaca Kompas. ”Surfing New Wave Marketing”.Connect. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Kertajaya, H., Yuswohady, M., Dewi, I., Dwi, B., 2003. Marketing In Venus. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama. Kim, H., & Fesenmaier, R, D., “Persuasive Design of Destination Web Sites: an Analysis of First Impression”, Journal of Travel Research, 2008. Available : http;//www.sagepublications.com. Kotler,
P., Bowen,J., Makens, J., 2002. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan. Edisi Kedua.Jilid 2. Jakarta : PT Prenhallindo.
Kotler, P., Bowen,J., Makens, J., 2003 : 10. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan. Edisi Kedua.Jilid 2. Jakarta : PT Prenhallindo. Kotler, P., dan Armstrong, G., 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo Kotler, P, 2000 : 16, “ Dasar-Dasar Pemasaran”. Jakarta : Prenhallindo Kotler, P., dan Armstrong, G., Hendra, Jakarta : Prenhallindo
2001 : 10. Dasar-Dasar Pemasaran.
Kotler, P., dan Armstrong, G., Swastha , 2002 : 7-10. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo Kotler, P., dan Keller, L, K., 2007. Marketing Management.Edisi Kedua Belas.Jilid 1. PT Indeks.
85
Kotler, P., dan Kevin, L., K., Lane, K., 2007. Marketing Management.Edisi Kedua Belas.Jilid 2.PT Indeks. Kotler, P., Kertajaya, H., dan Setiawan, I., 2002 : 7 . ”Pengertian Manajemen Pemasaran”.Marketing 3.0; Jakarta: Erlangga. Kotler, P., Kertajaya, H., dan Setiawan, I., 2010. ”Mulai dari Produk ke Pelanggan ke Human Spirit”.Marketing 3.0; Jakarta: Erlangga. Laesser, C., & Crouch, I, G., “Segmenting Markets by Travel Expenditure Patterns: the Case of International Visitor to Australia”, Journal of Travel Research, 2006. Available : http;//www.sagepublications.com. Litvin, W, S., “Revesiting the Heavy-User Segment for Vacation Travel Marketing”, Journal of Vacation Marketing, 2000. Available : http;//www.sagepublications.com. Mahfouz, A. 2000. Web sites interface design: External and internal factors, open hypermedia systems and structural computing. Proceedings of 6th International Workshop. San Antonio, Texas, USA, May 30–June 4. Malhotra, K, N., 2009. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan,.Edisi Keempat.Jilid 1. PT Indeks Martin, Chuck. 1997. The Digital Estate : Strategic for Competing, Surviving, and Thriving in an International World. United States : Mc Graw Hill. Monteson, A, P., And Singer, J., “Marketing a Resort-Based Spa”, Journal of Vacation Marketing, Available : http;//www.sagepublications.com. Niemanm, M., Mochol, M., Tolksdorf, R., “Improving Online Hotel Search-What do We Need Semantics for”, Available : www.ag-nbi.de O’Connor, P., “E-mail Marketing By International Hotel Chains : An IndustryPractices Update”, Journal of Cornell Hospitality Qurterly, Available : http;//www.sagepublications.com. Pan, B., MacLaurin, T., & Crotts, C, J., “Travel Blogs and the Implications for Destination Marketing”, Journal of Travel Research, 2007. Available : http;//www.sagepublications.com. Pan, B., and Fesenmaier, D. 2002. A Typology of Tourism Related Web Sites: Its Theoretical Background and Implications, Journal of Information and Communication Technologies in Tourism 32. pp. 381– 395.
86
Payne,A., “Pemasaran Jasa”, Andi, Yogyakarta, 2000. Pitreo, M., Gee, A., & Holt, P. O., “Computing Science and Engineering”, Journal Anthromorphic vs Non-Anthromorphic User Interface Feedback for Online Hotel Bookings. Available :
[email protected],
[email protected]. Procaccino, J. D., and Miller, F. R. 1999. Tourism on the World Wide Web: A Comparison of Web sites of United States - and French-Based Business, Journal of Information Technology and Tourism 2(3/4). pp. 173-183. Rachman, Z., and Buchanan, J. 1999a. Effective tourism websites, Part 1: Literature Review and features survey. Retrieved from (http://www.mngt.waikato.ac.nz/depts/mnss/john/199912TourismWeb.pdf.) Rachman, Z., and Buchanan, J. 1999b. Effective tourism websites, Part 2: Expectation versus delivery of tourism Websites. Retrievedfrom (http://www.mngt.waikato.ac.nz/depts/mnss/john/1999 13TourismWeb.pdf) Ranganathan, C., and Ganapathy, S. 2002. Key dimensions of business-tocustomer web sites, Journal of Information and Management Vol. 39. pp. 457-469. Ritherford, “Pengertian Pemasaran Hotel”, Yoeti, 2001 : 9-10 Rismiati, “Dasar-Dasar Pemasaran”,2001 : 270 Scanlan, L. 2008. The 12 Habits of Highly Effective Websites. United States : Marketing Sherpa. Scanlon, T., Schroeder, W., Snyder, C., and Spool, J. 1998. Websites that work: Designing with your eyes open. Proceedings of the SIGCHI on human Factors of Com-puting Systems, Los Angeles CA, April. Seaton, A.V., & Bennet, M.M., “Marketing tourism product”, International Thomson Business press, London, 1997. Sigala, M. 2003a. Competing in the Virtual Marketspace: a strategic model for developing e-commerce in the hotel industry, International Journal of Hospitality Information Technology 3 (1). pp. 43 – 60.
87
Sigala, M. 2003b. Developing and Benchmarking Internet Marketing Strategies in the Hotel Sector in Greece, Journal of Hospitality and Tourism Research 27 (4). pp. 375 – 401. Sihandrini, R. N. 2004. Analisis Efektivitas Pemasaran On-Line Hotel Berbintang di Bali. (tesis). Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar Silalahi, U., 2009. Matode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama. Sparkes, A., and Thomas, B. 2001. The use of the Internet as a critical success factor for the marketing of Welsh agri-food SMEs in the twenty-first century, British Food Journal 103(5). pp. 331–347. Strauss, R. and Hogan, P. 2001. Developing Effective Websites. United States : Focal Press. Tong , J., Duffy, V., Cross, G., Tsung, F., and Yen, B. 2005. Evaluating the industrial ergonomics of service quality for online recruitment websites, International Journal of Industrial Ergonomics 35. pp. 697–711. Wan, C.S. 2002. The web sites of international tourist hotels and tour wholesalers in Taiwan. Journal of Tourism Management 23 (2). pp. 155-160. Weeks, P., and Crouch, I. 1999. Sites for the sore eyes: an analysis of Australian tourism and hospitality web sites, Journal of Information Technology and Tourism 2. pp. 153-172. Williams, A.P., and Palmer, A.J. 1999. Tourism destination brands and electronic commerce: Towards synergy?, Journal of Vacation Marketing 5(3). pp. 263-275. Williams, R., and Sawyer, R. 2003. An assessment of web accessibility of UK accountancy firms, Managerial Auditing Journal Vol. 18 No. 9. pp. 710716. Wöber, K. W., A. J. Frew, et al. 2002. Information and Communication Technologies in Tourism, Journal of Information Technology 26(2). pp. 169-175. Xiang, Z., Wober, K., & Fesenmaier, R, D., “Representation of the Online Tourism Domain in Search Engine”, Journal of Travel Research, 2008. Available : http;//www.sagepublications.com.
88
Van der Merwe, R., and Bekker, J. 2003. A framework and methodology for evaluating e-commerce Web sites, Journal of Internet Research: Electronic Networking Applications and Policy 13(5). pp. 330-341. Oka A. Yoetu, Pemasaran Pariwisata, Angkasa Offset, Bandung, 1980 Zafiropoulos, C., Vrana, V., and Paschaloudis D. 2005. An evaluation of the performance of hotel web sites using the managers views about online information services. 13th European Conference of Information Science.Regensbourg Germany, May 26–28. Zulfikar,M.R. 1998. Effective Tourism Web Sites : A Web Based Survey and ourism Web Site Review, Disertasi, University of Waikato. Available : (http://www.melting point.fortunecity.com/stark)
89
Lampiran 1 NAMA-NAMA VILA DI SEMINYAK No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Situs www.kissbali.com www.balivila8.com www.theulinvila.com www.kokonutsuite.com www.heliconiavila.com www.lejardinvila.com
[email protected] www.viladrupadi.com www.shantiresidenceandresort.com www.thekunja.com www.the-seminyaksuite.com www.vilaseminyak.net www.sienna-vilas.com www.mayasayang.com www.desamuda.com www.miavila.com www.astanabali.com www.balirichvila.com www.danoya.com www.theakashabali.com www.islandvilasbali.com www.vilajerami.com www.thewolasvilas.com www.seiryuvilas.com www.ixorabali.com www.thebalidreamvila.com www.vilakubu.com www.sababali.com www.vilabaliasri.com www.baliyarravilas.com www.vilakipas.com www.bermimpibalivilas.com www.alamwarna.com www.arvinavilas.com www.kembalivilas.com www.surfgoddessretreats.com
Nama Hotel Kiss Bali Vila Vila 8 The Ulin Vilas and Spa Kokonut Suites Vila Heliconia Vila Lejardin Vila Annora Bali Vila Vila Drupadi The Shanty Residence & Resort The Kunja Vila and Spa The Seminyak Suite- Private Vila Vila Seminyak Estate & Spa Sienna Vilas Maya Sayang Vila Desamuda Vilage Mia Vila Astana Vila Bali Rich Vila Donoya Vila Akasha Vila Bali Island Vilas and Spa Vila Jeramu and Spa The Wolas Vila and Spa The Seiryu Vilas Ixora Resort & Vilas The Bali Dream Vila Vila Kubu Saba Vila Bali Asri Bali Yarravilas Vila Kipas Bermimpi Bali Vilas Alam Warna Vila Arvina Kembali Vilas Surf Goddess Retreat Bali
90
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
www.balitania.com www.serenevila.com www.thejasvilas.com www.abadivilas.com www.akara.baliseminyakvilas.com www.lakshmivilas.com www.gracesvila.com www.kanishkavilas.com www.theamasya-vilas.com www.vilabugis.com www.viladesindes.com www.wilsana.com.au www.puridana.com www.kamuelavilas.com www.baliariavilas.com www.vilakecapibali.com www.zivavila.com www.umalasresidence.com www.philsbali.com www.theserivilas.com www.the-dusun.com www.anantara.com www.vilacoco.com www.vilalaluseminyak.com
Vila Tania Serene Vilas Jas Vilas Bali Abadi Vilas Akara Vilas Lakshmi Vilas Grace's Vilas Kanishka Vilas Amasya Vila Vila Bugis Vila Des Indes Wilsana Puri Dana Kamuela Vilas Aria Luxury Vilas Vila Kecapi Bali Ziva Vila Umalas Residence Phil's place The Seri Vilas Dusun Vila Anantara Vila Vila Coco Vila Lalu
91
Lampiran 2
92
93
94
95
Lampiran 3 HASIL OBSERVASI TERHADAP FITUR SITUS WEB VILA DI KAWASAN SEMINYAK DENGAN ANALISA MEDIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Fitur Contact Information Products/Service Price of product/service E-Mail Maps Special offers Availability checking Travel Guide Transport Information On-Line Reservation/Ordering Programs/activities Multi Language Support Catchy Information display Itenaries information Discounts "Surprise" discount/bonuses/ Testimonials Multimedia Warranty & Return Policies Hot Links New Information Logo,Brand Name Tourism search engine Awards Chat/Discussion Forum Press Releases Outstanding Web Design On-Line security transaction Payment Methods Company Information
Rata2 0,93 0,92 0,85 0,83 0,80 0,77 0,75 0,60 0,58 0,58 0,55 0,52 0,52 0,48 0,48 0,48 0,45 0,43 0,40 0,35 0,35 0,35 0,33 0,33 0,30 0,30 0,28 0,28 0,27 0,25
96
Lampiran 4a NEW FILE. SAVE OUTFILE='F:\Hasil Tesis Pak Ismoyo\Pak Ismoyo.sav' /COMPRESSED. REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT OB /METHOD=ENTER Pelay BProm Harg /RESIDUALS DURBIN.
Regression
97
Notes Output Created
19-Jul-2011 12:08:42
Comments Input
Data
F:\Hasil Tesis Pak Ismoyo\Pak Ismoyo.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
7
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT OB /METHOD=ENTER Pelay BProm Harg /RESIDUALS DURBIN.
Resources
Processor Time
0:00:00.032
Elapsed Time
0:00:00.078
Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots
[DataSet1] F:\Hasil Tesis Pak Ismoyo\Pak Ismoyo.sav
1956 bytes 0 bytes
98
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Harg, Pelay, BProm
Method . Enter
a
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .998a
1
Adjusted R
.995
Durbin-Watson
.990 1.070644231792
3.288
836E0 a. Predictors: (Constant), Harg, Pelay, BProm b. Dependent Variable: OB
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
711.418
3
237.139
3.439
3
1.146
714.857
6
F
Sig.
206.878
.001a
a. Predictors: (Constant), Harg, Pelay, BProm b. Dependent Variable: OB Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-106.940
17.234
Pelay
17.878
2.018
BProm
-14.495 1.110
Harg a. Dependent Variable: OB
Coefficients Beta
t
Sig.
-6.205
.008
.751
8.859
.003
7.442
-.562
-1.948
.147
.335
.854
3.309
.045
99
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
3.03739452 6.05514068 4.38571428 1.088897229344 3620606E1
Residual
6035156E1 5714283E1
081E1
- 7.83455550 2.39649570 7.570597965389 1.22680056 6706238E-1 0298017E0951233E0
7
7
988E-1
14
Std. Predicted Value
-1.238
1.533
.000
1.000
7
Std. Residual
-1.146
.732
.000
.707
7
a. Dependent Variable: OB
Lampiran 4b
Lampiran 4b Tabel 1 Pelayanan Villa di Seminyak Tahun No
Tahun
Pelayanan
Pertumbuhan (%)
1
2004
3
10.00
2
2005
3.3
6.06
100
3
2006
3.5
8.57
4
2007
3.8
2.63
5
2008
3.9
5.13
6
2009
4.1
4.88
7
2010
4.3
-100.00
Sumber Data Kuisener
Tabel 2 : Harga Per Villa Tahun ($) No
Tahun
Harga
Pertumbuhan
1
2004
125
-4.00
2
2005
120
1.67
3
2006
122
2.46
4
2007
125
4.00
5
2008
130
5.38
6
2009
137
4.38
7
2010
143
-100.00
Sumber Data Kuisener
Tabel 3 : Biaya Promosi Villa Tahun (%) No
Tahun
Biaya Promosi Villa
Pertumbuhan
1
2004
3.8
-7.89
2
2005
3.5
5.71
3
2006
3.7
5.41
4
2007
3.9
7.69
101
5
2008
4.2
4.76
6
2009
4.4
6.82
7
2010
4.7
-100.00
Sumber Data Kuisener
Tabel 4 : Online Booking Villa Tahun (%) No
Tahun
Online Booking
Pertumbuhan
1
2004
30
16.67
2
2005
35
8.57
3
2006
38
10.53
4
2007
42
11.90
5
2008
47
14.89
6
2009
54
12.96
7
2010
61
-100.00
Sumber Data Kuisener
Tabel 5 : Pelayan Villa Tahun No
Tahun
Pelayanan
Harga
Biaya Promosi
Online Booking
1
2004
3.00
125
3.8
30
2
2005
3.30
120
3.5
35
3
2006
3.50
122
3.7
38
4
2007
3.80
125
3.9
42
5
2008
3.90
130
4.2
47
6
2009
4.10
137
4.4
54
102
7
2010
Sumber : Tabel 1,2,3,4
Lampiran 5
4.30
143
4.7
61
103
104
105
106
Lampiran 6 KUISIONER Berikut merupakan daftar pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui tingkat kepentingan efektivitas penggunaan website dalam memasarkan produknya pada industri vila di Seminyak. Penulis sangat mengharapkan partisipasi Anda dalam melengkapi kuisioner ini. 1. Nama vila? 2. Alamat vila?
3. Tahun mulai beropearsinya? 4. Sejak kapan menggunan online sistem dalam memasarkan produknya? 5. Siapa nama General Manager? 6. Director of sales/Sales Manager? 7. Sebutkan nama website yang dimilikinya?
8. Reservation portal yang diikuti? 9. Perkembangan online booking dalam 5 tahun terakhir? 10. Media sosial yang digunakan untuk menunjang sistem online booking,
facebook, twiteer, YM? 11. Keuntungan yang dirasakan dengan menggunakan online booking dalam
memasarkan produknya? 12. Kerugian yang dirasakan dengan menggunakan online booking, sistem
pembayaran yang lebih rumit, jaminan booking yang belum 100 persen bergaransi. Berapa persen yang diinginkan dengan menggunakan online booking?
107
13. Berapa persen jumlah penjualan yang berbasis online booking dari total
penjualan? 14. Berapa peningkatan penjualan setelah menggunakan online booking dalam
lima tahun terakhir? 15. Apakah akan meninggalkan off line booking? Alasannya? 16. Jumlah staff yang menangani online booking? 17. Biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan online booking dalam lima tahun
terakhir? 18. Strategi yang digunakan dalam memaksimalkan online booking?