BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Salah satu tujuan MDGs yaitu mengurangi kematian anak dengan target menurunkan angka kematian anak hinga dua per tiga pada tahun 2015. Morbiditas dan mortalitas merupakan indikator yang digunakan dalam menilai derajat kesehatan masyarakat. Dalam hal ini kelangsungan hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). AKABA pada tahun 2014 di Indonesia sebesar 32/1000 kelahiran hidup. (Depkes RI, 2014). Di Jawa Tengah AKABA sebesar 11,54/1000 kelahiran hidup dan di Surakarta AKABA pada tahun 2014 sebesar 4,4/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2014). Pneumonia menjadi salah satu penyebab kematian balita tertinggi kedua setelah diare (10,2 %) yaitu 4,5% (Riskedas, 2013) . Penemuan pneumonia pada balita Indonesia tahun 2014 sebesar 29,47% dengan jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 657.490 kasus. Adapun angka kematian balita yang terjadi pada kasus pneumonia di Indonesia sebesar 52,06% dari 496 kasus. Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Tengah cakupan pneumonia
1
2
pada balita sebesar 29,89% dengan jumlah kasus 99.465 kasus. (Kemenkes RI, 2014). Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui udara. Pneumonia ditandai dengan batuk serta kesukaran bernapas. Umumnya pneumonia banyak menyerang balita berumur 12-23 bulan (Riskedas, 2013). Balita yang terserang pneumonia dan tidak segera diobati dengan tepat sangat mudah untuk meninggal (Maryunani, 2013). Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta adalah Rumah Sakit Umum Daerah tipe D. Saat ini RSUD Surakarta berada di JL. Lettu Sumartono No.1 Kadipiro, Banjarsari Surakarta. Data yang diperolah dari RSUD Surakarta pada bulan Januari 2015 – Desember 2015 menunjukkan bahwa angka kejadian balita sakit pneumonia sebanyak 178 (10,2%) kasus dari total 1742 kasus balita sakit. Pada kasus balita dengan pneumonia dibutuhkan asuhan yang komperhensif
untuk
mencegah
timbulnya
komplikasi
yang
dapat
menyebabkan kematian. Dalam hal ini, seorang bidan berperan dalam melakukan deteksi dini serta memberikan asuhan pada balita dengan pneumonia sesuai kebutuhan dengan melakukan kolaborasi dengan dokter. Selain itu, letak RSUD Surakarta dan lingkungan sekitar warga yang banyak dilalui kendaraan besar seperti truk dan bus sehingga polusi udara menjadi salah satu penyebab umum pneumonia melatarbelakangi penulis membuat Karya Tulis Ilmiah berupa studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An. R umur 2 tahun dengan Pneumonia di RSUD Surakarta.
3
Studi kasus tentang Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakita dengan Pneumonia sebelumnya pernah diangkat oleh Sholihiyyah Nadziroh (2015) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Balita A UMUR 1 Tahun dengan Pneumonia di RSUD Surakarta”. Topik dan tempat yang sama akan menjadi pembahasan pada studi ini. Meskipun dengan topik bahasan dan tempat yang sama namun waktu dan respnden berbeda. Studi kasus ini bukan merupakan duplikasi dari studi sebelumnya. Pemberian asuhan yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan responden dan prosedur tetap dimana responden dirawat karena kebutuhan individu yang satu dengan yang lain jelas berbeda. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka rumusan masalah dari kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An. R Umur 2 Tahun dengan Pneumonia di RSUD Surakarta?” C. Tujuan 1.
Tujuan Umum Untuk mempelajari dan memahami Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An. R umur 2 tahun dengan Pneumonia di RSUD Surakarta.
2.
Tujuan Khusus Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami penerapan (7 langkah Varney) pada An. R umur 2 tahun dengan Pneumonia di RSUD Surakarta, meliputi :
4
a)
Mengumpulkan data dasar secara subyektif dan obyektif pada kasus balita sakit dengan pneumonia di RSUD Surakarta.
b) Melakukan interpretasi data klien pada kasus balita sakit dengan pneumonia di RSUD Surakarta. c)
Menetapkan diagnosis potensial dan antispasi yang harus dilakukan bidan dari kasus balita sakit dengan pneumonia di RSUD Surakarta.
d) Menetapkan kebutuhan atau tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi, merujuk kasus balita sakit dengan pneumonia di RSUD Surakarta. e)
Menetapkan rencana asuhan kebidanan untuk kasus balita sakit dengan pneumonia di RSUD Surakarta.
f)
Menetapkan pelaksanaan tindakan untuk kasus balita sakita dengan pneumonia di RUSD Surakarta.
g) Menetapkan evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan yang dipandang perlu. h) Menganalisi kesenjangan antar teori dan di lahan praktik pada kasus balita sakit dengan pneumonia di RSUD Surakarta. D. Manfaat Manfaat KTI secara aplikatif untuk institusi, profesi, klien dan masyarakat yaitu :
5
1.
Institusi Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan penyempurnaan penanganan pada kasus asuhan kebidanan bayi dan balita sakit dengan pneumonia.
2.
Profesi Dapat dimanfaatkan untuk peningkatan layanan bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan pada balita dengan pneumonia.
3.
Klien dan Masyarakat Agar klien dan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan secara optimal khususnya pada kasus bayi dan balita sakit dengan pneumonia.