BAB I PENDAHULUAN 1.
1.1. Latar Belakang Dalam suatu institusi, ada banyak aktivitas dilakukan. Agar aktivitas tersebut berjalan lancar, banyak business process yang dilakukan oleh suatu institusi. Dalam business process tersebut terdapat banyak informasi yang merupakan aset penting dalam suatu institusi, sehingga dibutuhkan infrastruktur Teknologi Informasi yang baik untuk mengelola informasi tersebut. Infrastruktur Teknologi Informasi dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu dari pengolahan informasi dan pertukaran informasi. Pengolahan informasi merupakan infrastruktur yang mengelola informasi agar dapat digunakan, diolah dan disimpan dengan baik. Sedangkan pertukaran informasi merupakan infrastruktur yang mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dipertukarkan dengan baik kepada pihak yang berwenang. Kedua bagian infrastruktur ini merupakan bagian yang penting dalam suatu institusi. Namun bagian infrastruktur pertukaran informasi harus lebih diperhatikan. Hal ini dikarenakan ada banyak informasi yang tidak boleh diakses oleh pihak yang tidak berwenang dalam suatu institusi, termasuk institusi kesehatan. Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas dan institusi kesehatan lainnya merupakan suatu institusi penting dalam masyarakat. Suatu provinsi memiliki struktur organisasi kesehatan yang diatur oleh Dinas Kesehatan. Di bawah Dinas Kesehatan terdapat Rumah Sakit, Puskesmas dan institusi kesehatan lainnya. Begitu juga dengan sebuah kabupaten yang memiliki Dinas Kesehatan pada tingkat kabupaten. Pada institusi ini, masyarakat melakukan berbagai aktivitas terkait mengenai kesehatan. Informasi dalam institusi kesehatan dapat berupa rekam medis, data pasien, data kesehatan suatu daerah, data keuangan dan data-data lainnya.
Dalam suatu institusi, pertukaran informasi bergantung pada jaringan komputer. Apabila jaringan komputer dikelola dengan baik, pertukaran informasi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Jaringan komputer juga diperlukan agar resource atau informasi yang terdapat dalam suatu unit dapat digunakan oleh beberapa pengguna yang berwenang tanpa terpengaruh lokasi dengan pengguna lainnya (Sinatra, 2014). Jaringan komputer terbagi menjadi dua bagian, yaitu jaringan internal dan jaringan eksternal. Kedua bagian ini harus dikelola dengan baik. Namun pada umumnya, pengelolaan jaringan internal lebih diperhatikan karena terkait suatu unit tertentu, walaupun jaringan eksternal dapat memberikan pengaruh pada jaringan internal. Pengelolaan jaringan internal tersebut dilakukan untuk menjaga maupun meningkatkan kinerja dari jaringan tersebut. Salah satu indikator kinerja jaringan dapat dilihat dari aspek kelancaran dan keamanan dari jaringan tersebut. Kelancaran tersebut terkait dengan bagaimana jaringan selalu dapat menghubungkan elemen jaringan lainnya untuk saling berkomunikasi. Sedangkan keamanan terkait dengan pencegahan pihak yang tidak berwenang dalam mengakses maupun merubah informasi dan elemen jaringan, baik dari luar maupun dari dalam jaringan lokal tersebut. Selama ini, pertukaran informasi dalam institusi kesehatan hanya dengan menggunakan pertukaran data melalui internet yang keamanannya tidak aman. Bahkan, di beberapa tempat masih ada beberapa pertukaran informasi yang menggunakan media kertas sedangkan informasi tersebut telah berupa format digital. Penggunaan media kertas juga akan mempengaruhi pemanasan global yang menjadi masalah dewasa ini. Semakin banyak penggunaan kertas, semakin banyak pohon yang akan ditebang sebagai bahan dasar kertas yang memperparah pemanasan global. Oleh karena itu, diperlukan jaringan komputer antar institusi kesehatan yang baik untuk menjaga kelancaran dan keamanan pertukaran informasi. Obyek penelitian yang
digunakan adalah jaringan antar institusi kesehatan dalam lingkup Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan tingkat I dan II dalam provinsi tersebut. Dalam rangka menjamin kelancaran dan keamanan pertukaran informasi tersebut, jaringan yang dibuat dengan beberapa konsep jaringan seperti Virtual Local Area Network (Pamungkas, 2011), Access Control List (Nanda, 2011), Routing Protocol (Dewi, 2014) dan Network Address Translation. Dalam suatu unit, terdapat beberapa subunit yang dikelompokkan dalam suatu Local Area Network (LAN). Secara sederhana, subunit tersebut dapat dikelompokkan dengan menggunakan perangkat layer 2. Apabila terdapat sejumlah subunit dalam unit tersebut, maka diperlukan perangkat layer 2 sejumlah subunit tersebut. Hal tersebut membutuhkan biaya dan pengelolaan yang banyak akibat banyaknya perangkat layer 2 tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, terdapat konsep Virtual Local Area Network (VLAN). Konsep ini membuat suatu LAN secara virtual sehingga suatu subunit seakan-akan dikelompokkan menggunakan satu perangkat layer 2. Setiap perangkat dalam subunit terhubung dengan perangkat layer 2 dimana pada perangkat layer 2 tersebut terhubung perangkat dari subunit lain. Dalam perangkat layer 2 tersebut, setiap perangkat yang terhubung pada port perangkat layer 2 dikelompokkan sesuai letak fisik atau karakteristiknya dalam suatu VLAN. Satu VLAN memiliki Network Address yang sama. Dengan menggunakan konsep VLAN, jaringan menjadi lebih aman, hemat biaya, memiliki kinerja yang lebih baik dan lebih mudah untuk dikelola (Pamungkas, 2011). Setiap elemen dalam suatu unit memiliki kedudukan yang berbeda-beda. Begitu juga hak akses suatu infomasi dalam unit tersebut. Pembatasan hak akses suatu infomasi dilakukan membatasi akses suatu informasi pada pihak yang tidak berwenang untuk disalah gunakan.
Pembatasan hak akses tersebut dapat diimplemantasikan dengan berbagai cara. Pada suatu jaringan dapat menggunakan konsep Access Control Lists. Access Control Lists berisi sekumpulan aturan yang mengizinkan atau menolak akses dari suatu network ke network lainnya (Nanda, 2011). Selain Access Control Lists, ada juga konsep lain yang penting dalam sebuah jaringan, yaitu Routing Protocol. Routing Protocol adalah sebuah mekanisme agara perangkat dalam jaringan dapat berkomunikasi dengan perangkat lainnya meskipun berada dalam jaringan yang berbbeda (Dewi, 2014). Ada dua jenis routing protocol, yaitu Static dan Dynamic Routing Protocol. Static Routing Protocol meneruskan pesan sesuai dengan jalur yang telah ditentukan dan selalu tetap atau static. Routing Protocol ini sulit digunakan apabila jaringan yang digunakan semakin besar. Semakin besar jaringan, maka semakin banyak jalur yang harus ditentukan. Sedangkan Dynamic Routing Protocol adalah routing protocol yang meneruskan pesan dengan jalur yang tidak tetap atau dynamic. Pesan tersebut diteruskan dengan jalur yang terbaik saat pesan dikirim. Berbeda dengan static routing protocol, jenis ini dapat dengan mudah ditambahkan apabila jaringan semakin besar. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jaringan terdiri dari dua jenis, yaitu jaringan internal dan jaringan eksternal. Pada umumnya jaringan internal akan terhubung dengan jaringan eksternal seperti internet dan jaringan eksternal lainnya. Jaringan internal dengan jaringan eksternal memiliki IP address yang berbeda. Dalam jaringan eksternal akan menggunakan public IP Address. Sedangkan jaringan intenal menggunakan private IP Address yang tidak diketahui oleh perangkat pada jaringan eksternal. Agar perangkat pada jaringan internal dapat berkomunikasi dengan jaringan eksternal, maka diperlukan translasi dari private IP Address ke public IP Address. Proses translasi ini dapat digunakan dengan konsep Network Address
Translation (NAT). Selain dapat mentranslasikan IP Address tersebut, NAT juga berfungsi untuk memisahkan area jaringan internal dengan jaringa eksternal sehingga dapat meningkatkan keamanan jaringan internal tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, diperlukan suatu rancangan jaringan komputer dengan menggunakan konsep-konsep jaringan yang disebutkan sebelumnya agar rancangan tersebut sesuai dengan kebutuhan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dapat menjadi referensi untuk jaringan antar institusi kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang lebih baik.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang sebelumnya, didapatkan bahwa belum ada jaringan antar institusi kesehatan dalam lingkup Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan tingkat I dan II dalam provinsi. Selama ini, media internet digunakan dalam pertukaran informasi. Bahkan di beberapa tempat menggunakan media kertas. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menciptakan jaringan antar institusi kesehatan tersebut.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: a) Menganalisis kebutuhan dalam jaringan internal maupun jaringan antar institusi kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta b) Menentukan dan menerapkan Routing Protocol yang sesuai dalam jaringan antar institusi kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan disimulasikan pada perangkat lunak simulator jaringan.
c) Menentukan dan menerapkan topologi yang sesuai dalam jaringan internal maupun jaringan antar institusi kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan disimulasikan pada perangkat lunak simulator jaringan. d) Menentukan dan menerapkan beberapa konsep jaringan seperti pembagian jaringan, penyaringan
paket,
penentuan
jalur,
pengalamatan
jaringan
serta
penghematan
pengalamatannya dan translasi alamat publik yang dibutuhkan dalam jaringan internal maupun jaringan antar institusi kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan disimulasikan pada perangkat lunak simulator jaringan.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini secara umum adalah dapat menjadi referensi dalam merancang sebuah jaringan yang menghubungkan beberapa jaringan atau node yang terpisah. Bagi Dinas Kesehatan
Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
sebagai
pihak
yang
akan
mengimplementasikan jaringan yang dirancang, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pembuatan jaringan antar institusi provinsi tersebut.
1.5. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa batasan masalah dalam beberapa aspek, yaitu: a) Institusi kesehatan yang dimaksud dalam penelitian yang dilakukan adalah Rumah Sakit Umum, Khusus dan Daerah, dan Puskesmas yang terdaftar oleh Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga temasuk dalam institusi kesehatan dalam penelitian ini.
b) Jaringan internal yang dirancang hanya beberapa perangkat dan konsep jaringan yang terkait pertukaran informasi antar institusi tersebut. c) Penelitian ini dilakukan pada jaringan antar institusi kesehatan dalam lingkup Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. d) Rancangan yang dibuat hanya membuat rancangan infrastruktur dan konfigurasinya. e) Simulasi dilakukan dengan menggunakan Software Cisco Packet Tracer 6.0.1 f) Penelitian ini memfokuskan pada konsep VLAN, VLSM (Variable Length Subnet Mask), Routing Protocol, Access Control List dan Network Address Translation. g) Pengujian yang dilakukan adalah uji konektivitas dengan menggunakan ping, uji mengakses website menggunakan web browser dan Protocol Data Unit (PDU) Information.
1.6. Sistematika Penulisan Dalam laporan penelitian ini, digunakan sistematika yang terdiri dari beberapa bab yang menjelaskan penelitian yang dilakukan. Sistematika yang digunakan pada laporan skripsi ini adalah sebagai berikut. BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini berisi pengantar hal yang diteliti. Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, serta Sistematika penulisan itu sendiri. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini terdiri dari Tinjauan Pustaka yang membahas penelitian sebelumnya yang terkait dengan perancangan jaringan, Landasan Teori yang menjadi pendukung teori yang digunakan. BAB III. METODOLOGI
Bab ini menjelaskan secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari Bahan Penelitian, Alat Penelitian, dan Diagram Alir Penelitian. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil simulasi beserta analisis hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan berdasarkan konsep jaringan yang digunakan. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari kesimpulan dari hasil pengujian dan saran yang berisi hal-hal yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya.