BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pariwisata memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam kontribusinya terhadap pembangunan perekonomian hingga kehidupan sosial suatu bangsa. Pariwisata sudah mampu membuktikan bahwa Ia merupakan salah satu sektor industri dengan pembangunan tercepat dan cukup prospektif dalam dua dasawarsa terakhir. Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh organisasi pariwisata dunia, UNWTO (United Nation World Tourism Organization) pada tahun 1999 terjadi lebih dari 600 juta kunjungan wisatawan internasional yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, jumlah kunjungan wisatawan tersebut naik menjadi 903 juta, dan diperkirakan pada tahun 2020 akan terjadi ledakan turis yang akan melakukan perjalanan wisata untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata di seluruh dunia hingga 1,602 miliar. Hal tersebut tentunya juga berdampak pada perolehan angka devisa. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, pariwisata Indonesia mendapatkan sorotan khusus. Hal tersebut terbukti dengan masuknya pariwisata ke dalam sektor prioritas pembangunan kabinet kerja yang dijabarkan dalam “Nawa Cita” Joko Widodo – Jusuf Kalla. Pariwisata
diharapkan
dapat
menjadi
leading
sector
dan
mampu
menggerakkan industri yang lain. Secara langsung, Presiden Joko Widodo
1
juga telah memberikan arahan untuk memajukan 10 destinasi wisata nasional dan adanya keintegrasian antara promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi. Pada tahun 2015, Kementerian Pariwisata telah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sebanyak sepuluh juta wisatawan mancanegara, dan tahun 2016 ini Kementerian Pariwisata menargetkan dua belas juta kunjungan wisatawan mancanegara, sehingga pada tahun 2019 diharapkan dapat memenuhi target yang sudah ditetapkan, yaitu dua puluh juta kunjungan wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara merupakan salah satu target mikro pencapaian strategis Kementerian Pariwisata tahun 2015 – 2019. Berbagai strategi dan upaya pun dilakukan untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah melakukan pemasaran pariwisata. Kegiatan ini mencakup sejumlah kegiatan di antaranya identifikasi terhadap kelompok-kelompok wisatawan yang sudah memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan wisata di waktu-waktu yang akan datang (potential demand). Selainitu juga melakukan koordinasi dan mempengaruhi keinginan, kebutuhan, dan memotivasinya terhadap apa yang disukai atau tidak disukai mereka, baik pada tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional (Sofia, 2015). Jadi pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan stakeholder pariwisata baik swasta maupun pemerintah untuk menarik wisatawan (mancanegara dan nusantara) lebih banyak datang, lebih lama
2
tinggal, dan lebih banyak membelanjakan dolar atau rupiahnya pada destinasi tujuan wisata yang dikunjungi (Yoeti, 2005). Pemasaran pariwisata ini harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Ada baiknya apabila para pemangku kepentingan pariwisata hendaknya dapat menerapkan teknik dan strategi pemasaran pariwisata yang modern. Hal tersebut juga termasuk dalam saluran distribusi (distribution channel) dengan memperhatikan media iklan yang sesuai dengan target pasar yang dijadikan sasaran. Pemasaran pariwisata menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan pariwisata. Sebab pembangunan pariwisata tersebut meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan pariwisata.Pemasaran pariwisata bertujuan untuk mengupayakan agar sebuah destinasi atau produk pariwisata laku untuk dijual kepada konsumen sehingga tujuan pariwisata dalam hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tercapai. Pariwisata tentunya merupakan suatu produk yang dimiliki oleh hampir setiap negara yang ada di dunia maupun Indonesia. Kementerian Pariwisata merupakan sebuah instansi yang memiliki wewenang untuk mengelola produk tersebut. Menurut marketing framework yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata, terdapat berbagai komponen yang saling terkait untuk menunjang pemasaran pariwisata Indonesia. Dalam salah satu komponen, yaitu promotion strategy, terdapat sebuah sub komponen yaitu, branding.
3
Branding dapat dijadikan pembeda ataupun identitas suatu produk, termasuk pariwisata. Kementerian Pariwisata telah mem-branding pariwisata Indonesia dengan dua branding, yaitu Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Singkatnya, Wonderful Indonesia digunakan untuk promosi di pasar mancanegara dan Pesona Indonesia untuk promosi di pasar domestik. Kedua branding tersebut telah menjadi identitas pariwisata Indonesia. Perkembangan teknologi yang ada juga membawa pengaruh tersendiri terhadap pemasaran pariwisata dunia, persaingan pun menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, evolusi pemasaran pariwisata pun harus dilakukan. Evolusi pemasaran pariwisata yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan kemajuan dan perkembangan teknologi terutama di bidang komunikasi. Pada era digital ini, informasi mengenai segala hal yang terjai di berbagai belahan dunia ini bisa didapatkan dengan mudah. Hal tersebut tentunya bisa dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan publikasi tentang pariwisata Indonesia terutama untuk promosi ke mancanegara. Dalam
satuan
kerja
Kementerian
Pariwisata, terdapat
empat
Kedeputian yang memiliki tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan kepariwisataan Indonesia. Salah satunya adalah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara. Pada deputi ini, terdapat Asisten Deputi yang memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan publikasi pariwisata Indonesia ke macanegara dengan menggunakan sarana media online, elektronik, cetak, dan ruang. Publikasi dilakukan dengan mencantumkan branding Wonderful Indonesia, sehingga brand tersebut memiliki posisi yang
4
kuat dan dikenal oleh pasar internasional secara meluas. Asisten Deputi tersebut adalah Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara. Branding Wonderful Indonesia juga diindikasi menjadi salah satu indikator dalam tercapainya target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2015, sehingga dalam Tugas Akhir ini penulis akan menjabarkan tentang pentingnya branding dalam pemasaran pariwisata Indonesia.
B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Pencetusan branding Wonderful Indonesia, memberikan daya tarik tersendiri padapariwisata Indonesia. Selain menjadi salah satu komponen penting dalam pemasaran pariwisata Indonesia, hal tersebut juga memberikan identitas bagi pariwisata Indonesia. Branding Wonderful Indonesia merupakan citra pariwisata Indonesia di pasar mancanegara. Rumusan masalah tersebut diturunkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah proses evolusi branding Wonderful Indonesia?
2.
Apa saja media publikasi yang dimiliki Kementerian Pariwisata untuk membantu proses pemasaran pariwisata Indonesia?
3.
Branding Wonderful Indonesia merupakan branding regional, daerah mana sajakah yang menjadi destinasi prioritas dan yang akan di branding oleh Kementerian Pariwisata?
5
C. Tujuan Sebagian besar kalangan belum mengetahui secara jelas tentang branding Wonderful Indonesia pun dengan media-media penyebarannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dan bertujuan untuk: 1.
Memberikan informasi tentang evolusi branding Wonderful Indonesia dan media-media yang digunakan oleh Kementerian Pariwisata untuk melakukan pemasaran pariwisata Indonesia di mancanegara;
2.
Mengetahuiperfomansi branding Wonderful Indonesia melalui mediamedia yang dimiliki Kementerian Pariwisata;
3.
Mengetahui daerah-daerah yang menjadi destinasi prioritas dan yang akan di branding oleh Kementerian Pariwisata.
D. Manfaat Diharapkan hasil penelitian ini nantinya bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, sebagai berikut: 1.
Manfaat Praktis a. Bagi Kementerian Pariwisata Menjadi tolok ukur kesuksesan branding Wonderful Indonesia dalam membantu meningkatkan perfomansi wisatawan mancanegara tahun 2015 dan kuartal pertama tahun 2016. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan bukti keefektivan pemasaran pariwisata di mancanegara
6
b.
Bagi Penulis Menambah wawasan mengenai berbagai aspek yang terdapat di Kementerian Pariwisata dan sebagai wujud aplikasi dalam dunia pariwisata Indonesia
2.
Manfaat Teoritis Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya terutama dengan tema yang serupa.
E. Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan yang dilakukan penulis, ditemukan beberapa penelitian yang menggunakan tema yang serupa dengan penulis. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Aprilia (2013) yang berjudul “Membangun Nation Branding dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Sektor Pariwisata Indonesia”. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nation branding merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia. Menurut penelitian tersebut, diferensiasi yang dimiliki Indonesia belum mampu bersinergi dengan positioning untuk menciptakan brand integrity. Untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia, maka perlu dilakukan berbagai perbaikan untuk meningkatkan positioning pariwisata Indonesia. Seperti melakukan perbaikan di bidang infranstruktur, kestabilan politik dan keamanan, serta perbaikan birokrasi. Selain itu, mensinergikan pariwisata dengan industry kreatif merupakan salah satu strategi yang efektif.
7
Sebuah merek yang memiliki karakter akan menjadi daya saing yang kuat di mata internasional. Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Mustafa (2013), yang berjudul “Analisis Strategi Branding Pariwisata Indonesia”. Penelitian tersebut dilakukan pada saat nomenklatur Kementerian Pariwisata masih bernama Kementerian
Pariwisata
dan
Ekonomi
Kreatif.
Penelitian
tersebut
menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi terkait branding pariwisata Indonesia. Salah satunya adalah inkonsistensi branding pariwisata, karena pada saat itu masih ada yang menggunakan branding Visit Indonesia padahal branding Wonderful Indonesia sudah digunakan. Selain itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum memiliki strategi branding yang kuat. Namun, menurut survei yang dilakukan meskipun masih terjadi inkonsistensi branding, namun wisatawan yang datang ke Indonesia tidak ragu untuk merekomendasikan pariwisata Indonesia ke orang lain. Ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2013) yang berjudul“Pengaruh
Brand
Positioning
Wonderful
Indonesia
Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara Untuk Berkunjung Ke Indonesia”. Dalam penelitian tersebut, diambil beberapa sampel pasar yaitu wisatawan
Singapura,
Malaysia,
dan
Australia.
Penelitian
tersebut
mendapatkan hasil yang cukup signifikan. Brand Wonderful Indonesia terbukti dapat menjadi pembeda dan memiliki kredibilitas tersendiri di mata wisatawan
8
mancanegara tersebut dibandingkan dengan brand pariwisata negara lain. Hal tersebut juga memotivasi wisatawan untuk berkunjung atau berwisata ke Indonesia.Dalam penelitian ini juga disimpulkan bahwa adanya pengaruh brand positioning Wonderful Indonesia terhadap keputusan wisatawan mancanegara untuk melakukan kunjungan ke Indonesia. Menurut tinjauan yang telah dilakukan oleh penulis, penelitian yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
F. LandasanTeori Ada empat landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini yakni bauran pemasaran (marketing mix), publikasi, marketing framework Kementerian Pariwisata (Teori POSE, DOT, dan BAS), teori branding oleh Geoffrey Randall dalam bukunya The Art of Marketing Branding Vol. 7. 1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix-4P) Bauran pemasaran atau yang biasa dikenal dengan Marketing Mix 4P (Product, Price, Place,Promotion) telah ditafsirkan oleh beberapa ahli. Dalam
kegiatan
pemasaran,
keempat
variable
tersebut
harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Marketing Mix adalah strategi mengkombinasikan kegiatan marketing, agar tercipta kombinasi yang maksimal sehingga memunculkan hasil yang memuaskan” (Alma, 2005:205).
9
a. Product (Produk) Menurut
Sumarni
dan
Soeprihanto
(2010:274),
“Produk
adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa) b. Price (Harga) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:281) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut c. Place (Tempat) Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni danSoeprihanto (2010:288) tentang saluran distribusi adalah, “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industry pemakai”.
10
d. Promotion (Promosi) Menurut
Tjiptono
(2008:219),
pada
hakikatnya promosi
adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi,
mempengaruhi/membujuk,
dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan teori-teori tersebut, keempat komponen tersebut saling berkaitan, apabila dikombinasikan dengan baik, maka keempat komponen tersebut dapat mencapai tujuan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam tulisan kali ini, komponen promosi yang akan lebih diulas dan akan berka itan dengan publikasi. Terutama dalam pemasaran produk pariwisata Indonesia.
2. Publikasi Secara terminologi, publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan. Ton Kertapati menjelaskan dalam bukunya “Dasar-Dasar Publisistik
dalam
Perkembangannya
di
Indonesia
Menjadi
Ilmu
Komunikasi” bahwa istilah publisistik berasal dari kata kerja bahasa latin publicare yang berarti mengumumkan. Dari penjelasan tersebut, dapatditarik
kesimpulan
bahwa
istilah
publikasi
dapat
diartikan
11
pengumuman tentang suatu hal yang disiarkan lewat media elektronik dan/atau diterbitkan di media cetak. Publikasi pada dasarnya merupakan suatu upaya menarik minat masyarakat mengikuti kegiatan yang direncanakan oleh suatu lembaga sosial maupun sekelompok anggota masyarakat. Publikasi online adalah suatu kegiatan membuat konten yang diperuntukkan atau ditujukan untuk public dan umum. Pada zaman modern seperti saat ini publikasi online sangatlah diperlukan terutama pada pengguna internet, sehingga pengguna internet mendapatkan informasi dengan mudah. Dalam konteks ini, publikasi merupakan salah satu bentuk upaya dari promosi dalam bidang pemasaran. Pariwisata merupakan produk yang harus dipasarkan/dipromosikan. Melakukan publikasi bisa melalui saran apapun, salah satunya adalah menggunakan media online atau media sosial.
3. Marketing Framework Kementerian Pariwisata (Teori DOT, BAS, dan POSE) Pertumbuhan kunjungan wisatawan mancangera ke Indonesia, sangat didukung oleh berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pariwisata melalui kerangka strategi pemasaran. Kerangka pemasaran tersebut memperhatikan tentang DOT (Destination, Origin, Time) dan melalui BAS (Branding, Advertising, Selling) dengan berbagai
12
jalur media POSE(Paid Media, Owned media, Social media) (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, 2016).
Pemasaran pariwisata Indonesia di kancah mancanegara memiliki strategi yang pertama adalah DOT (Destination, Origin, Time), yaitu: a.
Destination – melihat destinasi wisata mana sajakah yang diminati oleh masing-masing wisatawan, dengan cara melihat demografi dari masing-masing wisatawan
b.
Origin – merupakan strategi untuk melihat asal negara dari masingmasing wisatawan. Kemudian data ini akan dijabarkan menjadi sebuah data demografi mengenai ciri-ciri, kegemaran, tipe, waktu libur, hari raya, dsb
c.
Tim e– waktu merupakan strategi penting untuk mensikronisasikan waktu libur / hari libur dari masing-masing negara asal wisatawan dengan event / festival yang diselenggarakan di Indonesia.
Setelah DOT, BAS merupakan strategi pemasaran pariwisata Indonesia selanjutnya adalah: a.
Branding – adalah upaya untuk mempromosikan pariwisata melaluipenempatan iklan di website, media ruang, TV, dan media cetak, mengadakan festival di mancanegara, dan mengadakan famtrip
13
dengan mendatangkan sekelompok wisatawan asing sesuai dengan paket wisata yang ditawarkan b.
Advertising – adalah salah satu strategi pemasaran pariwisata mancanegara malalui pemasangan iklan di media cetak (koran dan majalah), di event-event mancanegara, blocking sale di televisi, pembuatan bahan-bahan promosi, dan kerja sama promosi dengan pelaku industri pariwisata
c.
Selling – adalah memfasilitasi penjualan paket wisata yang dibuat oleh industri melalui Tradeshows dan Sales Mission
Dalam memasarkan produk pariwisata Indonesia erat kaitannya dengan publikasi atau pengiklanan yang menggunakan metode POSE (Paid media, Owned media, Social media, dan Endorse). Hal tersebut diaplikasikan pada berbagai jenis media untuk pengiklanan. Yaitu media online, media cetak, media ruang, media elektronik: a.
Paid media – Menggunakan media berbayar seperti channel-channel televisi yang ada di mancanegara. Seperti Discovery Channel, Metro TV, MNC Group, TripAdvisor, CNN, Youtube, National Geographic Channel, Google, dan Baidu.
b.
Menggunakan media milik sendiri, yaitu website yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata (www.indonesia.travel)
14
c.
Social Media – social media yang digunakan untuk memasarkan produk pariwisata Indonesia. Beberapa diantaranya Instagram, Facebook, Twitter, Blog, dsb.
d.
Endorser – Metode pengiklanan ini adalah dengan menggunakan brand ambassador dan testimoni artis di social media. Untuk periode hingga 2019 menggunakan brand ambassador Pevita Pearce.
4. The Art of Marketing, Branding Vol 7 Branding merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Brand yang kuat merupakan brand yang memiliki pengaruh terhadap pasar dan tentunya menguntungkan suatu perusahaan. Namun harus disadari juga bahwa terdapat banyak tantangan dan ancaman dalam kelanjutan brand tersebut. Branding membedakan produk-produk yang ada. Keberhasilan ataupun kegagalan penempatan produk tersebut di pasar tergantung pada kualitas setiap produk yang ada. Sebuah branding memberikan nyawa pada suatu produk ataupun jasa. Branding tersebut mampu memberikan makna ataupun identitas ke lingkungan yang baru. Branding juga memiliki fungsinya, menurut Randall ada beberapa fungsi dari brand sebagai berikut: a. Identitas; sebuah brand harus jelas dan tidak ambigu, sehingga setiap nama, ataupun elemen-elemen desain yang terdapat dalam brand tersebut menjadi sangat penting.
15
b. Ringkasan produk; sebagai identitas suatu produk, maka brand juga harus mencerminkan ssegala informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. c. Jaminan keamanan; dalam pembelian suatu produk yang familiar di pasar, maka konsumen membutuhkan adanya jaminan mengenai kelebihan yang telah diekspektasikan. d. Pembeda; sebuah brand harus jelas dalam membedakan dirinya dengan kompetitornya, dan menunjukkan pada pembeli tentang keunikannya e. Makna; sebuah brand harus menawarkan lebih dari sekedar produknya
G. Metode Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan pada: Waktu : 1 Februari – 3 Juni 2016 Tempat
: Kementerian Pariwisata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Jalan Merdeka Barat No. 17 Jakarta Pusat
16
2. Jenis Data danSumber Data Dalam penulisan Tugas Akhir ini sumber data diperoleh dari: a.
Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Kementerian Pariwisata. Data
yang dibutuhkan
seperti
bagaimana
proses
perkembangan dari Kementerian Pariwisata, jenis-jenis media pemasaran yang dimiliki, sistem pengelolaan media pemasaran Kementarian Pariwisata b.
Data Sekunder Yaitu
data
yang
diperoleh
mempelajari buku-buku, literatur-literatur
dengan dan
membaca studi
dan
kepustakaan
lainnya yang mendukung hasil dari Tugas Akhir yang berhubungan dengan masalah yang sedang terjadi.
3. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan penulisan yang akan dilakukan, maka digunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara Menurut Moleong (2011) wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu). Metode ini merupakan
17
metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang mempunyai wewenang di Kementerian
Pariwisata
untuk
mendapatkan
gambaran
yang
menyeluruh tentang informasi yang ada. Wawancara dilakukan dengan pihak Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara dan Asisten Deputi Strategi Pengembangan Pariwisata Mancanegara dengan bantuan staf dan pihak Ogilvy, konsultan Kementerian Pariwisata untuk masalah branding. b. Observasi Partisipatif Usman dan Purnomo (2008) mendefinisikan observasi sebagai proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejalagejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol (realibilitas) dan kesahihannya (validitas). Sementara observasi partisipatif merupakan observasi yang dilakukan dengan observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. c. Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pemilihan data dari dokumen penunjang yang berupa buku-buku yang berhubungan
dengan
penulisan Tugas Akhir
ini.
M. Nazir
menjelaskan bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
18
literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Studi Pustaka dilakukan di Perpustakaan Pusat
Universitas Indonesia
dengan mengambil
beberapa referensi dari buku yang ada di sana.
4. Jenis Penelitian Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan jenis penelitian studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah teknik penulisan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literaturliteratur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111). Tugas Akhir ini disusun berdasarkan penalaahan berbagai materi dan data yang telah didapatkan penulis selama penelitian. Materi-materi yang ditelaah adalah berbagai paparan yang berhubungan dengan tema Tugas Akhir ini. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga biasa disebut penekatan investigasi kerana biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003).
19
H. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini terbagi menjadi empat bagian yang masing-masing memberikan penjelasan sebagai berikut: Bab I Pedahuluan Bagian ini berisi hal-hal yang mendasari penulisan Tugas Akhir ini. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, metode penelitian dan hal-hal apa saja yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini. Bab II Deskripsi Objek Penelitian Pada bab II akan dideskripsikan secara singkat mengenai nomenklatur Kementerian Pariwisata. Selain itu, bab ini juga akan memberikan gambaran tentang kondisi pariwisata saat ini. Bab III Pembahasan Sesuai dengan apa yang telah dipaparkan di bab I, maka pada bab III akan ada penjabaran tentang aplikasi teori yang ada. Selain menunjukkan aplikasi teori yang ada, pada bab ini jug akan menjawab bagian pertanyaan penelitian yang sudah dituliskan juga di bab I. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai branding Wonderful Indonesia hingga sedikit penjelasan tentang sepuluh destinasi yang akan di branding. Bab IV Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dipaparkan secara singkat tentang kesimpulan dari pembahasan pada Tugas Akhir ini. Selain memberikan kesimpulan, tentunya penulis juga akan menambahkan saran untuk kemajuan
20
Kementerian Pariwisata terutama terkait dengan pemasaranpariwisata Indonesia terutama di bidang publikasi.
21