BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002, Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Terkait dengan hal tersebut, maka salah satu faktor terpenting
agar dapat
mewujudkan keamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan terciptanya hubungan yang baik serta pelayanan yang prima dari pihak Kepolisian terhadap masyarakat. Pelayanan yang dilaksanakan oleh pihak Kepolisian merupakan sebuah pelayanan umum, yang artinya pelayanan tersebut merupakan segala bentuk pelayanan publik untuk memenuhi harapan dari masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan. Menurut Bab I Pasal 1 Ayat 1 UU No. 25/2009 tentang pelayanan publik, disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,jasa, dan/atau pelayanan administratif yang di sediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu pelayanan umum yang dilakukan oleh pihak Kepolisian untuk mencegah kejahatan dan menjaga keamanan serta ketentraman adalah dengan menerima pengaduan tindak pidana kriminal dari masyarakat.
1
Dalam menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat bukanlah hal yang mudah untuk di laksanakan oleh pihak Kepolisian. Angka kriminalitas yang semakin tinggi, membuat pihak Kepolisian mempunyai beban yang sangat berat dalam menangani dan menerima pengaduan tindak pidana kriminal dari masyarakat. Daerah-daerah pariwisata di indonesia menjadi daerah utama yang paling diperhatikan oleh pihak Kepolisian, hal ini di karenakan, kriminalitas yang terjadi di daerah pariwisata tersebut, tidak hanya di lakukan oleh warga lokal saja, tetapi dilakukan juga oleh warga pendatang dan luar negeri. Salah satu daerah pariwisata di Indonesia yang rawan kriminalitas dan sering menjadi sorotan media massa adalah Pulau Bali. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju di Bali, membuat pulau tersebut tidak terlepas dari maraknya kriminalitas, Bali yang memiliki 8 kabupaten tersebut, sangat dijaga ketat masalah keamanan dan ketentramannya oleh pihak Kepolisian. Hal ini dikarenakan tidak hanya di kota Denpasar saja yang menjadi pusat kriminalitas, tetapi di wilayah kabupaten yang mempunyai banyak kecamatankecamatanpun sudah mulai menjadi pusat kriminalitas juga, seperti yang terjadi di wilayah kabupaten Jembrana. Kabupaten yang terletak di ujung barat pulau Bali ini, mulai banyak di beritakan media massa tentang maraknya kriminalitas yang terjadi di wilayah tersebut, khususnya yang terjadi di kecamatan Mendoyo. Mendoyo merupakan kecamatan paling luas di kabupaten Jembrana, oleh karena itu kecamatan ini sangat berpotensi melahirkan aksi kriminalitas yang tinggi. Bukan hanya karena luas wilayah saja, tetapi juga karena banyak warga pendatang yang masuk
2
ke kecamatan ini, sehingga kriminalitas yang terjadi di kecamatan ini sangat lah tinggi. Tingginya angka kriminalitas yang terjadi di kecamatan Mendoyo ini, mulai membuat masyarakat gusar, sehingga masyarakat mulai membuat suatu reaksi untuk memberantas masalah kriminalitas, salah satunya dengan cara melakukan pengaduan tindak kriminalitas yang terjadi di kecamatan tersebut kepada pihak Kepolisian. Menurut pasal 1 angka 25 KUHAP, pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya. Tabel 1.1 Data Pengaduan Tindak Pidan Kriminal Tahun
Jumlah Pengaduan yang di Terima
Jumlah Pengaduan yang Terselesaikam
2010 2011 2012 2013
46 71 51 40
44 55 39 36
Jumlah Pengaduan yang Belum Terselesaikan 2 16 12 4
2014
27
22
5
Sumber : Polsek Mendoyo Berdasarkan data yang di peroleh penulis dari polsek kecamatan mendoyo menunjukan tahun 2010 terdapat 46 kasus pengaduan tindak kriminal yang diterima pihak Kepolisian. Dari 46 pengaduan tindak kriminal dari masyarakat tersebut 44 kasus sudah terselesaikan dimeja pengadilan, namun terdapat 2 kasus yang belum terselesaikan oleh pihak Kepolisian setempat diantaranya adalah 1 kasus pencurian dan 1 kasus penggelapan. Pada tahun 2011 terdapat 71 kasus pengaduan tindak kriminal yang diterima pihak Kepolisian. Dari 71 pengaduan tindak kriminal dari masyarakat tersebut 55 kasus sudah terselesaikan dimeja pengadilan, namun terdapat 16 kasus yang belum
3
terselesaikan oleh pihak Kepolisian setempat diantaranya adalah 14 kasus pencurian, 1 kasus illegal loging dan 1 kasus penggelapan. Pada tahun 2012 terdapat 51 kasus pengaduan tindak kriminal yang diterima pihak Kepolisian. Dari 51 pengaduan tindak kriminal dari masyarakat tersebut 39 kasus sudah terselesaikan dimeja pengadilan, namun terdapat 12 kasus yang belum terselesaikan oleh pihak Kepolisian setempat diantaranya adalah 10 kasus pencurian, 1 kasus illegalloging dan 1 kasus penggelapan. Pada tahun 2013 terdapat 40 pengaduan tindak kriminal dari masyarakat setempat. Dari 40 laporan atau pengaduan tindak kriminal dari masyarakat tersebut 34 kasus sudah terselesaikan dimeja pengadilan, namun terdapat 6 kasus yang belum terselesaikan oleh pihak Kepolisian setempat diantaranya adalah 6 kasus pencurian. Sedangkan sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut, terdapat 27 pengaduan tindak kriminal dari masyarakat setempat. Dari 27 laporan atau pengaduan tindak kriminal dari masyarakat tersebut 23 kasus sudah terselesaikan dengan baik di meja pengadilan, namun terdapat 5 kasus yang belum terselesaikan oleh pihak Kepolisian setempat diantaranya adalah 3 kasus illegal logging dan 2 kasus perzinahan. Melihat data tersebut, penulis dapat mengetahui bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, setiap tahunnya selalu ada kasus pengaduan dari masyarakat yang tidak terselesaikan sampai ke meja pengadilan. Menurut pihak Kepolisian kecamatan mendoyo, hal tersebut dikarenakan sulit dan minimnya informasi yang di peroleh, banyak masyarakat yang terlambat mengadukan tindak kriminalitas sehingga kasus tersebut menjadi sulit untuk di selesaikan, jauhnya TKP, terbatasnya personel, serta terbatasnya alat komunikasi dan transportasi.
4
Berdasarkan uraian dan data yang diungkapkan tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, ”Optimalisasi Pelayanan Kepolisian Dalam Upaya Menangani Pengaduan Tindak Kriminal (Studi Kasus Masyarakat Kecamatan Mendoyo, Kab. Jembrana, Provinsi Bali). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana optimalisasi pelayanan Kepolisian dalam upaya menangani dan menerima pengaduan tindak pidana kriminal dari masyarakat Kecamatan Mendoyo, Kab. Jembrana, Bali ? 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, dalam proposal ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut : a. Pelayanan Kepolisian dalam penelitian ini adalah pelayanan Kepolisian yang
berada di polsek kecamatan mendoyo, kab. Jembrana b. Optimalisasi merupakan suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal c. Pelayanan Kepolisian yang di maksud dalam penelitian ini adalah pelayanan
dari pihak Kepolisian dengan segala upaya terbaik yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan melindungi,mengayomi yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat di bidang keamanan dan ketertiban,sehingga masyarakat merasa puas. d. Tindak pidana kriminalitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
tindakan kejahatan yang diancam dengan pidana oleh undang-undang hukum pidana, seperti pencurian,penggelapan,perzinahan dan lain sebagainya.
5
1.4 Tujuan 1. Untuk mengetahui optimalisasi pelayanan Kepolisian dalam upaya menangani dan menerima pengaduan tindak kriminal dari masyarakat Kecamatan Mendoyo, Kab. Jembrana, Bali 1.5 Manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya kajian mengenai betapa pentingnya peran Kepolisian dalam pelayanan publik. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
6