BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah memastikan kelestarian lingkungan dan menjadikan slah satu indikatornya adalah terjadinya penurunan hingga setengah dari jumlah penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar. Masalah kesehatan lingkungan di negara-negara sedang berkembang adalah berkisar antara sanitasi dasar dan perumahan. (Notoatmodjo, 2007) Tjandra Setiadi, guru besar dari Teknik Kimia ITB dalam harian Kompas edisi 18 Agustus 2009, mengemukakan bahwa akses masyarakat terhadap sanitasi dasar terbilang masih minim, khususnya di wilayah pedesaan. Di banyak tempat, bahkan tidak sedikit warga tidak memiliki jamban. Kondisi ini memberi tekanan lebih besar terhadap kemiskinan. Padahal, dampak dari praktik sanitasi yang buruk ini sangatlah besar. Bakteri Eschericia coli yang muncul dari sisa-sisa tinja yang terserap di tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum. Sehingga, pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit diare, muntaber, dan penyakit-penyakit pencernaan lainnya. Sanitasi total, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandum, dapat dicapai bila setiap rumah tangga menghentikan praktik buang air besar sembarangan dan menggunakan jamban yang aman untuk pembuangan tinja. Masyarakat pun juga perlu diberi pemahaman sanitasi dasar bagi kelangsungan hidup mereka, agar
1 Universitas Sumatera Utara
penyakit tidak mengancam kehidupan. Di Indonesia terdapat 4 dampak kesehatan besar disebabkan oleh pengelolaan air dan sanitasi yang buruk yakni diare, tipus, polio dan cacingan. Hasil survei pada tahun 2006 menunjukkan bahwa kejadian diare pada semua usia di Indonesia adalah 423 per 1.000 penduduk dan terjadi satu-dua kali per tahun pada anak-anak berusia dibawah lima tahun. (Elok, 2008). Pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat disebutkan bahwa memperkuat KKP dengan program penyehatan lingkungan merupakan langkah yang efektif untuk menjaga pintu masuk terhadap keluar masuknya penyakit menular dari dan ke luar negeri. Salah satu kegiatan penyehatan lingkungan dalam rangka peningkatan upaya kesehatan di wilayah pelabuhan adalah dengan melakukan pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan lingkungan stakeholders di pelabuhan, yang antara lain adalah kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar di pelabuhan. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP & PL). Berdasarkan Permenkes RI No. 356/Permenkes/Per/IV/2008 disebutkan bahwa KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakitpenyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. Sesuai dengan Permenkes RI No. 356/Menkes/PER/IV/2008 salah satu wilayah kerja KKP Kelas I Medan adalah Pelabuhan Tanjungbalai. Pelabuhan
Universitas Sumatera Utara
Tanjungbalai memiliki dua lokasi pelabuhan, pertama lebih dikenal dengan nama pelabuhan Teluk Nibung, berada di ambang luar Sungai Asahan, lokasi berikutnya mengarah ke muara disebut pelabuhan Bagan Asahan. Secara administratif pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai berada di Kotamadya Tanjungbalai. Pelabuhan ini letaknya berhadapan langsung dengan pelabuhan negara Malaysia atau Port Klang. Untuk angkutan penumpang terdapat trayek tetap kapal-kapal ferry dari/ke Pelabuhan Klang Malaysia. Pelabuhan Tanjungbalai meliputi perimeter area seluas 6 ha dan buffer area seluas 24 ha. Lingkungan III Desa Perjuangan berada di perimeter area pelabuhan Teluk Nibung. Dengan demikian, Lingkungan III Desa Perjuangan merupakan salah satu tempat yang menjadi daerah kerja KKP Kelas I Medan wilker Tanjungbalai. (Profil KKP Kelas I Medan, 2008). Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis di Pelabuhan Teluk Nibung didapati bahwa jumlah penduduk Lingkungan III Desa Perjuangan sebanyak 1390 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 132 KK, terdapat 39,8% penduduk memiliki rumah permanen, 42,02% penduduk memiliki rumah semi permanen dan 18,1% penduduk memiliki rumah tidak permanen. Terdapat 83,3% penduduk menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih dan 16,7% penduduk menggunakan air sumur bor/Pelindo sebagai sumber air bersih. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis melakukan penelitian tentang “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Kepala Keluarga Tentang Sanitasi Dasar dan Rumah Sehat di Wilayah Perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010”.
Universitas Sumatera Utara
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan
masalah adalah belum diketahuinya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang sanitasi dasar dan rumah sehat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010.
1.3.
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui perilaku kepala keluarga tentang sanitasi dasar dan rumah sehat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui karakteristik (umur, pendidikan, dan pekerjaan) masyarakat yang ada di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai.
2.
Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang sanitasi dasar dan rumah sehat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010.
3.
Untuk mengetahui sikap masyarakat tentang sanitasi dasar dan rumah sehat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010.
4.
Untuk mengetahui tindakan masyarakat tentang sanitasi dasar dan rumah sehat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010.
5.
Untuk mengetahui kepemilikan rumah sehat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010.
6.
Untuk mengetahui kondisi sanitasi dasar di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.4 1.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat tentang sanitasi dasar dan rumah sehat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai sehingga masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin disebabkan oleh lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PT. Pelindo dan pemerintah daerah tentang rumah sehat dan sanitasi dasar sehingga dapat mendukung tersedianya sarana sanitasi dasar bagi masyarakat di wilayah perimeter Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai.
3.
Dengan melaksanakan penelitian ini maka wawasan dan ilmu pengetahuan penulis akan bertambah, khususnya di bidang rumah sehat dan sarana sanitasi dasar.
4.
Sebagai referensi bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya tentang rumah sehat dan sarana sanitasi dasar.
Universitas Sumatera Utara