BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan kawasan wisata harus merupakan pengembangan yang terencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat. Wardyanta (2006: 66) mengatakan bahwa ada tiga kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh suatu daerah untuk menjadikan daerah sebagai tempat tujuan wisata. 1.
Daerah memiliki atraksi atau objek wisata yang menarik.
2.
Memiliki sarana perhubungan lalu lintas yang baik, sehingga mudah mencapai objek dan daya tarik wisata tersebut.
3.
Dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas tempat untuk tinggal sementara. Berdasarkan
Undang-undang
Nomor
10
Tahun
2009
Tentang
Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tanggal 4 Januari 2012 di Jakarta mengenai Draft Rencana Strategis
1
(Renstra) kementerian hingga tahun 2014, dengan mengangkat tema “Pariwisata dan Ekonomi Kreatif:
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat”. Mari Pangestu menekankan pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian (Pangestu, 2012). Demikian juga Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang merupakan salah satu wilayah kabupaten kepulauan di Sumatera Barat, memiliki banyak objek wisata, hutan bakau, terumbu karang yang indah, pulau-pulau kecil, dan tradisi budaya yang unik. Kepulauan Mentawai dikenal dengan daerah yang memiliki sumber daya kelautan, bahari, dan perikanan yang banyak, sehingga menjadi modal dasar dalam pembangunan perekonomian daerah. Wilayah perairan Kepulauan Mentawai telah dipromosikan dan masuk sebagai Indonesian Marine Tourism Destination oleh Kementeri Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Republik Indonesia. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang luar biasa seperti terumbu karang, ombak yang membentuk gua, dan pantai yang indah yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara (Ragun, 2011). Dalam Rencana Pembangunan Jangka Pendek Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Renja (Rencana Kerja) Tahunan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011-2016, bidang pariwisata khususnya wisata bahari dan wisata budaya merupakan salah satu prioritas pengembangan daerah. Sejalan dengan Visi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga yakni “Mewujudkan Mentawai Sebagai Destinasi Utama Wisata Eksklusif”, maksudnya menjadi daerah tujuan pariwisata utama dan
2
menjadikan seluruh objek wisata eksklusif, tertata, dan terkelola. Diharapkan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat secara umum. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah memfokuskan perhatiannya untuk mengembangkan sektor pariwisata terutama wisata bahari. Saat ini beberapa daerah
di
Kabupaten
Kepulauan
Mentawai
sudah
dikembangkan
dan
dimanfaatkan untuk lokasi wisata bahari karena memiliki pantai dan ombak yang baik khususnya wisata selancar (surfing). Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Mentawai, Desti Seminora mengatakan di Koran Harian Jambi, bahwa ada 71 (tujuh puluh satu) titik lokasi selancar (surfing location) dengan 49 titik yang masuk kategori eksklusif (Seminora, 2010). Olahraga selancar (surfing) merupakan pasar yang sangat potensial dalam memacu laju kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2008-2012 Jumlah Kunjungan (Orang) 2008 2009 2010 2011 1. Wisatawan Asing 3.370 3.369 3.847 4.010 2. Wisatawan Lokal 328 245 268 120 Jumlah 3.698 3.614 4.115 4.130 Sumber: Disbudparpora Kab. Kep. Mentawai Tahun 2013 No
Wisatawan
2012 4.560 230 4.790
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Kepulauan Mentawai mengalami peningkatan arus kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai masih di dominasi oleh wisatawan mancanegara. Data tersebut menunjukkan ada potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Kepulauan
3
yang memberikan peluang besar bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD). Daya tarik ombak untuk surfing, masih menjadi tujuan utama oleh wisatawan asing. Kunjungan wisatawan lainnya adalah untuk melakukan penelitian terhadap flora dan fauna endemik, khususnya di Pulau Siberut. Salah satu kecamatan yang memiliki potensi untuk pengembangan wisata bahari adalah Kecamatan Pagai Utara. Kecamatan Pagai Utara memiliki lokasi surfing, diving, snorkeling, fishing, pantai pasir putih, hutan bakau (mangrove), dan terumbu karang yang indah. Wisata surfing di Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah terkenal di tingkat dunia, karena telah dilaksanakan beberapa event penting. Pada tanggal 23-30 Mei 2012 yang lalu, telah diadakan kontes selancar (surfing contest international) tingkat internasional yang dihadiri oleh para peselancar di pelbagai belahan dunia. Kejuaraan selancar tersebut, dilaksanakan di Desa Silabu Pulau Macaroni Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulaun Mentawai. Salah satu daerah yang sangat potensial dalam pengembangan wisata bahari adalah Kecamatan Pagai Utara. Pulau Macaroni Desa Silabu Kecamatan Pagai Utara memiliki objek wisata bahari yang sangat potensial untuk dikembangkan (BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012). Pulau Macaroni telah ditetapkan dalam RIPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010 sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan direncanakan untuk menjadi desa wisata.
4
Sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai (RIPDA), perlu sumber daya manusia yang andal dan terampil dalam mendukung pengembangan pariwisata bahari di Kecamatan Pagai Utara. Namun sumber daya manusia yang ada, masih jauh dari harapan. Keterlibatan pelbagai pihak (stakeholders) terhadap pengembangan objek wisata bahari, masih sangat kurang, sehingga pemanfaatan sumber daya yang potensial, tidak terkelola secara maksimal. Pengelolaan objek wisata yang ada di Kecamatan Pagai Utara masih di dominasi oleh Negara asing, salah satunya Negara Australia. Pemanfaatan objek wisata bahari, potensi pesisir, dan laut secara optimal masih menghadapi masalah serius, sehingga masyarakat belum dapat merasakan manfaat dari pariwisata tersebut. Thailand menjadikan pariwisata sebagai segmentasi utamanya dengan menawarkan keunggulan kompetitifnya berupa negara mayoritas penganut Budha yang bebas kerusuhan, infrastruktur yang memadai, pemerintahan yang stabil serta tenaga kerja yang terampil dan mudah beradaptasi (Kartajaya, 2005: 89). Sementara fasilitas atau sarana pendukung untuk pengembangan wisata bahari di Kecamatan Pagai Utara pada umumnya masih sangat terbatas dan belum memadai seperti resort, infrastruktur jalan, penginapan, toko kerajinan (art shop), jaringan komunikasi, dan tempat-tempat kuliner. Sarana transportasi menuju kawasan objek wisata masih kurang, sehingga untuk ke lokasi wisata harus menggunakan speedboat, membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang cukup besar.
5
Pemerintah daerah telah membuat strategi guna pengembangan pariwisata di Kecamatan Pagai Utara, tetapi strategi ini belum mampu memberi kemajuan yang signifikan dalam mengoptimalkan potensi yang ada, yaitu dengan belum dilibatkannya masyarakat lokal. Untuk mengoptimalkan potensi yang ada serta meningkatkan kunjungan wisatawan, diperlukan suatu strategi lain dalam upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata dan konservasi di Kecamatan Pagai Utara. Strategi ini dijaring melalui persepsi wisatawan dan masyarakat lokal yang diharapkan mampu mengoptimalkan dan menjawab kebutuhan wisatawan serta dapat
meningkatkan
pendapatan
masyarakat
lokal,
di
samping
tetap
mempertahankan keberlangsungan dalam pembangunan pariwisata. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu, baik di dalam negeri maupun luar negeri yang mengkaji topik pengembangan pariwisata/objek wisata bahari. Sebagai perbandingan perlu dikemukakan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji permasalahan yang ada kaitannya dengan penelitian ini, seperti dikemukakan pada tabel berikut: Tabel 1.2 Keaslian Penelitian No
Nama Peneliti
Alat Analisis
1.
Ionel (2002)
SWOT
2.
Galdini (2007)
Survei dan Deskritif
3.
Silalahi (2009)
Metoda Kuantitatif
4.
Yacob et al. (2009)
Choice Experiments
Hasil Penelitian Menganalisis faktor internal dan eksternal yaitu: dampak positif dan negatif. Keuntungan dan berharganya kepariwisataan di lingkungan sendiri, ekonomi, dan sosial serta meneliti strategi yang dapat membantu daerah merevitalisasi wilayah melalui kebijakan. Menganalisis mengenai persepsi, sikap, respon, dan preferensi masyarakat terhadap pariwisata bahari di Kepulauan Derawan, serta memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, sikap, respon, dan preferensi masyarakat. Mengetahui preferensi pengunjung terhadap fasilitas dan layanan ekowisata di Redang Island Marine Park (RIMP) dengan menggunakan Choice Experiments.
6
No
Nama Peneliti
Alat Analisis
5.
Karsudi et al. (2010)
Supply-demand dan Analisis Prospektif
6.
Diki (2011)
SWOT dan AHP
7.
Barkauskiene, et al. (2013)
Analisis SWOT
Hasil Penelitian Para pengunjung diminta untuk memilih yang terbaik dari fasilitas dan layanan ekowisata. Analisis penawaran-permintaan dilakukan untuk mengkaji prospek pengembangan ekowisata. Analisis prospektif dilakukan untuk merumuskan model strategi pengembangan ekowisata. Mengetahui penyelenggaraan kepariwisataan yang berorientasi pada pengembangan ekowisata dan pengaruhnya terhadap perekonomian daerah Kabupaten Wakatobi. Menganalisis bahwa ekowisata merupakan bagian integral dari pembangunan berkelanjutan di Lithuania. Pembangunan ekowisata berkelanjutan dapat memberikan manfaat jangka panjang terhadap kehidupan sosial, lingkungan dan ekonomi
Melihat penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, ada perbedaan mendasar dalam fokus kajian penelitian. Adapun fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis Strategi Pengembangan Wisata Bahari dan Konservasi di Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, sehingga kunjungan wisatawan bisa meningkat dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitar objek wisata bahari.
1.3 Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dibahas dan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perlu mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal sebagai pendukung dan penghambat
guna
mampu
merumuskan
strategi
yang
tepat
dalam
pengembangan wisata bahari dan konservasi di Kecamatan Pagai Utara. 2. Perlu adanya strategi pengembangan wisata bahari dan konservasi guna merumuskan kebijakan dalam pengelolaan kawasan wisata untuk mendukung pengembangan di Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
7
1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas kemudian muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Apakah faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung dan menghambat pengembangan pariwisata bahari dan konservasi di Kecamatan Pagai Utara? 2. Apakah strategi pengembangan wisata bahari dan konservasi di Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, agar wisata bahari bisa berkembang dengan baik dan cepat serta mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat?
1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian strategi pengembangan wisata bahari dan konservasi di Kecamatan Pagai Utara yang akan dicapai adalah: 1. menentukan faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung dan menghambat pengembangan pariwisata bahari di Kecamatan Pagai Utara; 2. menentukan strategi pengembangan wisata bahari dan konservasi di Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Memberikan bahan masukan bagi masyarakat Kecamatan Pagai Utara dalam mengembangkan usaha pariwisata. 2. Memberikan informasi dan deskripsi terhadap pemerintah daerah dalam penentuan perumusan kebijakan dalam pengembangan wisata bahari,
8
peningkatan pelestarian lingkungan alam, sehingga memberikan manfaat yang lebih optimal terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di Kecamatan Pagai Utara. 3. Manfaat bagi akademisi, diharapkan hasil kajian dapat digunakan sebagai referensi guna penelitian lebih lanjut tentang pengembangan wisata bahari di Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai mengenai potensi pengembangan pariwisata bahari di masa yang akan datang.
1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Landasan Teori dan Kajian Pustaka
berisikan
pengertian
secara
teoritis
tentang
konsep
umum
kepariwisataan, konsep wisata bahari, jenis wisata bahari, prinsip pengembangan pariwisata bahari dan konservasi, manfaat pariwisata, strategi, perencanaan strategi, strategi pengembangan wisata bahari, dan definisi SWOT. Bab III Metoda Penelitian berisikan desain penelitian, metoda pengumpulan data, definisi operasional, dan metoda analisis data. Bab IV Analisis dan Pembahasan berisikan deskripsi tempat penelitian, deskripsi data, pengujian instrumen, analisis data, dan pembahasan. Bab V Simpulan dan Saran berisikan simpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran penelitian.
9