1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.1 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada saat ini dan masa yang akan datang akan semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan antara lain adanya perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap Negara. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran.2 Tiga bagian yang sangat penting dalam pendidikan adalah kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian. Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan pendidikan yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran.
1 2
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
2
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang ditujukan agar peserta didik dapat belajar melalui perencanaan dan pengaturan lingkungan, sarana, dan prasarana yang mendukung terwujudnya kegiatan belajar. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat ketercapaian kurikulum. Mengingat pentingnya tes hasil belajar, maka dalam melaksanakan tes hasil belajar dibutuhkan instrumen butir soal yang berkualitas sehingga dapat menjamin kualitas tes yang disajikan kepada peserta didik. Untuk mendapatkan soal yang bermutu maka sebelum soal digunakan setiap butir soal perlu dianalisis terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi apakah peserta didik telah menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif yang berkaitan dengan isi dan bentuk soal maupun kuantitatif yang berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya. karena telah banyak ditemukan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan pendidik ternyata belum sepenuhnya menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang sesungguhnya, karena guru belum melakukan analisis butir soal, sehingga tidak mengetahui indikator atau kompetensi dasar mana yang belum mampu dicapai oleh peserta didik, dan Selama ini tim pembuat soal mengetahui baik atau tidaknya sebuah soal hanya berdasarkan pilihan jawaban terbanyak yang dipilih peserta didik. selain itu nilai
3
prestasi siswa dalam mata pelajaran fikih juga rendah dengan ditemukannya banyak siswa yang mendapat nilai di bawah standar penilaian, bahkan ada beberapa siswa yang mengikuti remidi karena nilainya masih jauh di bawah standar. Adanya hal tersebut membuat tes yang dibuat oleh tim pembuat soal tes belum diketahui kehandalan dan keterpercayaannya, sehingga peserta didik hanya menerima apapun hasilnya. Sering kali kesalahan pengerjaan tes tidak hanya diakibatkan pada kurang telitinya peserta didik dalam mengerjakan akan tetapi diakibatkan oleh lemahnya butir-butir soal pada soal tes yang disusun. Soal- soal tes dianalisis untuk diketahui soal yang baik dan soal yang tidak baik. Soal yang baik dapat dijadikan alat ukur dan acuan dalam pembuatan soal ujian yang akan datang. Untuk soal yang tidak baik dapat direvisi sehingga jika digunakan untuk acuan dalam ujian soal tersebut tidak merugikan peserta didik. Adanya kondisi tersebut di atas antara lain disebabkan karena guru belum memahami dan belum mengembangkan soal, dan menganalisis butir soal sesuai dengan prinsip, mekanisme, dan prosedur penilaian sebagaimana diuraikan di atas. Di Kota Palembang analisis soal tes ujian baik secara kualitatif maupun kuantitatif belum pernah dilakukan sehingga dari tahun ke tahun kualitas soal masih belum diketahui.
4
Melihat adanya keadaan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian analisis “KUALITAS TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
KELAS
XI
MADRASAH
ALIYAH
NEGERI
MATA
PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014”. Penelitian ini digunakan untuk melihat kualitas tes soal ujian tersebut memiliki kualitas yang baik sehingga mampu mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang sesungguhnya ataukah belum. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan adalah analisis validitas soal, reliabilitas soal, derajat kesukaran soal, daya pembeda soal dan fungsi pengecoh. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas tes hasil belajar soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fikih di kota Palembang tahun 2014 ditinjau dari tingkat derajat kesukaran, daya pembeda, dan penggunaan pengecoh (distractor) pada butir soal? 2. Bagaimana kualitas tes hasil belajar soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fikih di kota Palembang Tahun 2014 ditinjau dari tingkat validitas dan reliabilitas?
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kualitas butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fikih kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Tahun Ajaran 2014/2015 di kota Palembang ditinjau dari tingkat derajat kesukaran, daya pembeda, dan penggunaan pengecoh (distractor) pada butir soal. b. Untuk mengetahui kualitas butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fikih kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Tahun Ajaran 2014/2015 di kota Palembang ditinjau dari Tingkat validitas dan reliabilitas. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan di bidang agama. 2) Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya. b. Secara Praktis 1) Bagi Kepala Kementrian Agama Kota Palembang Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala Kementrian Agama Kota Palembang dalam mengambil kebijakan
6
terkait dengan pembuatan tes hasil belajar sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur dalam membuat soal ujian yang baik dan berkualitas. 2) Bagi pembuat tes hasil belajar yaitu Musyawarah Kerja Kepala Madrasah (MKKM) Kementrian Agama Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan saran dalam peningkatan kualitas butir soal agar mampu membuat butir soal yang berkualitas di masa yang akan datang. 3) Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan analisis butir soal serta sebagai usaha pembuktian tentang teoriteori yang telah didapatkan di bangku kuliah agar peneliti benar-benar memiliki pemahaman yang tidak hanya sekedar di dalam ruang kelas, tetapi juga praktiknya di lapangan. D. Tinjauan Pustaka Pada hakikatnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan
7
dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan bentuk tulisan yang sudah ada. Berdasarkan pengamatan dan penelusuran yang peneliti lakukan di Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang, belum ditemukan penelitian yang secara khusus meneliti tentang analisis butir soal. Oleh sebab itu penulis mengambil dari media internet yang memiliki dasar kajian serupa dengan yang dilakukan oleh penulis, diantaranya yaitu: Skripsi yang disusun oleh Andi Ashari (1706500926)), Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal dengan judul “Uji Validitas Konstruk Soal Ulangan Akhir Semester I Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Balapulang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Andi Ashari adalah untuk mengetahui apakah soal Ulangan Akhir Semester (UAS) I mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Balapulang tahun pelajaran 2009/2010 memenuhi validitas isi dan validitas konstruk. Simpulan dari penelitian ini adalah Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) I mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Balapulang tahun pelajaran 2009/2010 memenuhi validitas isi dan validitas konstruk. Adapun penelitian ini membahas tentang analisis butir soal Ujian Akhir Semester kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fikih Tahun Ajaran 2013/2014. Antara penelitian yang dilakukan Andi Ashari dengan penelitian ini memiliki persamaan yaitu
8
sama-sama membahas soal ujian akhir semester. Kemudian perbedaan penelitian yang dilakukan Andi Ashari dengan penelitian ini yaitu terletak pada butir soal, kelas, sekolah, tahun pelajaran dan tujuan penelitian yang diambil. Dalam penelitian yang dilakukan Andi Ashari tujuannya hanya untuk mengetahui validitas isi dan validitas konstruk saja, sedangkan tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh, validitas, dan reliabilitas. Skripsi yang disusun oleh Dini Kurniawati (209821420929), Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang dengan judul ”Validasi Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Geografi Semester 2 Kelas X di SMA Negeri Kepanjen Kabupaten Malang Tahun Ajaran 2007/2008”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas soal termasuk di dalamnya validitas kurikuler dan validitas item. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui tingkat kesukaran (TK), daya beda (DB), reliabilitas soal, dan untuk mengetahui kekuatan masing-masing opsi dalam soal (analisis opsi) khusus untuk mata pelajaran geografi. Hasil penelitian menunjukkan soal UAS geografi ini memiliki validitas kurikuler yang baik dan validitas item yang jelek. Proporsi distribusi tingkat kesukaran soal geografi adalah jelek sedangkan daya beda soal adalah cukup baik. Soal UAS Geografi ini memiliki hasil reliabilitas yang tinggi yaitu dengan hasil perhitungan 0,7423 baik untuk taraf kepercayaan 0,05 maupun 0,01. Pada analisis opsi diperoleh hasil yaitu sebagian
9
besar soal memiliki distraktor yang jelek, artinya dari 4 distraktor yang disiapkan ada rata-rata 3 distraktor yang tidak berfungsi sama sekali dalam mengecoh peserta didik. Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan Dini Kurniawati dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas soal ulangan akhir semester. Penelitian yang dilakukan Dini Kurniawati menggunakan validasi, sedangkan peneliti ini menggunakan kata kualitas. Kemudian perbedaannya terletak pada soal, semester, mata pelajaran, sekolah dan tahun pelajaran. E. Kerangka Teori 1. Ujian Akhir Semester Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan disebutkan bahwa ujian adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Sedangkan ujian akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Mengukur di sini berarti menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji pencapaian kompetensi peserta didik dalam bentuk tes hasil belajar.
10
Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama.3 Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut. Ulangan akhir semester ini bertujuan untuk mengukur kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu. Dalam penelitian ini adalah mata pelajaran fiqh. 2. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik.4 Tes diujikan setelah peserta didik memperoleh materi yang sebelumnya telah diajarkan oleh guru. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah: a. Validitas b. Reliabilitas c. Objektivitas d. Praktikabilitas
3
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 259. 4 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 66.
11
e. Ekonomis5 Dalam penelitian ini akan dibahas tentang analisis kualitas tes hasil belajar ditinjau dari tingkat kesukaran, daya pembeda, fungsi pengecoh, validitas dan reliabilitas butir soal. a. Tingkat Kesukaran Berkualitas atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat dianalisis dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing soal yang diujikan kepada siswa. Butir soal yang baik adalah apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah atau dengan kata lain derajat kesukaran item adalah berada pada kategori sedang atau cukup.6 Menurut Crocker dan Algina yang dikutip dari buku evaluasi hasil belajar mengatakan tingkat kesukaran didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar.7 Dari pengertian di atas bisa disimpulkan Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
hlm. 57. 6 7
Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 188 Ibid., hlm. 99
12
b. Daya Beda Daya beda (discriminating power) adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.8 Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendeskriminasikan) antara siswa yang berkemampuan tinggi (pintar) dengan siswa yang berkemampuan rendah sehingga siswa yang pintar akan menjawab dengan benar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kurang pintar.9 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antar 0,00 sampai 1,00.10 Dilihat dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa daya beda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan.
8
Ibid., hlm. 102 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 386 10 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm.183
9
13
c. Pengertian Pengecoh (distractor) Pengecoh (distractor) adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban. Misalnya: pada soal objektif jenis benar-salah, bila kunci jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a, b, c, d dan kunci jawabnya adalah c maka a, b, d, merupakan pengecoh.11 Jadi dapat disimpulkan bahwa Fungsi pengecoh (distraktor) adalah seberapa baik pilihan yang salah tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia d. Pengertian Validitas Pengertian validitas menurut Lewis R Aiken dalam buku Evaluasi Pendidikan, mengatakan “validity of a test has been defined as the extent to which the test measures what it was designed to measure” (Validitas tes didefinisikan sebagai sejauh mana tes mengukur apa yang dirancang untuk mengukur ).12 Mengutip dari Cureton dalam buku Evaluasi Pendidikan, bahwa “ The essential question of test validity is how well a test does the job it is employed to do” (Pertanyaan penting dari uji validitas adalah seberapa baik tes melakukan pekerjaan itu digunakan untuk melakukan).13 Selanjutnya, Sutrisno Hadi dalam buku Evaluasi Pendidikan menyatakan
11
Purwanto, Op. Cit, hlm. 75 Fajri Ismail, Evaluai Pendidikan, (Palembang : Tuna Gemilang Press, 2014), hlm. 215 13 Ibid., hlm. 216
12
14
“keshahihan dibatasi sebagai tingkat kemampuan suatu instrument untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran”.14 Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur.15 Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai16 Anasti dan Urbina dalam buku Evalusai Hasil Belajar menjelaskan validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya.17 Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen. Dan dapat diberikan pengertian bahwa: 1. Validitas berkaitan dengan pengukuran 2. Validitas memberikan informasi berkaitan dengan tujuan 3. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya di ukur.
14
Ibid., hlm. 216 Purwanto, Op. Cit., hlm. 114 16 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.12 17 Ibid.,hlm. 153 15
15
Djali dan Pudji Mulyono dalam buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa ada tiga jenis validitas yag sering digunakan dalam penyusunan instrument yakni validitas isi, validitas bangun pengertian, dan empiris.18 1) Validitas Isi Menurut Gregory dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan “validitas ini menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrument mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut”. 19 Validitas isi adalah validitas yang diperoleh setelah melakukan penganalisaan, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrument mengukur isi yang harus diukur. Ciri khusus validitas isi ini adalah validitas ini mendasarkan pada analisis logika, tidak dihitung secara statistik.20 2) Validitas konstruk Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang melihat dari segi susunan, kerangka atau rekaannya 21. Menurut Sopiah dan Sangaji sebagaimana dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan “mengatakan bahwa validitas konstruk menunjuk kepada seberapa jauh
18
Fajri Ismail, Loc. Cit, hlm. 216 Ibid., hlm. 217 20 Anas Sudijono, Pengantar Evalusai Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 164 21 Ibid., hlm. 166 19
16
suatu tes mengukur sifat atau bangunan pengertian (konstruk) tertentu dan validitas ini penting bagi tes-tes yang digunakan untuk menilai kemampuan dan sifat-sifat kejiwaan seseorang termasuk sikap, bakat, minat, konsep diri, motivasi dan sebagainya”.22 Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan “mengatakan bahwa untuk menentukan validitas konstruk suatu instrument harus dilakukan melalui proses penelahaan teoritis dari suatu konsep variable yang hendak kita ukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir item instrument”23. 3) Validitas empiric Validitas empirik merupakan validitas yang didasarkan pada analisa data empirik yang bersumber atau didapatkan dari pengamatan di lapangan. Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan menjelaskan bahwa validitas empirik sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal dan eksternal. Kriteria internal adalah tes atau instrument itu sendiri yang menjadi kriteria,
22 23
Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 224 Ibid.,
17
sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrument atau tes lain di luar instrument itu sendiri yang menjadi kriteria.24 Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid secara empirik apabila tes itu diuji dan dianalisa berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan. Validitas butir soal item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item soal, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.25 Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa “validitas butir soal merupaka validitas internal di mana validitas butir soal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur instrument secara keseluruhan”. e. Pengertian Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya.26 Secara etimologi reliabilitas mengisyaratkan bahwa reliabilitas dalam kontek hasil belajar adalah sejauh mana tes tersebut dapat dipercaya dan diandalkan.27 Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya28 Beberapa ahli memberikan batasan tentang reliabilitas. Menurut Thordike dan Hagen yang dikutip dari buku Evaluasi Hasil Belajar 24
Ibid., hlm. 226 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 182 26 Purwanto, Op. Cit, hlm. 153 27 Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 249 28 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm.16
25
18
“reliabilitas berkaitan dengan akurasi instrumen dalam mengukur yang hendak diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang”.29 Menurut Hopkin dan Antes yang dikutip dari buku Evaluasi Hasil Belajar menyatakan “reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu objek maupun sejumlah objek.”.30 Menurut Kusaeri yang dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa “reliabilitas memiliki karakteritik sebagai berikut: 1) reliabilitas merujuk pada hasil yang didapat melalui sebuah instrumen tes, bukan merujuk kepada instrumennya sendiri. 2) reliabilitas merupakan syarat perlu, tetapi belum cukup untuk syarat validitas. 3) reliabilitas utamanya berkaitan dengan statistik”.31 Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. F. Definisi Operasional Kualitas tes adalah taraf baik atau buruknya suatu tes untuk mencapai penyempurnaan secara berkesinambungan sehingga sesuai dengan persyaratan tes.
29
Purwanto, Loc. Cit, hlm. 154 Ibid., hlm. 154 31 Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 250 30
19
Tes hasil belajar adalah alat untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Ujian akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Mata Pelajaran Fiqh adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. G. Metodologi Penelitian Metode berasal dari kata “metode” yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan fikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.32 Jika kita kaitkan dengan penelitian maka metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan fikiran secara seksama agar tercapai suatu tujuan.33
32
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal.1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hlm.11 33
20
1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang menjadi sumber sampel.34 Bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa unit populasi disebut contoh atau sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 3 Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang siswa siswi kelas XI Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang yang berjumlah 800 orang. Tabel 1 Anggota Populasi No
Nama Sekolah
Jumlah
1
MAN 1 Palembang
200 orang
2
MAN 2 Palembang
250 orang
3
MAN 3 Palembang
290 orang
Jumlah
840 orang
Sedangkan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.35 Penarikan sampel dalam penelitian ini berdasarkan simple random sampling atau pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu.36 Adapun yang menjadikan sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 211 orang.
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 130. 35 Ibid, hlm. 131. 36 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 121.
21
Tabel 2 Jumlah Sampel No
Nama Sekolah
Jumlah Siswa-siswi per kelas
1
Kelas XI MAN 1 Palembang
66 orang
2
Kelas XI MAN 2 Palembang
71 orang
3
Kelas XI MAN 3 Palembang
74 orang
Jumlah
211 orang
Cara menentukan ukuran sampel, dalam hal ini penulis menggunakan tingkat kesalahan 10% dengan rumus sebagai berikut:
a. MAN 1 Palembang
= 66 Jadi yang dijadikan sampel di MAN 1 Palembang sebanyak 66 orang b. MAN 2 Palembang
= 71
22
Jadi yang dijadikan sampel di MAN 2 Palembang sebanyak 71 orang c. MAN 3 Palembang
= 74 Jadi yang dijadikan sampel di MAN 3 Palembang sebanyak 74 orang 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan dengan lokasi Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang. Penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.37 3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif yaitu dengan menganalisis data dengan menggunakan statistik. b. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 37
Ibid, hlm. 308.
23
1. Sumber data primer adalah sumber data yang berasal dari objek penelitian. Objek penelitian disini adalah soal tes ujian akhir semester kelas XI mata pelajaran fiqh di Kota Palembang tahun 2014. 2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari sumbersumber seperti laporan, buku, maupun lembaga-lembaga terkait yakni orang-orang yang dapat memberikan keterangan tentang objek penelitian seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan semua aspek yang mendukung penelitian ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data.38 Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data butir-butir soal, kunci jawaban, dan hasil tes siswa. 5. Teknik Analisi Data Teknik analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoeh dari hasil penelitian sehingga dapat mudah dipahami. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisis statistik.
38
Ibid.,hlm. 308
24
H. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam pembahasan serta memudahkan dalam pembahasan serta memudahkan bagi para pembaca untuk memahami isi dari skripsi ini disusun dengan per bab. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II
Landasan Teori yang membahas tentang pengertian tes hasil belajar, ujian akhir semester, pengertrian derajat kesukaran, pengertian daya pembeda soal, pengertian pengecoh (distactor) butir soal, pengertian validitas dan pengertian reliabilitas.
BAB III Kondisi umum yang berisikan tentang sejarah berdirinya Madrasahmadraah Aliyah Negeri di Kota Palembang, jumlah siswa, guru, karyawan, struktur organisasi dan sarana prasarana. BAB IV Analisis data tentang kualitas tes hasil belajar soal ujian akhir semester kelas XI mata pelajaran fikih Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang Tahun Ajaran 2014. BAB V
Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
25
BAB II KUALITAS TES HASIL BELAJAR A. Tes 1. Pengertian Tes Tes berasal dari kata “testum” dari bahasa Perancis yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia dari material lain seperti pasir, batu tanah, dan sebagainya. Menurut Anne Anastasi, “Tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu”.39 Zainal Arifin mengartikan tes sebagai suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.40 Di sisi lain, menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka satu sama lain.41 Dari pengertian beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur dalam rangka
39
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2011), hlm. 66 40 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.118 41 Anas Sudijono, Op.Cit., hlm 66
26
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Tes tersebut dapat berbentuk pemberian tugas kepada peserta didik sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Macam-macam Tes Sebagai alat pengukur dan penilai dalam evaluasi hasil belajar, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Secara garis besar, tes sebagai alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes (non tes). Tes dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu: a) Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan / Kemajuan Belajar Peserta Didik b) Kemajuan Belajar Peserta Didik. 1) Tes Seleksi 2) Tes Awal 3) Tes Akhir 4) Tes Diagnostik 5) Tes Sumatif 6) Tes Formatif c) Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkapkan. 1) Tes Intelegensi 2) Tes Kemampuan 3) Tes Sikap 4) Tes Kepribadian 5) Tes Hasil Belajar d) Penggolongan Lain –lain 1) Dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes. a) Tes Individual. b) Tes Kelompok. 2) Dilihat dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes. a) Power Test b) Speed Test
27
3) Dilihat dari segi bentuk responnya. a) Verbal Test b) Nonverbal Test 4) Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban. a) Tes Tertulis b) Tes Lisan42 B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.43 Dengan memperhatikan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku jiwa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proes belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun pikomotorik.
42 43
Anas Sudijono, Op.Cit., hlm 68-74 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 44
28
2. Domain Hasil Belajar Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiawaan yang akan diubah dalam proeses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: kognitif afektif dan piskomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran. a. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari tujuh aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, dan kreasi. Seperti yang diungkapkan Anas Sudijono “Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak)”.44 Menurut Bloom dalam Anas Sudijono segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.45 Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
aplikasi
(apply),
analisis
(analysis),
sintesis
(synthesis), dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi, akan tetapi Anderson dan Kratwohl merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu proses dan isi/jenis. Pada dimensi proses, terdiri atas mengingat (remember),
44 45
Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 49 Ibid.,
29
memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create). Pada dimensi isinya terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowlwdge), pengetahuan konseptual (conceptual
knowledge),
pengetahuan
prosedural
(procedural
knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge). b. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah afektif merupakan internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila telah memiliki penguasaan yang tinggi pada ranah kognitifnya. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagi tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar seperti yang dikemukakan Nana Sudjana, Kategorinya dimulai dari
30
tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, meliputi: 1. Menerima (receiving), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. 2. Menjawab (responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3. Penilaian (valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. 4. Organisasi (organization), yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai (characterization by a value or value complex), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.46 c. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik merupakan kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerak tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan sederhana sampai gerakan yang kompleks. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni: 1. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak disadari). 2. Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll. 4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan. 5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada ketrampilan kompleks.
46
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 30
31
6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.47 Menurut Anas Sudijono ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.48 Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif. Penilaian psikomotor memang lebih sulit dan subjektif dibandingkan dalam aspek kognitif karena penilaian psikomotorik memerlukan pengamatan dengan keterandalan yang tinggi terhadap dimensi-dimensi yang akan diukur. Apabila pengukuran dalam aspek psikomotor ini tidak dilakukan secara cermat maka aspek subjektivitas akan lebih dominan. C. Tes Hasil Belajar 1. Pengertian Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik.49 Tes diujikan setelah peserta didik memperoleh
47 48
Ibid,.hlm.23 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 57 49 Purwanto, Op .Cit., hlm. 66.
32
materi yang sebelumnya telah diajarkan oleh guru. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah:50 a. Validitas Kata valid dalam bahasa Indonesia sering diartikan dengan istilah shahih. Sebuah tes dapat dikatakan telah memiliki “validitas” apabila tes tersebut dengan shahih telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur lewat tes tersebut. Dalam pembicaraan evaluasi pada umumnya orang hanya mengenal istilah “valid” untuk alat evaluasi atau instrumen evaluasi. Hingga saat ini belum banyak yang menerapkan istilah “valid” untuk data. Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. b. Reliabilitas Reliabilitas sering dikaitkan dengan masalah kepercayaan. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap berada pada ururan (ranking) yang sama pada kelompoknya. c. Objektivitas Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor-faktor subjektivitas yang mempengaruhi. Dalam hal ini kaitannya dengan sistem pemberian skor terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat pada penyusun tes. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem scoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. d. Praktikabilitas Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang: 50
hlm. 57.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
33
1. Mudah dilaksanakan 2. Mudah pemeriksaannya 3. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain. e. Ekonomis Yang dimaksud ekonomis adalah pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. Menurut Daryanto menjelaskan 4 cara dalam menilai soal yang baik: a. Meneliti secara jujur soal-soal yang disusun, kadang-kadang terdapat ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran atau penyebab lainnya dari soal-soal tersebut. Dalam hal ini secara kualitatif kita membuat serangkaian pertanyaan-pertanyaan, misalnya: a) apakah pertanyaan setiap topik sudah seimbang? b) apakah semua soal sudah memuat dan menanyakan bahan yang telah diajarkan? c) apakah soal yang kita susun memiliki pertanyaan yang membingungkan (dapat disalah artikan)? d) apakah soal yang kita buat sudah mengacu kepada SK, KD dan indikator? e) apakah soal itu tidak sukar untuk dimengerti? f) apakah soal itu dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa? b. Mengadakan analisis soal dimana analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun fungsinya adalah: a) membantu mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek. b) memperoleh informasi yang akan digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut. c) memperoleh gambaran secara sekintas tentang keadaan yang kita susun. c. Menguji dengan cara menvalidasi tes tersebut dan validasi yang paling penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler (content validity). Untuk mengadakan checking bagian pelajaran secara khusus dan jelas sehingga setiap soal dapat kita jodohkan dengan setiap tujuan khusus tersebut. Validasi kurikuler sangat cocok digunakan pada kurikulum saat ini karena memiliki SK, KD dan indikator dalam setiap proses pembelajaran. d. Menguji dengan cara mengecek tingkat reliabilitas soal tersebut. Salah satu indikator untuk tes yang mempunyai reliabilitas tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes yang mempunyai daya pembeda tinggi.51
51
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 177-179
34
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa suatu tes hasil belajar dapat dikatakan baik apabila tes itu diuji dan dianalisa berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan. 2. Ciri-ciri Kualitas Tes Hasil Belajar Analisis kualitas tes merupakan suatu tahapan yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Dalam penilaian hasil belajar diharapkan tes dapat menggambarkan hasil yang objektif dan akurat. Dalam melaksanakan analisis kualitas tes, pembuat soal dapat melakukan analisis secara kualitatif, dalam kaitannya dengan isi dan bentuk, dan analisis secara kuantitatif dalam kaitannya dengan ciri-ciri statistikanya atau prosedur peningkatan secara judgment dan prosedur peningkatan secara empirik. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup tingkat kesukaran, daya beda, fungsi pengecoh, validitas dan reliabilitas soal. a. Tingkat Kesukaran Berkualitas atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat dianalisis dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing soal yang diujikan kepada siswa. Butir soal yang baik adalah apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
35
mudah atau dengan kata lain derajat kesukaran item adalah berada pada kategori sedang atau cukup.52 Menurut Crocker dan Algina yang dikutip dari buku evaluasi hasil belajar mengatakan tingkat kesukaran didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar.53 b. Daya Beda Daya beda (discriminating power) adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.54 Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendeskriminasikan) antara siswa yang berkemampuan tinggi (pintar) dengan siswa yang berkemampuan rendah sehingga siswa yang pintar akan menjawab dengan benar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kurang pintar.55 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antar 0,00 sampai 1,00.56
52
Fajri Ismail, Evaluai Pendidikan, (Palembang : Tuna Gemilang Press, 2014), hlm. 188 Ibid., hlm. 99 54 Ibid., hlm. 102 55 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 386 56 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm.183 53
36
c. Pengertian Pengecoh (distractor) Pengecoh (distractor) adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban. Misalnya: pada soal objektif jenis benar-salah, bila kunci jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a, b, c, d dan kunci jawabnya adalah c maka a, b, d, merupakan pengecoh.57 Dengan demikian, efektivitas distractor adalah seberapa baik pilihan yang salah tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia. Semakin banyak peserta tes yang memilih distractor tersebut, maka distractor itu dapat menjalankan fungsinya dengan baik. d. Pengertian Validitas Pengertian validitas menurut Lewis R Aiken dalam buku Evaluasi Pendidikan, mengatakan “validity of a test has been defined as the extent to which the test measures what it was designed to measure” (Validitas tes didefinisikan sebagai sejauh mana tes mengukur apa yang dirancang untuk mengukur ).58 Mengutip dari Cureton dalam buku Evaluasi Pendidikan, bahwa “ The essential question of test validity is how well a test does the job it is employed to do” (Pertanyaan penting dari uji validitas adalah
57 58
Purwanto, Op. Cit, hlm. 75 Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 215
37
seberapa baik tes melakukan pekerjaan itu digunakan untuk melakukan).59 Selanjutnya, Sutrisno Hadi dalam buku Evaluasi Pendidikan menyatakan “keshahihan dibatasi sebagai tingkat kemampuan suatu instrument untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran”.60 Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur.61 Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.62 Anasti dan Urbina dalam buku Evalusai Hasil Belajar menjelaskan validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya.63 Validitas suatu instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.64 Validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna penting diantaranya seperti berikut.65 Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan instrumen itu sendiri. 59
Ibid., hlm. 216 Ibid.,hlm.216 61 Purwanto, Op. Cit., hlm. 114 62 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm.12 63 Ibid.,hlm. 153 64 Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm. 122. 65 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 31. 60
38
Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukan kategori yang bisa mencakup kategori rendah, menengah dan tinggi. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen. Dan dapat diberikan pengertian juga bahwa: 1. Validitas berkaitan dengan pengukuran 2. Validitas memberikan informasi berkaitan dengan tujuan 3. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya di ukur. Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja. Tes valid untuk bidang studi Fiqh belum tentu valid untuk bidang yang lain misalnya bidang Qur’an Hadits. Validitas memiliki beberapa karakteristik, antara lain:66 1. Menunjuk kepada hasil dari penggunaan instrumen tersebut bukan pada instrumennya. 2. Menunjukkan suatu derajat atau tingkatan, validitasnya tinggi, sedang atau rendah, bukan valid atau tidak valid. 3. Tidak berlaku umum. Suatu tes Fiqih menunjukkan validitas tinggi untuk mengukur keterampilan memahami, tetapi hanya sedang dalam memahami kemampuan berpikir tentang Fiqh, bahkan rendah dalam memprediksi keberhasilan dalam fiqh untuk masa yang akan datang.
66
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 228-229.
39
Ada dua unsur penting dalam validitas. Pertama, validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang dan ada yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Sebagaimana pendapat R.L. Thorndike dan H.P. Hagen bahwa “validity is always in relation to a specific decision or use” (Validitas selalu dalam kaitannya dengan keputusan tertentu atau penggunaan). Sementara itu, Gronlund mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi validitas hasil tes, yaitu:67 1. Faktor instrumen evaluasi 2. Faktor administrasi evalusai dan penskoran 3. Faktor dari jawaban peserta didik Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes dan faktor yang berasal dari peserta didik yang bersangkutan.68 a. Faktor yang berasal dari dalam tes. Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi di antaranya sebagai berikut: 1. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat mengurangi validitas tes. 2. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, terlalu sulit. 3. Item-item tes dikonstruksi dengan jelek. 4. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang diterima peserta didik. 5. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu kurang atau terlalu longgar. 6. Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel materi pembelajaran. 7. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi peserta didik. 67
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 247-248. 68 Sukardi, Op.Cit , hlm. 38-39.
40
b. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor. Faktor ini dapat mengurangi validitasi interpretasi tes evaluasi, khususnya tes evaluasi yang dibuat oleh guru. Berikut beberapa contoh faktor yang sumbernya berasal dari proses administrasi dan skor. 1. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga peserta didik dalam memberikan jawaban dalam situasi yang tergesa-gesa. 2. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan antara peserta didik yang belajar dengan yang melakukan kecurangan. 3. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua peserta didik. 4. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, misalnya pada tes esai, juga dapat mengurangi validitas tes evaluasi. 5. Peserta didik tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku. 6. Adanya joki (orang lain bukan peserta didik) yang masuk dan menjawab item tes yang diberikan. c. Faktor-faktor yang berasal dari jawaban peserta didik Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban peserta didik daripada interpretasi item-item pada tes evaluasi. Sebagai contoh, sebelum tes para peserta didik menjadi tegang karena guru pengampu mata pelajaran dikenal killer, galak dan sebagainya sehingga peserta didik yang ikut tes banyak yang gagal. Contoh lain, ketika peserta didik melakukan tes penampilan keterampilan, ruangan terlalu ramai atau gaduh sehingga para peserta didik tidak dapat konsentrasi dengan baik. Ini semua dapat mengurangi nilai validitas instrumen evaluasi. Djali dan Pudji Mulyono dalam buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa ada tiga jenis validitas yag sering digunakan dalam penyusunan instrument yakni validitas isi, validitas bangun pengertian, dan empiris.69 1. Validitas Isi Menurut Gregory dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan “validitas ini menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrument mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut”. 70 69 70
Fajri Ismail, Loc. Cit, hlm. 216 Ibid., hlm. 217
41
Validitas isi adalah validitas yang diperoleh setelah melakukan penganalisaan, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrument mengukur isi yang harus diukur. Ciri khusus validitas isi ini adalah validitas ini mendasarkan pada analisis logika, tidak dihitung secara statistik.71 2. Validitas Konstruk Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang melihat dari segi susunan, kerangka atau rekaannya72. Menurut Sopiah dan Sangaji sebagaimana dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan “mengatakan bahwa validitas konstruk menunjuk kepada seberapa jauh suatu tes mengukur sifat atau bangunan pengertian (konstruk) tertentu dan validitas ini penting bagi tes-tes yang digunakan untuk menilai kemampuan dan sifat-sifat kejiwaan seseorang termasuk sikap, bakat, minat, konsep diri, motivasi dan sebagainya”.73 Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan “mengatakan bahwa untuk menentukan validitas konstruk suatu instrument harus dilakukan melalui proses penelahaan teoritis dari suatu konsep variable yang hendak kita ukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir item instrument”74. 3. Validitas empirik Validitas empirik merupakan validitas yang didasarkan pada analisa data empirik yang bersumber atau didapatkan dari pengamatan di lapangan. Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan menjelaskan bahwa validitas empirik sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal dan eksternal. Kriteria internal adalah tes atau instrument itu sendiri yang menjadi kriteria, sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrument atau tes lain di luar instrument itu sendiri yang menjadi kriteria.75 Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid secara empirik apabila tes itu diuji dan dianalisa berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan. 71
Anas Sudijono, Op.Cit,. hlm. 164 Ibid., hlm. 166 73 Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 224 74 Ibid., 75 Ibid., hlm. 226
72
42
Validitas butir soal item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item soal, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.76 Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa “validitas butir soal merupaka validitas internal di mana validitas butir soal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur instrument secara keseluruhan”. e. Pengertian Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang
artinya
dapat
dipercaya.77
Secara
etimologi
reliabilitas
mengisyaratkan bahwa reliabilitas dalam kontek hasil belajar adalah sejauh mana tes tersebut dapat dipercaya dan diandalkan.78 Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya79 Beberapa ahli memberikan batasan tentang reliabilitas. Menurut Thordike dan Hagen yang dikutip dari buku Evaluasi Hasil Belajar “reliabilitas berkaitan dengan akurasi instrumen dalam mengukur yang hendak diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya
76
Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 182 Purwanto, Op. Cit, hlm. 153 78 Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 249 79 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm.16
77
43
dilakukan pengukuran ulang”.80 Menurut Hopkin dan Antes yang dikutip dari buku Evaluasi Hasil Belajar menyatakan “reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu objek maupun sejumlah objek.”.81 Menurut Kusaeri yang dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa “reliabilitas memiliki karakteritik sebagai berikut: 1) reliabilitas merujuk pada hasil yang didapat melalui sebuah instrumen tes, bukan merujuk kepada instrumennya sendiri. 2) reliabilitas merupakan syarat perlu, tetapi belum cukup untuk syarat validitas. 3) reliabilitas utamanya berkaitan dengan statistik”.82 Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.83 Menurut Nana Sudjana, “Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya”. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang
80
Purwanto, Loc. Cit, hlm. 154 Ibid., hlm. 154 82 Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 250 83 Zainal Arifin, Op.Cit,. hlm. 258. 81
44
relatif sama.84 Hal senada juga diungkapkan Chabib Thoha “reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan”. Artinya, suatu tes memiliki keterandalan jika tes tersebut dipakai mengukur berulang ulang hasilnya sama.85 Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Reliabilitas merupakan salah satu persyaratan bagi sebuah tes. Reliabilitas sebuah soal perlu karena sebagai penyokong terbentuknya validitas butir soal sehingga sebuah soal yang valid biasanya reliabel. 3. Fungsi Tes Hasil Belajar Tes sebagai instrumen dalam kegiatan evaluasi memiliki makna tersendiri dalam dunia pendidikan, terutama dalam pembelajaran. Tes merupakan prosedur yang sistematis dipandang sebagai alat dan teknik dalam melakukan evaluasi hasil belajar. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tes banyak digunakan oleh seorang guru untuk melakukan evaluasi hasil belajar. Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu: 1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
84
85
Nana Sudjana, Op.Cit., hlm 16 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 118
45
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.86 Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar afektif dan psikomotor.87 Dengan demikian fungsi tes sebagai instrumen evaluasi adalah untuk mengukur prestasi atau hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Selain itu tes juga berfungsi untuk mengukur keberhasilan mutu program pengajaran. 1. Macam-macam dan Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar
a. Macam-macam Tes Hasil Belajar THB dapat di kelompokkan kedalam beberapa kategori. Menurut peranan fungsionalnya dalam pembelajaran, THB dapat dibagi menjadi empat macam yaitu tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik dan tes penetapan.
86 87
Anas Sudijono. Op.Cit, hlm 67 Nana Sudjana.Op.Cit.hlm 35
46
Tes formatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang berarati membentuk. Jadi yang dimaksud dengan tes formatif yaitu suatu tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Tes formatif dalam praktik pembelajaran dikenal sebagai ulangan harian. Tes sumatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “sum” yang artinya jumlah atau total. Jadi tes sumatif adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester. Dalam praktik pembelajaran tes sumatif dikenal sebagai ujian semester. Tes hasil belajar yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi diagnostik adalah tes diagnostik. Dalam tes diagnostik tes hasil belajar digunakan untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. Berdasarkan pemahaman mengenai siswa bermasalah dan masalahnya maka guru dapat mengusahakan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan masalahnya. Tes penetapan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya siswa yang masuk ke sekolah
47
SMA memperoleh tes penetapan untuk menempatkan siswa ke dalam kelompok IPA,IPS, atau BAHASA. Sebagai pribadi, setiap siswa bersifat unik dan mempunyai kebutuhan pembelajaran yang khas, sehingga memerlukan layanan pembelajaran yang bersifat individual.88 b. Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar THB dapat berbentuk objektif dan esai. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Dibandingkan tes objektif, soal esai mempunyai beberapa keunggulan yaitu pertama, kekuatan soal untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan melibatkan level kognitif yang tinggi. Kedua, memberi kesempatan pada siswa untuk menyusun jawaban sesuai pikirannya sendiri. Meski soal esai sangat berguna, namun memilki beberapa kelemahan. Pertama, terdapat subjektivitas dalam penilaiannya karena penilai yang berbeda ata situasi berbeda. Kedua, tes esai menghendaki jawaban yang panjang, sehingga tidak memungkinkan ditulis butir tes dalam jumlah banyak. Ketiga, penggunaan tes esai membutuhkan waktu koreksi yang lama dalam menentukan nilai. 89 Tes Objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah tersedia. Tes objektif memiliki beberapa 88
Gronlund, Norman E dan Linn, Robert L. (1990). Measurement and Evaluation in teaching. New York. 89 Nurkancana dan sumartana, Evaluasi Pendidikan. 1986. hlm. 42
48
keunggulan. Pertama, penilaiannya yang sangat objektif, dengan sebuah jawaban yang hanya mempunyai dua kemungkinan, benar atau salah. Kedua, dalam tes bentuk objektif kemungkinan dapat di tulis butir soal dalam jumlah banyak. Disamping kelebihan itu tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, tes objektif kurang memberi kesempatan
untuk
menyatakan
isi
hati
atau
kecakapan
yang
sesungguhnya karena anak tidak membuat kalimat. Kedua, peluang melakukan tebakan sangat tinggi, karena siswa akan menggunakan informasi yang diingatnya untuk menjawa soal.90
90
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. hal. 39
49
BAB III SEJARAH MAN I, MAN 2, MAN 3 PALEMBANG A. MAN 1 Palembang 1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Palembang MAN 1 Palembang, pada awal pendiriannya yaitu Madrasah Aliyah Swasta yang berbadan Hukum atas nama Yayasan Pendidikan Nasional Umum (YPNU).
Didirikan pada tanggal 1 Agustus 1961, berlokasi di 35 Ilir
Palembang. Sesuai dengan AKTE TAN THONG KIE No. 8 tahun 1962, diresmikan oleh Gubernur Sumatra Selatan 1967 Madrasah Aliyah Swasta di Negerikan oleh Departemen Agama Provinsi Sumatra Selatan dengan Nomor: 3735/B/F.15/1967 tanggal 11 November 1967. Kemudian pada tanggal 4 November 1970 Madrasah persiapan menjadi Madrasah Aliyah Islam Negeri (MAIN). 2. Lokasi Madrasah a. Pada tahun 1961 s/d 14 April 1968 Madrasah Aliyah menempati gedung YPNU Lrg Kedukan Bukit 35 Ilir Palembang. b. Pada tanggal 15 April 1968 sampai dengan 31 Januari 1976 menempati gedung Universitas Fatahillah. c. Pada tanggal 1 Februari 1976 sampai dengan 1978 menempati gedung Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 km 3,5 Palembang. d. Pada Tanggal 17 Januari 1978 MAN 1 Palembang menempati gedung baru
50
di Jl. Inspektur Marzuki Kel. Siring Agung Palembang. e. Kemudian pada tahun pembelajaran 2004/2005 kelas I (satu) sudah menempati
gedung baru yang berlokasi di Jl.Gubernur H.A. Bastari
Kecamatan Seberang Ulu I Kel. 15 Ulu Jakabaring Palembang, sedangkan kelas II dan III masih menempati gedung yang berlokasi Jln. Inspektur Marzuki Siring Agung Palembang sampai tamat belajar di MAN 1 Palembang. Kepala MAN 1 Palembang sejak berstatus swasta hingga sekarang telah mengalami 13 pergantian, yaitu sebagai berikut: Tabel 1 Nama-Nama Kepala MAN 1 Palembang NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PERIODE PERIODE I 1 Agustus 1961 s/d 31 desember 1968 PERIODE II 1 Januari 1969 – 31 Desember 1969 PERIODE III 1 Januari 1970 – 31 Juli 1970 PERIODE IV 1 Agustus 1970 – 31 Juni 1974 PERIODE V 1 Juli 1974 - 9 Mei 1983 PERIODE VI 10 Mei 1983 – 30 Oktober 1987 PERIODE VII 30 Oktober 1987 – 25 April 1994 PERIODE VIII 26 April 1994 – 8 Juli 1998 PERIODE IX 9 Juli 1998 – 23 Oktober 2001 PERIODE X 23 Oktober 2003– 5 Mei 2004
PEJABAT : KH.M. Agus Salim : K.H.M Rasyad : Burdawi Aziz : K.H Abdul Murod : Drs. Robinson Malian : Drs. Mardhi Abdullah : Drs. Abdullah Hai Ali : Drs. Izzudin Asmawi : Drs. Abdul Kadir : Drs. H. Umar Faruq
51
11 12 13
PERIODE XI 5 MeI 2004 – 23 Oktober 2007 PERIODE XII 23 Oktober 2007 – 11 Oktober 2007 PERIODE XIII 11 Oktober 2010 s/d sekarang
: Drs. Nawawi : Drs. Kaisar : Dra. Hj. Selfi Ariani, MM
Sumber : Dokumentasi MAN 1 Palembang, Juli 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mulai berdirinya MAN 1 Palembang pada tanggal 1 agustus 1961 sampai sekarang telah mengalami 13 pergantian kepala MAN 1 Palembang. Saat ini yang menjabat sebagai kepala MAN 1 Palembang ialah Ibu Dra. Hj. Selfi Ariani, MM. 3. Letak Geografis MAN 1 Palembang terletak di Jalan Gubernur H. Ahmad Bastari Seberang Ulu 1 Palembang. Kurang lebih 1 KM dari gerbang komplek Ogan Permata Indah (OPI) Jaka Baring. Secara geografis MAN 1 Palembang berbatasan dengan: 1. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan Taman Pinang Indah (TPI) 2. Sebelah barat berbatasan dengan perumahan masyarakat 3. Sebelah utara berbatasan dengan SMA Negeri 19 Palembang 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan Town House. Dari letak geografis tersebut MAN 1 Palembang mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan sepeda, roda dua, roda empat maupun berjalan kaki. Siswa yang bersekolah di MAN 1 Palembang berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah.
52
4. Profil Madrasah 1.
Nama Madrasah
: MAN 1 Palembang
2.
Alamat
: Jln Gubernur H.A Bastari kel. 15 Ulu Kec. Seberang Ulu 1 (Jakabaring) (071 1) 5620083 Palembang 30257
3.
Nomor & Tanggal SKP/ Piagam : Nomor 168 tahun 1970/tgl 4 Agustus 1970
4.
Nama Badan Pengelolah
: Kanwil Departemen Agama Prov. Sumsel
5.
Akreditasi
: “A”- Akreditasi BAN No. M 011-l-54
6.
Waktu Belajar
: 07.00Wib s/d 14.20WIB
7.
Kurikulum yang digunakan : KTSP
8.
Nama Kepala Madrasah
: Dra. Hj.Selfi Ariani, MM
Pendidikan Terakhir
: S. 2
Pangkat / Golongan
: Pembina (IV/a)
5. Struktur Organisasi Madrasah / Sekolah 1. Kepala Sekolah
: H. Kiagus Faisal, S.Ag, M.Pd.I
2. Wakil Kepala a. Waka Kurikulum
: Baheramsyah, S.Ag, M.Si
b. Waka Kesiswaan
: Drs. Zawawi
c. Waka Sarana dan Prasarana
: Dra. Hj. Nurhayati, M.Pd.I
d. Waka Evaluasi/ Supervisi
: Syafi’i, S.Pd
53
e. Waka Humas
: Dra. Sulistiani, MM
3. Bimbingan dan Konseling a. Koordinator
: Ayu Jamilah, S.Pd
b. Anggota
: Dra. Hj. Selfi Ariani,MM
4. OSIS Pembina Putra
: Taufiq Marzuqi, M.Pd Rifki,S.Ag
5. Pramuka Pembina Putra
: Tedi Irfansyah Agus Firmansyah
6. Drum Band
: Rifki, S. Ag
7. Rohis
: Nurshiddiq, S.Fil.I
8. KIR
: Amelia, M.P.Fis
9. Kesenian
: Dra. Wiwin Agustina
10. Olah Raga
: 1. Mardianto, S.Pd 2. Sanjani, SPd
11. UKS/PMR
: Dra. Marwiyah
12. Perpustakaan a. Kepala Perpustakaan
: Sukmawati Pramugarai,S.Pd
b. Urusan Pengdaan dan Pelyn : Eti Lidya Sari, A.Md
54
13. Tata Usaha a. Kaur TU
: Ferry Mufti, S.Sos.I
b. Staf TU Urusan Kepegawaian
: Rita Yusmiati, S.Ag
Urusan Keuangan
: 1. M. Yusuf, SE 2. Rumaidah
Umum : 1. Siti Aminah, S.Ag 2. Meriansyah 3. M. Rafiq 4. Mardiana 5. Mahmud 6. Dewi,A.Md Urusan Pendidikan/ Pengajaran : 1. Kotri, S.Pd 2. Angga Kesuma Dewi, A.Md Urusan Perlengkapan
: Humaidi
6. Data Fisik (Sarana-Prasarana) Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MAN 1 Palembang sekarang sudah cukup baik dan layak serta lengkap, hal ini disebabkan karena perhatian Kanwil Kementerian Agama akan majunya mutu pendidikan di MAN 1 Palembang sangat besar karena itu segala kebutuhan yang menyangkut masalah pembelajaran di penuhi semuanya.
55
Begitu juga dengan sarana untuk siswa olah raga yang disediakan dengan harapan agar para siswa MAN 1 Palembang di samping memiliki prestasi yang tinggi dalam belajar juga memiliki prestasi dalam bidang Olah raga. Kesemuanya itu dapat dilihat dalam daftar sarana dan pra sarana yang dimiliki oleh MAN 1 Palembang. Untuk dapat melihat secara lengkap disajikan dalam tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Sarana dan Prasarana MAN 1 Palembang JENIS KEBERADAAN KONDISI NO TIDAK LUAS ADA SARANA PRASARANA PISAH GABUNG JML B RR RB ADA (M2) 1 Laboratorium IPA √ 1 √ 120 2 Laboratorium Komputer √ 1 √ 64 3 Laboratorium Bahasa √ 1 √ 96 4 Peribadatan √ 200 5 Ruang Kesenian √ 1 √ 10 6 Lapangan Olahraga √ 1 √ 2400 7 Lapangan Upacara √ 1 √ 2000 √ 1 √ 24 8 Ruang 9 Ruang Tamu √ 1 √ 48 10 RuangUKS √ 48 11 RuangOsis √ 1 √ 48 12 Kantin Madrasah √ 2 √ 60 13 Ruang penjaga madrasah √ 14 Ruang/PosKeamanan √ 1 √ 12 15 Kamar Mandi/Wc √ 1 √ 5 16 Kamar Mandi/Wc Guru √ 1 √ 10 17 Kamar Mandi/Wc Guru √ 1 √ 10 18 Kamar Mandi/Wc Siswa √ 6 √ 24 19 Kamar Mandi/Wc siswa √ 6 √ 24 20 Instalasi Air Bersih √ √
56
√
21 Instalasi Listrik (phase) 22 Musholah 23 GedungSerbaGuna
√
√ √
1 1 √
24 Perpustakaan
1
√
64 100
√
72
√
25 Ruang PMR
√
1
12
26 Koprasi
√
1
12
Sumber : Dokumentasi MAN 1 Palembang, Juli 2014
7. Data Siswa Siswa merupakan subjek dari pendidikan. Lembaga pendidikan belum dikatakan sempurna apabila tidak mempunyai siswa. Siswa merupakan orang yang didik dalam Madrasah. Data siswa MAN 1 Palembang yang lulus dari tahun 2010 sampai tahun 2014 baik IPA maupun IPS 100%. Sedangkan secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 3 data siswa sebagai berikut: Tabel 3 Data Siswa MAN 1 Palembang %
NO
TAHUN PELAJARAN
1 2 3 4 5
2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014
DATA SISWA BARU KELULUSAN PENDAFTAR DITERIMA 206 210 280 450 480
184 133 189 240 240
SISWA 100%
Sumber : Dokumentasi MAN 1 Palembang, Juli 2014
Berdasarkan tabel data siswa MAN 1 Palembang di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan siswa baru dari tahun 2009 – 2014 mengalami
57
peningkatan. Penyeleksian penerimaan siswa baru begitu diperketat sesuai tujuan dalam meningkatkan mutu pendidikan di MAN 1 Palembang. 8. Daftar Guru Tetap / Pegawai Negeri Sipil (PNS) Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar MAN 1 Palembang sekarang telah memiliki guru-guru yang berkompeten dalam bidang tugasnya sebagai seorang guru, di samping memiliki pengalaman mengajar juga guru MAN 1 Palembang sudah memiliki dan menyelesaikan jenjang Pendidikan S2. Uraian secara lengkap keadaan guru MAN 1 Palembang dapat dilihat dalam tabel 4 berikut: Tabel 4 Data Guru / Pegawai di MAN 1 Palembang NO 1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14
NAMA Dra. Hj. Selfi Ariani, MM Baheramsyah, S.Ag., M.Si Syafii, S.Pd Drs.Zawawi Dra. Sulistiani, MM Dra. Hj. Nurhayati, M.Pd.I Dra.Mirwani Dra.Maimuna, MM Dra.Lisdiana, MM Dra.Nurlela Apriani,MM Rihlaini Fajriana,S.Pd Lilis Suryani,S.Ag.,M.Si
15 Siti Nazma,S.Ag 16 Rifki,S.Ag 17 Drs. H. Lazuardi, MM
PENDIDIKAN TERAKHIR FAK.
JUR.
KETERANGAN
S.2 UTP S.2 STISS S.1 UT S.1 Unsri S.2. UBD S.2.IAIN S.1 Tarbiyah S.2. UBD S.2. UBD S.2. UBD S.1 FKIP S.2 STISS
Biologi Biologi Kimia PKN Matematika Biologi PAI Tadris IPS Matematik Kimia Bahasa TadrsiIPS
Kepala Wk Kurikulumm Wk. Wk. Kesiswaan Wk. Humas Wk.Sarana/Prasarana Pembina/Wali Kelas Guru dan Wali Kelas Guru dan Wali Kelas Pembina Labor IPA Guru Guru danWaliKelas
S.1 Tarbiyah S. 1 Tarbiyah
PAI Tadris Bhs
Guru/BP Guru dan P.Drum
S.2UTP
Matematika
Guru
58
18 20 21 22 23 24 25 26
Drs Hardinata S.1 Tarbiyah Matematika Guru Dra.Marwiyah,M.Si S.2 Stisipol Kimia Guru dan Pembina Misnoraliawati, S.Pd S.1 FKIP Fisika Guru Dra.Nyimas Maryatul Qibtiah S.1 Tarbiyah TadrisBiologi Guru FadilaYuni,S.Ag S.1 Tarbiyah BahasaArab Guru Fathiah,S.Pd.I, MM S.2 UBD PAI Guru dan Wali Kelas Dessi Nurulita,S.Pd,M.Si S.2 Stisipol BahasaInggris Guru Sukmawati Pramugari, S.1 FKIP Bhs.Indonesia Guru
27 28 29 31 32 33 34 35 36 37 38 40 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Zainab,SP Kms.A.Rahman,S.Pd, M.Si , Muhammad Muslih,S.Pd Atika Musdhalifah, Taufik Marzuki,S.Ag, M.Pd Amna Hayati,S.Pd Dra. Susilawati Swarna Dwipa, S.Pd Amalia,S.Pd, M.P.Fis Anna Apriana, S.Pd, Dra. Wiwin Agustina A.Alamsyah, SE, M.Pd Raiyhana, S.Pd Swarna Dwipa, S.Pd Siti Khadijah, S.Pd Yani Bahar. S.Pd Ayu Jamila, S.Pd Eva Irsyadah, S.Ag, M.Pd.I Eduar, S.Pd Andi Ismail Mardianto, S.Pd Sanjani, S.Pd Evi Novilia, S.Kom
Akta. IV Matematika Guru S.2 UNSRI Sejarah Guru dan Ka. Perpus S.1 FKIP BahasaInggris Guru S.2 IAIN Alquran Guru S.2.UIN Bahasa Arab Guru/Pembina OSIS S.1 FKIP Fisika Guru S.1 Tarbiyah Matematika Guru/Wali Kelas S.1 FKIP Kimia Guru S.2.ITB Fisika Guru S.1 FKIP Ekonomi Guru S.1 Tarbiyah IPS Guru S.2 UNJ Ekonomi Guru S.1 FKIP BahasaInggris Guru S.1 FKIP Kimia Guru S.1 FKIP Bahasa Guru S.1 FKIP Bahasa S.1FKIP BP Guru BP/BK S.2 IAIN Bahasa Arab Guru S.1FKIP Matematika Guru Akta. IV PAI Guru S.1 FKIP Olahraga Guru S.1 FKIP Olahraga Guru S.1 UBD TIK Guru
Sumber : Dokumentasi MAN 1 Palembang, Juli 2014
Setelah mencermati tabel 7 di atas, dapat dikategorikan guru di MAN 1 Palembang memiliki kompeten. Hal ini terlihat dari kesesuaian guru-guru yang mengajar dengan bidang dan kemampuannya masing-masing. Sehingga
59
segala kegiatan yang ada di Madrasah terlaksana dengan baik. Jenjang pendidikan guru-guru di MAN 1 Palembang berasal dari lembaga pendidikan guru yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka, sehingga dapat diharapkan proses pembelajaran akan lebih baik. Guru merupakan nara sumber utama dalam proses pembelajaran di madrasah dan lembaga pendidikan lainnya, terutama dalam sistem tutorial. Kualitas guru sendiri banyak dipengaruhi oleh kualifikasi pendidikan mereka. Namun demikian, guru bukan segalanya akan tetapi perlu dibantu oleh tenaga teknis lainnya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien. B. MAN 2 Palembang 1. Sejarah Berdirinya MAN 2 Palembang MAN 2 Palembang sebelumnya adalah S.P. IAIN ( Sekolah Persiapan IAIN ) yang di bentuk dan didirikan berdasarkan Keputusan Manteri Agama No. 4 Tahun 1967, dengan tujuan untuk mempersiapkan calon-calon mahasiswa IAIN yang berkualitas. Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama No.17 tanggal 16 Maret 1978 S.P. IAIN tersebut dilebur menjadi MAN 2 Palembang. sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Agama tersebut maka pada tanggal 11 Desember 1987 diadakan serah terima yang diwakili oleh Rektor IAIN Raden Fatah sebagai pihak pertama kepada Kanwil Departemen Agama diwakili oleh Drs. Sanusi Ahmad sebagai pihak kedua. Sedangkan sebagai Kepala MAN 2 Palembang yang pertama adalah Bapak Drs. H. Abdullah Muhaimin L.C.
60
Pada awal berdirinya madrasah ini mempunyai siswa ( siswa ex S.P. IAIN) sebanyak 200 orang. Namun dalam perkembangan selanjutnya dari tahun ke tahun ke tahun semakin mendapat perhatian dan kepercayaan dari masyarakat luas dan fasilitas pun semakin bertambah baik. Hal tersebut terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah yang diterima. Puncak jumlah siswa terjadi pada Tahun Pelajaran 1999/2000 yang sebanyak 1512 orang siswa, sedangkan untuk jumlah pendaftar terjadi pada Tahun Pelajaran 2001/2002 yaitu mendekati angka 1.500 pendaftar. Seiring dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat terhadap madrasah, terlebih lagi calon siswa dari kalangan menengah ke atas mulai menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan, maka mulai Tahun Pelajaran 2001/2002 madrasah ini tidak lagi mengutamakan banyaknya jumlah siswa, melainkan sudah mulai memprogramkan peningkatan kualitas seperti: a. Meningkatkan kualitas Siswa b. Meningkatkan kualitas Guru c. Meningkatkan kualitas Managemen d. Meningkatkan kualitas Kurikulum e. Meningkatkan kualitas Pembelajaran f. Meningkatkan kualitas Fasilitas Pembelajaran g. Meningkatkan kualitas Kepatuhan Dari sejumlah program tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar. Sebagai tindak lanjut dari program tersebut mulai T.P 2001/2002 jumlah siswa mulai dikurangi, managemen ditata kembali, Guru yang kurang berkualitas kemampuanya melalui penataran, seminar, loka karya, dan study banding. Kurikulum di desain Full Day School, fasilitas
61
belajar semakin dikembangkan baik melalui program maupun atas kerja sama dengan Komite Madrasah, sedangkan gagal muka persentasenya sekarang ini hanya berkisar 1,6 persen saja. Dalam perjalanan ke depan semua komponen yang ada di madrasah ini ditunjang
dengan
kesiapan
Komite
Madrasah
Model
baik
system
pengelolahan menagemen, out put dan out come sebagai tindak lanjut dari Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sumatera Selatan No. wf/6-0/Kpts/P.P.03.2/1362/2003 tanggal 17 April tentang ditetapkannya MAN 2 Palembang sebagai salah satu madrasah yang ada di Sumatera Selatan. 2. Data Fisik (Sarana-Prasarana) a. Fasilitas Belajar 1) Ruang Belajar
: 21 lokal
2) Lab. IPA
: 1 unit
3) Lab. Bahasa
: 40 unit
4) Lab. Komputer
: 36 unit
5) Perpustakaan
: 1306 buku
6) Komputer Unit Adminitrasi
: 5 buah
7) OHP
: 2 unit
8) Lab Multimedia
: 1 unit
62
b. Data Guru 1) Keadaan Guru
2) Pendidikan Guru
3) Keadaan Pegawai
: - Guru Tetap
: 49 orang
: - Guru Tidak Tetap
: 12 orang
: - Guru Laki-laki
: 11 orang
: - Guru Perempuan
: 50 orang
: - S2
: 21 orang
- S1
: 41 orang
- D3
:
: - Jumlah Pegawai
: 19 orang
- Pegawai Tetap
: 12 orang
- Pegawai Tidak Tetap :
4) Pendidikan Pegawai
orang
7 orang
- Pegawai Laki-laki
: 12 orang
- Pegawai Perempuan
:
7 orang
: S2
:
2 orang
S1
:
5
orang
D3
:
5
orang
SMU/MA
:
7 orang
c. Struktur Organisasi 1. Kepala Madrasah
: Drs. Syaiful M.Nuh M.Pd.I.
2. Kaur. Tata Usaha
: Alinuddin, Msi
3. Waka Madrasah Bidang Kurikulum
: Aguswiyana M.Pd.
63
4. Waka Madrasah Urusan Kesiswaan
: Drs. Rizal M.Si.
5. Waka Madrasah Bidang Sarana Prasarana
: Kholidah M.Pd.I.
6. Waka Madrasah Bidang Humas.
: Dra. Hj. Suaibah MM.
7. Waka Madrasah Bidang Penjamin Mutu
: Muslim Arif M.Si.
8. Waka Madrasah Bidang Keagamaan
: Dra. Hj. Suhaini
9. Kepala – kepala Mata Pelajaran a. Kepala Program PAI
: Dra. Busyroh Usman
b. Kepala Program Bahasa
: Bunyamin, M.Pd.
c. Kepala Program Sains
: Nely Efrina, M.Pd.
d. Kepala Program IPS
: Farri Aprianti, S.Pd., MM.
e. Kepala Program OR & Seni
: Dra. Hj. Masyimah
10. Kepala – kepala Laboratorium a. Kepala Laboratorium Fisika
: Dra. Hj. Zaleha, M.Sc.
b. Kepala Laboratorium Biologi
: Sundarni, S.Pd.
c. Kepala Laboratorium IPS
: Dra. Robiah
d. Kepala Laboratorium Bahasa
: Dra. Hj. Komariah Hawa, M.Pd
e. Kepala Ruangan Multimedia
: Dra. Aprizah Masmah
f. Kepala Laboratorium Agama
: Dra. Ratna Jumilah M.Si.
g. Kepala Laboratorium Komputer
: Husniati S.Pd.
11. Kepala Perpustakaan
: Dra. Lismawati Rodhiah
12. Pembina OSIS/ Olahraga
: Dra. Hj. Suaibah MM.
64
13. Pembina Pramuka Putra & Putri/ UKS : Kholidah M.Pd.I. 14. Pembina Paskib/ ICT
: Mujiburrahman S.Pd.
15. Pembina Koperasi Siswa
:
o Ketua
: Dra. Lismawati Rodiah
o Sekretaris
: Nana Diana S.Pd.
o Bendahara
: Dra. Aprizah Masmah
16. Pembina E-Club / PMR
: Elvadona S.Pd.
17. Pembina Seni / EAC
: Eliza Natalia S.Pd.
18. Pembina KIR / ROHIS
: Suhaiti, SPd.
19. Pembina Seni
: Eliza Natalia S.Pd.
20. Pembina Majelis Ta’lim
: Dra. Ratna Jumilah, MSi
21. Pembina English Club
: Elva Dona, SPd
22. Pembina Olahraga
: Maryanti, SPd
23. Koordinator BK & BP
: Dra. Eni Zahara, MPd.I
Anggota
: Hj. Masnah, SPd : Dra. Suryani : Kholidah, S.Ag., MPd.I.
24. Pengelola Laboratorium Komputer
: Joni Feri. : Muhammad Rizki Arief
25. Staff. Perpustakaan
: 1. Dra. Lismawatti Rodiah 2. Nurdayana A.Ma.
65
d. Nama-nama Kepala Madrasah dan Masa Menjabat Kepala MAN 2 Palembang Nama-nama kepala MAN 2 Palembang dan masa menjabatnya akan dideskripsikan pada tabel 5 berikut:
NO
Tabel 5 Nama-Nama Kepala Sekolah MAN 2 Palembang NAMA MASA BAKTI KETERANGAN
1
Drs. H. Abdul Muhaimin
1977 – 1982
2
Drs. Zainuddin Tahlib
1982 – 1985
3
Drs. H.M. Suripto
1985 – 1993
4
Drs. Abdul Kadir
1993 – 1998
5
Drs.H.M. Ali Sado
1998 – 2000
6
Drs. Zamri Paris
2000 – 2005
s.d. 3 September
7
Drs.H. Hadi Halim
2005 – 2006
2012
8
H.Untung Gutmir, S.Pd, MM
2006 – 2012
Mulai tgl 3 Sept.
9
Drs. Saiful M. Nuh M.Pd.I
2012 -- Sekarang
2012
Sumber : Dokumentasi MAN 2 Palembang, Juli 2014
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa kepala MAN 2 Palembang saat ini ialah Bapak Drs. Saiful M. Nuh M.Pd.I. Kepala MAN 2 Palembang mulai tahun 1977 – sekarang telah mengalami 9 kali pergantian. C. MAN 3 Palembang 1. Sejarah MAN 3 Palembang MAN 3 Palembang yang sebelumnya adalah sebuah lembaga pendidikan kejuruan bidang keguruan Agama khusus Islam, yaitu Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN 4 dan 6 tahun) di bawah naungan Kementerian Agama yang telah
66
meluluskan ribuan tenaga guru pengajar agama. Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN, selanjutnya akan ditulis demikian) berdiri pada tahun 1960 di wilayah yang sama seperti sekarang ini. PGAN pada saat itu adalah satu-satunya sekolah yang mempersiapkan lulusan yang khusus untuk menjadi guru-guru agama di Sumatera Selatan yang memiliki 2 program: program 4 tahun dan program 6 tahun. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman para siswa PGAN maka pada tahun 1960 itu juga didirikan Asrama sebagai tempat domisili siswa/I PGAN yang banyak berasal dari daerah kota dan kabupaten di wilayah Sumatera Selatan. PGAN menjadi lembaga favorit karena pada awalnya PGAN adalah sekolah ikatan dinas, dalam arti bahwa para lulusan PGAN akan diangkat sebagai pegawai pemerintah menyesuaikan dengan kebutuhan pemerintah pada saat itu. Pada tahun 1970-an program ikatan dinas ini di berhentikan sehingga PGAN menjadi sekolah standar dengan tujuan yang tetap sama. PGAN Palembang telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan Agama Islam di wilayah Sumatera Selatan khususnya, sehingga PGAN menjadi sekolah yang populer di masanya pada saat itu. Hingga saat ini, lulusan PGAN telah berkiprah hampir di semua lini tidak hanya dalam bidang pendidikan tapi juga di semua bidang yang terkadang tidak berkait erat dengan latar belakang pendidikan mereka yang notabene berasal dari PGAN. Hal ini menunjukkan keberhasilan pola pendidikan yang diusung pada saat itu, yang memberikan ilmu pengetahuan yang tidak sekedar pengajaran tapi juga
67
pendidikan
kemandirian
dan
pengembangan
pengetahuan
yang
diimplementasikan di semua bidang. Bahkan banyak dari lulusan PGAN ini menjadi wiraswatawan yang sukses di daerah mereka masing-masing. Sebagai implikasi dari keluarnya surat keputusan bersama 2 menteri, menteri pendidikan dan kebudayaan dan menteri agama di tahun 1984 tentang pengaturan pembakuan kurikulum sekolah umum dan kurikulum madrasah yang dijiwai
oleh
Ketetapan
MPR
No.II/TAP/MPR/1983
tentang
perlunya
penyesuaian pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan pembangunan, maka Pada tahun pelajaran 1990/1991 dan 1991/1992 sesuai dengan instruksi Menteri Agama pada masa itu PGAN transisi untuk berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang yang jauh sebelumnya telah didirikan MAN 1 palembang dan MAN 2 Palembang (yang sebelumnya adalah SP IAIN). Masa transisi perubahan ini menjadikan PGAN dan MAN 3 Palembang tergabung dalam satu lembaga. Hal itu disebabkan dengan masih adanya 2 kelas terakhir dari PGAN yaitu angkatan 1988/1989 dan angkatan 1989/1990. Penutupan PGAN ini ditindaklanjuti dengan pendirian MAN 3 Palembang di wilayah yang sama. Hal tersebut (mungkin) disebabkan dengan perkembangan zaman
yang
sudah
sedemikian
maju
maka
Kementerian
Agama
menindaklanjutinya dengan perkembangan pola pendidikan yang lebih moderat yang tidak mengurusi masalah keagamaan tapi cenderung pada perkembangan keilmuan yang mengarah pada kebutuhan akan ilmuwan-ilmuwan umum berupa
68
pegetahuan umum IPA & IPS yang memiliki basis keagamaan. Pada masa peralihan ini SK pendirian MAN 3 Palembang belum bisa dikeluarkan disebabkan oleh masih adanya kelas di bawah tanggungjawab manajemen PGAN. Pada masa peralihan ini didirikanlah jurusan dengan komposis sebagai berikut: 1. A1 yaitu jurusan keagamaan (yang masih berpola sebagaimana PGAN). 2. A2 yaitu jurusan fisika. 3. A3 yaitu jurusan ilmu-ilmu sosial. Pendirian penjurusan ini untuk mengakomodir kebutuhan peralihan PGAN ke MAN 3 Palembang yang pada saat itu akan segera dieksekusi. Pada masa peralihan ini semua lambang-lambang yang masih bertajuk PGAN sedikit demi sedikit mulai diubah menjadi MAN 3 Palembang. Termasuk di dalamnya adalah perubahan struktur kurikulum dan basis background dari tenaga pengajar yang menyesuaikan
dengan kebutuhan pada pendirian MAN 3 Palembang
sebagaimana program-program yang telah didirikan. Pada tahun pelajaran 1991/1992 dibentuklah jurusan tambahan yaitu A3 menjadi jurusan Biologi dan A4 menjadi jurusan ilmu-ilmu sosial. Pada tahun pelajaran itu juga didirikanlah program khusus yang tetap menggunakan pola pendidikan sebagaimana PGAN sebelumnya yaitu Madrasah Aliyah Pilihan Ilmu-ilmu Kegamaan (MAPK) yang mempelajari ilmu-ilmu keagamaan lebih
69
mendalam lagi dengan menggunakan kurikulum khusus pula. Program ini mendapatkan input siswa dari madrasah-madrasah Tsanawiyah yang ada di wilayah Sumatera Selatan yang berprestasi dengan rangking 1 sampai dengan 10 di Madrasah Tsanawiyah masing-masing yang telah melalui tahap tes yang dilaksanakan di kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan. Input yang berkualitas ini menjadikan MAPK sebagai salah satu program eksklusif Kementerian Agama pada masa itu. Program ini bertujuan agar pola pendidikan PGAN yang telah terbukti baik tetap dilestarikan dengan pola pendidikan Full Day School sebagaimana yang telah digaungkan akhir-akhir ini. Program ini mewajibkan semua peserta didik (yang semuanya lelaki) untuk tinggal di asrama eks PGAN agar pendidikan keagamaan lebih tepat sasaran sekaligus diamalkan langsung dalam bentuk ibadah dan peningkatan life skill. Kurikulum pembelajaran di MAPK ini dengan komposisi pelajaran umum pada pagi hari (mulai pukul 07.00 sd 13.30 wib) dan pelajaran-pelajaran keagamaan di siang dan malam harinya (mulai pukul 15.00 sd 17.00 wib dilanjutkan di asrama mulai pukul 20.00 sd 21.00 wib) dengan tenaga pengajar yang direkrut dari para ulama yang ada di kota Palembang. Sedangkan teks book yang dipakai mengacu pada kurikulum berstandar Timur Tengah dengan buku pegangan yang sebagian besar berbahasa Arab untuk pelajaran-pelajaran agama, yaitu Fiqh, Aqidah Akhlaq, bahasa Arab, Alquran Hadits, Tafsir dan Hadits yang
70
dipelajari setelah jam belajar wajib, dengan tujuan meningkatkan standar lulusan yang ber-IMTAQ dan ber-IPTEK. Dengan demikian cikal bakal pendirian MAN 3 Palembang telah cukup sempurna tanpa mengaburkan identitas sesungguhnya sebagai sekolah di bawah naungan Kementerian Agama dengan adanya program penjurusan A1, A2, A3 dan ditambah dengan MAPK. Sejak tahun 1991, PGAN dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang. Namun belum secara resmi diberlakukan karena belum memiliki kekuatan hukum yang jelas. Baru pada tahun 1992 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 42 tahun 1992 tertanggal 27 Januari 1992 PGAN Palembang resmi diubah menjadi MAN 3 Palembang. Surat keputusan ini menjadi dasar pengelolaan MAN 3 Palembang sebagai Madrasah yang mengelola pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan pada masa itu. Bersamaan dengan itu didirikan juga Madrasah Aliyah Pilihan Ilmu-ilmu Agama (MAPK). Pendirian MAPK ini dilatarbelakangi akan kebutuhan ahli di bidang agama Islam (ulama) dimasa mendatang dan peningkatan mutu pendidikan pada Madrassah Aliyah. Kekhususan MAPK ini adalah komposisi kurikulum 65% studi agama dan 35% pendidikan dasar umum. Sasarannya adalah penyiapan lulusan yang mampu menguasai ilmu-ilmu agama yang nantinya menjadi dasar lulusan untuk terus melanjutkan ke jenjang yang lebih
71
tinggi bidang keagamaan dan akhirnya menjadi calon ulama yang baik. Selanjutnya MAPK berganti nama menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Namun lebih lanjut program ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah sehingga nasibnya sampai hari ini belum jelas keberadaannya. Oleh karena itu maka pada tahun 2007 program MAK di MAN 3 Palembang ditutup dengan tidak merekrut peserta didik khusus untuk program tersebut. Pada tahun 1997 berdasarkan SuratKeputusan Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No. F/248.K/1997 MAN 3 Palembang terpilih sebagai salah satu Madrasah aliyah di 26 provinsi yang menyelenggarakan Pendidikan Keterampilan bidang las listrik, tata busana dan elektro. Konsekuensi dari dikeluarkannya SK tersebut dengan membangun fasilitas gedung laboratorium keterampilan dengan standar sarana yang diperlukan. Hal ini diperuntukkan sebagai bekal bagi siswa untuk memiliki life skill selain ilmu-ilmu yang dipelajarai di dalam kelas. Pengelolaan laboratorium keterampilan ini pada 3 tahun pertama masih didanai oleh pemerintah. Namun kemudian dihapuskan dan didanai secara mandiri oleh madrasah masing-masing. Pada tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No.
E.IV/PP.00.6/KEP/17.A/1998tertanggal 20
Februari 1998 tentang penunjukan MAN 3 Palembang sebagai salah satu MAN Model di Indonesia. Berdasarkan SK ini maka MAN 3 Palembang diproyeksikan sebagai madrasah yang ke depan akan diunggulkan untuk wilayah Sumatera
72
Selatan khususnya. Oleh sebab itu, maka program-program unggulan
mulai
digelontorkan untuk menunjang kemajuan MAN 3 Palembang sebagai MAN Model. Di antara dukungan yang menjadi penting adalah dengan sertifikat Akreditasi dari Kementerian Agama Republik Indonesia kantor wilayah provinsi Sumatera Selatan nomor: C.Kw.06/08/MA/005/2006 tertanggal 20 Maret 2006 untuk MAN 3 dengan peringkat A dan sertifikat Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional sekolah/madrasah Provinsi Sumatera Selatan nomor: 007534 tertanggal 16 November 2010 dengan peringkat A+ (amat baik). Pada tanggal 31 Oktober 2008 keluarlah Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian
Agama
Kw.06/4/I/PP.00/1752/2008
Provinsi tentang
Sumatera perizinan
Selatan
penyelenggaraan
nomor: Program
Akselerasi di MAN 3 Palembang. Program Akselerasi ini diselenggarakan mengacu pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 5 ayat 4, pasal 12 ayat 1 huruf (b) dan huruf (i), UU nomor 2 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak pasal 52 dan Kepmendikbud no.0489/U/1992 pasal 16 ayat 1 yang semuanya berisi tentang penyelenggaraan pendidikan untuk anak-anak yang memiliki bakat dan minat khusus yang lebih tinggi yang dikenal dengan istilah Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa (CIBI). Untuk mengakomodir kemampuan siswa tersebut maka MAN 3 Palembang menyelenggarakan pendidikan khusus untuk anak-anak CIBI yang ada di MAN 3 Palembang melalui berbagai tes yang distandarkan.
73
Program Akselerasi ini termasuk program yang paling banyak diminati di MAN 3 Palembang. Namun karena kapasitas dan hasil tes tentang standar minimum yang harus dimiliki oleh siswa maka setiap tahun pelajaran hanya 25 siswa saja yang dapat ditampung dalam program ini. Program Aksleresi ditempuh dalam 2 tahun dengan kurikulum yang sama seperti program regular biasa. Oleh sebab itu MAN 3 palembang mengambil kebijakan bahwa program Akselerasi ini berbasis penjurusan MIPA. Seiring dengan dibukanya Program Akselerasi dibuka juga program Bilingual yang mengakomodir kebutuhan akan kemampuan anak berbahasa Asing terutama bahasa Inggris dan bahasa arab. Program ini menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris untuk mata pelajaran umum dan bahasa Arab untuk pelajaran Agama. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kebahasaan dalam rangka menghadapi zaman global yang memerlukan bahasa sebagai pengantar dalam lintas budaya. Diantara manfaat yang penting dari program ini adalah meningkatnya kemampuan bahasa siswa/I dalam memahami literature yang berbasis internasional dengan bahasa inggris dan memahami isi pokok Alqur’an untuk memahami pengalaman agama dengan bahasa Arab. Program Bilingual ini adalah program yang berbasis internasional karena focus pada pengembangan bahasa yang merupakan pengantar menuju dunia global. Pada tahun 2009, MAN 3 Palembang mulai merancang sistem pengadministrasian dengan standar ISO 9001; 2008 di bawah pengawasan PT.
74
Sucofindo dan Prof. Imron Abdussyukur, Ph.D sebagai konsultan. Setelah lebih dari 3 bulan mempersiapkan sistem administrasi yang diperlukan maka pada tanggal 12 Januari 2010 dikeluarkan sertifikat ISO 9001; 2008 nomor: QSC 00810 yang menyatakan bahwa MAN 3 Palembang telah menerapkan sistem manajemen mutu berstandar SNI ISO 9001; 2008. Pada tahun 2012 telah dilaksanakan Renewall ISO 9001: 2008 yang mengaudit semua bagian/fungsi untuk disertifikasi ulang tentang data administrasi yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir. Renewal ini sukses dilaksanakan dengan didapatnya kembali sertifikat baru pada pengakuan bahwa MAN 3 Palembang telah melaksanakan proses administrasi berstandar ISO 9001; 2008. Hingga saat ini MAN 3 Palembang tetap melanjutkan pengembangan madrasah untuk mencapai 8 standar pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-undang. 2. Data Pendidikan Tenaga Pendidikan Keberadaan guru di suatu lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, karena tanpa ada seorang guru, kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak dapat terlaksana. Selain itu, guru juga berperan sebagai orang tua yang kedua di lingkungan sekolah bagi peserta didik karena mereka telah memikul tanggung jawab para orang tua siswa.
75
Tenaga pendidik di MAN 3 Palembang berjumlah 74 orang yang memiliki pendidikan S1, S2, dan S3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
No
Tabel 6 Pendidikan Tenaga Pendidik di MAN 3 Palembang Pendidikan Tetap Tidak tetap Jumlah
1
S3
1
0
1
2
S2
23
0
23
3
S1
33
17
50
4
SLTA
-
-
-
Jumlah
57
17
74
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
Dengan demikian dari keseluruhan tenaga pendidik di MAN 3 Palembang yang berjumlah 74 orang, tenaga pendidikan yang tetap dan tidak tetap S1 berjumlah 50 orang, S2 berjumlah 23 orang, dan S3 berjumlah 1 orang. Nama-nama tenaga pendidik di MAN 3 Palembang dan bidang studi yang diampunya akan dijelaskan pada tabel 7 berikut : Tabel 7 Nama-Nama Tenaga Pendidik dan Bidang Studi yang Diampu di MAN 3 Palembang N O
NAMA
1
Dr. H. Ahmad Zainuri, M.Pd.I
PENDIDIKAN S1
IAIN RF.Tarbiyah Jur. Tadris IPS
S2 PPS IAIN Raden Fatah Palembang prodi Manajemen Pendidikan Islam
S3 UIN Sunan kalijaga Yogyakarta prodi Studi Islam
BIDANG STUDY
SKI
76
N O
NAMA
2
Dra. Ainah MB
3
Drs. Azwani MZ
4
Drs. Rasmanhadi
5
Dra. Desi Saliasna
6
Dra. Rosanah Hasan
7
Dra. Qomarul Jannah
8
Dra. Roihanah, M.Pd
9
Drs. Muhammad Dani, M.Pd
PENDIDIKAN S1 IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Tadris IPS IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Tadris IPS IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Tadris Biologi Universitas Sriwijaya FKIP Jur. Biologi Universitas Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Matematika
S2
Universitas Negeri Jakarta Prodi. Manajemen Pendidikan IAIN Raden Univ. Fatah Palembang Pendidikan Fak. Tarbiyah Jur. Indonesia Bandung Tadris Fisika Prodi. Fisika
S3
BIDANG STUDY
Fiqh
Fiqh
Kewargan egaraan
Ekonomi Akuntansi
Biologi
Biologi
Matemati ka
Fisika
77
N O
NAMA
10
Dra. Hj Tati, M.Pd
11
Dra. Aida
12
Umayah, M.Pd
13
Dra. Hernawati, M.Pd
14
Dra. Em Suryati, M.Si
15
Ida Laila, M. Pd
16
Dewi Asmah, S.Pd, M.Si
PENDIDIKAN S1 Univ. Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Matematika
IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Tadris Fisika Univ. PGRI Palembang Fak. Bahasa & Seni Jur. Bahasa Inggris
S2 Univ. Sriwijaya Palembang Prodi. Matematika
Univ. Sriwijaya Palembang Prodi. Bahasa Inggris Univ. Sriwijaya Univ. Palembang FKIP Sriwijaya Palembang Jur. Matematika Prodi Teknologi Pendidikan Univ. IKIP Padang, Syahyakirti Sumbar Jur. Palembang Psikologi Jur. Manajemen Adm. Publik Univ. Jambi FKIP Univ. Pendidikan jur. Kimia Indonesia Bandung prodi Kimia Univ. Univ. Muhammadiyah Syahyakirti Palembang FKIP Palembang Jur. Bahasa Prodi Indonesia Manajemen Administrasi Publik
S3
BIDANG STUDY
Matemati ka
Fisika
Bhs. Inggris
Matemati ka
Sosiologi
Kimia
Bahasa Indonesia
78
N O
PENDIDIKAN
NAMA
17
Fitrah Gunawan, M. Pd
18
Diana Yulianty, M. Pd (Guru Bantu)
19
Sri Rahmini, S. Pd
20
Naila, S. Pd
21
Rahmawati Hasanah, S.Pd
22
Drs. Mursalin, M.Si
23
Ernawati, M.Pd
24
Dra. Nur'aini Farida, M.Si
S1 Univ. PGRI Palembang Fak. Bahasa & Seni Jur. Bahasa Inggris
Univ. Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Matematika
Univ. Muhammadiyah Palembang FKIP bahasa Indonesia Univ. Muhammadiyah Palembang FKIP bahasa Indonesia Univ. Muhammadiyah Palembang FKIP bahasa Indonesia IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Tadris Fisika
S2 Univ. Pendidikan Indonesia Bandung Prodi. Bahasa Inggris Univ. Sriwijaya Palembang Prodi. Matematika
STISIPOL Candradimuk a Palembang Prodi Manajemen administrasi Publik STKIP PGRI Univ. Palembang Fak. Sriwijaya Bahasa & Seni Palembang Jur. Bahasa Prodi Bahasa Inggris Inggris IAIN Raden STISIPOL Fatah Palembang Candradimuk Fak. Tarbiyah Jur. a Palembang
S3
BIDANG STUDY
Bhs. Inggris
Matemati ka
Bahasa Indonesia
Bhs. Indonesia
Bhs. Indonesia
Fisika
Matemati ka
79
N O
PENDIDIKAN
NAMA S1 Tadris Matematika
Winna Elisti, S.Pd, M.Si
Univ. Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Biologi
26
Rina Melati, S.Pd, M.Pkim
Univ. Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Kimia
27
Untung Supriyadi, S.Pd.
25
28
Drs. Kgs. Abd. Wahab, M.Pd.I
29
Amrizal, S. Pd
30
Idawati, S.Pd
31
Piarman, SP, M.Psi
32
Lely Haryani, S.Pd
STKIP Purnama Jakarta Jur. Entrepreneur IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah jur. Bahasa Arab
S2 Prodi. Manajemen Administrasi Publik Univ. Gajah Mada Yogyakarta Prodi. Pend. Biologi Institut Teknologi Bandung Pordi. Kimia Terapan
Univ. Muhammadiyah Palembang FKIP bahasa Indonesia
Biologi
Kimia
Kewargan egaraan IAIN Raden fatah Palembang prodi. Pendidikan Islam
Univ. Sriwijaya Palembang FKIP jur. Bahasa Inggris IKIP Padang Jur. Tata Busana S1 Pertanian
S3
BIDANG STUDY
Bahasa Arab
Bahasa Inggris Tata Busana Univ. Indonesia Jakarta Prodi. Psikometri
BK
Bhs. Indonesia
80
N O
NAMA
33
Nurmeli, S.Pd
34
Farida, S.Pd
35
Novirdiyanto, S.Ag
36
Sri Wahyuni, S.Pd
37
Ahsanulhak, ST
38
Helza Mardian, S.Pd
39
Hairoji, S. Ag
PENDIDIKAN S1 STKIP PGRI SUMBAR Jur. Geografi Univ. PGRI Palembang Jur. BK IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan Agama Islam (PAI) Univ. Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Bahasa Inggris Univ. Tridinanti Palembang / Akta IV Jur. Elektro Univ. Bung Hatta Padang FKIP Jur. Bahasa Inggris IAIN Raden fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan bahasa Arab IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Penddikan Agama Islam (PAI)
40
Marwansyah, S.Ag, M.Pd.I
41
Univ. Sriwijaya Mahendra, S.Pd, Palembang FKIP MM Jur. PPKN
S2
S3
BIDANG STUDY Geografi
BK
Akidah Akhlaq
B.Inggris
Elektro Bahasa Inggris
Bahasa Arab IAIN Raden Fatah Palembang Prodi. Pendidikan Islam
Univ. Tridinanti Palembang Prodi.
Saat ini sedang berkuliah di Univ. Negeri Jakarta Jur. Teknologi Pendidikan
Alqur’an Hadits
PKN
81
N O
42
S1
Sihabum Mubin, S.Pd, M.Si
43
Nasiroh, S.Pd.I
44
Sarmiasih, S.Pd
45
Drs. Amiruddin
46
Subroto AlFaris, M.Ag
47
Chairil Akbar, S.Ag
48
PENDIDIKAN
NAMA
Sutan Firdaus Pane, M.Pd.I
Univ. Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Fisika IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Univ. Negeri Yogyakarta Fak. Pendidikan Seni Jur. Teater IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Bahasa Arab (BA) IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Penddikan Agama Islam (PAI) IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Penddikan Agama Islam
S2 Manajemen Administrasi Institut Teknologi Surabaya Prodi. Fisika
S3
BIDANG STUDY
Fisika
Bahasa Arab
Kesenian
Bahasa Arab IAIN Sunan Gunung Jati Bandung Prodi. Pendidikan Islam
Fiqh
Bahasa Arab
IAIN Raden Fatah Palembang Prodi. Alqur’an dan
Alqur’an Hadits
82
N O
49
S1 Sri Gustiani, S.Sos
50
Lina Fitria, S.Pd, M.Si
51
Eka Gusman, S.Si
52
53
54
55
56
57
PENDIDIKAN
NAMA (PAI) Univ. Sriwijaya FISIP Jur. Sosiologi Univ. PGRI Palembang Fak. Bahasa & Seni Jur. Bahasa Inggris
Univ. Sriwijaya Palembang FKIP Jur. Fisika IAIN Raden Fatah Palembang Drs. H. Zakaria Fak. Tarbiyah Jur. Rahman, M.Pd.I Pendidikan Agama Islam (PAI) Univ. PGRI Syamsuddin, S. Palembang Pd Fak.IPS Jur. Ekonomi Institu Seni Murniyati, S.Sn Indonesia Yogyakarta Jur. Seni Musik Univ. Sriwijaya Mulyani Prihartini, S.Pd Palembang FKIP Jur. Kimia Univ. PGRI Leri Sistin, S.Pd Palembang Fak.IPS Jur. Sejarah Univ. Sriwijaya Apriyadi, S.Pd Palembang FKIP Jur. Olahraga
S2 Hadits
S3
BIDANG STUDY
Sosiologi STISIPOL Candradimuk a Palembang Prodi. Manajemen Administrasi Publik
Bahasa Inggris
Fisika IAIN Raden Fatah Palembang Prodi. Pendidikan Islam
Alqur’an Hadits
Ekonomi
Seni
Kimia
Sejarah
Olahraga
83
N O 58
59
60
61
62
63
64
65
66
NAMA
PENDIDIKAN
S1 Univ. PGRI Teguh Setia Palembang Adi, S.Pd Fak.IPS Jur. Olahraga AMIK Bina Sriwijaya Palembang Fak. Ahmad Idrus Ilmu Komputer Jur. Teknik Komputer Univ. IGM Palembang Fak. Bastian, S.Kom Ilmu Komputer Jur. Teknik Informatika Univ. PGRI Sukman Palembang Hendra, S.Pd Fak.IPS Jur. Olahraga Univ. Sriwijaya Musaadah, S.Pd FKIP Jur. Pendidikan Akuntansi Univ. PGRI Fak. Eti Maryani Pendidikan MIPA HR, S.Pd Jur. Pendidikan Matematika Univ. Sriwijaya Anita FKIP Pendidikan Trisyaputri, S.Si Matematika Univ. Sriwijaya Nurhikmawati, FMIPA Jur. S.Si Kimia Univ. PGRI Yeni Arta Yuli, Palembang Fak. Pendidikan IPS S.Pd Jur. Pendidikan Sejarah
S2
S3
BIDANG STUDY Olahraga
TIK
TIK
Olahraga
Ekonomi/ Akutansi
Matemati ka Matemati ka Kimia
Geografi
84
N O
NAMA
67
Asia Ratu Sesma, S.Pd
68
Taufiq Alhidayah, S.Pd.I
69
M Awang Muchlis
70
Nurhikmawati, S.Si
71
Oktaria Mala Dewi, S.Pd
PENDIDIKAN S1 Univ. PGRI Palembang FKIP Pendidikan Sendratasik IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIN Raden Fatah Palembang Fak. Tarbiyah Jur. Pendidikan Agama Islam (PAI) Univ. Sriwijaya Palembang Fak. MIPA Jur. Kimia
S2
S3
BIDANG STUDY Seni Budaya
Bahasa Arab
SKI
Kimia
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
Berdasarkan tabel 15 di atas, dapat dicermati bahwa tenaga pendidik di MAN 3 Palembang memiliki kompeten di bidang nya. Hal ini bisa dilihat dari pendidikan yang ditempuh dan bidang studi yang diampu di MAN 3 Palembang. a. Data Edukatif Tenaga Kependidikan Tabel 8 Data Edukatif Tenaga Kependidikan MAN 3 Palembang No 1 2 3 4
Pendidikan S2 S1 D3 D2
Tetap 1 6 1 2
Tidak tetap 8 2 -
Jumlah 1 14 3 2
85
5 6 7
SLTA SLTP SD Jumlah
4 14
22 4 29
26 4 48
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tenaga pendidik MAN 3 Palembang berjumlah 48 orang tenaga pendidik tetap 14 orang dan tidak tetap 29 orang. tenaga pendidik yang berpendidikan S2 berjumlah 1 orang, S1 berjumlah 14 orang, D3 berjumlah 3 orang, D2 berjumlah 2 orang, SLTA berjumlah 26 orang, dan tenaga pendidik yang berpendidikan SD berjumlah 4 orang. 3. Profil Siswa MAN 3 Palembang Adapun profil siswa MAN 3 Palembang sebagai berikut: a. Memiliki penampilan sebagai seorang siswa muslim, sederhana, patuh dan percaya diri b. Dalam kehidupan sehari-hari tercermin sikap, sifat, dan perilaku sebagai seorang siswa yang berakhlak mulia c. Cinta ilmu pengetahuan d. Kreatif, inovatif dalam menggali ilmu pengetahuan Siswa merupakan subjek dari pendidikan. Lembaga pendidikan belum dikatakan sempurna apabila tidak mempunyai siswa. Siswa merupakan orang yang didik dalam Madrasah. Berikut ini akan dijelaskan jumlah siswa MAN 3
86
Palembang mulai tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan tahun pelajaran 2013/2014.
No
Tabel 9 Jumlah Siswa MAN 3 Palembang Tahun pelajaran 2009/2010 Jumlah Jumlah Kelas Laki-laki Perempuan Seluruh
1
X
96
152
248
2
XI
78
102
180
3
XII
79
172
251
253
426
679
Jumlah
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
No
Tabel 10 Jumlah Siswa MAN 3 Palembang Tahun pelajaran 2010/2011 Jumlah Jumlah Kelas Laki-laki Perempuan Seluruh
1
X
105
172
277
2
XI
92
110
202
3
XII
73
102
175
270
384
654
Jumlah
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
No
Tabel 11 Jumlah Siswa MAN 3 Palembang Tahun pelajaran 2011/2012 Jumlah Jumlah Kelas Laki-laki Perempuan Seluruh
1
X
102
145
247
2
XI
73
107
180
3
XII
83
168
251
87
No
Kelas Jumlah
Jumlah Laki-laki Perempuan 258
420
Jumlah Seluruh 678
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
No 1
Tabel 12 Jumlah Siswa MAN 3 Palembang Tahun pelajaran 2012/2013 Jumlah Jumlah Kelas Laki-laki Perempuan Seluruh X 89 139 228
2
XI
83
152
235
3
XII
78
143
221
Jumlah
250
434
684
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
No 1 2 3
Tabel 13 Jumlah Siswa MAN 3 Palembang Tahun pelajaran 2013/2014 Jumlah Jumlah Kelas Laki-laki Perempuan Seluruh X 102 149 251 XI 73 137 210 XII 246 138 209 Jumlah 246 424 670
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
Selanjutnya, perkembangan jumlah siswa MAN 3 Palembang dapat dilihat pada grafik berikut ini: 4. Sarana dan Prasarana Pendukung Proses Pembelajaran Salah satu hal yang tak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar adalah sarana prasarana. Sarana dan prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran akan memudahkan tercapainya suatu
88
tujuan pendidikan. Keadaan sarana prasarana yang ada di MAN 3 Palembang dapat dilihat pada tabel 14 Tabel 14 Sarana dan Prasarana di MAN 3 Palembang NO
NAMA BANGUNAN
LUAS
JUMLAH
KONDISI
KET
BANGUNAN 1.
Kantor
400 m²
1 Unit
Baik
2.
Perpustakaan Aula ( Gedung Serbaguna)
400 m²
1 Unit
Baik
600 m²
1 Unit
Baik
4.
Ruang belajar
1.512 m²
25 Unit
Baik
5.
Laboratorium
a. Fisika
100 m²
1 Unit
Baik
b. Kimia
100 m²
1 Unit
Baik
c. IPS/entrepreneur
100 m²
1 Unit
Baik
3.
1. Laboratorium IPA:
2. Laboratorium Bahasa
100 m²
2 Unit
Baik
3. Laboratorium Komputer
100 m²
2 Unit
Baik
1. Busana
300 m²
1 Unit
Baik
2. Elektro
300 m²
1 Unit
Baik
3. Las
300 m²
1 Unit
Rusak
7.
Klinik Kesehatan/UKS
50 m²
1 Unit
Baik
8.
OSIS
50 m²
1 Unit
Baik
9.
Pramuka
50 m²
1 Unit
Baik
6.
Gedung keterampilan:
1 Unit untuk 20 siswa 38 siswa
89
NO
NAMA BANGUNAN
LUAS
JUMLAH
KONDISI Baik Rusak Ringan Rusak Ringan
KET
BANGUNAN 10.
Koperasi dan Kantin
70 m²
1 Unit
11.
Mesjid
200 m²
1 Unit
12.
WC
170 m²
17 Unit
13.
Asrama Siswa 1. Asrama Putra
250 m²
1 Unit
Baik
2. Asrama Putri
250 m²
1 Unit
Baik
3. Ruang Serba guna 4. Ruang makan dan Dapur 5. Rumah Pengurus Asrama PSBB ( Pusat Sumber Belajar Bersama )
200 m²
1 Unit
Baik
200 m²
1 Unit
Baik
80 m²
2 Unit
Rusak Ringan
1. Gedung Serba Guna
300 m²
1 Unit
Baik
2. Asrama
250 m²
1 Unit
Baik
3. Ruang Belajar
250 m²
1 Unit
Rusak
4. Kantor (Sekretariat)
56 m²
1 Unit
Rusak Ringan
5. Rumah Penjaga
45 m ²
1 Unit
-
7 Unit
14.
15.
Rumah Guru
Sumber : Dokumentasi MAN 3 Palembang, Juli 2014
Baik Rusak Berat
2 lantai 2 lantai
90
BAB IV KUALITAS TES HASIL BELAJAR Kualitas tes hasil belajar sebagaimana yang dimaksudkan pada bab terdahulu ialah tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik. Di dalam proses belajar mengajar, seringkali seorang guru melihat ada gejala anomali dalam hasil tes belajar. Gejala ketidaknormalan yang terjadi adalah anak pintar memeroleh nilai yang kurang baik dan anak kurang pandai memeroleh nilai yang sangat baik. Sering kali kesalahan pengerjaan tes tidak hanya diakibatkan pada kurang telitinya peserta didik dalam mengerjakan akan tetapi diakibatkan oleh lemahnya kualitas tes pada soal tes ujian yang disusun. Untuk mengetahui tes soal yang berkualitas dan baik sebagai alat ukur hendaklah dilakukan suatu analisis kualitas tes soal sehingga dapat diketahui butir soal mana yang harus direvisi atau bahkan harus dihiangkan sama sekali. Dalam masalah ini anomali yang terjadi harus dilihat secara runtut. Ada dua faktor penyebab untuk memahami kejadian ketidaknormalan hasil tes belajar di atas. Pertama, bisa jadi faktor ketidaknormalan pada tes hasil belajar karena ketidaksiapan siswa dalam menghadapi tes tersebut. Kedua, faktor lainnya yang dapat memengaruhi hasil tes hasil belajar adalah kualitas tes hasil belajar itu sendiri. Kualitas tes pada tes hasil belajar harus memenuhi standar sehingga soal tersebut memang bisa dijadikan sebagai tes hasil belajar yang baik dan mampu mengukur apa yang mesti diukur.
91
Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi persyaratan tes dengan cara pertama meneliti secara jujur soal-soal yang disusun, kadang-kadang terdapat ketidakjelasan perintah atau bahasa, menguji dengan cara menvalidasi tes, menguji dengan cara mengecek tingkat reliabilitas soal tersebut. Oleh sebab itu pada bab ini komponen yang akan di analisis adalah kualitas tes hasil belajar ditinjau dari tingkat kesukaran, daya pembeda, fungsi pengecoh, validitas dan reliabilitas butir soal. Objek penelitian yang akan dianalaisis disini adalah mata pelajaran fiqh, dalam hal ini sebagai pembuat soal adalah Musyawarah Kerja Kepala Madrasah (MKKM) Kementrian Agama Provinsi Sumatera Selatan. A. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal Dalam menyimpulkan derajat kesukaran pada tiap-tiap butir soal, peneliti menginterpretasi hasil pengujian dengan angka indeks kesukaran butir soal dengan indeks yang dikeluarkan oleh Whiterington yaitu : Besarnya P
Interpretasi
Kurang dari 0, 25 (< 0, 25)
Terlalu Sukar
0, 25 – 0, 75
Cukup (sedang)
Lebih dari 0, 75 ( > 0.75)
Terlalu Mudah
Untuk mencari angka atau nilai derajat kesukaran butir soal peneliti menggunakan rumus Du Bois yaitu : P=
92
Ket: P : Proporsi B : Jumlah siswa menjawab betul Js : Jumlah siswa yang mengikuti tes Pada penelitian ini, sebanyak 211 orang siswa/siswi yang terdiri dari MAN 1 sebanyak 66 orang, MAN 2 Sebanyak 71 orang dan MAN 3 sebanyak 74 orang mengikuti tes hasil belajar pada mata pelajaran fiqh dalam tes obyektif dengan jumlah butir soal 50. 1. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal Dari data nilai tes hasil belajar MAN 1 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung indeks kesukaran butir soal sebagai berikut: Besarnya P
Interpretasi
Nomor Butir Soal
Jumlah
Persen (%)
Kurang dari 0, 25
Terlalu Sukar
(< 0, 25) 0, 25 – 0, 75
12, 20, 21, 22, 34,
7
14
25
50
18
36
38, 46 Cukup (sedang)
1, 2, 3, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 22, 23, 24,25, 26, 28, 29, 30, 31,33, 37, 39 , 45,47,48, 50
Lebih dari 0, 75 ( > 0.75)
Terlalu Mudah
4, 5, 6, 7, 9, 15, 16, 18, 19, 32, 35, 36, 40, 41, 42, 43, 44, 49
93
Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Kesukaran
Dari hasil analisis tingkat kesukaran yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 1 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 25 butir soal terkategori cukup (sedang) atau 50% dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 2, 3, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 37, 39, 45, 47, 48, 50. Terdapat 18 butir soal atau 36% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu mudah yaitu pada butir soal nomor 4, 5, 6, 7, 9, 15, 16, 18, 19, 32, 35, 36, 40, 41, 42, 43, 44, 9. Terdapat 7 Butir soal atau 14% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu sukar yaitu pada butir soal nomor 12, 20, 21, 22, 34, 38, 46. Dilihat dari sisi tingkat kesukaran butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015
94
termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) hanya 50% atau kurang dari 70%. 2. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal Dari data nilai tes hasil belajar MAN 2 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung indeks kesukaran butir soal sebagai berikut: Besarnya P
Interpretasi
Nomor Butir
Jumlah
Persen (%)
Soal Kurang dari 0, 25
Terlalu Sukar
34
1
2
Cukup
1, 2, 3, 10, 11, 12,
20
40
(sedang)
14, 17, 20, 21, 23,
29
58
(< 0, 25) 0, 25 – 0, 75
29, 31, 37, 38, 39, 46, 47, 48, 50 Lebih dari 0, 75 ( > 0.75)
Terlalu Mudah
4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 15, 16, 18, 19, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 49
95
Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Kesukaran
Dari hasil analisis tingkat kesukaran yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 2 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 20 butir soal terkategori cukup (sedang) atau 40% dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 2, 3, 10, 11, 12, 14, 17, 20, 21, 23, 29, 31, 37, 38, 39, 46, 47, 48, 50. Terdapat 29 butir soal atau 58% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu mudah yaitu pada butir soal nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 15, 16, 18, 19, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 49. Terdapat 1 Butir soal atau 2% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu sukar yaitu pada butir soal nomor 34. Dilihat dari sisi tingkat kesukaran butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015
96
termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) hanya 50% atau kurang dari 70%. 3. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal Dari data nilai tes hasil belajar MAN 3 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung indeks kesukaran butir soal sebagai berikut: Besarnya P
Interpretasi
Nomor Butir Soal
Jumlah
Kurang dari 0, 25 (< 0, 25) 0, 25 – 0, 75
Terlalu Sukar
34, 38
2
Cukup (sedang)
Persen (%) 4
1, 3, 6, 8, 10, 12, 24 48 13, 14, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 37, 39, 41, 42, 46, 48 Lebih dari 0, 75 Terlalu Mudah 2, 4, 5, 7, 9, 11, 15, 24 48 ( > 0.75) 16, 18, 19, 22, 26, 27, 28, 33, 35, 36, 40, 43, 44, 45, 47, 49, 50 Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Kesukaran
97
Dari hasil analisis tingkat kesukaran yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 3 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 24 butir soal terkategori cukup (sedang) atau 46% dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 3, 6, 8, 10 ,12, 13, 14, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 37, 39, 41, 42, 46, 48. Terdapat 24 butir soal atau 46% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu mudah yaitu pada butir soal nomor 2, 4, 5, 7, 9, 11, 15, 16, 18, 19, 22, 26, 27, 28, 33, 35, 36, 40, 43, 44, 45, 47, 49, 50. Terdapat 2 Butir soal atau 4% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu sukar yaitu pada butir soal nomor 34, 38. Dilihat dari sisi tingkat kesukaran butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) hanya 50% atau kurang dari 70%. Setelah mendapatkan nilai derajat butirnya, soal-soal akan diperlakukan: 1. Butir-butir soal yang sudah memiliki tingkat kesukaran yang baik (cukup), dicatat dalam buku bank soal tes hasil belajar. Butir-butir soa tersebut akan diujikan kembali pada tes-tes berikutnya. 2. Butir-butir soal yang masuk kategori sukar, ada tiga kemungkinan yang dilakukan; pertama butir soal tersebut didrop atau dibuang dan tidak dikeluarkan lagi pada tes-tes berikutnya; kedua diteliti ulang sehingga ditemukan faktor penyebab soal itu menjadi sukar; ketiga mengeluarkan soal
98
yang sukar pada bank soal pada level tes yang berbeda yang sifatnya lebih ketat dari tes sebelumnya. 3. Butir-butir soal yang masuk kategori terlalu mudah, ada tiga kemungkinan pula yang dilakukan; pertama butir soal tersebut didrop atau dibuang dan tidak dikeluarkan lagi pada tes-tes berikutnya; kedua diteliti ulang sehingga ditemukan faktor penyebab soal itu mampu dijawab oleh seluruh siswa; ketiga mengeluarkan soal yang mudah pada bank soal pada level atas yang berbeda sifatnya relatif lebih longgar dari tes sebelumnya. B. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal Untuk mengetahui batas kualitas butir soal ditinjau dari tingkat daya beda, patokan yang dipegang adalah sebagai berikut : Besarnya Angka Indeks
Klasifikasi
Interpretasi
Diskriminasi Soal (D) Bertanda minus atau
-
negative < 0,20
Butir soal daya pembedanya jelek sekali
Poor
Butir soal daya pembedanya jelek
0,20 – 0,40
Satisfactory
Butir soal daya pembedanya cukup
0,40 – 0,70
Good
Butir soal daya pembedanya baik
0,70 – 1,00
Excellent
Butir soal daya pembedanya baik sekali
99
Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi soal peneliti menggunakan rumus D. Rumusnya sebagai berikut : D=
-
D=
-
atau
Ket : D
: Angka indeks pembeda item
PA atau PH
: Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar. Nilai atau dengan rumus : =
PB atau PL
: Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar. Nilai atau dengan rumus : =
1. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal Dari sejumlah perhitungan yang dilakukan, dapat dilihat daya beda butir soal sebagai berikut : Besarnya Angka Indeks Diskriminasi Soal (D) Bertanda minus atau negative
Klasifikasi
Interpretasi
-
Butir soal daya pembedanya jelek sekali
< 0,20
Poor
Butir soal daya pembedanya jelek
Nomor Butir Soal 30, 38, 45
Jumlah 3
Persen (%) 6
2, 3, 4, 7, 8, 9, 15, 16, 18, 19, 20,
29
58
100
0,20 – 0,40
Satisfactory
0,40 – 0,70
Good
0,70 – 1,00
Excellent
22, 23, 27, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 43, 44, 46, 48, 49 Butir soal daya 1,5,6,10,11, pembedanya 12,13,14,21, cukup 24,25,26,29, 42,47,50 Butir soal daya 17,31 pembedanya baik
16
32
2
4
Butir soal daya pembedanya baik sekali
Untuk dapat melihat secara jelas disajikan dalam grafik berikut : Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Daya Beda
-
101
Dari hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 1 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 butir soal atau 6% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek sekali yaitu butir soal nomor 30, 38, 45. Sebanyak 29 butir soal atau 58% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 2 , 3, 4, 7, 8, 9, 15, 16, 18 , 19, 20, 22, 23, 27, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 43, 44, 46, 48, 49. Sebanyak 16 butir soal atau 32% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 1, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 21, 24, 25, 26, 29, 42, 47, 50. Sebanyak 2 butir soal atau 4% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda baik yaitu butir soal nomor 17, 31. Dilihat dari sisi daya beda butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) dan yang terkategori baik hanya 36% atau kurang dari 70%. 2. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal Dari sejumlah perhitungan yang dilakukan, dapat dilihat daya beda butir soal sebagai berikut : Besarnya Angka Indeks Diskriminasi Soal (D)
Klasifikasi
Interpretasi
Nomor Butir Soal
Jumlah
Persen (%)
Bertanda minus atau
-
Butir soal daya
2, 12, 19,
4
8
102
negative
pembedanya jelek sekali Butir soal daya pembedanya jelek
< 0,20
Poor
0,20 – 0,40
Satisfactory
Butir soal daya pembedanya cukup
0,40 – 0,70
Good
Butir soal daya pembedanya baik
0,70 – 1,00
Excellent
Butir soal daya pembedanya baik sekali
43 4, 6, 7, 8, 9, 14, 15, 16, 22, 25, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 42, 44, 45, 46, 49 3, 5, 13, 17, 20, 21, 24, 26, 27, 28, 38, 41, 47,48 1, 10, 11, 18, 23, 29, 31, 37, 50
23
46
14
28
9
18
-
-
Untuk dapat melihat secara jelas disajikan dalam grafik berikut : Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Daya Beda
103
Dari hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 2 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4 butir soal atau 8% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek sekali yaitu butir soal nomor 2, 12, 19, 43. Sebanyak 23 butir soal atau 46% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 4, 6, 7, 8, 9, 14, 15, 16, 22, 25, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 42, 44, 45, 46, 49. Sebanyak 14 butir soal atau 28% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 3, 5, 13, 17, 20, 21, 24, 26, 27, 28, 38, 41, 47, 48. Sebanyak 9 butir soal atau 18% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda baik yaitu butir soal nomor 1, 10, 11, 18, 23, 29, 31, 37, 50. Dilihat dari sisi daya beda butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) dan yang terkategori baik hanya 46% atau kurang dari 70%. 3. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal Dari sejumlah perhitungan yang dilakukan, dapat dilihat daya beda butir soal sebagai berikut :
104
Besarnya Angka Indeks Diskriminasi Soal (D) Bertanda minus atau negative
Klasifikasi
Interpretasi
-
Butir soal daya pembedanya jelek sekali
< 0,20
Poor
Butir soal daya pembedanya jelek
0,20 – 0,40
Satisfactory
Butir soal daya pembedanya cukup
0,40 – 0,70
Good
Butir soal daya pembedanya baik
0,70 – 1,00
Excellent
Butir soal daya pembedanya baik sekali
Nomor Butir Jumlah Soal 2, 3, 6, 34, 38 5
4, 5, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 25, 27, 28, 32, 33, 36, 39, 40, 41, 42, 44, 46, 49 1, 7, 8, 10, 11, 13, 20, 21, 23, 24, 26, 29, 30, 35, 37, 43, 45, 47, 48, 50 12, 31
Persen (%) 10
23
46
20
40
2
4
-
105
Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Daya Beda
Dari hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 3 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 5 butir soal atau 10% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek sekali yaitu butir soal nomor 2, 3, 6, 34, 38. Sebanyak 23 butir soal atau 46% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 4, 5, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 25, 27, 28, 32, 33, 36, 39, 40, 41, 42, 44, 46, 49. Sebanyak 20 butir soal atau 40% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 1, 7, 8, 10, 11, 13, 20, 21, 23, 24, 26, 29, 30, 35, 37, 43, 45, 47, 48, 50. Sebanyak 2 butir soal atau 4% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda baik yaitu butir soal nomor 12, 31.
106
Dilihat dari sisi daya beda butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) dan yang terkategori baik hanya 44% atau kurang dari 70%. C. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) Untuk mengetahui baik atau tidak dan berfungsi atau tidaknya sebuah distraktor, apabila distraktor itu sekurang-kurangnya dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes. 1. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) Dari data nilai tes hasil belajar MAN 1 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung indeks Fungsi Pengecoh (Distraktor) butir soal sebagai berikut: Nomor soal
A
B
Alternatif Jawaban C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi
Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi
D
E
Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
107
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Dilihat dari sisi pengecoh butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk
108
mempunyai kualitas kurang baik karena pengecoh yang berfungsi hanya 48,5 % atau kurang dari 70%. 2. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) Dari data nilai tes hasil belajar MAN 2 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung indeks Fungsi Pengecoh (Distraktor) butir soal sebagai berikut: Untuk dapat melihat secara lengkap disajikan dalam tabel berikut: Nomor soal
A
B
Alternatif Jawaban C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi
Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Jawaban Jawaban Jawaban
Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi
D
E
Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
109
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Dilihat dari sisi pengecoh butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena pengecoh yang berfungsi hanya 40 % atau kurang dari 70%.
110
3. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) Dari data nilai tes hasil belajar MAN 3 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung indeks Fungsi Pengecoh (Distraktor) butir soal sebagai berikut: Nomor soal
A
B
Alternatif Jawaban C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi
Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Jawaban Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi
D
E
Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi
Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi
111
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Dilihat dari sisi pengecoh butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena pengecoh yang berfungsi hanya 36,5 % atau kurang dari 70%. Menurut Suharsimi Arikunto, butir soal tes hasil belajar setelah diuji fungsi distraktornya, distraktor dapat diperlakukan dengan 3 cara yaitu; pertama diterima, karena sudah baik; kedua ditolak karena tidak baik; dan ketiga ditulis kembali (direvisi), karena kurang baik.
112
D. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Validitas Pada penelitian ini validitas yang di analisa adalah validitas empirik, dimana validitas ini didasarkan pada analisa data empirik yang bersumber atau didapatkan dari pengamatan di lapangan. 1. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Validitas a. Mencari mean dari skor total, yaitu Mt, dengan rumus : Mt Diketahui nilai ∑xt = 2179 dan N= 66 Mt Mt = 33,02 b. Mencari deviasi standar total SDt dengan rumus :
SDt = Diketahui ∑xt²= 73447 dan N= 66
SDt =
SDt =
113
SDt = SDt = SDt = 4,74 Maka didapat nilai SDt = 4,74 Mencari df pada tabel korelasi dengan rumus: N-2 = 66-2= 64. Pada taraf 5% = 0,250 pada taraf 1% = 0,325. Pada butir soal ini peneliti menggunakan taraf 5% yaitu 0,250. Apabila rpbi > r tabel maka item butir soal valid, apabila < r tabel maka item butir soal invalid (tidak valid) Dari data nilai tes hasil belajar MAN 1 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung validitas butir soal sebagai berikut: Besarnya P
Interpretasi
Nomor Butir
Jumlah
Persen (%)
23
46
27
54
Soal Lebih dari 0, 250
Valid
(> 0, 25)
1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 24, 25, 26, 31, 42, 44, 47, 49, 50.
kurang dari 0, 250
Invalid
2, 3, 4, 16, 19, 20,
(> 0,250)
(Tidak Valid)
21, 22, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34,
114
35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 46, 48 Untuk dapat melihat secara jelas disajikan dalam grafik berikut : Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Validitas
Dari uji validitas butir item yang dilakukan terlihat bahwa sebanyak 23 butir soal dinyatakan valid atau 46 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 24, 25, 26, 31, 42, 44, 47, 49, 50. Sedangkan sebanyak 27 butir soal invalid atau tidak valid atau 54 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 2, 3, 4, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 46, 48. Jika melihat soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 dari segi validitasnya diketahui
115
bahwa soal bentuk pilihan ganda memiliki 23 soal yang valid atau 46% dari keseluruhan. Sedangkan sisanya sebanyak 27 soal tidak valid atau 54% dari keseluruhan soal. Dengan demikian dilihat dari sisi validitasnya soal pilihan ganda termasuk soal yang mempunyai kualitas kurang baik sebab soal yang valid hanya sebesar 46% atau kurang dari 70% dan yang tidak valid masih terdapat 54 % dari keseluruan. 2. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Validitas 1. Mencari mean dari skor total, yaitu Mt, dengan rumus : Mt Diketahui nilai ∑xt = 2620 dan N= 71 Mt Mt = 36,91 2. Mencari deviasi standar total SDt dengan rumus :
SDt = Diketahui ∑xt²= 99176 dan N= 71
SDt =
116
SDt = SDt = SDt = SDt = 5,87 Maka didapat nilai SDt = 5,87 Mencari df pada tabel korelasi dengan rumus: N-2 = 71-2= 69. Pada taraf 5% = 0,232 pada taraf 1% = 0,302. Pada butir soal ini peneliti menggunakan taraf 5% yaitu 0,232. Apabila rpbi > r tabel maka item butir soal valid, apabila < r tabel maka item butir soal invalid (tidak valid). Dari data nilai tes hasil belajar MAN 2 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung validitas butir soal sebagai berikut: Besarnya P
Interpretasi
Lebih dari 0, 250 (> 0, 25)
Valid
kurang dari 0, 250 (> 0,250)
Invalid (Tidak Valid)
Nomor Butir Soal 1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 33, 36, 37, 38, 41, 42, 44, 47, 48, 49, 50 2, 8, 9, 12, 14, 16, 19, 27, 30, 32, 34, 35, 39, 40, 43, 45, 46
Jumlah
Persen (%)
33
66
17
34
117
Untuk dapat melihat secara jelas disajikan dalam grafik berikut : Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Validitas
Dari uji validitas butir item yang dilakukan terlihat bahwa sebanyak 34 butir soal dinyatakan valid atau 68 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor
1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 28, 29, 31, 33, 36, 37, 38, 41, 42, 44, 47, 48, 49, 50. Sedangkan sebanyak 16 butir soal invalid atau tidak valid atau 32 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 2, 8, 9, 14, 16, 19, 27, 30, 32, 34, 35, 39, 40, 43, 45, 46. Jika melihat soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 dari segi validitasnya diketahui bahwa soal bentuk pilihan ganda memiliki 34 soal yang valid atau 68% dari keseluruhan. Sedangkan sisanya sebanyak 16 soal tidak valid atau 32% dari
118
keseluruhan soal. Dengan demikian dilihat dari sisi validitasnya soal pilihan ganda termasuk soal yang mempunyai kualitas kurang baik sebab soal yang valid hanya sebesar 68% atau kurang dari 70% dan yang tidak valid masih terdapat 32 % dari keseluruan. 3. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Validitas 1. Mencari mean dari skor total, yaitu Mt, dengan rumus : Mt Diketahui nilai ∑xt = 2637 dan N= 74 Mt Mt = 35,64 2. Mencari deviasi standar total SDt dengan rumus :
SDt = Diketahui ∑xt²= 95799 dan N= 74
SDt =
SDt =
119
SDt = SDt = SDt = 4,94 Maka didapat nilai SDt = 4,94 Mencari df pada tabel korelasi dengan rumus: N-2 = 74-2= 72. Pada taraf 5% = 0,232 pada taraf 1% = 0,302. Pada butir soal ini peneliti menggunakan taraf 5% yaitu 0,232. Apabila rpbi > r tabel maka item butir soal valid, apabila < r tabel maka item butir soal invalid (tidak valid). Dari data nilai tes hasil belajar MAN 3 Palembang dapat dilihat dari hasil hitung validitas butir soal sebagai berikut: Besarnya P
Interpretasi
Lebih dari 0, 250 (> 0, 25)
Valid
kurang dari 0, 250 (> 0,250)
Invalid (Tidak Valid)
Nomor Butir Soal 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 35, 37, 43, 45, 46, 47, 50 3, 4, 6, 15, 17, 18, 22, 28, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 48, 49
Jumlah
Persen (%)
31
62
19
38
120
Untuk dapat melihat secara jelas disajikan dalam grafik berikut : Grafik Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Validitas
Dari uji validitas butir item yang dilakukan terlihat bahwa sebanyak 31 butir soal dinyatakan valid atau 62 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor
1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26,
27, 29, 30, 31, 32, 35, 37, 43, 45, 46, 47, 50. Sedangkan sebanyak 19 butir soal invalid atau tidak valid atau
38 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal
nomor 3, 4, 6, 15, 17, 18, 22, 28, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 48, 49. Jika melihat soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 Palembang dari segi validitasnya diketahui bahwa soal bentuk pilihan ganda memiliki 31 soal yang valid atau 62% dari keseluruhan. Sedangkan sisanya sebanyak 19 soal tidak valid atau
121
38% dari keseluruhan soal. Dengan demikian dilihat dari sisi validitasnya soal pilihan ganda termasuk soal yang mempunyai kualitas kurang baik sebab soal yang valid hanya sebesar 62% atau kurang dari 70% dan yang tidak valid masih terdapat 38 % dari keseluruan. Butir soal yang dianggap valid disimpan di dalam bank soal, dapat digunakan pada tes berikutnya. Sedangkan soal yang tidak valid harus diganti dengan butir item soal baru. E. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan pendekatan Single Trial (Single Tes – Single Trial Method). Dimana dalam menyimpulkan kofisien reliabilitas, peneliti menginterpretasi hasil pengujian dengan menggunakan rumus KR20 yang ditemukan oleh Kuder Richardson. Rumus KR20 adalah rumus yang menentukan reliabilitas tes yang ditunjukkan secara langsung terhadap butir-butir soal. Rumusnya sebagai berikut : = 1. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas 1. Mencari
∑
122
∑
=∑
-
= 73447 –
= 73447 – = 73447 – 71940,02 = 1506,98 2. Mencari nilai
=
= = 22,83 3. Setelah mendapatkan nilai ∑ =
= = 1,02 x 0,64
= 8,35
= 22,83 dan N= 66
123
= 0,65 (tidak reliabel) Dilihat dari sisi reliabilitasnya soal maka soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas tidak baik sebab reliabilitasnya sangat rendah yaitu sebesar 0,65 atau kurang dari 0,70. 2. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas 1. Mencari
∑
∑
=∑
-
= 99176 –
= 99176 – = 99176 – 96681,69 = 2494,31 2. Mencari nilai
=
= = 35,13
124
3. Setelah mendapatkan nilai ∑
= 7,3838
= 35,13 dan N=71
=
= = 1,01 x 0,79 = 0,79 (reliabel) Dilihat dari sisi reliabilitasnya soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas baik karena sudah memiliki reliabilitas yang tinggi sebesar 0,79 atau di atas 0,70. 3. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas 1. Mencari
∑
=∑
∑ -
= 95799 –
125
= 95799 – = 95799 – 93969,85 = 1829,15 2. Mencari nilai
=
= = 24,72 3. Setelah mendapatkan nilai ∑
= 8,3493
= 24,72 dan N=74
=
= = 1,02 x 0,66 = 0,67 (tidak reliabel) Dilihat dari sisi reliabilitasnya soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai
126
kualitas tidak baik sebab reliabilitasnya sangat rendah yaitu sebesar 0,67 atau kurang dari 0,70. Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
r11 pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). 2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan tidak reliabel (un-reliable).
127
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Kualitas Tes Hasil Belajar Soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI MAN Mata Pelajaran Fiqih di kota Palembang tahun 2014 maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan soal kualitas tes hasil belajar soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Mata Pelajaran Fiqih di Kota Palembang tahun 2014 termasuk soal dengan kualitas kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya soal yang tidak memenuhi kriteria tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh (distraktor), validitas dan reliabilitas. Dapat dilihat dari hasil hitung Kualitas soal sebagai berikut berikut: 1. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal a. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal Dari hasil analisis tingkat kesukaran yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 1 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 25 butir soal terkategori cukup (sedang) atau 50% dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 2, 3, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 37, 39, 45, 47, 48, 50. Terdapat 18 butir soal atau 36% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu mudah yaitu pada
128
butir soal nomor4, 5, 6, 7, 9, 15, 16, 18, 19, 32, 35 ,36, 40, 41, 42, 43, 44, 49. Terdapat 7 Butir soal atau 14% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu sukar yaitu pada butir soal nomor 12, 20, 21, 22, 34, 38, 46. Dilihat dari sisi tingkat kesukaran butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) hanya 50% atau kurang dari 70%. b. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal Dari hasil analisis tingkat kesukaran yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 2 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 20 butir soal terkategori cukup (sedang) atau 40% dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 2, 3, 10, 11, 12, 14, 17, 20, 21, 23, 29, 31, 37, 38, 39, 46, 47, 48, 50. Terdapat 29 butir soal atau 58% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu mudah yaitu pada butir soal nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 15, 16, 18, 19, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 49. Terdapat 1 Butir soal atau 2% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu sukar yaitu pada butir soal nomor 34. Dilihat dari sisi tingkat kesukaran butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015
129
termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) hanya 50% atau kurang dari 70%. c. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Kesukaran Butir Soal Dari hasil analisis tingkat kesukaran yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 3 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 24 butir soal terkategori cukup (sedang) atau 46% dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 3, 6, 8, 10 ,12, 13, 14, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 37, 39, 41, 42, 46, 48. Terdapat 24 butir soal atau 46% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu mudah yaitu pada butir soal nomor 2, 4, 5, 7, 9, 11, 15, 16, 18, 19, 22, 26, 27, 28, 33, 35, 36, 40, 43, 44, 45, 47, 49, 50. Terdapat 2 Butir soal atau 4% dari total keseluruhan yang terkategori terlalu sukar yaitu pada butir soal nomor 34, 38. Dilihat dari sisi tingkat kesukaran butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) hanya 50% atau kurang dari 70%.
130
2. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal a. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal Dari hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 1 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 butir soal atau 6% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek sekali yaitu butir soal nomor 30, 38, 45. Sebanyak 29 butir soal atau 58% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 2 , 3, 4, 7, 8, 9, 15, 16, 18 , 19, 20, 22, 23, 27, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 43, 44, 46, 48, 49. Sebanyak 16 butir soal atau 32% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 1, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 21, 24, 25, 26, 29, 42, 47, 50. Sebanyak 2 butir soal atau 4% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda baik yaitu butir soal nomor 17, 31. Dilihat dari sisi daya beda butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) dan yang terkategori baik hanya 36% atau kurang dari 70%.
131
b. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal Dari hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 2 Palembang di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4 butir soal atau 8% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek sekali yaitu butir soal nomor 2, 12, 19, 43. Sebanyak 23 butir soal atau 46% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 4, 6, 7, 8, 9, 14, 15, 16, 22, 25, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 42, 44, 45, 46, 49. Sebanyak 14 butir soal atau 28% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 3, 5, 13, 17, 20, 21, 24, 26, 27, 28, 38, 41, 47, 48. Sebanyak 9 butir soal atau 18% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda baik yaitu butir soal nomor 1, 10, 11, 18, 23, 29, 31, 37, 50. Dilihat dari sisi daya beda butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) dan yang terkategori baik hanya 46% atau kurang dari 70%. c. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Daya Beda Butir Soal Dari hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan pada 50 butir soal tes hasil belajar MAN 3 Palembang di atas dapat diketahui bahwa
132
sebanyak 5 butir soal atau 10% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek sekali yaitu butir soal nomor 2, 3, 6, 34, 38. Sebanyak 23 butir soal atau 46% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 4, 5, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 25, 27, 28, 32, 33, 36, 39, 40, 41, 42, 44, 46, 49. Sebanyak 20 butir soal atau 40% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 1, 7, 8, 10, 11, 13, 20, 21, 23, 24, 26, 29, 30, 35, 37, 43, 45, 47, 48, 50. Sebanyak 2 butir soal atau 4% dari total keseluruhan yang terkategori daya pembeda baik yaitu butir soal nomor 12, 31. Dilihat dari sisi daya beda butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena soal yang terkategori sedang (cukup) dan yang terkategori baik hanya 44% atau kurang dari 70%. 3. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) a. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) Dilihat dari sisi pengecoh butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena pengecoh yang berfungsi hanya 48,5 % atau kurang dari 70%.
133
b. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) Dilihat dari sisi pengecoh butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fikih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena pengecoh yang berfungsi hanya 40 % atau kurang dari 70%. c. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Fungsi Pengecoh (Distraktor) Dilihat dari sisi pengecoh butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas kurang baik karena pengecoh yang berfungsi hanya 36,5 % atau kurang dari 70%. 4. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Validitas a. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Validitas Dari uji validitas butir item yang dilakukan terlihat bahwa sebanyak 23 butir soal dinyatakan valid atau 46 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 24, 25, 26, 31, 42, 44, 47, 49, 50. Sedangkan sebanyak 27 butir soal invalid atau tidak valid atau 54 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 2, 3, 4,
134
16, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 46, 48. Jika melihat soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 dari segi validitasnya diketahui bahwa soal bentuk pilihan ganda memiliki 23 soal yang valid atau 46% dari keseluruhan. Sedangkan sisanya sebanyak 27 soal tidak valid atau 54% dari keseluruhan soal. Dengan demikian dilihat dari sisi validitasnya soal pilihan ganda termasuk soal yang mempunyai kualitas kurang baik sebab soal yang valid hanya sebesar 46% atau kurang dari 70% dan yang tidak valid masih terdapat 54 % dari keseluruan. b. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Validitas Dari uji validitas butir item yang dilakukan terlihat bahwa sebanyak 34 butir soal dinyatakan valid atau 68 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor
1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 33, 36, 37, 38, 41, 42, 44, 47, 48, 49, 50. Sedangkan sebanyak 16 butir soal invalid atau tidak valid atau 32 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor 2, 8, 9, 14, 16, 19, 27, 30, 32, 34, 35, 39, 40, 43, 45, 46. Jika melihat soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 dari segi validitasnya diketahui
135
bahwa soal bentuk pilihan ganda memiliki 34 soal yang valid atau 68% dari keseluruhan. Sedangkan sisanya sebanyak 16 soal tidak valid atau 32% dari keseluruhan soal. Dengan demikian dilihat dari sisi validitasnya soal pilihan ganda termasuk soal yang mempunyai kualitas kurang baik sebab soal yang valid hanya sebesar 68% atau kurang dari 70% dan yang tidak valid masih terdapat 32 % dari keseluruan. c. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Validitas Dari uji validitas butir item yang dilakukan terlihat bahwa sebanyak 31 butir soal dinyatakan valid atau 62 % dari total keseluruhan yaitu pada butir soal nomor
1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21, 23, 24,
25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 35, 37, 43, 45, 46, 47, 50. Sedangkan sebanyak 19 butir soal invalid atau tidak valid atau
38 % dari total keseluruhan
yaitu pada butir soal nomor 3, 4, 6, 15, 17, 18, 22, 28, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 48, 49. Jika melihat soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 Palembang dari segi validitasnya diketahui bahwa soal bentuk pilihan ganda memiliki 31 soal yang valid atau 62% dari keseluruhan. Sedangkan sisanya sebanyak 19 soal tidak valid atau 38% dari keseluruhan soal. Dengan demikian dilihat dari sisi validitasnya soal pilihan ganda termasuk soal yang mempunyai
136
kualitas kurang baik sebab soal yang valid hanya sebesar 62% atau kurang dari 70% dan yang tidak valid masih terdapat 38 % dari keseluruan. 5. Kualitas Tes Hasil Belajar Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas a. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 1 Palembang Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas Dilihat dari sisi reliabilitasnya soal maka soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 1 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas tidak baik sebab reliabilitasnya sangat rendah yaitu sebesar 0,65 atau kurang dari 0,70. b. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 2 Palembang Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas Dilihat dari sisi reliabilitasnya soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 2 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas baik karena sudah memiliki reliabilitas yang tinggi sebesar 0,79 atau di atas 0,70. c. Kualitas Tes Hasil Belajar MAN 3 Palembang Ditinjau dari Tingkat Reliabilitas Dilihat dari sisi reliabilitasnya soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fiqih kelas XI MAN 3 Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk mempunyai kualitas tidak baik sebab reliabilitasnya sangat rendah yaitu sebesar 0,67 atau kurang dari 0,70.
137
B. Saran Berdasarkan hasil analisis butir soal secara keseluruhan yang terdiri dari tingkat kesukaran, daya pembeda, pengecoh (distraktor), validitas dan reliabilitas soal kualitas tes hasil belajar soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fiqih di kota Palembang tahun 2014, maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Kementrian Agama Kota Palembang Hasil penelitian ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan berbagai kebijakan dalam meningkatkan kualitas kualitas tes hasil belajar soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fiqih di kota Palembang tahun 2014 dan mengkaji ulang kembali soal-soal tahun 2014 yang kurang baik dan tidak baik jika akan digunakan kembali pada tahun berikutnya. Meskipun soal Tes Hasil Belajar hanya sebagai pengukur terhadap kemampuan siswa, akan tetapi soal tes hasil belajaru tetap harus memiliki kualitas yang baik sebab tes ini tidak hanya sebagai seleksi tetapi tes juga mampu memberikan informasi atau saran terhadap pengguna tes untuk melakukan langkah apa ke depan yang harus dilakukan. Soal-soal yang baik harus tetap dipertahankan kualitasnya dan dapat dimasukkan dalam bank soal sedangkan soal yang kurang baik dan tidak baik sebaiknya direvisi sesuai dengan indikator penyebab kegagalan sehingga dapat menjadi soal yang baik. Untuk periode tes hasil belajar pelajaran fiqih
138
selanjutnya
perlu disusun
instrument
soal
yang berkualitas dengan
memperhatikan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh (distractor). 2. Bagi Tim Pembuat Soal/Musyawarah Kerja Kepala Madrasah (MKKM) Kegiatan analisis butir soal hendaknya dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat mengetahui kualitas butir-butir soal yang digunakan dalam melakukan
penilaian
hasil
belajar.
Tim
pembuat
soal
sebaiknya
mengembangkan kemampuannya dalam penyusunan soal serta analisis butir soal sehingga dapat menyusun soal dengan baik dan dapat melakukan analisis butir soal. Dengan demikian soal yang disusun memiliki kualitas yang baik. Selain itu dengan mengikuti kegiatan pelatihan tersebut tim pembuat soal (dalam hal ini guru) tidak hanya memiliki kemampuan dalam mengajar peserta didik saja, tetapi juga memiliki kemampuan dalam menyusun soal dan menganalisis butir soal dengan baik.
139
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arifin, Zainal, 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arifah, Fatih & Yustisianisa. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka. Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. E. Mulyasa, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ismail, Fajri. 2014. Evaluasi Pendidikan. Palembang: Tunas Gemilang Press. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Margono. 2007. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, Lexy J. Moleong. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. M. Chabib Thoha, 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Nana Syaodih Sukmadinata, 2010. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
140
Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Sudijono, Anas.2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Singarimbun dan Sofian Effendi, 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sukardi, 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Wiraatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Winarno, Surahmad. 1992. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.