BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Modal merupakan bagian yang penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi perusahaan. Modal (pembelanjaan dari luar perusahaan) dikelompokkan dalam dua jenis, yakni: hutang dan ekuitas (modal sendiri). Hutang mempunyai keunggulan berupa (Brigham dan Houston, 2001 : 4):
1) bunga
mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah, 2) kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, 3) kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil. Meskipun demikian, hutang juga mempunyai kelemahan, yaitu: 1) hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu, 2) rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya akan meningkatkan biaya modal, 3) bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi beban bunga maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan likuidasi. Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang disebut “bunga” (Riyanto, 2008 : 105).
Secara teoritis, tingkat bunga atau keuntungan yang disyaratkan
mencerminkan biaya modal. Tingkat bunga atau biaya modal apabila dipandang dari
Universitas Sumatera Utara
pihak yang memerlukan dana, sedangkan dari pihak yang memiliki kelebihan dana ini merupakan keuntungan disyaratkan dan mencerminkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Di dalam laporan rugi-laba perusahaan, bunga ditampakkan sebagai biaya yang menggambarkan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para kreditur atas uang yang dipinjamnya. Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari kreditur (hutang) pada umumnya didasarkan pada pertimbangan murah. Dikatakan murah, karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut.
Riyanto (2008 : 297)
menyatakan bahwa ketika perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Sehingga tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. Dengan demikian dapat dikatakan bunga berpengaruh terhadap struktur modal. Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Menurut Brigham dan Houston (2001 : 40) bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Pada umumnya perusahaan lebih suka pendapatan yang diterima perusahaan untuk digunakan sebagai sumber utama dalam membiayai investasinya. Bila sumber
Universitas Sumatera Utara
dari dalam perusahaan tidak cukup, maka alternatif yang digunakan adalah dengan menggunakan hutang baru atau sumber pembiayaan eksternal. Struktur modal perusahaan mencerminkan aktivitas pembiayaan dengan tingkat pengembalian atau laba yang didapat. Implikasi dari Pecking Order Theory menyebutkan bahwa perusahaan yang profitable umumnya menggunakan hutang dalam jumlah kecil, karena mereka tidak akan melakukan pinjaman jika tidak diperlukan. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. Penelitian
ini
mengacu
pada
sektor
pertambangan,
dimana
sektor
pertambangan merupakan salah satu sektor yang menarik untuk dijadikan penelitian. Penyebabnya adalah bahwa hasil dari pertambangan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia (Tambunan, 2007: 52).
Hal ini juga dikarenakan, permintaan pasar
terhadap produk pertambangan masih cukup tinggi dan akan menopang pertumbuhan indeks saham. Peningkatan saham di sektor pertambangan sangat dipengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi global yang berdampak pada harga komoditas. Pada tahun 2009, indeks saham sektor pertambangan melebihi indeks saham di sektor pertanian. Sepanjang 2009 sektor pertambangan mencatat pertumbuhan cukup tinggi.
Dari
pertumbuhan 0,7 persen pada 2008, sektor ini berhasil mencatat pertumbuhan 4,4 persen pada 2009.
Peningkatan yang signifikan ini menunjukkan bahwa sektor
pertambangan berkembang cukup pesat. Pertumbuhan sektor pertambangan yang cukup pesat ini tidak terlepas dari dukungan harga-harga komoditas pertambangan di
Universitas Sumatera Utara
pasar internasional yang meningkat selama tahun 2009. Pada awal 2010, nilai ekspor sektor pertambangan terus menanjak. Pada Januari 2010, laju pertumbuhan nilai ekspor komoditas pertambangan mencapai 39,9% dan terus meningkat hingga laju pertumbuhannya mencapai 53,5% pada April 2010 (www.kompas.com, 2010). Berikut adalah tabel yang menunjukkan besarnya tingkat bunga dan profitabilitas (Return on Assets) perusahaan sektor pertambangan, sehingga menyebabkan perubahan struktur modal (Debt to Equity Ratio) perusahaan pertambangan tersebut. Tabel 1.1 Data Tingkat Bunga, Profitabilitas (Return on Assets) dan Debt to Equity Ratio (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2007-2010 Emiten Perusahaan Tahun Tingkat ROA DER Bunga (%) (X) (%) CTTH PT Citatah Industri Marmer Tbk 2007 1,56 -6,8 3,29 2008 1,79 1,70 3,46 2009 1,7 8,8 2,04 2010 1,3 6,40 1,66 DOID PT Delta Dunia Makmur Tbk 2007 7,9 0,60 2,05 2008 16,2 0,97 0,19 2009 9,3 5,35 33,04 2010 9,8 -2,7 10,85 Sumber : www.idx.co.id (Diolah) Pada Tabel 1.1 PT Citatah Industri Marmer Tbk dari tahun 2007-2010 memperlihatkan tingkat bunga yang paling tinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 1,79% dengan DER sebesar 3,46x dan tingkat bunga paling rendah pada tahun 2010 yaitu sebesar 1,3% dengan DER sebesar 1,66x. Dari data dapat dilihat bahwa tingkat bunga yang tinggi diikuti dengan DER yang tinggi dan tingkat bunga yang rendah
Universitas Sumatera Utara
diikuti dengan DER yang rendah pula. Data dari tahun 2007-2010 memperlihatkan ROA yang paling tinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 6,40% dengan DER sebesar 1,66x dan ROA paling rendah pada tahun 2007 yaitu sebesar -6,8% dengan DER sebesar 3,29x. Dari data memperlihatkan bahwa ROA yang tinggi diikuti dengan DER yang rendah dan ROA yang rendah diikiti dengan DER yang tinggi. Pada tabel 1.1 PT Delta Dunia Makmur Tbk dari tahun 2007-2010 memperlihatkan tingkat bunga yang paling tinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 16,2% dengan DER sebesar 0,19x dan tingkat bunga paling rendah pada tahun 2007 yaitu sebesar 7,9% dengan DER sebesar 2,05x. Dari data dapat dilihat bahwa tingkat bunga yang tinggi diikuti dengan DER yang rendah dan tingkat bunga yang rendah diikuti dengan DER yang tinggi. Data dari tahun 2007-2010 memperlihatkan ROA yang paling tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,35% dengan DER sebesar 33,04x dan ROA paling rendah pada tahun 2010 yaitu sebesar -2,7% dengan DER sebesar 10,85x. Dari data dapat dilihat bahwa ROA yang tinggi diikuti dengan DER yang tinggi dan ROA yang rendah diikuti dengan DER yang rendah. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Bunga dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Tingkat Bunga dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Struktur Modal perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia?”
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai latar belakang yang telah diuraikan, penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat bunga dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Penilitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan melalui analisis dan pengujian pengaruh tingkat bunga dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Investor dan Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi dalam memprediksi kondisi perusahaan sektor pertambangan pada masa mendatang dan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan investasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi bagi para manajer perusahaan khususnya untuk menilai pengaruh tingkat bunga dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan sektor pertambangan yang dikelolanya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan sebagai referensi penelitian, khususnya penelitian mengenai pengaruh perubahan bunga dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga hasilnya menjadi lebih sempurna dan dapat diterapkan secara operasional di lapangan.
Universitas Sumatera Utara