BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum disebutkan bahwa peringkat Pariwisata Indonesia naik dari peringkat ke70 pada tahun 2013 menjadi peringkat ke-50 di tahun 2015. Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang hebat. Pada tahun 2015 banyak turis asing yang datang ke Indonesia yaitu sebesar 9,729,350 orang, sedangkan pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,802,129 orang. Kedatangan wisatawan tersebut tentunya membuat pertumbuhan pariwisata di Indonesia terus meningkat di saat krisis global. Selain itu industri pariwisata juga memiliki multiplier effect sangat banyak sehingga dapat menguntungkan banyak orang dari berbagai sektor. Terbukti dengan industri pariwisata yang menjadi salah satu dari lima besar penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Yogyakarta
merupakan
salah
satu
provinsi
di
Indonesia
yang
mengandalkan pariwisata sebagai salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah. Disebutkan dalam website Dinas Pariwisata DIY (visitingjogja.com), tiap tahunnya jumlah Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata di Yogyakarta selalu mengalami kenaikan. Misalnya tahun 2011 jumlah Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 106.215.569.037, pada tahun 2012 naik sebesar 44,2% menjadi Rp.153.174.399.477,
pada
tahun
2013
naik
sebesar
23,3%
menjadi
Rp.188.839.015.344, dan pada tahun 2014 naik sebesar 25,5% menjadi Rp.236.955.587.690. Secara Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta tidak terlalu
1
luas apabila dibandingkan dengan provinsi lain. Namun banyak sekali sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk industri pariwisata. Sudah sejak lama Yogyakarta menjadi salah satu tujuan wisata utama setelah Bali di Indonesia. Banyak wisatawan yang berdatangan ke Yogyakarta untuk berlibur selain karena Yogyakarta menjadi salah satu tujuan wisata tapi juga karena harga-harga paket wisata ke Yogyakarta sangat terjangkau. Hal tersebut membuat peluang usaha biro perjalanan wisata terbuka lebar di Yogyakarta. Dengan banyaknya orang yang ingin berlibur ke Yogyakarta dan harga paket wisata ke Yogyakarta yang terjangkau, jasa travel agent atau biro perjalanan wisata sangat dibutuhkan. Hal tersebut dikarenakan banyak orang yang terlalu sibuk untuk merencanakan liburannya sendiri. Bisnis biro perjalanan wisata (travel agent) merupakan usaha yang sangat diminati dan sangat dibutuhkan oleh pengunjung atau wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Bagi wisatawan yang ingin berwisata dengan mudah dapat menggunakan jasa biro perjalanan wisata, karena biro perjalanan wisata ini dapat menyediakan dokumen perjalanan, informasi wisata bahkan menjadi pilihan wisatawan sebagai salah satu badan usaha yang dapat membantu mereka dalam menyusun dan menentukan ittenerary perjalanan mereka. Dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Yogyakarta akan sangat banyak pula peluang untuk mendapatkan kesempatan dalam melayani dan akan sangat menguntungkan bagi para penyedia jasa perjalanan tersebut. Salah satu penyedia jasa biro perjalanan wisata (travel agent) di Yogyakarta yaitu Labiru Tour & Travel. Biro perjalanan wisata ini memang terbilang masih baru, namun Labiru Tour & Travel mampu menunjukkan kualitas
2
dan eksistensinya di antara pesaing-pesaing. Terbukti dengan Labiru Tour & Travel yang sudah memiliki banyak klien. Harga paket wisata yang ditawarkan oleh Labiru Tour & Travel pun juga dapat bersaing dengan harga paket wisata di tour travel yang lain. Penyusunan paket wisata dengan harga yang sesuai dengan pelayanan dan kualitas menjadi kunci agar Labiru Tour & Travel tetap menjadi pilihan kliennya. Banyak komponen-komponen yang harus diperhatikan oleh Labiru Tour & Travel dalam menetapkan dan menghitung harga paket wisatanya. Oleh karena itu dengan tugas akhir mengenai pembuatan harga paket wisata ini diharapkan
dapat
membantu
memberikan
gambaran
mengenai
teknis
penghitungan harga paket wisata yang pas agar dapat memberikan keuntungan yang lebih.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah, yaitu: Labiru Tour & Travel memiliki paket wisata Jogja 3 Hari 2 Malam yang dibuat berdasarkan komponen-komponen tertentu berikut dengan cara penghitungan dan penetapan harganya. Maka, rumusan masalah tersebut dapat diturunkan dalam dua petanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Komponen-komponen apa saja yang dimasukkan dalam proses pembuatan harga paket wisata Jogja 3 hari 2 malam di Labiru Tour & Travel? 2. Bagaimana cara penghitungan dan penetapan harga paket wisata Jogja 3 hari 2 malam yang dilakukan oleh Labiru Tour & Travel?
3
C. Tujuan Penelitian Setiap penulisan sesuatu pasti mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan penulisan laporan karya tulis ini penulis mempunyai tujuan: 1. Untuk
mengetahui
komponen-komponen
yang
dimasukkan
dalam
penghitungan harga paket wisata Jogja 3 hari 2 malam yang dilakukan oleh Labiru Tour & Travel. 2. Untuk mengetahui cara penghitungan dan penetapan harga paket wisata Jogja 3 hari 2 malam yang dilakukan oleh Labiru Tour & Travel.
D. Manfaat Penelitian Berikut ini adalah beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian di Labiru Tour & Travel: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan informasi dan memperluas wawasan, sebagai referensi, serta sebagai pembelajaran untuk mahasiswa pariwisata Indonesia. b. Memberikan gambara mengenai Labiru Tour & Travel, memberikan informasi mengenai cara menghitung produk paket wisata yang ada di Labiru Tour & Travel, dan memberikan gambaran mengenai bagaimana Labiru Tour & Travel memberikan harga kepada kliennya. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan bahan referensi bagi pihak perusahaan Labiru Tour & Travel sebagai bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
4
b. Memberikan masukan dari hasil penelitian yang dapat digunakan pihak Labiru Tour & Travel untuk memperbaiki kinerja tour planner agar lebih baik lagi.
E. Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penyusun menggunakan referensi tinjauan pustaka, antara lain adalah: 1. Tugas akhir Yoga Dwi Hastono di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada tahun 2014 dengan judul “Manajemen Paket Wisata di PT Rayniza Sumber Anugrah Rayniza Tour & Travel Guna Meningkatkan Pelayanan Tehadap Pelanggan”. Di dalam tugas akhir tersebut dijelaskan tentang bagaimana manajemen paket wisata di Rayniza Tour & Travel dalam menyusun, menghitung, menjual dan melaksanakan paket wisata yang diinginkan oleh wisatawan agar dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. 2. Tugas Akhir Edwin Hastawi Atmaja di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Tahun 2014 yang berjudul “Manajemen Operasional Paket Wisata City Tour Surakarta di PT. Kirana Surya Gemilang Yogyakarta” (Studi Kasus Rombongan Ikatan Wanita Bank Yogyakarta). Tugas akhir tersebut membahas mengenai Manajemen Operasional Paket Wisata City Tour yang dilakukan untuk rombongan tamu Ikatan Wanita Bank (IWABA) Yogyakarta pada 5 Maret 2014. Kesimpulan yang dapat dibuat dari tugas akhir tersebut yaitu, “manajemen operasional adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengkoordinasikan, mengatur dan menyelenggarakan kunjungan wisata sesuai keinginan konsumen untuk suatu tujuan tertentu dan menentukan
5
kepuasan pelanggan. Karena tanpa adanya manajemen yang baik, operasional paket wisata dilapangan tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya”. 3. Tugas akhir Maylita Rachmadin Meliala di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada tahun 2015 dengan judul “Manajemen Paket Wisata di Bima Sena Wisata Tour dan Travel Guna Meningkatkan Pelayanan terhadap Pelanggan”. Di dalam tugas akhir tersebut dibahas mengenai proses pembuatan dan pengelolaan paket wisata, pembuatan form pemesanan, pembuatan itinerary, penghitungan harga, dan proses reservasi guna meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. 4. Tugas akhir Bimma Aryayudha di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada tahun 2015 dengan judul “Proses Perencanaan Paket Wisata Di Pt Kirana Surya Gemilang”. Dalam tugas akhir ini dijelaskan mengenai bagaimana sebuah paket wisata di Kirana Tour Yogyakarta direncanakan dan apa saja yang menjadi kendala selama proses tersebut. Dari beberapa penelitian di atas, Tugas Akhir yang sedang saya selesaikan dengan judul “Penetapan Harga Paket Wisata Jogja 3 Hari 2 Malam di Travel” belum pernah dikerjakan.
F. Landasan Teori 1. Biro Perjalanan Wisata Usaha perjalanan adalah sebuah perusahaan yang kegiatannya mengurus keperluan orang yang ingin mengadakan perjalanan baik darat, udara, maupun laut untuk mencapai tujuan melalui perantaraan perusahaan ini dengan
6
menghubungkan antara perusahaan yang menyediakan fasilitas perjalanan dengan orang yang akan mengadakan perjalanan (Muljadi, 2009). Kegiatan usaha Biro Perjalanan Wisata (Muljadi, 2009) meliputi: a. Perencanaan dan pengemasan komponen-komponen perjalanan wisata yang meliputi sarana wisata, daya tarik wisata dan jasa pariwisata lainnya terutama yang terdapat di wilayah Indonesia dalam bentuk paket wisata. b. Penyelenggaraan dan penjualan paket wisata dengan cara menyalurkan melalui agen perjalanan wista dan atau menjual langsung kepada wisatawan atau konsumen. c. Penyediaan layanan pramuwisata yang berhubungan dengan paket wisata yang dijual. d. Penyediaan layanan angkutan wisata. e. Pemesanan akomodasi, restoran, tempat konvensi, dan tiket pertunjukan seni buaya serta kunjungan ke daya tarik wisata. f. Penyusunan dokumen perjalanan, berupa paspor, visa atau dokumen lain yang sejenis. g. Penyelenggaraan perjalanan ibadah agama. h. Penyelenggaraan perjalanan insentif. 2. Produk Biro Perjalanan Wisata Produk utama biro perjalanan wisata adalah paket wisata. Dalam operasionalnya biro perjalanan wisata tidak memiliki produknya sendiri, tetapi biro perjalanan wisata tersebut lebih banyak mengemas produk mitra kerjanya (hotel, restoran, tiket obyek wisata, tiket pertunjukan seni budaya, pemandu wisata, dan lain-lain) seakan-akan produknya sendiri, dengan memberikan nilai
7
tambah pada produk tersebut. Sehingga produk mitra tersebut berubah menjadi produk sendiri dalam bentuk paket wisata (Yoeti, 2003). Paket wisata merupakan hasil kemasan dari beberapa produk perusahaan kelompok industri pariwisata yang ditawarkan pada satu harga, dengan mengclaim sebagai produk biro perjalanan wisata itu sendiri. Jadi produk industri pariwisata merupakan bahan baku bagi biro perjalanan wisata dalam menyusun suatu paket wisata. Produk tersebut disusun dengan nilai tambahdan menetapkan harga untuk kemudian ditawarkan kepada calon wisatawan (Yoeti, 2003). 3. Standar Usaha Jasa Perjalanan Wisata Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, nomor 4 tahun 2014 tentang standar usaha jasa perjalanan wisata, yang dimaksud dengan: (1)
Standar Usaha Jasa Perjalanan Wisata adalah
rumusan kualifikasi Usaha Jasa Perjalanan Wisata dan atau klasifikasi Usaha Jasa Perjalanan Wisata yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Jasa Perjalanan Wisata. (2) Sertifikasi Usaha Jasa Perjalanan Wisata yang selanjutnya disebut sertifikasi adalah proses pemberian Sertifikat kepada Usaha Jasa Perjalanan Wisata untuk mendukung peningkatan mutu produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Jasa Perjalanan Wisata melalui audit pemenuhan Standar Usaha Perjalanan Wisata. (3) Sertifikat Usaha Jasa Perjalanan Wisata yang selanjutnya disebut Sertifikat adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata kepada Usaha Jasa Perjalanan Wisata yang telah memenuhi Standar Usaha Perjalanan Wisata.
8
4. Paket Wisata Paket wisata merupakan perpaduan beberapa produk wisata minimal dua produk, yang dikemas menjadi satu kesatuan harga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sementara itu produk wisata mempunyai pengertian totalitas pengalaman seorang wisatawan sejak ia meninggalkan suatu tempat ke tempat ia berangkat (Desky, 2003: 23). Suatu perjalanan wisata yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu travel agent atau biro perjalanan atas resiko atas resiko dan tanggung jawab sendiri, yang acara lamanya waktu wisata, tempat-tmpat yang akan dikunjungi, akomodasi, transportasi, makanan dan minuman telah ditentukan oleh biro perjalanan dan telah ditentukan jumlahnya (Oka A. Yoeti, 2001: 112) Dari pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Paket Wisata adalah rencana perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap, dengan
harga
tertentu
yang telah
termasuk
pula
biaya-biaya
untuk
pengangkutan, fasilitas akomodasi/hotel, destinasi wisata dan atraksi-atraksi yang telah tercantum di dalam acara itu. Biasanya harganya akan jauh lebih murah dibandingkan dengan tour yang telah direncanakan secara khusus atas permintaan. Paket wisata juga biasanya mempunyai masa laku tertentu pula. Berikut beberapa jenis paket wisata yang saat ini dikenal luas di dunia industri pariwisata. Seperti uraian menurut Wardhani (2008) mengenai jenis paket wisata yaitu: a. Ready Made Tour Paket wisata yang telah disiapkan (pre-arranged package tour) atau lebih terkenal dengan ready-made tour (Tour/Package Tour that has been
9
made and ready to market to customer). Penyiapan paket tour ini didasari dari riset kebutuhan konsumen dengan memperhatikan target/sasaran pasar yang dituju. b. Tailor Made Tour Paket wisata disiapkan atas permintaan (custom tailor made tour) atau lebih dikenal dengan tailor made tour. (Tour/Package tour which is made based on request/ negotiation with customer). Penyiapan paket ini lebih difokuskan pada kejelian seorang tour planner untuk mengenali kemampuan (selera, sosial, keuangan) dan keinginan calon wisatawan serta memotivasi wisatawan untuk membeli “jasa” yang sangat khusus dengan pelayanan dan harga yang khusus.
G. Metode Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Kantor Labiru Tour & Travel Jl. Sukun No.12A Perum MBS Condongcatur, Sleman - DIY b. Waktu Penelitian 1 Februari – 30 April 2016 2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Partisipatif Merupakan observasi yang dilakukan dengan cara peneliti terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Penulis mendapatkan data dengan mengamati dan menyaksikan secara langsung jalannya
10
kegiatan di lapangan maupun sebelum kegiatan di lapangan dilakukan. Penulis juga ikut berpartisipasi dalam berjalannya kegiatan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar mendapat data-data yang dapat mendukung penulisan tugas akhir. b. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Penulis mengajukan berbagai pertanyaan kepada pengelola, karyawan, ataupun staf Labiru Tour & Traver, serta konsumen dari Labiru Tour & Travel untuk mendapatkan informasi untuk mendukung penulisan tugas akhir. c. Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca
literatur-literatur
yang
ada
hubungannya
dengan
permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Penulis mengumpulkan data dengan membaca dan mempelajari karya ilmiah, laporan penelitian, buku dan artikel yang berkaitan dengan lingkup data yang mendukung penulisan tugas akhir yang didapatkan di Perpustakaan Prodi Kepariwisataan, Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada, atau Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada. d. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data metode kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Data yang diperoleh oleh
11
Penulis berasal dari dokumentasi pribadi atau catatan-catatan dan foto yang tersimpan di arsip perusahaan.
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari empat bab yang dijabarkan sebagai berikut: a.
BAB 1 ( Pendahuluan ) Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
b.
BAB II ( Profil Perusahaan ) Berisi profil Labiru Tour & Travel, yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan paket wisata yang dipasarkan.
c.
BAB III ( Pembahasan ) Membahas tentang hasil penelitian di Labiru Tour & Travel yang telah dilakukan. Seperti menjelaskan proses dan komponen-komponen yang ada dalam penghitungan dan menetapkan harga paket wisata Jogja 3 hari 2 malam oleh Labiru Tour & Travel.
d.
BAB IV (Penutup) Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
12