BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah dan warga masyarakat di sekitar tempat objek wisata itu berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Berkembangnya sektor pariwisata di suatu negara akan menarik sektor lain untuk berkembang pula karena produk-produknya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan kesempatan kerja, dan lain sebagainya. Mata rantai yang kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata tersebut mampu menghasilkan devisa dan dapat pula digunakan sebagai sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan angka kesempatan kerja. Menurut Prof. Salah Wahab (Yoeti, 1997 : 116) pengembangan dan pendayagunaan
pariwisata
secara
optimal
mampu
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, mempertimbangkan hal tersebut maka penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan objek – objek wisata. Para pelaku pariwisata mulai melakukan tindakan pengembangan dengan penelitian, observasi terhadap objek-objek wisata di Indonesia.
1
2
Langkah tersebut dilakukan guna mengetahui potensi dan permasalahan yang ada pada setiap objek untuk kemudian mencari solusinya. Langkah lainnya adalah promosi dengan media cetak, elektronik, maupun multimedia agar masyarakat juga mengetahui akan keberadaan objek-objek tersebut dan turut berpartisipasi dalam pengembangannya. Bidang pariwisata tidak hanya meliputi destinasi wisata, selain destinasi wisata bagian
pariwisata lainnya meliputi akomodasi dan
transportasi. Destinasi pariwisata adalah suatu entitas yang mencakup wilayah geografis tertentu yang didalamnya terdapat komponen produk pariwisata dan layanan, serta unsur pendukung lainnya (masyarakat, pelaku industri pariwisata, dan institusi pengembang) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan bagi wisatawan. Destinasi wisata meliputi objek dan daya tarik wisata dan atraksi wisata (Keiser Helber, 1978). Selain destinasi wisata, transportasi juga merupakan bagian pendukung pariwisata, transportasi dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam bidang pariwisata transportasi meliputi biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata, disamping transportasi juga terdapat akomodasi, akomodasi dalam bidang pariwisata merupakan fasilitas penginapan bagi orang yang sedang berpergian seperti hotel atau losmen. Salah satu desitinasi pariwisata yang menarik berada di Yogyakarta tepatnya objek wisata di kawasan Malioboro. Jalan Malioboro adalah nama salah
satu kawasan
jalan dari
tiga
jalan
di Kota
Yogyakarta yang
3
membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margoutomo dan Jalan Margomulyo. Jalan Malioboro merupakan wisata identik kota Yogyakarta yang
menawarkan berbagai macam wisata, mulai dari wisata belanja ,
wisata sejarah, wisata budaya dan wisata kuliner. Wisata belanja di kawasan Malioboro merupakan wisata yang paling diminati oleh para wisatawan yang datang ke kota Yogyakarta, para pedagang di Malioboro menjajakan berbagai macam produk-produk identik kota Yogyakarta seperti batik , kerajinan kulit dan lain lain. Selain berbelanja di Jalan Malioboro, wisatawan dapat berbelanja di Pasar Beringharjo. Namun Pasar Beringharjo tidak beroprasi sampai malam sehingga wisatawan hanya dapat mengunjungi Pasar Beringharjo pada saat pagi sampai dengan sore hari. Wisata kuliner di kawasan Malioboro juga tak kalah diminati oleh para wisatawan. Wisata kuliner di kawasan Malioboro dimulai dari sore hingga malam hari, wisata kuliner yang paling terkenal dan menjadi wisata kuliner malam identik kota Yogyakarta adalah Angkringan Kopi Jos. Angkringan Kopi Jos berada di jalan kecil ke arah barat di utara Jalan Malioboro. Angkringan Kopi Jos telah menjadi daya tarik wisata kuliner khas Kota Yogyakarta selain gudeg dan bakpia. Angkringan Kopi Jos yang letaknya dekat dengan Malioboro , mempermudah wisatawan unutk mengunjungi tempat tersebut. Banyaknya kunjungan wisatawan saat akhir pekan menunjukan bahwa potensi Angkringan Kopi Jos dalam menarik wisatawan
4
sangat tinggi. Angkringan Kopi Jos memiliki keunikan-keunikan yang menarik hati wisatawan saat ingin berkunjung. Potensi sektor pariwisata di kawasan Malioboro mempunyai peluang yang cukup prospektif untuk dikembangkan menjadi industri pariwisata yang mampu bersaing dengan pariwisata di daerah lain, ini cukup beralasan karena obyek wisata tersebut berdekatan dengan wisata belanja , wisata sejarah dan wisata budaya.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diambil rumusan masalah yaitu : 1. Apa saja produk yang ada di Angkringan Kopi Jos? 2. Bagaimana manajemen Angkringan Kopi Jos sebagai atraksi wisata kuliner?
1.3
Tujuan Penulisan Bertitik tolak dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui produk Angkringan Kopi Jos. 2. Mengetahui manajemen Angkringan Kopi Jos sebagai atraksi wisata kuliner.
5
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah : A. Manfaat praktis 1. Meningkatkan pelayanan Angkringan Kopi Jos. 2. Memahami dan mengetahui produk yang dijual di Angkringan Kopi Jos. 3. Sebagai salah satu pedoman yang nantinya diharapkan untuk membantu evaluasi dalam hal merencanakan program yang baik untuk pengembangan Angkringan Kopi Jos sebagai amenitas dari Malioboro.
B. Manfaat Teoretis 1. Menambah ilmu pengetahuan tentang pengelolaan destinasi wisata. 2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
1.5
Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu dari berbagai kajian penelitian terdahulu yang merupakan kajian empiris yang berguna sebagai landasan untuk berpikir dan sekaligus untuk mengetahui dan mempelajari berbagai metode analisis yang digunakan yang kemungkinan dapat diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini.
Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian
dengan hasil dan metode yang berbeda pernah dilakukan.
ini
6
Manggala Wijaya (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa Angkringan Kopi Jos adalah salah satu wisata malam yang identik dengan kota Yogyakarta. Sebagian besar pengunjung Malioboro juga tidak melewatkan kesempatan untuk mengunjungi dan berwisata kuliner di Angkringan Kopi Jos. Keberadaan Angkringan Kopi Jos sangat memberi keuntungan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar daerah tersebut yaitu dengan adanya lapangan pekerjaan di Angkringan Kopi Jos seperti tukang parkir, pedagang asongan, musisi jalanan bahkan pengemis. Keberadaan pengemis di Angkringan Kopi Jos dianggap mengganggu kenyamanan para pengunjung yang datang ke Angkringan Kopi Jos. Muhammad Yusuf Arifianto (2010) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa motivasi wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata kuliner meningkat setelah menonton tayangan di media seperti acara wisata kuliner. Tayangan-tayangan di TV maupun media cetak merupakan sebuah promosi yang sangat komunikatif, dengan adanya penggambaran dari sebuah lokasi wisata kuliner dan gambaran dari produk wisata kuliner, maka pengunjung menjadi ingin tahu dan tertantang untuk mencoba kuliner-kuliner pada objek wisata kuliner. Peni Santika Putri (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa keberagaman kreativitas kuliner di Kota Bandung sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan untuk berwisata kuliner selain wisata belanja. Kreativitas pada pangan merupakan faktor penting yang mendorong minat pengunjung untuk mencoba sesuatu yang unik dan tidak ada di tempat
7
lainnya. Kreativitas pangan didasarkan pada apa yang sedang diminati oleh para konsumen dan apa yang akan diminati oleh para konsumen di waktu yang akan datang. Ridwan Zia Kusumah (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kualitas dari suatu produk kuliner sangat menentukan keputusan membeli para konsumen. Semakin kualitasnya baik maka tingkat permintaan konsumen terhadap produk tersebut akan meningkat dan begitu juga sebaliknya.Keputusan dalam membeli produk menentukan pendapatan yang akan penjual dapatkan setiap harinya, semakin banyak yang membeli maka pendapatanpun akan semakin besar.
1.6
Landasan Teori
1.6.1 Pengertian Manajemen Definisi Manajemen menurut Manullang ( 1985 : 17 ) adalah seni dan ilmu
perencanaan,
pengorganisasian,
penyusunan,
pengarahan,
dan
pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan menurut Leiper (Pitana dan Diarta,2009: 12), manajemen merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga mengacu pada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Menurut Manullang (1985 : 17 ), fungsi-fungsi manajemen adalah : 1. Perencanaan (Planning)
8
2. Mengarahkan (Directing) 3. Koordinasi (Organizing) 4. Pengawasan (Controling)
1.6.1.1 Manajemen Produk Manajemen produk meliputi pengembangan taktik dan strategi untuk meningkatkan permintaan pasar melalui siklus hidup produk. Salah satu teknik yang cukup bagus untuk memahami produk adalah Aspinwall Classification System (Soegoto , 2009:54). Yang mengelompokkan produk menggunakan lima variabel penilaian : 1. Replacement rate – Seberapa sering produk tersebut dipesan ulang oleh pengecer 2. Gross margin – Berapa besar rata-rata keuntungan yang dihasilkan oleh tiap produk 3. Buyer goal adjustment – Seberapa besar rentang segmen konsumen yang bisa dicapai 4.Duration of product satisfaction – Seberapa lama produk tersebut bermanfaat bagi pembeli 5.Duration of buyer search behaviour – Berapa lama konsumen tetap mencari dan membeli produk
1.6.1.2 Manajemen Usaha Kuliner Dalam bisnis usaha kuliner, perencanaan yang matang sangat diperlukan untuk menjalankan usaha kuliner tersebut, membuat manajemen
9
yang baik untuk menuju tujuan tertentu dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Untuk memulai bisnis usaha kuliner tidak dapat berdiri sendiri dan memerlukan manajemen-manajemen bagian lainnya seperti manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen pemasaran. A. Manajemen Produksi Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Oleh karena itu, manajemen produksi berhubungan dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan. Di dalam manajemen produksi terdapat aspek-aspek penting yang berkaitan , yaitu: Perencanaan produksi Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi:
1. Jenis barang yang diproduksi 2. Kualitas barang 3. Jumlah barang 4. Bahan baku
10
Pengendalian produksi Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Menyusun perencanaan 2. Membuat penjadwalan kerja 3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.
Pengawasan produksi Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Menetapkan kualitas 2. Menetapkan standar barang 3. Pelaksanaan produksi yang tepat waktu
B. Manajemen Keuangan Manajemen
keuangan adalah
kegiatan
perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas
penggunaan
dana,
untuk menginvestasikan dana pada berbaga aset.
yaitu
aktivitas
11
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana dari dalam maupun sumber dana dari luar perusahaan. 3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aset, dana harus dikelola sebaik mungkin agar mendapat hasil yang optimal.
C. Manajemen Pemasaran Menurut Ebert dan Griffin (2009: 356), dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran, para manajer bergantung pada empat komponen dasar. Elemen itu sering kali disebut sebagai “4 P” dalam pemasaran, dan disebut sebagai alat untuk menjalankan strategi, mereka membentuk bauran pemasaran (marketing mix), masing-masing adalah: 1. Produk (Product) Pemasaran dimulai dengan produk yaitu, barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan seorang pemakai. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Dengan demikian
menyusun dan mengembangkan produk baru merupakan tantangan bagi tenaga pemasaran. Memenuhi kebutuhan seorang pemakai sering kali berarti mengubah produk-produk yang telah ada. Salah satu strateginya adalah defrensiasi produk. Difrensiasi produk berarti penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar.
12
2. Penetapan harga (Pricing) Memilih harga jual yang sesuai kadang-kadang juga merupakan tindak penyeimbangan. Disatu sisi, harga harus mendukung beragam biaya : biaya operasi, biaya administrasi dan riset organisasi itu juga selain juga biaya pemasaran, seperti biaya iklan dan biaya penjual. Di sisi lain, harga tidak dapat terlalu tinggi karena pelanggan dapat berpindah ke produk-produk pesaing. 3. Promosi (Promotion) Komponen bauran pemasaran yang paling terlihat nyata tidak lain adalah
promosi,
yang
mengacu
pada
teknik-teknik
untuk
mengkomunikasikan informasi mengenai produk. 4. Penempatan (Place) Yaitu bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan bagaimana menyampaikan produk dari produsen ke pemakai.
Sementara itu, kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang dibutuhkan sehari-hari. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisata adalah bepergian bersama-sama1. Jadi dapat disimpulkan bahwa wisata kuliner
1
Kbbi.web.id diakses 18 Oktober 2014 pukul 17.30
13
adalah perjalanan yang dilakukan untuk menikmati atau mencari makanan sebagai objek daya tarik wisata.
1.6.2 Pengertian Produk Wisata Menurut Suswantoro (2007:75) produk wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia berangkat semula Menurut Medlik dan Middleton (Yoeti, 1996:28) ada tiga unsur yang membentuk produk wisata, yaitu : 1. Atraksi wisata 2. Fasilitas di daerah destinasi wisata 3. Aksesibilitas menuju destinasi Pengertian produk di atas sejalan dengan pengertian industri pariwisata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak terpisahkan karena pariwisata merupakan sebuah industri yang menghasilkan bermacam-macam jasa. Jadi tidak hanya satu macam jasa saja yang diperlukan dalam perjalanan wisata, namun diperlukan berbagai macam jasa yang merupakan produk dari industri pariwisata .
14
1.6.2.1 Karakteristik Produk Wisata Produk wisata yang merupakan hasil dari industri pariwisata juga memiliki karakteristik seperti produk pada umumnya. Karakteristik produk wisata (Wibowo, 2008:24) yaitu : 1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan. Dalam penjualan, produk wisata tidak dapat dibawa sendiri kepada konsumen, melainkan konsumen (pengunjung) yang harus mendatangi langsung tempat produk itu berada atau dihasilkan. 2. Tidak memerlukan perantara. Proses produksi produk wisata berjalan bersamaan dengan proses konsumsi sehingga tidak diperlukan perantara untuk menikmatinya. 3. Produk industri pariwisata tidak dapat ditimbun. Tidak seperti yang terjadi pada industri lainnya, penimbunan hanya dilakukan untuk meningkatkan permintaan. Contohnya, pemandangan yang indah pada cuaca yang baik, tidak dapat disajikan saat cuaca sedang buruk atau dalam keadaan hujan. 4. Produk industri wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif. Penilaian akan produk wisata hanya dapat diketahui berdasarkan kepuasan yang diterima oleh pengunjung ataupun konsumen akan pelayanan yang mereka terima. 5. Permintaan terhadap produk pariwisata bersifat tidak tetap dan dipengaruhi oleh faktor non-ekonomi. Contohnya, Peperangan dan bencana alam, akan mengakibatkan permintaan terhadap produk wisata
15
berkurang. Sebaliknya, permintaan akan meningkat saat musim liburan atau akhir pekan tiba. 6. Calon pengunjung tidak dapat mencoba atau mencicipi produk wisata sebelum membeli produk wisata tersebut. Pengunjung hanya dapat melihat dari brosur, iklan, atau tayangan film yang sengaja dibuat untuk mempromosikan suatu produk wisata tersebut. 7. Produk industri pariwisata sangat tergantung akan sumber daya manusia untuk mengelolanya.
1.6.3 Pengertian Amenitas Amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi. Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk menginap serta restoran atau warung untuk makan dan minum. Kebutuhan lain yang mungkin juga diinginkan dan diperlukan oleh wisatawan, seperti toilet umum, rest area, tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga tersedia di sebuah destinasi. Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di daerah utama destinasi. Destinasi alam dan peninggalan bersejarah sebaiknya agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersial, seperti hotel, restoran dan rest area.
16
1.7
Metodologi Penelitian Di dalam penyusunan penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu
pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan dan Schumacher, 2003). Sedangkan penelitian deskriptif menurut Wardiyanta (2006) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suato fenomena sosial/alam secara sistematis, factual dan akurat. Penelitian deskriptif memiliki unsur-unsur antara lain : perumusan masalah, penentuan tujuan masalah penelitian, penentuan metodologi (prosedur penelitian dan analisis data) dan penarikan kesimpulan (Kusmayadi dan Sugiarto , 2000). Dalam penelitian ini, data-data diperoleh dengan metode dibawah ini : 1. Studi Pustaka Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Penggunaan studi pustaka dilakukan sebagai acuan dalam proses penelitian yang didapat dari internet, perpustakaan dan jurnal.
17
2. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung untuk menggali dan mencari informasi secara langsung dari narasumber yang terkait, yaitu pedagang dan masyarakat di sekitar Angkringan Kopi Jos.
3. Observasi Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan untuk melihat fakta-fakta yang ada di Angkringan Kopi Jos.
Setelah melakukan metode penelitian yang telah disebutkan di atas, maka penulis mengambil dua buah sampel angkringan yang mewakili Angkringan Kopi Jos untuk mendapatkan sejumlah data yang kemudian penulis mengolah data tersebut dengan cara membagi data tersebut ke dalam bagian yang sesuai dengan teori yang digunakan. Kemudian setiap data dideskriptifkan untuk memudahkan dalam pemahaman data yang telah dikumpulkan.