1
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan suatu rencana yang dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , kurikulum yaitu : „‟Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran dan serta cara yang digunakan sebagai pedoman pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.‟‟1 Maksud dari isi dan bahan pelajaran adalah susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Kurikulum harus mencakup dua sisi yang sama penting yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu diimplementasikan menjadi pengalaman belajar siswa dalam rangka tujuan yang diharapkan. Batasan menurut undang – undang dalam rangkaian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum memiliki dua aspek: „‟ a. Sebagai rencana ( as a plan ) yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru. b. Pengaturan isi dan cara pelaksanaan sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.‟‟2 Kurikulum merupakan konsep atau dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan , evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapain tujuan , serta 1 2
Wina Sanjaya , 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Prenada Media Group, hlm.08.
Ibid. hlm.08.
2
implementasi yang dirancang dalam bentuk nyata. Implementasi adalah realisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum. Kurikulum
yang
tidak
ditunjang
oleh
kemampuan
guru
dalam
mengimplementasikan, maka kurikulum tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak efektif. Kurikulum sebagai implementasi realitas dari pelaksanaan kurikulum operasional dilapangan, yaitu proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dalam proses tersebut terkandung multiperan dari guru.Peran guru dalam kaitanya dengan proses pembelajaran meliputi „‟silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).‟‟ 3Silabus diartikan sebagai rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa, pokok materi yang harus dipelajari siswa serta bagaimana mempelajarinya dan bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan. Silabus dijadikan pedoman bagi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran setiap kali pertemuan dalam melaksanakan pembelajaran. Rencana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukan kompetensi yang diharapkan. Kompetensi menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan materi
3
Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 176.
3
standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk peserta didik. Tiga komponen yang harus dirumuskan dalam pembelajaran atau hasil belajar: „‟ Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator.‟‟4 Standar kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan tercapai dalam mempelajari suatu mata kuliah. Cakupan standar kompetensi adalah standar isi dan standar penampilan. Kompetensi
dasar
adalah
jabaran dari
standar
kompetensi,
yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai siswa. Kompetensi dasar merupakan kompetensi – kompetensi pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya standar kompetensi. Indikator adalah rumusan kompetensi yang lebih spesifik yang menunjukkan ciri – ciri penguasaan suatu kompetensi dasar atau sub komptensi. Indikator pencapaian kompetensi merupakan perilaku yang dapat diukur atau observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan dasar penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup, pengetahuan, sikap dan keinginan kuat dalam diri setiap guru. Kota Salatiga mempunyai dua puluh dua Sekolah Menengah Pertama (SMP). Diantara dua puluh dua Sekolah Menengah Pertama terdapat sebelas berstatus negeri dan sebelas berstatus swasta.
4
Bermawi Munthe, 2009, Desain Pembelajaran, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, hlm. 31.
4
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan dan pengetahuan dalam menjalankan fungsinya sebagai guru dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran diarahkan pada salah satu kawasan taksonomi pembelajaran. Benyamin S. Bloom dan D. Kratwohl memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan yaitu: „‟ kognitif, afektif, dan psikomotorik.‟‟5 Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap -tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukkan kemampuan mengolah pikirannya dan mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan untuk menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Strategi pembelajaran kognitif yang digunakan dari beberapa sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) guru masih menggunakan konsep berfikir taksonomi Bloom yang lama dalam tujuan pembelajaran yaitu : „‟a. Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi b. Guru mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya.‟‟6 Selain itu, terdapat beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Salatiga, Jawa Tengah tidak memungkinkan terjadinya pertambahan pengetahuan dan informasi yang tersedia, masih banyak guru yang melakukan pembelajaran 5
Hamzah B. Uno, 2006, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, hlm.
35. 6
http://imamahmadi.wordpress.com/taksonomi-bloom-yangbaru/,23/04/2010
5
sesuai dengan kurikulum dengan mengajarkan bab demi bab dalam buku dan alokasi terbatas. Guru juga sering membuang- buang waktu dikelas.Tyler berpendapat “ Rumusan tujuan yang bermanfaat adalah rumusan yang menunjukkan jenis perilaku yang akan diajarkan kepada siswa dan isi pembelajaran yang membuat siswa menunjukkan perilaku itu.‟‟7 1.2.
Permasalahan Penelitian Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide- ide dan
gagasan – gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis kemudian menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari komponen – komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen yang membentuk suatu sistem kurikulum yang melahirkan sistem pengajaran, dan sistem pengajaran yang menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Tujuan pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum , tidak akan berjalan dengan efektif, sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan, sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang merupakan komponen penting dalam sistem kurikulum. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru membantu siswa dengan memberikan lingkungan belajar yang menciptakan aktifitas dan pengalaman. Lingkungan aktifitas dan pengalaman harus sejalan dengan tujuan - tujuan yang telah ditetapkan oleh guru. 7
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwol, 2010, Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen, Terjemahan, Agung Prihantoro, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,hlm. 18.
6
Taksonomi membantu guru memahami kurikulum, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, dan merancang asesmen yang sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) di dalam pengembangan indikator untuk menghasilkan tingkatan belajar yang tinggi bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran kognitif tingkatan tinggi dalam taksonomi Bloom. Dalam taksonomi terdapat kategori yang merupakan satu kontinum. Kontinum merupakan salah satu prinsip klasifikasi pokok dalam taksonomi. Taksonomi pendidikan mengklasifikasikan tujuan – tujuan yang berisikan satu kata benda dan satu kata kerja. Kata benda mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Kata kerja mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan. Proses kognitif terdiri dari : „‟mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.‟‟8 Enam proses kognitif di atas digunakan untuk „‟retensi dan transfer.„‟9 Retensi adalah kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu sama dengan materi yang diajarkan. Transfer ialah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan masalah – masalah baru, menjawab pertanyaan – pertanyaan baru, memudahkan pembelajaran materi pelajaran baru. Taksonomi Bloom merupakan cara untuk memberikan informasi sehingga dapat meningkatkan dan memanfaatkan pemahaman guru. Empat komponen terpenting yang menyangkut masalah taksonomi dalam pendidikan, pengajaran, dan proses belajar yaitu : 8 9
Lorin.W.Anderson, op.cit, hlm. 6. Ibid, hlm.6.
7
„‟ a. Guru melakukan sistem pembelajaran siswa disekolah dan ruang kelas dalam waktu yang ter batas. b. Guru melaksanakan rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level-level belajar tingkat tinggi bagi banyak siswa. c. Guru memilih atau merancang instrumen- instrumen dan prosedur-prosedur asesmen yang menghasilkan informasi yang akurat tentang seberapa bagus hasil belajar siswa. d. Guru yakin bahwa tujuan aktivitas pembelajaran dan asesmenya bersesuaian.‟‟10 Salah satu komponen yang penting dalam taksonomi untuk diperhatikan oleh guru adalah „‟ guru melaksanakan rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level-level belajar tingkat tinggi bagi banyak siswa.‟‟11Untuk dapat menghasilkan level belajar tingkat tinggi guru harus memiliki beberapa prinsip didalamnya yaitu : „‟a. Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengigatnya terlebih dahulu. b. Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu. c. Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai. d. Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami,mengaplikasikan,menganalisis,dan mengevaluasi, serta memperbarui.12‟‟ Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se-Kota Salatiga, Jawa Tengah tentunya tidak terlepas dari persoalan. Persoalan yang di maksud adalah kemampuan guru mata pelajaran dalam mengembangkan indikator dalam penggunaan taksonomi Bloom ranah Kognitif untuk tujuan pembelajaran yaitu
10
Lorin.W.Anderson, op.cit, hlm.7.
11
Ibid, hlm.7.
12
http://imamahmadi.wordpress.com/taksonomi-bloom-yangbaru/23/04/2010
8
suatu peryataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Persoalan ini tentunya terjadi pada setiap guru mata pelajaran dalam merancang dan mengembangkan indikator dalam penggunaan Taksonomi Bloom ranah Kognitif. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui metode wawancara yang dilakukan pada lima guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se Kota Salatiga, Jawa Tengah ditemukan gejala – gejala problematik sebagai berikut: a.
Ada satu dari lima guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ekonomi di SMP Se Kota Salatiga guru yang tidak dapat menyebutkan tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif, seharusnya guru mengerti tentang
tingkatan
taksonomi
Bloom
untuk
pencapaian
tujuan
pembelajaran. b.
Ada tiga dari lima guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam pencapaian indikator tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif sampai dengan mengingat. Seharusnya guru mengkreasikan sesuai dengan taksonomi bloom tingkatan kognitif mencipta agar tercapai tujuan pembelajaran.
c.
Ada ketidaksesuaian antara kata kerja operasioanal dalam kompetensi dasar
dan
dalam
indikator.
Kompetensi
dasar
disebutkan
mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk, tapi senyatanya di dalam
indikator
disebutkan
menganalisis,
mendeskripsikan indikator menganalisis, mengevaluasi, menunjukkan.
seharusnya
dalam
9
d.
Ada tiga dari lima guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat indikator yang terdiri dari ranah kognitif yaitu mengidentifikasi, mendeskripsikan, ranah afektif
disebutkan memberi dan psikomotorik terdapat menafsirkan
dalam indikator tersebut tingkatan rendah. Seharusnya guru dapat mencapai tingkatan taksonomi Bloom tingkatan tinggi agar tercapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan gejala – gejala problematik di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah seberapa jauh kemampuan guru dalam menentukan indikator dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO) ranah kognitif pada taksonomi Bloom Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se Kota Salatiga, Jawa Tengah dalam materi pembelajaran ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru dalam menentukan indikator dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO) ranah kognitif pada Taksonomi Bloom Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se Kota Salatiga, Jawa Tengah dalam materi pembelajaran ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
10
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar (KD) didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2.
Untuk mengetahui seberapa jauh guru menggunakan kata kerja operasional (KKO) tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif dalam menentukan indikator.
1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Teoritis Dapat memberikan masukan kepada setiap guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se Kota Salatiga Jawa Tengah agar dapat menggunakan dan mengembangkan kata kerja operasioanal yang sesuai dengan kompetensi dasar dalam indikator dengan menggunakan tingkatan berpikir pada Taksonomi Bloom ranah kognitif yang sesuai dengan tingkat materi pembelajaran yang hendak diberikan kepada siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh H.M. Sukardi bahwa : “ Tujuan pembelajaran adalah suatu peryataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.”13
13
H . M. Sukardi, 2008, Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, hlm.75.
11
1.4.2. Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada setiap guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se Kota Salatiga, Jawa tengah agar mampu menganalisis indikator dalam Taksonomi Bloom. 1.5. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hendak mengetahui peggunaan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Se Kota Salatiga, Jawa tengah. Mengingat biaya dan tenaga kerja terbatas , penelitian ini hanya memfokuskan pada guru mata pelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se Kota Salatiga, Jawa Tengah.