BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi lingkungan ekonomi yang senantiasa mengalami perubahan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Untuk dapat lebih bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapakan informasi perusahaannya sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. Pengungkapan informasi perusahaan terangkum
dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengabilan keputusan investasi di pasar modal dan sebagai sarana pertanggungjawaban manajeman atas sumber daya yang dikelolahnya. Para pengguna laporan keuangan antara lain adalah investor dan calon investor, kreditur, pelanggan, dan masyarakat. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan sangat penting sebagai dasar untuk megalokasikan dana-dana investasi secara efesien dan produktif [susanto (1992), dalam irawan (2006:2)]. Perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stekholder, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, kontrak-kontrak.
Penyajian
laporan
keuangan
harus
disertai
dengan
pengungkapan yang cukup (adequate disclosure) agar informasi yang
Universitas Sumatera Utara
disajikan di dalam laporan keuangan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interprestasi. Pengungkapan informasi keuangan memiliki peranan yang sangat penting bagi pengambilan keputusan yang berkualitas. Menurut Imhoff dalam Hertanti (2005:6), menyatakan bahwa tingginya kualitas akuntansi sangat erat hubungannya dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sedangkan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dipengaruhi oleh karakteristik suatu perusahaan. Keputusan yang diambil akan semakin
berkualitas apabila pengungkapan informasi di dalam laporan keuangan semakin transparan dan memadai karena keputusan berdasarkan informasi yang akurat sesuai dengan kondisi ekonomi yang sedang terjadi. Nilai informasi yang relevan dan andal yang tercermin di dalam disclosure perusahaan menjadi faktor penting di dalam ketidakpastian kondisi pasar. Peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan Bapepam No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 Dalam Surat Edaran tersebut total item pengungkapan wajib oleh perusahaan manufaktur adalah 68 item (dapat dilihat pada Lampiran 2). Keluarnya peraturan tersebut ternyata belum signifikan mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur. Terbukti tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur masih sekitar 45,50%. Kondisi ini menunjukkan bahwa para emiten belum melakukan keterbukaan informasi kepada para investor. Padahal seharusnya emiten mulai menyadari bahwa setelah perusahaannya go public, mereka juga harus
Universitas Sumatera Utara
melakukan perubahan budaya dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Terdapat pendapat mengenai keengganan emiten melakukan pengungkapan laporan keuangan, yaitu kemungkinan kurangnya pengetahuan emiten tentang kebutuhan para investor atau alasan mengenai tingginya biaya pelaporan.
Padahal
adanya
peraturan
tersebut
diharapkan
dapat
meminimalisasi perbedaan ekspektasi (ekspectation gap) antara investor dengan emiten. Ekspektasi dalam hasil survey yang dilakukan Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 1997 kepada 55 pengguna laporan keuangan emiten atau perusahaan publik yang diwakili oleh manejer investasi. Hasil survey tersebut adalah bahwa laporan keuangan emiten atau perusahaan publik belum sepenuhnya mengungkapkan informasi keuangan secara transparan. Penelitian tentang pengungkapan dalam laporan keuangan dan faktorfaktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu, namun masih menghasilkan kesimpulan yang beragam. Ivanna (2005) meneliti tentang tingkat pengungkapan laporan tahunan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonsia. Penelitiannya menggunakan random sampling method yaitu pengambilan sampel secara acak. Berdasarkan teknik pengambilan sampel, maka yang menjadi sampel dalam penelitan ini adalah sebanyak 125 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007. Variabel independennya meliputi sektor perbankan, industry, dagang, property, jasa, ukuran perusahaan, profitabilitas (dalam hal ini peneliti menggunakan return on assets), dan debt to equity ratio. Logistic regression model digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
sektor
perusahaan
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
tingkat
pengungkapan laporan keuangan. Sedangkan faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Hertanti (2005) meneliti tentang Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktorfaktor fundamental yang tercermin dalam rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, porsi saham publik dan ukuran perusahaan secara positif berpengaruh
terhadap
kelengkapan
pengungkapan
laporan
keuangan.
Penelitian lain dilakukan oleh Irawan (2006) melakukan penelitian yang menguji apakah terdapat pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, status perusahaan, operating profit marjin, net profit margin, dan retirn on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2001-2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, porsi saham publik dan status perusahaan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan terjadinya keberagaan hasil penelitian, sehingga penulis ingin menguji generalisasi hasil penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini berbentuk replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2006) dengan memperhatikan
Universitas Sumatera Utara
leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, status perusahaan, operating profit marjin, net profit margin, dan return on equity sebagai variabel yang akan mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya pengungkapan laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan investasi, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penulis ingin mengetahui apakah pengungkapan laporan keuangan dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti return on equity, debt to equity ratio, return on assets, ukuran perusahaan, net profit margin, dan porsi kepemilikan saham publik. Oleh karena itu, maka penulis akan menuangkannya di dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah Setiap perusahaan publik indutri manufaktur diwajibkan menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan yang telah diaudit akuntan independen berdasarkan Surat Edaran Ketua Bapepam No.SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002. Kendati peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
sudah ada, tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur masih sekitar 54,50%. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh antara return on equity, debt to equity rasio, return on assets, ukuran perusahan, net profit margin, porsi kepemilikan saham publik terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ulang pengaruh dari return on equity, debt to equity rasio, return on assets, ukuran perusahaan ,net profit margin, porsi kepemilikan saham publik terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang tingkat pengungkapan laporan keuangan di Indonesia, 2. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang lebih dalam terhadap informasi mengenai pengaruh return on equity,
Universitas Sumatera Utara
debt to equity rasio, return on assets, ukuran perusahaan, net profit margin dan porsi kepemilikan saham publik, terhadap tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan suatu perusahaan, 3. Bagi Investor, penelitian ini dapat dilakukan sebagai sumber informasi bagi investor sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal, 4. Memberi
kesempatan
kepada
peneliti
berikutnya
untuk
menyempurnakan dan memperluas penelitian.
Universitas Sumatera Utara