BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Energi Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan penting bagi
masyarakat, sejalan dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan kegiatan pembangunan di segala bidang. Menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi, bahwa peranan energi sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal dan terpadu. Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat tersebut, maka pemerintah terus meningkatkan program pembangunan prasarana dan sarana tenaga listrik untuk menjangkau wilayah yang lebih luas. Akan tetapi, dengan kondisi geografis wilayah Bali yang penyebaran penduduknya tidak merata merupakan kendala utama untuk menambah jaringan distribusi listrik PLN ke setiap pelosok daerah. Selain faktor geografis, kendala lainnya adalah investasi jaringan listrik yang mahal, daya beli masyarakat yang rendah dan kapasitas sistem kelistrikan yang terbatas. Oleh karena itu, masih banyak dijumpai masyarakat di pedesaan, khususnya yang tinggal di daerah terpencil belum dapat terlayani listrik. Daerah yang belum dapat terlayani listrik salah satunya adalah di Dusun Yeh Mampeh Kabupaten Bangli, hal ini terjadi karena sebagian penduduk di
1
2
dusun ini tinggal dengan jarak yang berjauhan sehingga jauh dari jaringan listrik PLN. Kabupaten Bangli terdiri dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Bangli, Tembuku, Susut, dan Kintamani. Lokasi penelitian di Dusun Yeh Mampeh Desa Batur Selatan ini berada pada kaki Gunung Batur, berada di dekat galian C dari kawasan terlindungi kaldera gunung batur ketinggian 900 s.d. 1.550 meter, dengan kondisi topografi landai hingga berbukit. Tingkat kemiringan lahan pada daerah penelitian berada pada kondisi datar hingga kemiringan, dengan sebagian besar wilayah Kecamatan Kintamani merupakan pedesaan. Menyadari hal itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanfaatkan energi terbarukan yaitu energi matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS sangat dipengaruhi oleh intensitas radiasi cahaya matahari yang diterima oleh sistem solar panel. PLTS di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali beroperasi mulai bulan Pebruari 2013 dengan luas lahan 3 are yang memiliki 150 unit solar modul yang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 15 kWp. Tujuan pembangunan PLTS Yeh Mampeh ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada konsumen energi listrik di Dusun Yeh Mampeh kepada 150 pelanggan yang belum terlayani listrik PLN, tetapi saat ini kondisi terpasang hanya pada 47 pelanggan. PLTS ini dirancang beroperasi mandiri tanpa bantuan pasokan dari sumber energi listrik PLN atau disebut dengan sistem stand alone. Untuk dapat memberikan pelayanan secara optimal dan berkelanjutan digunakan baterai sebanyak 72 buah yang berfungsi sebagai alat untuk menyimpan energli listrik yang dihasilkan oleh PLTS ini.
3
Proyek ini merupakan percontohan bahwa tenaga surya adalah energi alternatif yang sangat baik dikembangkan saat ini dan masa yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Masyarakat dan Kementerian ESDM berharap PLTS ini dapat secara optimal dan berkelanjutan melayani kebutuhan energi listrik masyarakat di Dusun Yeh Mampeh. Untuk melayani energi listrik secara berkelanjutan perlu adanya SOP sebagai acuan pengelolaan PLTS, namun saat ini belum ada SOP ataupun metode untuk pengelolaan PLTS, sumbangan biaya dari pelanggan PLTS hanya berdasarkan kesukarelaan sebesar Rp. 10.000 setiap bulan setiap pelanggan. Perawataan dan pengelolaan dilakukan secara individu dan tidak ada acuan untuk mendapatkan biaya dari pelanggan PLTS tersebut, dimana biaya tersebut sangat penting untuk repair komponen yang rusak agar PLTS dapat melayani energi listrik secara berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini akan membahas mengenai sistem pengelolaan PLTS di Dusun yeh Mampeh sesuai dengan keinginan dan kemampuan masyarakat, sehingga harapan warga masyarakat untuk dapat terlayani listrik PLTS secara optimal dan berkelanjutan dapat terpenuhi dan mampu membiayai biaya operasional PLTS agar energi listriknya dapat berkelanjutan melayani kebutuhan energi listrik masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kano. Metode ini digunakan untuk dapat mengetahui harapan dan kepuasan masyarakat terhadap PLTS serta apa yang tidak diharapkan dan menjadi kekecewaan masyarakat secara bersamaan. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat Dusun Yeh Mampeh dengan menggunakan kuisioner. Dengan ini harapan penelitian ini adalah masyarakat
4
memiliki SOP dengan mempertimbangkan harapan dan kekecewaan pelanggan sehingga PLTS dapat dikelola dengan baik dan mampu melayani energi listrik secara berkelanjutan.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas dapat ditarik masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem pengelolaan PLTS yang diharapkan masyarakat Dusun Yeh mampeh? 2. Bagaimana sistem pengelolaan agar PLTS dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan oleh masyarakat Dusun Yeh Mampeh ?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui harapan masyarakat terhadap sistem pengelolaan PLTS Dusun Yeh Mampeh. 2. Merencanakan sistem pengelolaan untuk PLTS, untuk memenuhi biaya operasional PLTS dengan mempertimbangkan harapan masyarakat. 3. Memberikan pengetahuan pada masyarakat agar bijaksana menggunakan dan memanfaatkan PLTS sebagai sumber energi listriknya.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membantu merencanakan pengelolaan PLTS Dusun Yeh Mampeh.
5
2. Memberikan pengetahuan tentang teknologi sistem PLTS terhadap masyarakat untuk lebih bijaksana menggunakan dan memanfaatkan PLTS sebagai sumber energi listriknya. 3. Memberikan sumbangan pemikiran berupa aplikasi dari teori dalam memperkaya wawasan pengembangan pembangkit energi listrik dari energi terbarukan. 4. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang teknologi sistem pembangkitan energi terbarukan kepada masyarakat luas dan terutama mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro.
1.5
Batasan Masalah Ada beberapa batasan yang dipergunakan untuk penyelesaian masalah
dalam penelitian ini, antara lain : 1.
Pembahasan yang dilakukan sebatas pada besar daya dan energi listrik yang dihasilkan PLTS di Dusun Yeh Mampeh.
2.
Besar energi listrik masyarakat yang dibahas meliputi kebutuhan listrik terhadap penerangan.
3.
Data pengukuran di lapangan dicatat melalu alat pencatat hasil energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS pada sistem charge control.
4.
Pembahasan yang dilakukan sebatas pada hubungan peranan penggunaan PLTS terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di dusun yeh mampeh.
6
5.
Peranan penggunaan PLTS yang dibahas dari segi teknis terdiri dari empat indikator, yaitu: daya listrik PLTS, pengetahuan tentang PLTS, kemampuan memperbaiki PLTS, dan pengelolaan PLTS.
6.
Responden dalam penelitian adalah penduduk di dusun yeh mampeh yang menerima bantuan PLTS dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
7.
Biaya investasi sama dengan nol karena PLTS dalam bentuk hibah dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
8.
Biaya operasional dihitung dari gaji teknisi dan pengurus PLTS
9.
Kebutuhan kas masuk untuk keberlangsungan peralatan PLTS dihitung dari biaya penyusutan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
State of The Art Review Analisis Keekonomian Kompleks Perumahan Berbasis Energi Sel Surya
oleh Patricia Hanna J (2012), melakukan penelitian tentang pemanfaatan teknologi sel surya sebagai sumber energi listrik di Indonsia masih belum berkembang baik padahal Indonesia terletak di garis khatulistiwa sehingga mendapat sinar matahari yang melimpah. Hal ini sangat disayangkan mengingat tingkat kebutuhan listrik yang terus meningkat terutama dari konsumen rumah tagga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis penggunaan panel sel surya sebagai sumber energi dan tingkat kelayakan untuk diimplementasikan di perumahan tipe menengah. Ada dua jenis sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang ditinjau dalam penelitian ini yaitu sistem PLTS menggunakan baterai dan tanpa baterai. Hasil penelitian menunjukkan untuk saat ini penggunaan sistem PLTS di perumahan untuk memenuhi kebutuhan listriknya tidak menguntungkan secara ekonomis. Hal ini karena tingginya biaya investasi sistem PLTS dibandingkan dengan biaya listrik yang dibeli dari sumber konvensional. Namun analisis sensitivitas yang dilakukan menunjukkan sistem PLTS menjadi layak pada beberapa kondisi. An Economic Analysis of Solar PV Micro-Utility in Rural Areas of Bangladesh oleh Faisal Ahammed dan Abdullahil Azeem (2009), melakukan penelitian tentang menganalisis kelayakan ekonomi PV Micro-Utility di
8
Manikgang Bazaar Bangladesh, dengan menggunakan Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Discounted Pay Back Period (DPP). Untuk mengatasi biaya investasi awal PV yang relatif mahal maka diperlakukan konsep pembayaran tarif harian untuk setiap pelanggan yang terhubung ke Utility. Diasumsikan discount rate sebesar 10% untuk pertimbangan nilai waktu uang. Hasil analisis menunjukkan bahwa NPV lebih besar dari 0 (nol), sedangkan untuk BCR menunjukkan nilai lebih besar dari 1 (satu). Discount payback period pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada tahun ke-11, biaya investasi proyek akan kembali. Dari tingkat diskonto terlihat bahwa IRR proyek lebih besar, adalah sebesar 14%, nilai lebih besar dari nilai biaya modal (10%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proyek PV Micro-Utility telah layak secara ekonomi. Design and Economic Analysis of a Stand-Alone PV System to Electricity a Remote Area Household in Egypt dilakukan oleh Abd El-Shafy A. Nafeh (2009). Penelitian ini menyajikan sebuah design lengkap dan analisis biaya siklus hidup untuk sistem Photovoltaic (PV) stand-alone, yang dilakukan untuk satu rumah tangga di kota rudies abu semenajung Sinai mesir, yang letaknya terisolasi dan terpencil serta jauh dari jaringan listrik nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem PV yang dikembangkan untuk isolasi terpencil yang jauh dari jaringan listrik mesir, berada pada kisaran harga $ 0,74/kWh. Harga ini sangat tinggia bila dibandingkan dengan biaya listrik mesir % 0,1/kWh. Akan tetapi pada penelitian ini juga dinyatakan bahwa harga sistem PV dapat turun menjadi $ 0,49/kWh jika biaya awal modul PV turun $ 0,1/Wp. Pada saat yang
9
sama, karena peningkatan dalam harga bahan bakar konvensional maka biaya listrik di mesir menjadi lima kali nilai saat ini. Hal ini menunjukkna bahwa pembangkit sistem PV bermafaat dan cocok untuk investasi jangka panjang, terutama jika harga awal sistem PV mengalami penurun serta didukung oleh peningkatan efisiensi komponennya. Perencanaan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpadu
Menggunakan Software PVSYST Pada Komplek Perumahan di Banda Aceh oleh Suriadi dan Mahdi Syukri melakukan penelitian tentang perencanaan sebuah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada perumahan. Dalam perencanaan ini dilakukan perhitungan untuk kebutuhan distribusi listrik rumah tangga sebesar 26,927 kWh perharinya dengan menggunakan sofware PVsyst. Karakteristik modul surya yang digunakan berkapasitas 200 Wp baterai sebanyak 30 unit dengan kapasitas 100 Ah, baterai charge regulator (BCR) dengan kapasitas arusnya sebesar 500 A dan inverter dengan kapasitas daya 12 kW. Apabila setiap komponen terpasang telah memenuhi spesifikasi, maka sistem PLTS ini akan mampu melayani 10 rumah dengan daya sambung 6 A. Hasil dari penelitian ini adalah kapasitas masing-masing komponen PLTS telah dihitung dan telah memenuhi spesifikasi dalam perhitungan, maka kontinuitas PLTS pada rumah tangga dapat terpenuhi. Pemanfaatan Sel Surya Sebagai Catu Daya Sistem Pendingin Mekanis pada Kapal Ikan oleh Ir. Sardono Sarwito, M.Sc, Eddy Setyo, ST, MSc dan Rahadian Muda melakukan penelitian tentang Sumber energy terbesar yang selama ini tidak di sadari adalah energy matahari. Matahari menyediakan energi
10
sekitar 100.000 terawatt ke bumi yang sekitar 10.000 kali lebih banyak dari pada energi yang dikonsumsi bumi saat ini. Pada tugas akhir ini di analisa pemakaian solar cell pada kapal ikan yang dimanfaatkan untuk supplay daya dari compressor yang di gunakan untuk system pendingin ruang muat kapal di KM. Samodra-46. Berdasarkan perhitungan data kapal diperolehlah 36 buah solar modul yang dapat mensupply daya selama 10 jam (07.00 – 17.00) dan dengan 2 buah battery untuk supply daya selama satu jam. Daya tersebut untuk mengatasi daya compressor sebesar 5.700 Watt dari total beban 21.763 Watt. Pemakaian solarcell ini akan mengurangi pembebanan generator sebesar 26,19%. Diharapkan pemakaian energy matahari ini dapat mengurangi pemakaian minyak bakar dari fossil dan dapat menghemat biaya operasional kapal. Pemetaan preferensi konsumen supermarket dengan metode kano berdasarkan dimensi servqual oleh Kriswanto Widiawan pada tahun 2004 melakukan penelitian tentang manajemen supermarket. Managemen supermarket pada umumnya memiliki asumsi-asumsi mengenai harapan konsumen yang belum tentu sama dengan harapan konsumen sesungguhnya. Akibat ketidaktahuan informasi penting tersebut, tidak sedikit supermarket yang mengalami kerugian atau kinerjanya tidak efisien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui harapan konsumen tentang fasilitas dan layanan supermarket menurut dimensi servqual yang dipetakan ke dalam kategori Kano. Penelitian dilakukan terhadap konsumen dan manajer dengan cara memberikan kuesioner. Menurut responden konsumen supermarket, dimensi servqual yang tergolong kategori one dimensional adalah tangible, reliability dan assurance. Sedangkan dimensi responsiveness dan
11
emphaty termasuk kategori indifferent. Sementara itu, responden manajer supermarket berpendapat semua dimensi servqual termasuk kategori one dimensional. Dari empat supermarket yang diteliti, diketahui ada tiga supermarket yang cocok persepsinya antara manajer dengan konsumennya.
2.2
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) PLTS memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan listrik DC,
yang dapat diubah menjadi listrik AC, konversi energi ini terjadi pada panel surya yang terdiri dari sel-sel Photovoltaic (Patricia Hanna,2012)
Gambar 2.1 PLTS
PLTS pada dasarnya adalah catu daya dan dapat dirancang untuk mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai dengan besar, baik secara mandiri, maupun hibrid. Dengan metode desentralisasi (satu rumah satu pembangkit) maupun dengan metoda sentralisasi.
12
2.2.1
Pembagian sistem kelistrikan PLTS Secara garis besar sistem kelistrikan tenaga surya dapat dibagi menjadi :
2.2.1.1 Sistem Terintegrasi Energi listrik yang dihasilkan oleh array dirubah menjadi listrik AC melalui power conditioner, lalu dialirkan ke AC load. AC load disini dapat berupa listrik yang diperlukan di perumahan atau kantor. Yang menjadi ciri utama dari sistem ini adalah dihubungkannya AC load ke jaringan distribusi listrik yang dimiliki oleh perusahaan listrik. Jadi apabila listrik yang dihasilkan oleh solar panel cukup banyak melebihi yang dibutuhkan oleh AC load maka listrik tersebut dapat dialirkan ke jaringan distribusi yang ada. Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan solar panel sedikit kurang dari kebutuhan AC load maka kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang dihasilkan perusahaan listrik. Hal ini di banyak negara-negara industri maju secara peraturan telah memungkinkan (patricia,2012). Keuntungan dari sistem ini adalah tidak diperlukan lagi baterai. Biaya baterai dapat dikurangi. Selain dari itu bagi rumah atau kantor yang memasang solar panel, mereka akan mendapatkan keuntungan dengan penjualan listrik. Persoalan yang dihadapi sekarang adalah soal teknis. Karena terhubungi dengan sistem distribusi, maka masalah keselamatan menjadi perhatian yang utama. Salah satu dari pemecahannya adalah membuat power conditioner yang mampu mendeteksi apabila terjadi kecelakaan dan mampu mengkontrol tegangan apabila terjadi perubahan tegangan di AC load dan beberapa soal teknis yang lain.
13
2.2.1.2 Sistem Independensi Sistem independensi dapat dibagi lagi yaitu yang dihubungkan dengan DC load dan yang dihubungkan dengan AC load. Contoh dari sistem yang dihubungkan dengan DC load adalah pembangkit listrik untuk peralatan komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang di pegunungan. Sedangkan yang dihubungakan dengan AC load adalah sistem pembangkit listrik untuk pulau-pulau yang terpencil. Dalam sistem ini, baterai memainkan peranan yang sangat vital. Bila ada kelebihan listrik yang dihasilkan, misalnya pada siang hari, listrik ini disimpan di baterai. Pada malam hari listrik yang disimpan ini dialirkan ke beban (mulyanto,2000).
2.2.2
Cara Kerja Solar Sel/Sel Fotovoltaik Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya fotovoltaik berupa semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif (Ebd El shafy,2009). Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.
14
Gambar 2.2 Ilustrasi Proses Terjadinya Listrik Pada Sel Surya Fotovoltaik
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor. Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur
tambahan
ini
akan
menambah
jumlah
hole.
Sedangkan
semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-doping. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p,
15
sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p ( Ebd El Shafy, 2009). Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya matahari. Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan elektron.
2.2.3
Karakteristik Sel Surya Total output dari sel surya adalah sama denga tegangan (V) operasi
dikalikan arus (I) operasi. Tegangan serta arus keluaran yang dihasilkan ketika sel surya memperoleh penyinaran merupakan karakteristik yang disajikan dalam bentuk kurva I-V pada gambar 2.5. Kurva ini menunjukkan bahwa pada saat arus dan tegangan berada pada titik kerja maksimal (Maximum Power Point) maka akan menghasilkan daya keluaran maksimum (PMPP). Tegangan di maximum
16
power point (MPP) VMPP, lebih kecil dari tegangan rangkaian terbuka (Voc) dan arus saat MPP (Isc) (Quaschning, 2005). a) Short circuit current (Isc), terjadi pada suatu titik dimana arusnya adalah nol sehingga pada saat ini, daya keluaran adalah nol. b) Open circuit voltage (Voc), terjadi pada suatu titik dimana tegangannya adalah nol, sehingga pada saat ini pun daya keluaran adalah nol. c) Maximum power point (MPP) adalah titik daya ouput maksimum, yang sering dinyatakan sebagai “knee” dari kurva I-V.
Cell Current Cell
in A
Power in W
Cell Voltage in V Gambar 2.3 Kurva I - V
2.2.4
Komponen-komponen PLTS
2.2.4.1 Solar Panel Sebelum membahas sistem pembangkit listrik tenaga surya, akan dijelaskan secara singkat komponen penting dalam sistem ini yang berfungsi sebagai perubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang disebut solar panel yang besarnya sekitar 10 - 15 cm persegi. Komponen ini mengkonversikan energi dari cahaya
17
matahari menjadi energi listrik. Solar panel merupakan komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan semikonduktor. Ada beberapa tipe solar panel yaitu : a. Monokristal Silikon (Mono-crystalline Silicon), merupakan panel (modul) yang paling effisien mencapai 16-25%. b. Polikristal Silikon (Poly-crystalline Silicon), merupakan panel surya yang memiliki kristal acak yang memiliki effisien mencapai 14-16%. c. Amorphous Silicon, merupakan tipe panel dengan harga yang paling murah akan tetapi efisiensinya paling rendah, yaitu antara 9-10,4%. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar panel sangat kecil maka beberapa solar panel harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut module. Solar panel yang digunakan di PLTS dusun yeh mampeh Bangli adalah isolar-1 dengan spesifikasi sebagai berikut : Spesifikasi : Output power(Pmax) Short cicuit current (Isc) Open cicuit voltage (Voc) Eficiency Weight
: 100 Wp 3% : 6,15 A : 21,6 V : 15 % : 15 kg
Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar panel adalah dalam bentuk module. Pada applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module masih cukup kecil, maka dalam pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array.
18
Gambar 2.4 Hirarki Module
2.2.4.2 Charger Controller Charger controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Charger controller mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah terisi penuh maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya berhenti. Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan baterai, kelebihan pengisian akan mengurangi umur baterai. Fungsi solar charger controller adalah sebagai berikut:
Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan overvoltage.
Mengartur arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar baterai tidak 'full discharge', dan overloading.
Monitoring temperatur baterai Charger controller yang digunakan di PLTS dusun yeh mampeh Bangli
adalah LEONICS solarcon SCB-48120 dengan spesifikasi sebagai berikut :
19
Spesifikasi : Vmp of PV : 64 - 116 Vdc Voc of PV : ≤ 145 Vdc Max PV power : 6,6 kWp Nominal Batt Volt : 48 Vdc Type : Deep cycle lead acid Charg peak efficiency : 98 % Dimension : 50x64x26,6 Weight : 42 Kg
2.2.4.3 Inverter Inverter adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik dua arah (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti baterai dan solar panel DC menjadi AC. Penggunaan inverter dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk mengubah arus listrik DC yang dihasilkan PLTS menjadi arus listrik AC sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi listrik AC 220 Volt. Inverter yang digunakan di PLTS dusun yeh mampeh Bangli adalah LEONICS Apollo S-219 C ia dengan spesifikasi sebagai berikut :
Spesifikasi : PV Input AC Output Nominal Batt Volt Efficiency Dimension Weight
: 5.7 kWp : 5.0 kW : 48 Vdc : 98 % : 60x105x46 : 45 Kg
20
2.2.4.4 Baterai / Aki Baterai / Aki pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Franklin pada tahun 1748, merupakan kombinasi dari dua atau lebihsel elektrokimia yang digunakan untuk mengkonversi energi kimia disimpan menjadi enrgi listrik. Baterai/Aki adalah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ). Secara
garis
besar, baterai
dibedakan
berdasarkan
aplikasi
dan
konstruksinya. Berdasarkan aplikasi maka baterai dibedakan untuk automotif, marine dan deep cycle. Deep cycle itu meliputi baterai yang biasa digunakan untuk PV (PhotoVoltaic) dan back up power. Sedangkan secara konstruksi maka baterai dibedakan menjadi type basah, gel dan AGM (Absorbed Glass Mat). Baterai jenis AGM biasanya juga dikenal dengan VRLA (Valve Regulated Lead Acid). Baterai kering Deep Cycle juga dirancang untuk menghasilkan tegangan yang stabil. Penurunan kemampuannya tidak lebih dari 1-2% per bulan tanpa perlu dicharge. Konsekuensinya untuk pengisian arus ke dalam baterai Deep Cycle harus lebih kecil dibandingkan baterai konvensional sehingga butuh waktu yang lebih lama untuk mengisi muatannya. Antara tipe gel dan AGM hampir mirip hanya saja baterai AGM mempunyai semua kelebihan yang dimiliki tipe gel tanpa memiliki kekurangannya. Kekurangan tipe Gel adalah pada waktu dicharge maka tegangannya harus 20% lebih rendah dari baterai tipe AGM ataupun basah. Bila overcharged maka akan timbul rongga di dalam gelnya yg sulit diperbaiki sehingga berkurang kapasitas muatannya, karena tidak ada cairan yang dapat
21
membeku maupun mengembang, membuat baterai Deep Cycle tahan terhadap cuaca ekstrim yang membekukan. Baterai/aki yang digunakan di PLTS dusun yeh mampeh Bangli adalah SHOTO GFMJ-1000 Solar Deep Cycle dengan spesifikasi sebagai berikut : Spesifikasi : Rated Voltage :2V Capacity : 1000 Ah Max charge current : 200 A Max discharge current : 3000 A Dimension : 64x21x23 Weight : 80 Kg
2.2.5
Sistem PLTS Umumnya diklasifikasikan menurut konfigurasi komponennya. Pada
prinsipnya ada dua klasifikasi sistem PLTS, yaitu PLTS yang berdiri sendiri (Stand Alone) dan PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik (PLTS Grid Connected) sebagai berikut : 2.2.5.1 PLTS berdiri sendiri (stand alone) Sistem ini dirancang beroperasi mandiri untuk memasok beban DC atau AC. Jenis sistem ini dapat diaktifkan oleh array photovoltaic saja, atau dapat menggunakan sumber tambahan energi lain, seperti air angin dan mesin diesel. Baterai digunakan pada kebanyakn sistem PLTS ini.
22
Gambar 2.5 Diargam sistem PLTS stand alone dengan baterai
Dari gambar diagram stand alone diatas dapat dilihat daya DC yang dihasilkan oleh PV array PLTS dikirim ke charger controller untuk melakukan charging ke baterai dan melayani beban DC, charger controller juga mengatur overcharging atau kelebihan pengisian karena baterai sudah penuh. Untuk memenuhi kebutuhan beban AC digunakan baterai yang telah di charge oleh PV array, dan arus searah DC yang berasal dari baterai telah dikonversi oleh inverter menjadi arus listrik bolak balik (AC) sehingga dapat memenuhi kebutuhan beban AC.
2.2.5.2 PLTS Grid Connected PLTS grid connected pada dasarnya adalah menggabungkan PLTS dengan jaringan listrik PLN. Komponen utama dalam sistem ini adalah inverter atau power conditioning unit (PCU). Inverter inilah yang berfungsi untuk mengubah daya DC yang dihasilkan oleh PLTS menjadi daya AC sesuai dengan persyaratan dari jaringan listrik yang terhubung (Utility Grid)
23
Gambar 2.6 Diagram sistem PLTS grid connected
Dari gambar diagram grid connected diatas dapat dilihat daya DC yang dihasilkan oleh PV array PLTS dikirim ke inverter atau power conditioning unit (PCU) untuk untuk mengubah daya DC yang dihasilkan oleh PLTS menjadi daya AC, sehingga distribution panel dapat mengirim daya ke jaringan listrik (Electric utility) dan dapat memenuhi kebutuhan beban AC.
2.2.6
Faktor pengoperasian maksimum solar panel Faktor pengoperasian maksimum solar panel tergantung pada Temperatur,
Intensitas Radiasi Matahari, Kecepatan angin bertiup, Keadaan atmosfir bumi, Orientasi panel kearah matahari secara optimum sebagai berikut : 2.2.6.1 Temperatur Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperature sel tetap normal pada 25 derajat Celsius. Kenaikan temperature lebih tinggi dari temperature normal pada sel surya akan melemahkan tegangan Voc. Setiap kenaikan temperature sel surya 10 derajat celcius dari 25 derajat celsius akan
24
berkurang sekitar 0,4 % pada total tenaga yang di hasilkan atau akan melemah dua kali lipat untuk kenaikan temperature sel per 10 derajat Celsius (Foster dkk.2010).
Gambar 2.7 Karakteristik penurunan voltage terhadap kenaikan temperature
2.2.6.2 Intensitas Radiasi Matahari Radiasi matahari di bumi pada lokasi yang berbeda akan bervariable dan sangat tergantung dengan keadaan sepektrum matahari ke bumi. Matahari akan banyak berpengaruh terhadap arus (I) dan sedikit terhadap tegangan (v). 2.2.6.3 Kecepatan Angin Bertiup Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi sel surya akan sangat membantu terhadap pendinginan temperature permukaan sel surya sehingga temperature dapat terjaga dikisaran 25 derajat Celsius. 2.2.6.4 Keadaan Atmosfir Bumi Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara, kabut dan polusi sangat menentukan hasil maksimum arus listrik dari sel surya.
25
2.2.6.5 Orientasi Panel Kearah Matahari Orintasi dari rangkaian panel kearah matahari secara optimum adalah sangat penting untuk menghasilkan energi yang maksimum. Selain arah orientasi sudut orientasi ( tilt engle ) dari panel juga sangat mempengaruhi hasil energi yang maksimum. Misalnya, untuk lokasi yang terletak di belahan bumi utara maka panel surya (array) sebaiknya diorientasikan ke selatan. Begitu pula untuk lokasi yang terletak di belahan bumi selatan maka panel surya (array) diorientasikan ke utara (Foster.2010).
2.2.7
Daya dan Efesiensi Solar Cell Sebelum mengetahui berapa nilai daya sesaat yang dihasilkan kita harus
mengetahui daya yang dihasilkan (daya output), daya tersebut adalah perkalian antara intensitas radiasi matahari yang diterima dengan luas area PV module dengan persamaan sebagai berikut (Mulyatno,2000): Daya yang dapat diperoleh dari konversi sinar matahari secara umum dirumus kan sebagai berikut: 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = I x A (watt) ………………………………………………. ( 2.1 ) dengan: I = intensitas radiasi matahari (w/𝑚2 )
A= luas permukaan PV module (𝑚2 )
Daya keluaran yang dikeluarkan sel fotovoltaik dengan rumus : 𝑃𝑜𝑢𝑡 = I x A x 𝜂 (watt) ..…………………………………….………. ( 2.2 ) dengan : 𝜂 = efisiensi sel fotovoltaik (%)
26
Besarnya energi radiasi matahari yang dapat diserap oleh sel fotovoltaik : 𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝑃𝑜𝑢𝑡 x t (watt/hour) …..………………………………………. ( 2.3 ) dengan : 𝑃𝑜𝑢𝑡 = daya keluaran sel fotovoltaik (watt) t
= lamanya penyinaran efektif rata-rata matahari yang mengenai
permukaan Efesiensi yang terjadi pada sel fotovoltaik adalah merupakan perbandingan dari daya output yang dapat dibandingkan oleh sel surya dengan daya yang diperoleh dari konversi sinar matahari sebagai daya input, dapat ditentukan dengan : 𝜂=
𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝜂 =
𝐼.𝐴 𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
……………………………………………. ( 2.4 ) ..……………………….………….………. ( 2.5 )
dengan : 𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = daya output sel fotovoltaik (watt) 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = daya yang diperoleh dari konveri radiasi sinar matahari (watt)
2.3
Metode kuisioner Kuisioner adalah salah satu cara untuk mendapatkan pendapat dan
keinginan masyarakat terhadap sesuatu . Metode yang digunakan untuk mendapatkan keinginan atau harapan pelanggan atau masyarakat dalam sebuah atribut salah satunya adalah metode servqual dan metode kano.
27
2.3.1
Metode Servqual Salah astu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas
perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta peningkatan profit perusahaan sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan (Parasuraman et.al., 1990). Salah satu pendekatan pengukuran kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah metode SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithml, dan Berry dalam serangkaian penelitian yang mereka lakukan terhadap enem sector jasa, yakni peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak jauh, perbankan, ritel, dan pialang sekuritas. Pengukuran dengan metode SERQUAL merupakan pendekatan user-based approach (pendekatan berbasis pengguna). Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Adapun kelebihan dan kekurangan metode ini, yaitu : 1. Dapat diketahui nilai gap dari setiap atribut. 2. Dapat diketahui bagaimana 3. Dapat diketahui atribut mana yang harus menjadi fokus untuk perbaikan 4. selanjutnya.
28
5. Metode Sevqual telah menjadi standart penilaian atas berbagai dimensi kulaitas pelayanan. 6. Berbagi riset menunjukkan bahwa Metode Servqual valid untuk berbagai konteks layanan. 7. Kuesioner Servqual adalah reliabel, artinya pertanyan - pertanyaan dipersepsikan sama oleh responden yang berbeda Kekurangan metode serqual adalah penilaiannya Subyektif. 2.3.2
Metode Kano Metode Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano (Kano, 1984). Model
Kano adalah model yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk maupun jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa kategori. Dalam merencanakan suatu produk atau layanan, kita dapat membuat suatu daftar kebutuhan yang dapat membuat produk atau layanan tersebut sebisanya memuaskan calon pelanggan (customer). Menemui secara langsung pelanggan yang sudah ada atau mereka yang berpotensi untuk menjadi pelanggan, adalah cara yang baik untuk memperoleh masukan tentang hal apa saja yang harus ada di dalam daftar keperluan dari pelanggan yang potensial tadi. Untuk mengetahuinya, kita harus melakukan penyelidikan terhadap setiap daftar kebutuhan yang dibuat sedetail mungkin untuk lebih memahami persyaratan apa yang benar-benar perlu ada dalam produk atau layanan akhir. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis tersebut adalah metode kano yang ditemukan oleh Profesor Noriaki kano dari Tokyo Rika
29
University. Metode Kano membedakan antara tiga tipe dari persyaratan produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan seperti pada gambar 2.8, yaitu (kriswanto,2004): 1. Persyaratan yang Bersifat Must-Be (Harus Ada). Persyaratan yang bersifat must-be adalah kriteria dasar dari suatu produk. Pemenuhannya hanya akan mencapai pernyataan “tidak mengecewakan”. Persyaratan ini dalam beberapa kasus justru menentukan faktor kompetitif, dimana pelanggan menjadi tidak tertarik akan produk tersebut jika persyaratan ini tidak dipenuhi. Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, pelanggan akan sangat kecewa. Tapi di sisi lain, saat pelanggan memerlukan kebutuhan ini untuk kesenangannya, ternyata pemenuhan persyaratan ini tidak menaikkan kepuasan mereka. 2. Persyaratan yang Bersifat One-Dimensional (satu dimensi). Karena menghargai
persyaratan ini,
kepuasan pelanggan pada tingkatan
pemenuhannya bersifat proporsional. Artinya, semakin tinggi tingkat pemenuhannya, maka kepuasan pelanggan pun akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya, semakin rendah pemenuhannya maka kepuasan pun akan semakin menurun. Persyaratan onedimensional ini biasanya secara eksplisit diminta oleh pelanggan. 3. Persyaratan yang Bersifat Attractive (Menarik). Persyaratan ini adalah kriteria produk yang memiliki pengaruh yang besar pada bagaimana produk tersebut dapat memuaskan pelanggan. Persyaratan attractive tidak diungkapkan secara eksplisit dan tidak pula diharapkan oleh pelanggan.
30
Pemenuhan persyaratan ini mengantarkan pada lebih dari kepuasan yang proporsional. Tetapi jika tidak ada, ternyata, tidak membuat pelanggan merasa kecewa.
Gambar 2.8 Penggolongan Tipe Metode Kano
4. Persyaratan yang bersifat Indifference adalah kriteria produk yang tidak akan menimbulkan reaksi apapun pada konsumen. Kriteria ini biasanya adalah kretiria yang bersifat netral. 5. Persyaratan yang bersifat Reverse adalah kreteria yang bahkan akan menimbulkan ketidakpuasan pada konsumen apabila dikembangkan dalam produk.
31
Keuntungan
dari
pengklasifkasian
kebutuhan
pelanggan
dengan
menggunakan metode kano ini diantaranya adalah : 1. Prioritas pada pengembangan produk. Sebagai contoh, tidak banyak keuntungannya jika kita menginvestasikan pada perbaikan persyaratan must-be yang memang sudah ada pada tingkat kepuasan, tetapi lebih baik meningkatkan persyaratan onedimensional atau attractive yang memang jelas berpengaruh pada kualitas produk dan juga mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. 2. Syarat produk lebih dimengerti. Kriteria produk yang memiliki pengaruh terbesar pada kepuasan pelanggan dapat diidentifikasi. Penggolongan
persyaratan
produk
ke
dalam
dimensi
must-be,
onedimensional, dan attractive dapat digunakan untuk lebih fokus pada sesuatu. 3. Kepuasan pelanggan menggunakan model kano dapat secara optimal dikombinasikan dengan penyebaran fungsi kualitas. Suatu prasyarat mengidentifikasi kebutuhan, hirarki dan prioritas pelanggan. Model Kano digunakan untuk menetapkan pentingnya fitur produk untuk kepuasan pelanggan dan itu dapat menciptakan prasarat yang optimal pada kegiatan pengembangan produk berorientasi proses. Kekurangan dari metode kano adalah kurang mampu menangkap seluruh suara dari konsumen. Sehingga dalam penelitian ini, untuk mengetahui harapan masyarakat digunakan kuisioner dengan metode kano karena dapat memprioritaskan
32
pengembangan
atribut
,
kebutuhan
produk
mudah
dipahami,
dapat
mengindentifikasi atribut yang paling mempengaruhi kepuasan masyarakat atau pelanggan.
2.4
Analisis Kebutuhan Menganalisa kebutuhan dan kemauan masyarakat/konsumen dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu (Sri nurhayati, 2011) : 1. Identifikasi Pengguna Tahapan ini akan menganalisis siapa saja pengguna dari proses bisnis dari sistem disebuah perusahaan. Perlu juga di analisis apakah produk dan layanan memang dibutuhkan atau tidak oleh pengguna sistem. 2. Metode Penelitian Metode
penelitian
yang
digunakan
untuk
metode
kano
adalah
menggunakan survey dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisoner. Keseluruhan pengamatan yang ingin kita teliti, berhingga atau tidak, membentuk apa yang disebut populasi. Agar inferensi dari sampel pada populasi tersebut meyakinkan, maka sampel haruslah diambil sehingga mewakili populasi. Kuesioner yang akan disebarkan memiliki bentuk yang khusus. Bentuk ini disesuaikan dengan metode yang diperkenalkan oleh Kano, dimana setiap pertanyaan mengandung komponen pilihan jawaban yang sama terlihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
33
Tabel 2.1 Tabel Evaluasi Metode kano KEBUTUHAN
PERTANYAAN DISFUNGSIONAL (NEGATIF)
PELANGGAN
SUKA
HARUS
NETRAL
BOLEH
TIDAK SUKA
Pertanyan
Suka
Q
A
A
A
O
Fungsional
Harus
R
I
I
I
M
(positif)
Netral
R
I
I
I
M
Boleh
R
I
I
I
M
Tidak Suka
R
R
R
R
Q
Setiap pertanyaan ditanyakan dua kali kepada responden, dimana pertanyaan
pertama
bersifat
positif
dan
yang
kedua
bersifat
negatif
(kebalikannya). Contohnya:
Positif: Bagaimana seandainya jika terdapat fasilitas A?
Negatif: Bagaimana seandainya jika tidak terdapat fasilitas A? Dua jawaban dari pertanyaan positif dan negatif ini kemudian
dikombinasikan dalam tabel evaluasi sehingga fitur produk dapat digolongkan. Dari tabel ini dapat disimpulkan apakah kebutuhan pelanggan ini termasuk: A = Attractive (Menarik)
M = Must-be (Harus Ada)
O = One-Dimensional (Satu Dimensi)
R = Reverse (Kebalikan)
I = Indifferent (Biasa Saja) Dari semua responden yang ada dihitung hasil pengisian kuesioner tersebut untuk setiap pertanyaan. Kesimpulan diambil dari mayoritas jawaban yang dipilih.
34
3. Daftar Pertanyaan Daftar pertanyaan yang dimasukkan ke dalam kuesioner didasarkan pada komponen-komponen fitur yang sudah ada sebelumnya pada system di sebuah perusahaan ditambah komponen lain yang kira-kira diperlukan oleh pengguna model bisnisnya. Komponen e-bisnis yang telah ada pun perlu dievaluasi apakah memang diperlukan atau tidak. Jika tidak diperlukan sebaiknya dihilangkan dan diganti dengan fitur lain yang lebih memuaskan pengguna. masing-masing jawaban pertanyaan dikonversi ke dalam bentuk AMORI, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan jumlah masing-masing komponen A, M, O, R, , dan I untuk setiap pertanyaan. Dari hasil yang telah kita peroleh ini, dapat pula kita hitung koefisien kepuasan konsumen dengan rumusan, yaitu koefisian tingkat kepuasan berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin dekat dengan nilai 1 maka semakin mempengaruhi kepuasan konsumen, sebaliknya jika nilai mendekati ke 0 maka dikatakan tidak begitu mempengaruhi kepuasan konsumen. A+O
………………………………………………………………………(2.6)
A+O+M+I
Tingkat kekecewaan, yaitu jika nilai semakin mendekati angka -1 maka pengaruh terhadap kekecewaan konsumen semakin kuat, sebaliknya jika nilainya 0 maka tidak mempengaruhi kekecewaan konsumen. A+O (A+O+M+I)x(−1)
………………………………………………………………(2.7)
35
Tanda minus yang disimpan di depan koefisien tingkat kekecewaan konsumen adalah untuk menegaskan pengaruh negatif dari kepuasan konsumen pada kualitas produk yang tidak dipenuhi.
2.5
Biaya Tahunan Biaya tahunan adalah biaya yang harus ditanggung oleh proyek selama
umur proyek , yang termasuk biaya tahunan adalah : 2.5.1
Biaya Penyusutan Suatu alat hanya dapat dipakai selama selang waktu tertentu. Biaya
investasi akan habis (tersisa sedikit) setelah selang waktu tersebut. Oleh sebab itu, kalau dilihat dari waktu ke waktu selama selang waktu tersebut, nilai mesin telah berkurang/menyusut. Biaya penyusutan dapat diperoleh dari metode garis lurus, yaitu: 𝐷=
𝑃−𝑆 𝑁
………………………………………………..………………………(2.8)
Dimana : D : biaya penyusutan per tahun (Rp./tahun) S : harga akhir mesin (Rp.) 2.5.2
P : harga awal mesin (Rp.) N : perkiraan umur ekonomis (tahun)
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya operasi dan pemeliharaan (O&M Cost) merupakan biaya yang
dibutuhkan untuk menjalankan operasi rutin pembangkit listrik. Biaya O&M besarnya bergantung pada teknologi dan kapasitas daya yang terpasang. Biaya O&M dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap O&M dan biaya variabel O&M.
36
Biaya tetap O&M merupakan biaya operasional rutin yang antara lain meliputi biaya pegawai, property tax, plant insurance,dan life cycle maintenance .
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang Studi Sistem Pengelolaan PLTS 15 KW Stand Alone di
Dusun Yeh Mampeh Kabupaten Bangli, dilakukan di PLTS Dusun Yeh Mampeh, Kabupaten Bangli. Waktu dilakukanya penelitian dari bulan Nopember 2013 sampai dengan Oktober 2014.
3.2
Metode Pengumpulan Data Sistem PLTS ini menggambarkan suatu proses pemanfaatan energi yang
terbarukan secara maksimum. Metode pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. Metode Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan penelitian secara langsung di PLTS Dusun Yeh Mampeh, Kabupaten Bangli. Dalam penelitian ini data yang akan di kumpulkan adalah : a. Foto - foto sistem dan komponen - komponen PLTS b. One Line Diagram PLTS. c. Kapasitas PLTS yang terpasang. d. Data teknis solar panel. e. Pencatatan produksi energi PLTS f. Jumlah modul yang digunakan pada PLTS g. Kapasitas dan jumlah baterai yang terpasang.
38
h. Hasil kuisioner pada masyarakat Dusun Yeh Mampeh 2. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku referensi, jurnal - jurnal yang relevan dengan topik penelitian. 3. Kuesioner
pada responden, yaitu data diperoleh dari hasil kuisioner
dengan masyarakat Dusun Yeh Mampeh dan wawancara pada pihak pengelola atau perusahaan yang menjual sistem tersebut secara langsung. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyan-pertanyaan secara lisan maupun tulisan.
3.3
Jenis Data Data - data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
3.3.1
Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan survei langsung
ke lokasi penelitian. Data - data tersebut adalah data produksi PLTS Dusun Yeh Mampeh yang telah dikembangkan oleh Kementrian ESDM dari bulan Pebruari tahun 2013. 3.3.2
Data sekunder Data sekunder
yaitu data yang diperoleh berdasarkan data-data yang
sudah ada di lapangan. Data Sekunder tersebut adalah data yang diperoleh melalui literatur dan jurnal - jurnal yang berkaitan dengan sistem pambangkit listrik tenaga surya, spesifikasi dari komponen PLTS .
39
3.4
Tahapan Penelitian Penelitian tentang Studi pemanfaatan pembangkit listrik tenaaga surya di
Dusun Yeh Mampeh Kabupaten Bangli, dilaksanakan dengan tahapan penelitiannya sebagai berikut : 1. Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan peninjauan yang berhubungan dengan penggunaan energi listrik yang bersumber dari PLTS dan pengelolaan PLTS di Dusun Yeh Mampeh Kabupaten Bangli. 2. Pengumpulan data harga dan life time seluruh komponen PLTS 3. Pengumpulan data kuesioner dan wawancara dilakukan dengan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada masyarakat untuk mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam, mengenai harapan, kemauan dan kemampuan masyarakat terhadap PLTS.
40
3.5
Alur Analisis Usulan penelitian Secara sistematik, prosedur perencanaan alur analisis usulan penelitian
dari laporan penelitian di atas dapat dilihat di bawah ini :
START
Observasi Lapangan
1. 2. 3. 4. 5.
Pengambilan data-data : Data karakteristik komponen PLTS Data produksi energi listrik yang dihasilkan PLTS Data pelanggan yg menggunakan energi listrik PLTS Koesioner dan Wawancara
Analisis Data : 1. Analisa kuisioner dengan metode kano untuk mendapatkan harapan dan kemampuan masyarakat dalam sistem pengelolaan PLTS 2. Analisa karakteristik dari komponen peralatan yang digunakan pada sistem PLTS 3. Analisa penyusutan peralatan sistem PLTS 4. Analisa sistem pengelolaan PLTS yang berkelanjutan
Kesimpulan antara harapan masyarakat dengan sistem pengelolaan PLTS dengan memperhitungkan life time.
STOP
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
41
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Statistik Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. PLTS 15 kW yang dibangun oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) terletak di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Adapun data statistik dari Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut : 4.1.1
Keadaan Geografis Kabupaten Bangli terletak diantara 115o 13’ 48’’ sampai 115o 27’ 24”
Bujur Timur dan 8o 8’ 30” sampai 8o 31’ 87” Lintang Selatan. Posisinya berada di tengah - tengah Pulau Bali, sehingga meupakan satu - satunya Kabupaten yang tidak memiliki pantai / laut.
Gambar 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bangli
42
Kecamatan kintamani merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di kabupaten bangli yang mempunyai luas wilayah sebesar 366,92 km2. Sedangkan luas wilayah kecamatan kintamani menurut jenis penggunaan tanah pada tahun 2012, digunakan untuk sawah seluas 123 Ha, Perkebunan 6.138 Ha, Tegal 15.672 Ha. 4.1.2
Jumlah Penduduk Sensus penduduk merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data
kependudukan yang pelaksanaannya dilakukan 10 tahun sekali. Berdasarkan hasil sementara sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kecamatan Kintamani sebanyak 94.218 jiwa. Sedangkan dari hasil registrasi penduduk keadaan akhir tahun 2012 penduduk Kecamatan Kintamani tercatat jumlahnya 92.669 jiwa dengan kepadatan rata - rata 253 jiwa/km2 dan rata - rata 3 jiwa per kepala keluarga. Desa Batur Selatan yang memiliki luas 13,86 km2 dengan penduduk 5.181 jiwa, 1.665 kepala keluarga terdiri dari laki - laki 2.471 jiwa dan perempuan 2.710 jiwa dengan kepadatan rata - rata penduduk 374 jiwa/km2 dan rata - rata 3 jiwa per kepala keluarga. 4.1.3
Pertanian Melihat dari keadaan geografisnya, Kecamatan Kintamani merupakan
daerah pertanian. Cakupan pertanian disini adalah pertanian dalam arti luas. Masing - masing sub sektor pertanian harus dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pertanian, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang pada akhirnya akan dapat mendukung pembangunan daerah.
43
Peningkatan produksi tanaman pangan baik beras maupun non beras tetap diupayakan untuk memantapkan swasembada pangan dan seiring dengan peningkatan kebutuhan terhadap pangan sabagai akibat meningkatnya jumlah penduduk. Namun data produksi pertanian sesuai Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli untuk tanaman padi di kecamatan kintamani tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi sebesar 556,48 ton dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 529,96 ton. 4.1.4
Peternakan Perkembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi dan
produksi melalui diversifikasi dan intensifikasi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Perkembangan ternak terbesar di Kecamatan Kintamani adalah pada sektor peternakan sapi pada tahun 2012 sebanyak 57.790 ekor sedangkan untuk Desa Batur Selatan populasi peternakan sapi pada tahun 2012 menghasilkan 1.816 ekor, kambing 57 ekor dan babi 514 ekor dan untuk Populasi unggas pada tahun 2012 menghasilkan ayam ras petelur 3.800 ekor dan ayam buras 10.088 ekor.
4.2
PLTS 15 kW di Dusun Yeh Mampeh PLTS 15 kW yang dihibahkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) terletak di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali. Beroperasi sejak bulan Pebruari 2013 yang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 15 kW.
44
4.2.1
Existing PLTS 15 kW di Dusun Yeh Mampeh PLTS 15 kW di Dusun Yeh Mampeh dibangun diatas lahan seluas 3 are
dengan solar panel terpasang sebanyak 150 unit. Solar panel yang digunakan di PLTS dusun yeh mampeh Bangli adalah merk isolar-1 dengan spesifikasi yaitu Output power (Pmax) : 100 Wp 3%, Short cicuit current (Isc) : 6,15 A, Open cicuit voltage (Voc) : 21,6 V, Eficiency : 15 % dan Weight : 15 kg.
Gambar 4.2 Solar Panel terpasang di PLTS 15 kW di Dusun Yeh Mampeh
PLTS ini dirancang beroperasi mandiri tanpa bantuan pasokan dari sumber energi listrik PLN atau disebut dengan sistem Stand Alone. PLTS 15 kW memberikan pelayanan kepada konsumen energi listrik di Dusun Yeh Mampeh kepada 50 pelanggan yang belum terlayani listrik PLN. PLTS ini telah melayani pelanggan sejak bulan Pebruari 2013. Pelanggan selama ini dibebani iuran sebesar Rp.10.000 setiap bulan untuk digunakan sebagai biaya pembelian material seperti kabel, fiting lampu, lampu LED dll bagi pelanggan baru yang ingin menikmati
45
energi listrik dari PLTS. Penggunaan daya untuk setiap pelanggan dibatasi sebesar 100 WH setiap hari.
Gambar 4.3 Rumah pelanggan PLTS
PLTS memiliki 2 teknisi sekaligus sebagai pengurus untuk melayani pelanggan tetapi mereka melayani pelanggan tanpa imbalan. Untuk perawatan mereka hanya melakukan pembersihan di lokasi sekitar PLTS, pembersihan di ruang sistem kontrol dan ruang baterai PLTS. Jadwal pembersihan ditentukan oleh pengurus sendiri. Untuk dapat memberikan pelayanan secara optimal dan berkelanjutan digunakan baterai sebanyak 72 unit yang berfungsi sebagai alat untuk menyimpan energli listrik yang dihasilkan oleh PLTS ini. Baterai atau aki yang digunakan di PLTS Dusun Yeh Mampeh Bangli adalah merk SHOTO GFMJ-1000 Solar Deep Cycle dengan spesifikasi Rated Voltage : 2 V, Capacity : 1000 Ah, Max charge current : 200 A, Dimension : 64x21x23 cm, Weight : 80 Kg.
46
Gambar 4.4 Baterai PLTS 72 unit
Untuk mengatur tegangan yang dihasilkan oleh solar panel digunakanlah alat Charger controller, selain itu charger controller mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah terisi penuh maka secara otomatis pengisian arus dari solar panel berhenti. Charger controller yang digunakan di PLTS dusun yeh mampeh Bangli adalah LEONICS solarcon SCB48120 sebanyak 3 unit dengan Max PV power 6,6 kWp dan efisiensi 98%.
Gambar 4.5 Solar charger controller 3 unit
47
Tegangan yang dihasilkan oleh solar panel adalah arus listrik searah DC sehingga untuk mengubah arus listrik DC menjadi arus listrik AC digunakan alat Inverter, sehingga dapat melayani kebutuhan energi listrik pelanggan PLTS. Inverter yang digunakan di PLTS adalah LEONICS Apollo S-219 C sebanyak 3 unit dengan PV Input = 5.7 kWp, AC Output = 5.0 kW dan efisiensi 98 %.
Gambar 4.6 Inverter 3 unit
4.3
Pengelolaan PLTS 15 kW di Dusun Yeh Mampeh Pengelolaan PLTS di Dusun Yeh Mampeh dapat mengacu dari hasil
kuisioner. Hasil kuisioner tersebut menjadi harapan masyarakat terhadap bagaimana pengelolaan yang diinginkan masyarakat, namun harapan tersebut belum sepenuhnya dapat menghasilkan hasil pengelolaan yg optimal untuk PLTS sehingga dapat melayani kebutuhan energi listrik pelanggan secara terus menerus. Pengeloaan PLTS agar dapat dirasakan maanfaatnya secara terus menerus dapat
48
dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik dan umur dari komponen PLTS tersebut . 4.3.1
Hasil Kuesioner dengan Metode Kano Menghitung jumlah atau nilai masing - masing kategori kano dalam tiap -
tiap atribut terhadap semua responden, kemudian setelah didapatkan jumlah atau nilai kategori kano setiap atribut pada semua responden yaitu menentukan kategori Kano tiap atribut dengan menggunakan Blauth‟s formula sebagai berikut: 1. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) > jumlah nilai (indiferent + reverse) maka grade diperoleh nilai paling maksimum dari (one dimensional, attractive, must be). 2. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) < jumlah nilai (indifferent + reverse) maka grade diperoleh yang paling maksimum dari (indifferent, reverse). 3. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) = jumlah nilai (indifferent + reverse) maka grade diperoleh yang paling maksimum diantara semua kategori kano yaitu (one dimensional, attractive, must be dan indifferent, reverse). 4. Dari kategori Kano berarti jawaban yaitu O (One dimensional) adalah Suka, M (must be) adalah Harus, I (indifferent) adalah Netral, A (attractive) adalah Boleh dan R (reverse) adalah Tidak suka, Setelah dilakukan perhitungan dan analisa pengklasifikasian kategori kano maka diperoleh jumlah/ nilai kategori kano tiap atribut terhadap semua responden seperti pada Tabel 4.1.
49
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Metode Kano No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
FITUR
Pelayanan energi listrik PLTS secara terus menerus Keperluan memiliki teknis dan pengurus untuk pemeliharaan PLTS Keperluan penambahan teknisi dan pengurus PLTS ( lebih dari 2 ) Kemampuan teknisi atau pengurus tentang pengetahuan PLTS Teknisi atau pengurus PLTS adalah warga setempat Teknisi atau pengurus PLTS diberi gaji setiap bulan Gaji setiap bulan untuk teknisi atau pengurus 450rb/bln/org atau lebih. Iuran setiap bulan kurang dari 150rb/bln Keperluan untuk mengelola hasil iuran bulanan. pelayanan energi listrik dr PLTS tidak dapat melayani terus menerus. PLTS tidak memiliki teknisi atau pengurus untuk pemeliharaan PLTS jumlah teknisi atau pengurus PLTS tidak ditambahkan ( sama dengan 2 ) teknisi atau pengurus PLTS tidak memiliki Pengetahuan tentang PLTS teknisi atau pengurus PLTS bukan warga setempat teknisi atau pengurus PLTS tidak diberi gaji/bulan Gaji setiap bulan teknisi atau pengurus dibawah 450rb/bln/org Iuran setiap bulan lebih 150rb/bulan Hasil iuran bulanan tidak dikelola
O 31
Jumlah Responden Kategori Kano M I A 17 1 0
Total
Grade
R 1
50
O
28
18
0
4
0
50
O
1
3
4
37
5
50
A
14
4
3
26
3
50
A
23
22
2
3
0
50
O
4
21`
7
18
0
50
M
6
2
31
11
0
50
I
16
1
7
14
12
50
O
6
13
11
19
1
50
A
3
0
24
2
21
50
I
0
6
28
1
15
50
I
12
0
15
21
0
50
A
0
9
17
4
21
50
R
2
1
15
28
4
50
A
11
7
4
20
8
50
A
4
0
13
30
3
50
A
1 0
3 9
24 26
10 2
22 14
50 50
I I
Setelah menentukan requirement tertinggi dari masing-masing item, selanjutnya hitung presentase dan Extent Of Satisfaction / Disatisfaction dari tiap item dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Persentase = A+O A+O+M+I
𝐺𝑅𝐴𝐷𝐸 𝑋 100 % 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿
𝐸𝑥𝑡𝑒𝑛𝑡 𝑜𝑓 𝑠𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = O+M
𝐸𝑥𝑡𝑒𝑛𝑡 𝑜𝑓 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = (A+O+M+I)x(−1)
50
4.3.2
Persentase dan Extent Of Satisfaction / Dissatisfaction Tingkat kepuasan pengguna tergantung pada koefisian tingkat kepuasan
berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin dekat dengan nilai 1 maka semakin mempengaruhi kepuasan konsumen, sebaliknya jika nilai mendekati ke 0 maka dikatakan tidak begitu mempengaruhi kepuasan konsumen. Misalnya pada fitur no.1, nilai extent of satisfaction (EOS) yaitu 0,62. Hal ini menunjukkan bahwa jika fitur no.1 disediakan maka pengguna akan merasa puas. Sedangkan, tingkat kekecewaan.dilihat dari nilai extent of dissatisfaction (EOD). Jika nilai semakin mendekati angka -1 maka pengaruh terhadap kekecewaan konsumen semakin kuat, sebaliknya jika nilainya 0 maka tidak mempengaruhi kekecewaan konsumen. Misalnya pada fitur no.1, nilai extent of dissatisfaction yaitu -0,98. Hal ini menunjukkan bahwa jika fitur ini tidak disediakan maka pengguna akan merasa kecewa. Perhitungan pada tabel 4.2 dibawah fitur no.1 yaitu pelayanan energi listrik dari PLTS dapat melayani terus menerus adalah sbb : Persentase =
31 𝑋 100 % 50
𝐸𝑥𝑡𝑒𝑛𝑡 𝑜𝑓 𝑠𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 =
= 62% 0 + 31 = 0,63 0 + 31 + 17 + 1
𝐸𝑥𝑡𝑒𝑛𝑡 𝑜𝑓 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 =
31 + 17 = −0,98 (0 + 31 + 17 + 1)x(−1)
Hal ini menunjukan bahwa jika pelayanan energi listrik dari PLTS disediakan maka masyarakat akan merasa puas, dan jika pelayanan energi listrik dari PLTS tidak disediakan maka masyarakat akan kecewa.
51
Tabel 4.2 Persentase dan Extent Of Satisfaction / Dissatisfaction No
Fitur
1
pelayanan energi listrik PLTS secara terus menerus
2
Keperluan memiliki teknis dan pengurus untuk pemeliharaan PLTS Keperluan penambahan teknisi dan pengurrus PLTS ( lebih dari 2 ) Kemampuan teknisi atau pengurus tentang pengetahuan PLTS Teknisi atau pengurus PLTS adalah warga setempat Teknisi atau pengurus PLTS diberi gaji setiap bulan Gaji setiap bulan untuk teknisi atau pengurus 450rb/bln/org atau lebih. Iuran setiap bulan kurang dari 150rb/bln Keperluan untuk mengelola hasil iuran bulanan. pelayanan energi listrik dr PLTS tidak dapat melayani terus menerus. PLTS tidak memiliki teknisi atau pengurus untuk pemeliharaan PLTS jumlah teknisi atau pengurus PLTS tidak ditambahkan ( sama dengan 2 ) teknisi atau pengurus PLTS tidak memiliki Pengetahuan tentang PLTS teknisi atau pengurus PLTS bukan warga setempat teknisi atau pengurus PLTS tidak diberi gaji/bulan gaji setiap bulan teknisi atau pengurus dibawah 450rb/bln/org Iuran setiap bulan lebih 150rb/bulan hasil iuran bulanan tidak dikelola
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Persentase
EOS
EOD
62 %
0,63
-0,98
56%
0,64
-0,92
74%
0,84
-0,09
52% 44%
0,85 0,52
-0,38 -0,90
42%
0,44
-0,49
62% 32% 38%
0,34 0,55 0,51
-0,16 -0,21 -0,39
48%
0,14
-0,07
56%
0,03
-0,17
42%
0,69
-0,25
42% 56% 40%
0,13 0,46 0,74
-0,30 -0,07 -0,43
60% 48% 52%
0,72 0,29 0,05
-0,09 -0,11 -0,24
Dengan perhitungan extent of satisfaction/dissatisfaction pada tabel di atas, maka dapat dilihat harapan masyarakat terhadap pengelolaan PLTS . 4.3.3
Pengelolaan Hasil Survey Kuesioner Hasil survey yang diperoleh dari masyarakat Dusun Yeh Mampeh
menggunakan metode kano dapat diketahui kesimpulan sesuai dengan tabel 4.2 pada masing-masing fitur, sebagai berikut : Pada fitur 1, pelanggan mengharapkan PLTS dapat melayani kebutuhan listrik secara terus-menerus, kekecewaan akan dirasakan oleh pelanggan jika
52
PLTS tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listriknya. Energi PLTS ini sangat membatu masyarakat, khususnya dalam penerangan. Energi listrik yang didapatkan tanpa mengeluarkan biaya yang mahal setiap bulannya menjadi kepuasan untuk masyarakat. Pada fitur 2, pelanggan ingin memiliki teknisi atau pengurus untuk dapat melayani segala kebutuhan dan kerusakan PLTS yang akan mempengaruhi pelayanan PLTS terhadap masyarakat. Kekecewaan pada masyarakat akan timbul jika tidak ada teknisi yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap PLTS. Pada fitur 3, penambahan teknisi akan meningkatkan kepuasan bagi pelanggan. Jika teknisi ditambahkan, maka semakin cepat penanganan dan pelayanan terhadap pelanggan PLTS. Namun jika teknisi atau pengurus tidak ditambahkan, tidak membuat pelanggan kecewa karena pelanggan menganggap teknisi atau pengurus saat ini sudah cukup untuk menangani pelayanan PLTS terhadap pelanggan. Pada fitur 4, pelanggan mengharapkan pengurus dan teknisi sama-sama memiliki pengetahuan tentang PLTS, namun jika pengurus dan teknisi tidak memiliki pengetahuan tentang PLTS tidak membuat pelanggan kecewa. Pelanggan hanya ingin pengurus maupun teknisi mampu melayani kebutuhan pelanggan terhadap energi listrik PLTS. Pada fitur 5, pelanggan mengharapkan teknisi dan pengurus adalah warga setempat. Pelanggan lebih mempercayai teknisi dan pengurus dari warga
53
setempat. Jika teknisi dan pengurus tidak warga setempat, maka pelanggan akan merasa kecewa . Tingkat kepercayaan terhadap warga luar sangat kecil. Pada fitur 6, untuk gaji pengurus dan teknisi, masyarakat mengharapkan keiklasan dari pengurus dan teknisi untuk bekerja secara sosial, namun jika pengurus dan teknisi diberi gaji pelanggan tidak memiliki rasa kecewa terhadap hal tersebut. Pada fitur 7, gaji atau upah untuk pengurus dan teknisi tidak lebih dari Rp.450.000. Masyarakat akan puas jika teknisi atau pengurus digaji dibawah Rp.450.000, namun jika digaji Rp.450.000 tidak membuat masyarakat kecewa . Pada fitur 8, masyarakat ingin iuran yang dibebankan kepada mereka adalah sekecil mungkin. Masyarakat menginginkan iuran di bawah Rp.150.000. Jika iuran di atas Rp.150.000, masyarakat akan merasa kecewa. Pada fitur 9, untuk hasil iuran ini, masyarakat berharap dapat di kelola oleh Banjar Yeh Mampeh. Fitur 10 sampai dengan fitur 18 merupakan pertanyaan negative dari fitur 1 sampai 9. Pada Fitur 10, masyarakat akan kecewa bila energi listrik PLTS tidak dapat melayani kebutuhan listrik secara terus menerus. Pada fitur 11, pelanggan akan merasa kecewa jika tidak memiliki teknisi atau pengurus untuk dapat melayani segala kebutuhan dan kerusakan PLTS yang akan mempengaruhi pelayanan PLTS terhadap masyarakat. Kepuasan pada masyarakat akan timbul jika ada teknisi yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap PLTS.
54
Pada fitur 12, pelanggan merasa puas jika teknisi atau pengurus tidak ditambahkan. Pelanggan menganggap teknisi atau pengurus saat ini sudah cukup untuk menangani pelayanan PLTS terhadap pelanggan. Jumlah teknisi sekaligus pengurus saat ini adalah 2 orang. Kekecewaan akan timbul pada pelanggan jika teknisi dan pengurus ditambahkan. Pelanggan beranggapan, jika teknisi dan pengurus ditambahkan maka semakin banyak biaya yang akan menjadi beban pelanggan. Pada fitur 13, pelanggan akan merasa kecewa jika pengurus dan teknisi tidak memiliki pengetahuan tentang PLTS. Pelanggan akan puas jika pengurus dan teknisi memiliki pengetahuan tentang PLTS . Jika teknisi dan pengurus memahami tentang PLTS maka tingkat kepercayaan pelanggan terhadap kemampuan teknisi dalam melayani kebutuhan pelanggan terhadap PLTS akan semakin meningkat. Pada fitur 14, pelanggan merasa kecewa jika teknisi atau pengurus adalah bukan warga setempat. Tingkat kepercayaan terhadap warga luar sangat kecil. Jika teknisi dan pengurus adalah warga setempat, maka pelanggan akan merasa puas . Pelanggan lebih mempercayai teknisi dan pengurus dari warga setempat . Pada fitur 15, untuk gaji pengurus dan teknisi, masyarakat akan merasa puas jika teknisi tidak diberikan gaji. Pelanggan mengharapkan keiklasan dari teknisi dan pengurus untuk bekerja secara sosial, namun jika diberi gajipun pelanggan tidak memiliki rasa kecewa terhadap hal tersebut.
55
Pada fitur 16, pelanggan akan puas jika teknisi atau pengurus digaji dibawah Rp.450.000 , namun jika digaji Rp.450.000 tidak membuat masyarakat kecewa . Pada fitur 17, Jika iuran lebih dari Rp.150.000 maka masyarakat akan merasa kecewa. Masyarakat akan merasa puas jika iuran di bawah Rp.150.000. Pada fitur 18, untuk hasil iuran ini, jika iuran tidak dikelola maka masyarakat akan kecewa dan jika iuran tersebut dikelola maka pelanggan akan merasa puas. 4.3.4
Pengelolaan Studi Ekonomi PLTS Setiap komponen PLTS memiliki karakteristik dan umur yang berbeda.
Untuk memperoleh biaya yang dibutuhkan PLTS untuk dapat melayani masyarakat secara terus menerus, dapat dihitung dengan mengetahui harga komponen - komponen utama PLTS dengan life time komponen tersebut. Tabel 4.3 Biaya Komponen dan Life Time PLTS Nama Komponen
Life Time (Tahun)
1.
Solar Panel 100 Wp
2
No
Total Biaya (Rp.)
Unit
25
Harga / unit (Rp.) 1.500.000
150
225.000.000
Baterai 2V 1000 AH
15
4.432.500
72
319.140.000
3
Inverter 5 kW
5
22.670.000
3
68.010.000
4
C.Controller 6,6 kW
5
4.790.000
3
14.370.000
TOTAL BIAYA KOMPONEN PLTS
626.520.000
Dari total biaya dan life time setiap komponen, dapat diperhitungkan total penyusutan setiap bulan, seperti tabel 4.4 dibawah ini.
56
Tabel 4.4 Penyusutan setiap bulan pada komponen PLTS No
Nama Komponen
Harga (Rp.) 225.000.000
Penyusutan/bulan (Rp.)
1.
Solar Panel 100 Wp
Life time (tahun) 25
2
Baterai 2V 1000 AH
15
319.140.000
1.773.000
3
Inverter 5 kW
5
68.010.000
1.133.500
4
C.Controller 6,6 kW
5
14.370.000
239.500
750.000
3.896.000
TOTAL BIAYA PENYUSUTAN
Biaya penyusutan tersebut dapat digunakan sebaagai acuan untuk iuran yang di bebankan kepada masyarakat. Selain biaya penyusutan, harus dihitung pula gaji dari pengurus dan teknisi PLTS untuk biaya pemeliharaan PLTS. Adapun pemeliharaan rutin tersebut, yaitu pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Jadwal pemeliharan PLTS No.
Bagian
Jenis
Pemeliharaan
Waktu
Pemeliharaan 1. Solar Panel
2. Charger Controller 1.
PLTS 3. Inverter
4. Baterai
1. Lingkungan 2.
Bagian Sipil
sekitar PLTS 2. Ruangan sistem kontrol
1. Pembersihan permukaan solar panel
1 minggu
2. Pemeriksaan pemasangan instalasi
2 minggu
1. Pembersihan permukaan charger control.
1 minggu
2. Pemeriksaan pemasangan instalasi
2 minggu
3. Pemeriksaan pengaturan operasi.
2 minggu
1. Pembersihan permukaan Inverter
1 minggu
2. Pemeriksaan pemasangan instalasi
2 minggu
1. Pembersihan baterai
1 minggu
2. Pemeriksaan instalasi
1 bulan
3. Pemeriksaan Tegangan floating chaging pada baterai
3 bulan
1. Pembersihan sampah organik dan non organik
2 kali/
1. Pembersihan ruangan dari debu dll
minggu 2 kali/ minggu
57
Peralatan pada PLTS harus diperiksa dan dipelihara secara berkala untuk memastikan life time pelayanannya. Pemeliharaan berkala meliputi pemeliharaan mingguan, bulanan dan triwulanan. Tabel 4.5 menujukkan jadwal pemeliharaan yang dilakukan oleh 2 orang teknisi yang rutin dilakukan setiap 1 minggu 2 kali. Untuk bagian Pemeliharaan pada PLTS dengan jenis peralatan pada solar panel dilakukan dengan cara membersihkan permukaan solar panel dengan kain lembut, dilakukan setiap minggu. Pembersihan ini
dilakukan untuk
mencegah
menumpuknya debu di permukaan solar panel karena dapat berpengaruh terhadap hasil produksi energi listrik dari solar panel. Pemeriksaan pemasangan instalasi atau sambungan listrik harus diperiksa secara berkala setiap 2 minggu oleh teknisi, untuk memastikan bahwa sambungan tersebut bersih, aman dan dalam keadaan baik. Untuk bagian pemeliharaan pada PLTS dengan jenis peralatan pada Charger Controller dilakukan dengan cara membersihkan permukaan Charger Controller
dengan kain lembut dilakukan setiap minggu. Pemeriksaan
pemasangan instalasi atau sambungan listrik harus diperiksa secara berkala setiap 2 minggu oleh teknisi, untuk memastikan bahwa sambungan tersebut bersih, aman dan dalam keadaan baik. Pemeriksaan pengaturan operasi dilakukan dengan cara memeriksa control inverter set points, pengaturan alarm, pengaturan waktu dan tanggal, menghapus records dan logs energi, pengaturan konfigurasi dan pengaturan parameter baterai. Pemeliharaan pada PLTS dengan jenis peralatan pada Inverter dilakukan dengan cara membersihkan permukaan Inverter dengan kain lembut dilakukan
58
setiap minggu. Pemeriksaan pemasangan instalasi atau sambungan listrik harus diperiksa secara berkala setiap 2 minggu oleh teknisi, untuk memastikan bahwa sambungan tersebut bersih, aman dan dalam keadaan baik. Pemeliharaan pada baterai dilakukan dengan cara membersihkan permukaan Baterai dengan kain lembut dilakukan setiap minggu. Memeriksa pembungkus baterai dan plat untuk keluarnya elektrolit, memeriksa rak instalasi vertical, koneksi kabel, terminal positif dan negative dari karat, memeriksa baut dan mur kencang, dilakukan setiap 1 bulan. Pemeriksaan tegangan floating chaging pada baterai dilakukan untuk mendeteksi tegangan setiap satuan baterai dengan persyaratan tegangan floating chaging kompensasi temperature ± 240 mV, pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan. Untuk bagian pemeliharaan pada bagian sipil PLTS dengan membersihkan lingkungan sekitar PLTS dari sampah organik dan non organic, dilakukan setiap 2 kali setiap minggu. Pada ruangan sistem kontrol dilakukan pembersihan dari debu yang dapat mengganggu kinerja peralatan PLTS. Untuk perhitungan gaji teknisi dan pengurus, dapat di hitung dari upah minimum regional Bangli. UMR Bangli adalah Rp. 1.500.000 yaitu 20 hari kerja setiap bulan , dengan 8 jam kerja efektif setiap hari. Dari penyusutan komponen dan gaji teknisi dan pengurus , maka total biaya yang harus dikumpulkan oleh masyarakat Dusun Yeh Mampeh sbb : Rp. 3.896.000 + Rp. 3.000.000 = Rp.6.896.000.
59
Iuaran setiap bulan yang dibebankan ke 50 pelanggan PLTS sesuai dengan perhitungan penyusutan PLTS dan UMR Bangli sebagai upah dari pengurus dan teknisi sbb : Rp. 6.896.000 : 50 pelanggan = Rp. 138.000 / bulan / pelanggan.
4.4
Pengelolaan Harapan Masyarakat dan Ekonomi PLTS Pengelolaan PLTS agar dapat melayani masyarakat secara terus menerus
harus
mempertimbangkan
apa
yang
menjadi
harapan
masyarakat
dan
mempertimbangkan juga perhitungan teknisnya, dengan demikian ada beberapa model yang bisa digunakan di masyarakat Dusun Yeh Mampeh dan nantinya masyarakat dapat menerima dan menerapkan salah satu model tersebut. Setiap pelanggan menggunakan 3 lampu LED dengan penggunaan daya yang sudah dibatasi 100 Wh . 4.4.1
Pengelolaan PLTS dengan model 1 Pengelolaan pada model 1, pekerja akan bekerja 2 kali dalam seminggu
dengan 4 jam kerja setiap hari kerjanya dengan 2 orang pekerja. Sesuai UMR Bangli maka upah pegawai setiap orang setiap bulan yaitu Rp.300.000. Jumlah pelanggan sesuai dengan yang terpasang saat ini yaitu 50 pelanggan. Tabel 4.6 Pengelolaan PLTS dengan model 1 No
Jenis Biaya
Kebutuhan Biaya (Rp.)
1.
Penyusutan PLTS
3.896.000
2
Upah Pegawai (2 org)
600.000
Total kebutuhan biaya
4.196.000
Iuran/bulan/pelanggan
84.000
60
Dari tabel 4.6, Dengan jenis biaya penyusutan PLTS, upah pegawai dan jumlah pelanggan 50 pelangan maka iuran yang dibebankan kepada masyarakat setiap orang setiap bulannya adalah Rp.84.000.
4.4.2
Pengelolaan PLTS dengan model 2 Pada model 2 , pekerja akan bekerja 2 kali dalam seminggu dengan 4 jam
kerja setiap hari kerja dengan jumlah 2 orang pekerja. Jumlah pelanggan yang terpasang saat ini yaitu 50 pelanggan dijumlah dengan penggunaan lampu jalan sebanyak 25 pelanggan sosial sehingga menjadi 75 pelanggan. Tabel 4.7 Pengelolaan PLTS dengan model 2 No
Jenis Biaya
Kebutuhan Biaya (Rp.)
1.
Penyusutan PLTS
3.896.000
2
Upah Pegawai (2 org)
600.000
Total kebutuhan biaya
4.196.000
Iuran/bulan/pelanggan
56.000
Dari tabel 4.7, Dengan jenis biaya penyusutan PLTS, upah pegawai dan jumlah pelanggan total 75 pelangan maka iuran yang dibebankan kepada masyarakat setiap orang setiap bulannya adalah Rp.56.000 , dimana 25 pelanggan sosial dari penerangan lampu jalan akan dibebankan ke banjar setempat. 4.4.3
Pengelolaan PLTS dengan model 3 Pada model 3, pekerja akan bekerja 2 kali dalam seminggu dengan 4 jam
kerja setiap hari kerjanya dengan 2 orang pekerja. Jumlah pelanggan sesuai dengan yang diharapkan terpasang yaitu 150 pelanggan.
61
Tabel 4.8 Pengelolaan PLTS dengan model 3 No
Jenis Biaya
Kebutuhan Biaya (Rp.)
1.
Penyusutan PLTS
3.896.000
2
Upah Pegawai (2 org)
600.000
Total kebutuhan biaya
4.196.000
Iuran/bulan/pelanggan
28.000
Dari tabel 4.8, dengan jumlah pelanggan 150 pelanggan maka iuran yang dibebankan kemasyarakat setiap orang setiap bulannya adalah Rp. 28.000. Pemasangan pelanggan baru, instalasi seperti kabel dapat di bebankan ke pelanggan, kWh meter masih tersedia 75 buah sesuai rencana pemasangan PLTS. Kelian Dusun Yeh Mampeh dapat mengajukan proposal donatur kabel ke pemerintah pusat Bangli.
4.5
Rekomendasi Pengelolaan PLTS 15 kW di Dusun Yeh Mampeh Masyarakat menginginkan energi listrik dari PLTS dapat melayani
masyarakat di Dusun Yeh Mampeh secara terus menerus, sehingga untuk mencapai harapan tersebut membutuhkan iuran yang dibebankan pada pelanggan. Mengacu kepada hasil perhitungan ekonomi komponen PLTS dan hasil kuesioner, bahwa masyarakat menginginkan iuran yang dibebankan pada pelanggan PLTS sekecil mungkin maka rekomendasi pengelolaan PLTS yaitu pada model 3. Iuran yang dibebankan pada pelanggan yaitu minimal sebesar Rp.28.000, dengan 150 pelanggan PLTS yang terpasang, namun sampai saat ini jumlah pelanggan yang terpasang hanya sebanyak 75 pelanggan. Pelanggan pribadi dan pelanggan sosial diberlakukan iuran dan pelayanan yang sama. Untuk iuran dari 50 pelanggan
62
pribadi dibebankan pada warga masyarakat yang terlayani energi listrik PLTS dan iuran dari 25 pelanggan sosial dibebankan pada Banjar Yeh Mampeh, iuran dari penggunaan energi listrik dari PLTS ini diharapkan oleh masyarakat dapat dikelola oleh Banjar Yeh Mampeh. Setiap pelanggan menggunakan 3 lampu LED sebagai penerangan dengan penggunaan daya yang sudah dibatasi 100 Wh setiap kWh pelanggan sehingga untuk memaksimalkan penggunaan energi listrik yg diproduksi oleh PLTS sebesar 15 kW perlu mencari pelanggan baru sebanyak 75 pelanggan. Pemeliharaan menjadi faktor penting dalam kinerja PLTS yang maksimal. Pemeliharaan rutin setiap minggu, setiap bulan dan setiap triwulan sesuai jadwal pemeliharaan yaitu 2 kali seminggu dengan 4 jam kerja setiap hari kerja, dimana pemeliharaan ini dilakukan oleh 2 orang teknisi yang sekaligus menjadi pengurus PLTS dan teknisi diharapkan berasal dari warga setempat yang diberi imbalan sebagai gaji Rp.300.000 setiap bulan. Jika seluruh komponen pada model 3 diatas terpenuhi, maka setiap pelanggan hanya dibebankan iuran sebesar Rp.28.000 setiap bulan dengan kualitas PLTS yang maksimal dan masyarakat dapat menikmati pelayanan PLTS secara terus -menerus.
63
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Setelah melakukan penelitian sistem pengelolaan PLTS 15 kW stand
alone dengan Metode Kano di Dusun Yeh Mampeh Kabupaten Bangli, maka simpulannya adalah : 1. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dengan kuesioner kepada masyarakat Dusun Yeh Mampeh menggunakan metode kano dapat diketahui sistem pengelolaan yang diharapkan oleh masyarakat yaitu Pelanggan mengharapkan PLTS dapat melayani kebutuhan listrik secara terus - menerus, energi PLTS ini sangat membatu masyarakat, khususnya dalam penerangan. Energi listrik yang didapatkan tanpa mengeluarkan biaya yang mahal setiap bulannya menjadi kepuasan untuk masyarakat. Hasil iuran masyarakat di kelola oleh Banjar Yeh Mampeh. 2. Sistem
pengelolaan
yang
direkomendasikan
agar
PLTS
dapat
dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan oleh masyarakat Dusun Yeh Mampeh adalah pengelolaan yang mengacu kepada hasil perhitungan ekonomi komponen PLTS dan hasil kuesioner pada sistem pengelolaan model 3, karena masyarakat menginginkan iuran yang dibebankan pada pelanggan PLTS sekecil mungkin.
64
5.2
Saran Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian sistem pengelolaan PLTS
15 kW stand alone dengan Metode Kano di Dusun Yeh Mampeh Kabupaten Bangli, adalah : 1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan sistem pengelolaan yang memperhitungkan ekonomi yang berbeda dari setiap komponen PLTS. 2. Melanjutkan penelitian tentang dampak sosial dan ekonomi tehadap masyarakat Dusun Yeh Mampeh dengan adanya sumber energi listrik dari PLTS. 3. Sebaiknya pemanfaantan pembangkitan produksi energi listrik dari PLTS dioptimalkan penggunaanya dengan memeiliki 150 pelanggan.