BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh para praktisi bisnis untuk dilakukan. Corporate Social Responsibility (CSR) dilakukan perusahaan untuk mendukung kegiatan bisnis yang mereka lakukan. Dikarenakan CSR adalah salah satu cara untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar perusahaan, maka kegiatan PKBL merupakan salah satu yang baik untuk dapat membantu serta memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya masyarakat menengah bawah. Sekitar tahun 1970-an banyak organisasi yang menganut teori organisasi modern yang mulai memperhitungkan lingkungan tanggung jawab sosial dan bisnis komersial organisasinya. Pendekatan manajemen Public Relations mulai digunakan, terhadap cara pandang organisasi dengan kepedulian lingkungan publik eksternalnya. Masyarakat bukan lagi dipandang sekedar kumpulan konsumen yang membeli produk atau jasa yang di hasilkan oleh organisasi untuk
1
2
mencapai tujuannya. Ditambah lagi, masyarakat sendiri mulai mengubah cara pandangnya terhadap organisasi bisnis.1 Sementara itu, John Elkington dalam Wibisono (2007) mengungkapkan bahwa dalam dunia bisnis ada tiga landasan penting yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan yaitu, source, people, profit.
Ketiga landasan tersebut
kemudian disebut sebagai landasan triple bottom line “3P”, yaitu profit, people, planet. Landasan 3P mengandung makna bahwa, dalam aktifitas bisnis sebaiknya setiap perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan (profit) saja, tetapi harus juga memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people), serta turut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Konsep inilah dasar yang menjiwai program CSR.2 Peneliti menyadari banyaknya peristiwa perusahaan yang memiliki konflik dengan masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dan tanggung jawab manejemen dan pemilik perusahaan terhadap masyarakat di sekitar lokasi perusahaan. Investor hanya mengeruk dan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada dilokasi tersebut tanpa memperhatikan sektor lingkungan. Selain itu, seringkali nyaris tidak ada keuntungan perusahaan yang dikembalikan kepada masyarakat. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentasi yang
1
Yosal Iriantara, Community Relations (Konsep dan Aplikasinya), Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Oktober 2004, hal.48 2 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing. 2007. Hal.57
3
dicapai, makin tinggi efektivitasnya.3 Untuk menunjang keefektifan kegiatan CSR, perusahaan dapat memberikan kesan pada konsumen ataupun masyarakat umum tentang “wajah” perusahaan tersebut, yang biasa disebut dengan citra. Karena salah satu cara meningkatkan citra perusahaan adalah dengan melakukan CSR terhadap masyarakat serta lingkungannya dan bukan berorientasi hanya pada profit semata, sehingga masyarakat pun dapat merasakan manfaat dari perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti memilih PT. Angkasa Pura II dan yang akan diteliti adalah Efek Kegiatan Corporate Social Responsibility “Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)” Periode 2012-2013 PT. Angkasa Pura II. Peneliti melakukan penelitian tahun 2012-2013 karena ditahun 2012 tidak banyak kegiatan PK (Program Kemitraan) yang PT. Angkasa Pura II lakukan, sedangkan tahun 2013 tidak banyak kegiatan BL (Bina Lingkungan) yang dilakukan. Sehingga peneliti menggabungkan kegiatan PKBL yang hendak diteliti pada tahun 2012-2013. Program CSR PKBL merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Program CSR PKBL merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
3
Chester I. Barnard, Kebijakan Kinerja Karyawan, Prawirosentono, 1991, hal. 27
4
CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus berdasarkan keputusannya tidak semata-mata berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Pelaksanaan PKBL pada PT Angkasa Pura II dimulai sejak tahun 1991 yang awalnya bernama PUKK (Program Usaha Kecil dan Koperasi), namun sejak tahun 2007, sesuai peraturan yang dibuat oleh Kementerian Keuangan berubah menjadi Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).4 Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Haryanto selaku direktorat dan pengurus PKBL, beliau mengatakan pada awal mula terbentuknya program CSR PKBL yaitu tahun 1991, PT Angkasa Pura II telah menyalurkan dana sebesar Rp. 9,4 Miliar untuk program Kemitraan dan Rp. 1,5 Miliar untuk program Bina Lingkungan, sedangkan untuk tahun 2012-2013 dana PKBL yang dikeluarkan sebesar Rp. 54 Miliar untuk program Bina Lingkungan dan Rp. 67 Miliar untuk program Kemitraan. 1. Program Kemitraan Mitra binaan adalah usaha kecil yang mendapatkan pinjaman dari Program Kemitraan. Dengan mengajukan permintaan peminjaman modal dengan proposal yang diajukan ke kantor pusat PT Angkasa Pura II atau ke kantor-kantor cabang sesuai dengan lokasi/domisili. Dengan syarat bahwa usaha sudah berjalan minimal (1) satu tahun. Perkembangan usaha Mitra Binaan tersebut pada umumnya 4
Op.cit., 109
5
berkembang cukup baik, hal ini ditandai dengan tingkat pengembalian angsuran pinjaman yang tepat waktu. Namun demikian masih ada sebagian kecil yang belum memenuhi harapan disebabkan beberapa hal, antara lain; penggunaan modal usaha diluar kegiatan pokok atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau penggunaan dana yang bersifat konsumtif. Apabila mitra binaan gagal dalam mengembangkan usahanya maka akan dikenakan pengembalian uang pinjaman ditambah 12%, diangsur selama 24 bulan (dengan tenggang waktu 1 bulan). Untuk meningkatkan kinerja mereka para mitra binaan juga diberikan bantuan hibah berupa dana pendidikan, pelatihan dan promosi untuk menambah wawasan pengetahuan secara teknis pada bidang akuntansi, pemasaran, dan pengetahuan lain terkait pengembangan usaha Mitra Binaan. Selanjutnya kegiatan promosi dilaksanakan dengan maksud agar produkproduk Mitra Binaan dapat lebih dikenal masyarakat luas sehingga bisa menambah kapasitas produksi. 2. Program Bina Lingkungan Untuk Program Bina Lingkungan telah disalurkan antara lain: Bantuan Korban Bencana Alam, Bantuan Sarana Ibadah, Bantuan Sarana Pendidikan, Bantuan Sarana Kesehatan, Bantuan Sarana Umum, Bantuan Untuk Pelestarian Alam (Penghijauan). Pemberian bantuan ini diprioritaskan kepada daerah di sekitar wilayah kerja Perusahaan dalam penelitian ini dikhususkan pada Kabupaten Tangerang.
6
Secara umum pelaksanaan Program Bina Lingkungan telah tepat sasaran, sehingga masyarakat sekitar sudah merasakan manfaatnya. Kegiatan ini turut berkontribusi terhadap semakin baiknya kondisi sosial masyarakat, yang berdampak pada kondusifnya keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar bandara Angkasa Pura II. Angkasa Pura II menyadari pentingnya jumlah kerjasama perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Angkasa Pura II menyadari bahwa itu karena rakyat dan untuk rakyat, oleh karena itu, beberapa keuntungan perusahaan akan dikembalikan kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan diarahkan untuk mengatasi masalah sosial, menggali sumber daya, mendidik dan mencoba untuk mengubah perilaku dan upaya untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya akan membentuk harmoni yang berkelanjutan antara Angkasa Pura dan Rakyat. Keberadaan bandara, sekalipun memiliki nilai dan layanan yang strategis, membutuhkan lahan yang amat luas, dan memiliki potensi resiko seperti polusi suara (kebisingan bagi masyarakat sekitar), maupun faktor keamanan dari masyarakat sekitar. Angkasa Pura II memandang kegiatan Tanggung Jawab Sosial perusahaan yang biasa disebut PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya menciptakan hubungan yang harmonis dengan pemangku kepentingan masyarakat demi kepentingan bersama.
7
PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara di Kementerian Perhubungan bergerak dalam bisnis jasa dan layanan bandara yang terkait dengan bandara di Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah menerima kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan menjalankan bisnis dari Bandara Cengkareng Jakarta, yang sekarang menjadi Bandara
Jakarta
Soekarno-Hatta
International
dan
Bandara
Halim
Perdanakusuma, sejak 13 Agustus 1984.5
1.2 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas, perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana efek kegiatan Corporate Social Responsibility “Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)” PT. Angkasa Pura II periode 2012 2013 terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tangerang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek kegiatan Corporate Social Responsibility PKBL PT. Angkasa Pura II, serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tangerang.
5
PT Angkasa Pura II, Annual Report, 2012, hal 9
8
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan pengembangan studi Public Relations khususnya melalui program Corporate Social Responsibility sehingga dapat dipergunakan untuk kemajuan Ilmu Pengetahuan Komunikasi. 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti juga sebagai masukan, saran, ide dan referensi bagi PT. Angkasa Pura II secara khusus.