1 BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Museum Bank Indonesia di daerah Kota, Jakarta Barat merupakan salah satu tempat bersejarah yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi bangsa Indonesia. Museum tersebut sudah berdiri sejak tahun 1828 dengan nama De Javasche Bank. Sampai sekarang bangunan Museum Bank Indonesia masih berdiri kokoh dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan berkas-berkas penting, dan juga benda-benda bersejarah yang tidak ternilai harganya sehingga harus dilakukan usaha-usaha yang maksimal dalam rangka melestarikan dan melindungi berkas-berkas dan benda-benda bersejarah tersebut.
Gambar 1.1
Museum Bank Indonesia (1828)
2 Perubahan tata guna lahan yang terjadi di sekitar Museum Bank Indonesia
mengakibatkan
semakin
luasnya
lahan
kedap
air
sehingga
mengakibatkan perubahan pada kuantitas air. Dengan bertambahnya permukaan yang kedap air (impervious), maka semakin besar resiko terjadinya banjir. Dengan demikian kali Ciliwung dan kali Krukut yang berada disekitar Museum Bank Indonesia tidak mampu lagi menampung air hujan yang berasal dari hujan lokal dan hulu. Jika hal tersebut terjadi, maka Museum Bank Indonesia akan menjadi daerah yang rentan terkena banjir dan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak Bank Indonesia. Pada saat banjir tahun 2002, curah hujan yang tercatat pada pos penakar Tanjung Priok menunjukkan angka 250 mm. Curah hujan yang besar tersebut menyebabkan air menggenangi hampir seluruh kawasan komplek Museum Bank Indonesia dengan ketinggian 60 cm. Banjir tersebut mengakibatkan banyak dokumen-dokumen penting dan juga uang-uang yang tersimpan di dalam gudang penyimpanan terendam banjir. Sebetulnya sistem drainase di sekitar kawasan Museum Bank Indonesia merupakan bagian dari sistem polder Pluit, Jakarta Utara. Tetapi dalam perkembangannya polder Pluit sudah tidak mampu lagi menanggulangi banjir yang terjadi di Museum Bank Indonesia karena semakin sedikitnya daerah resapan air. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa sangat dibutuhkan suatu solusi yang tepat untuk menanggulangi banjir salah satunya yaitu dengan cara membuat sistem polder pada kawasan komplek Museum Bank Indonesia. Sistem polder yang baik adalah sistem polder yang mampu menampung dan mengolah air
3 hujan dan kemudian membuang air hujan tersebut ke tempat pembuangan. Di mana kelebihan limpasan permukaan dari sistem polder pada suatu daerah layanan tertentu tidak menimbulkan dampak negatif berupa banjir pada daerah layanan yang lain. Dengan demikian, alternatif penyelesaian ini dapat direkomendasikan untuk daerah-daerah yang keadaan topografinya berelevasi rendah, misalnya di kawasan Museum Bank Indonesia. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu penlitian mengenai sistem polder yang terintegrasi dalam rangka mengelola kelebihan leimpasan permukaan khususnya di daerah dataran rendah . Berikut ini adalah peta lokasi Museum Bank Indonesia.
Gambar 1.2 Peta Lokasi Museum Bank Indonesia 1.2
Identifikasi Masalah Permasalahan yang menyebabkan terjadinya banjir di Museum Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
4 ¾ Curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan saluran drainase tidak dapat menampung air hujan. ¾ Penurunan tanah pada Museum Bank Indonesia sebesar 30-35 mm dalam kurun waktu 12 tahun (1984-2006). Hal ini memperbesar peluang terjadinya banjir pada kawasan Museum Bank Indonesia karena air yang berasal dari luar kawasan dapat masuk kedalam Museum Bank Indonesia. ¾ Banjir kiriman yang berasal dari daerah hulu (Bogor). ¾ Ketidakintegrasian antar saluran drainase di kawasan Museum Bank Indonesia.
1.3
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Merencanakan sistem polder di kawasan Museum Bank Indonesia agar dapat berfungsi dengan baik dalam penanggulangan masalah banjir pada Museum Bank Indonesia.
2.
Mengevaluasi hasil perencanaan dengan menggunakan curah hujan 2, 5, 10, 25, 50 tahunan.
Manfaat Penelitian adalah memberikan alternatif solusi penanggulangan masalah banjir pada Museum BI melalui penggunakan sistem polder beserta spesifikasi komponen sistem polder yang digunakan.
5 1.4
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut: ¾ Data curah hujan yang digunakan 2, 5, 10, 25, 50 tahun. ¾ Metode yang digunakan yaitu metode Run Off dan Kinematic Wave. ¾ Daerah studi adalah kawasan komplek Museum Bank Indonesia, Jakarta Barat dengan luas 1,9 Ha Batas-Batas: Sebelah utara
: Jl. Bank
Sebelah Timur
: Jl. Pintu Besar Utara
Sebelah Barat
: Kali Krukut
Sebelah Selatan
: Museum Bank Mandiri
¾ Analisa mempergunakan bantuan program XP SWMM. ¾ Pada penelitian ini tidak dibahas mengenai kualitas air, pengaruh air tanah (ground water), masalah pemeliharaan jaringan drainase serta analisis biaya pengembangan dan pemeliharaan. ¾ Sistem tanggul tidak direncanakan pada penelitian ini. ¾ Penelitian hanya merencanakan sistem pompa, saluran drainase, dan kolam penampungan (storage).
1.5
Sistematika Penulisan Bab I dari skripsi ini akan menjelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup penelitian, serta yang terakhir adalah sistematika penulisan mulai dari bab I sampai bab yang terakhir.
6 Pada bab II akan dijelaskan mengenai sistem polder. Mulai dari pengertian polder sampai kepada bagian-bagian dari sistem polder. Pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai teori-teori hidrologi yang berkaitan dengan pembuatan sistem polder. Karena dalam mendesain sistem polder digunakan program koputer, maka pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai program XP SWMM mulai dari kegunaannya sampai kepada pemakaian program tersebut. Bab III pada skripsi ini akan menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang dipakai untuk mendesain sistem polder pada Museum Bank Indonesia. Dan akan dijelaskan juga bagaimana cara untuk memperoleh datadata yang dibutuhkan. Bab IV akan memberikan penjelasan tentang bagaimana cara atau langkah-langkah dalam mendesain sistem polder pada Museum Bank Indonesia mulai dari langkah yang paling awal. Pada bab ini juga akan berisi tentang hasil yang diperoleh dalam mendesain sistem polder dengan menggunakan program XP SWMM lengkap dengan hasil simulasi-simulasi yang dipakai untuk mendesain. Bab V akan menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian. Setelah itu maka akan diberikan saran yang bertujuan untuk menyempurnakan penelitian, dan juga mendukung hasil penelitian.