BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Obat adalah sebuah benda kecil yang mampu menyembuhkan sekaligus dapat menjadi bumerang bagi penderitanya. Benda kecil yang awalnya dijauhi ini kemudian berkembang menjadi salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Obat merupakan komponen vital dan esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Dengan pemberian obat maka diharapkan penyakit yang diderita oleh pasien dapat disembuhkan. Menurut kebijakan obat nasional bahwa biaya obat merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh biaya kesehatan. Disamping itu karena obat merupakan kebutuhan pokok masyarakat maka persepsi masyarakat tentang output dari suatu pelayanan kesehatan adalah apabila mereka telah menerima obat ketika dalam perawatan di suatu sarana dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). Obat mempunyai peranan penting dalam system pelayanan kesehatan. Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan obat merupakan intervensi yang paling banyak digunakan dan merupakan teknologi yang paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003). Namun banyaknya obat bebas yang dijual di pasaran terkadang memang sering kali membuat konsumen bingung memilihnya. Mana obat bebas yang baik dan aman untuk dikonsumsi. Biasanya orang mengonsumsi obat bebas
2
karena iklan ataupun pengaruh orang lain yang telah mengonsumsi obat tersebut. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa menggunakan resep dokter. Ada dua jenis obat bebas, yakni obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat bebas ditandai dengan lingkaran hitam dengan warna hijau di dalamnya, sedangkan obat bebas terbatas berwarna biru. Obat bebas adalah obat yang dapat kita beli di apotik tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Biasanya, jenis obat bebas yang sering dibeli adalah vitamin. Untuk mengetahuinya dengan melihat lingkaran berwarna hijau. Obat bebas terbatas adalah jenis obat keras dengan batasan jumlah dan kadar isi tertentu yang harus mempunyai tanda peringatan (P), namun dapat dijual bebas. Contohnya adalah obat asma, obat anti muntah atau obat flu. Tandanya adalah lingkaran berwarna biru (Irene, 2005). Obat bebas sebenarnya termasuk obat generik karena dia hanya mengandung satu macam bahan kimia, sesuai dengan fungsinya. Sedangkan obat bermerek mengandung bahan kimia lebih dari satu macam, membuat harganya lebih mahal dibanding obat generik. Sehingga dalam penggunaan obat bebas sebaiknya konsumen memperhatikan dulu beberapa hal yang tercantum pada kemasan atau selebaran yang ada dalam kemasan, yakni nama produk, bahan yang terkandung, kategori obat (apakah termasuk obat batuk, antipiretik, anihistamin, kegunaan, aturan pemakaian, peringatan dan bahan tambahan lain). Selain itu perlu juga diperhatikan tanggal kedaluwarsanya. Semua barang yang ditelan manusia pasti memuat tanggal kedaluwarsa.
3
Semua jenis obat yang bukan ditebus dengan resep dokter (obat bebas, dan obat bebas terbatas) bukan untuk dipakai berkepanjangan, melainkan hanya untuk pertolongan pertama belaka. Bila dengan obat bebas tersebut, gejala, dan tanda penyakitnya ternyata masih tidak mereda, terlebih bila bertambah parah, saatnya segera minta pertolongan dokter (Nadesul, 2007). Namun terkadang dijumpai di masyarakat kita bahwa seringkali mereka menggunakan atau mengkonsumsi obat dengan cara yang tidak rasional. Maksudnya mereka mencoba berbagai macam obat, tanpa berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Perilaku masyarakat seperti ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai obat dan kesehatan. Sebenarnya
wajar sebagai perilaku
orang yang
terkena
sakit
sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yaitu mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau self medication). Pengobatan sendiri ini terbagi menjadi dua macam yaitu cara tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok dan sebagainya), dan cara modern, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko atau apotek. Sedangkan
yang
menjadi
permasalahan
adalah
seberapa
jauh
masyarakat mengetahui mengenai obat yang mereka beli di pasaran dan sekaligus efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Selain itu rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tata cara meminum obat juga ditunjukkan melalui perilaku masyarakat dalam meminum obat yang tidak sesuai dengan takaran atau dosis yang berlaku. Ada kalanya untuk mempercepat
penyembuhan
masyarakat
meminum
obat
dengan
4
memperbanyak dosis. Hal tersebut tidak akan menyembuhkan penyakit yang mereka derita tapi justru akan memperberat kerja ginjal. Demikian halnya dengan apa yang terjadi pada masyarakat di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak dalam mengkonsumsi obat-obat bebas dalam usaha untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Dalam penelusuran peneliti melalui pendekatan dan wawancara kepada beberapa masyarakat didapatkan bahwa seringkali masyarakat menggunakan obat-obat yang ada di pasaran tersebut untuk mengatasi masalah kesehatan yang mereka derita. Mereka beranggapan bahwa untuk pergi ke dokter akan memerlukan biaya yang cukup mahal, sementara hanya dengan meminum obat-obat yang dijual bebas pun mereka sudah dapat sembuh dari penyakit yang diderita, bahkan bila perlu mereka akan meminum beberapa tablet sekali minum sehingga dapat mempercepat kesembuhannya. Kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi obat-obat bebas yang dijual di pasaran atau apotik tanpa memgunakan resep dari dokter ini diindikaskan telah berlangsung sejak lama. Ketidaktahuan
masyarakat
ini
dimungkinkan
karena
rendahnya
pendidikan masyarakat Karanganyar dan kurangnya sosialisasi dari Dinas Kesehatan terkait ditambah lagi maraknya penyebaran iklan obat-obatan yang didapat oleh masyarakat melalui berbagai media seperti televisi dan koran. Penyebaran iklan obat-obatan melalui media televisi dan media-media lain dimungkinkan mempunyai peran yang cukup besar bagi masyarakat untuk memilih obat-obat pasar tanpa resep dokter.
5
Penggunaan iklan untuk promosi obat ini sebenarnya telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor hk.00.05.3.02706 tahun 2002 pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa Promosi Obat adalah semua kegiatan pemberian informasi dan himbauan mengenai obat jadi yang memiliki izin edar yang dilakukan oleh Industri Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi, dengan tujuan meningkatkan peresepan, distribusi, penjualan dan atau penggunaan obat Berdasarkan promosi melalui iklan oleh industri farmasai dan pedagang besar farmasi menyebabkan kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat-obatan yang bersangkutan untuk penyembuhan penyakit pada tahap awal. Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat-obat pasaran tersebut disebabkan karena penggunaan obat-obat bebas tanpa resep dokter dirasa lebih murah dan tidak terlalu sulit dalam menjangkaunya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan:”Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak?”.
6
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan
tingkat
pengetahuan
masyarakat
Kecamatan
Karanganyar yang mengkonsumsi obat-obat pasaran tanpa resep b. Mendeskripsikan perilaku masyarakat Kecamatan Karanganyar dalam mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak.
D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam mengkonsumsi obat-obat bebas yang ada di pasaran. 2. Bagi Profesi Keperawatan Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai bahaya dari penggunaan obat-obat bebas yang diperjualbelikan dipasaran tanpa memperhatikan takaran atau dosis yang sesuai.
7
3. Bagi Program Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran khususnya dalam menjalankan program dan strategi serta evaluasi dalam keperawatan khususnya dalam hal penggunaan obat-obat bebas tanpa resep.
E. Ruang Lingkup Ilmu Bidang keperawatan komunitas khususnya yang berhubungan dengan pengetahuan dan ilmu perilaku. Dalam hal ini penulis ingin meneliti adakah hubungan
antara
tingkat
pengetahuan
masyarakat
dengan
perilaku
mengkonsumsi obat-obat bebas di pasaran pada masyarakat Karanganyar Kabupaten Demak