BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Semenjak diberlakukannya kurikulum 1984 secara eksplisit mata pelajaran
Budi pekerti telah dihapus dari daftar mata pelajaran sekolah. Oleh karena itu aspek–aspek yang berkaitan dengan budi pekerti menjadi kurang disentuh bahkan ada kecenderungan tidak ada sama sekali. Jika penghapusan mata pelajaran budi pekerti tersebut karena telah dianggap cukup tercakup dalam mata pelajaran keagamaan, tentu hal itu tidak demikian adanya. Walaupun budi pekerti merupakan bagian dari mata pelajaran keagamaan yang salah satu bahasanya adalah fiqih, aqidah akhlak atau budi pekerti, sejarah kebudayaan islam, pembahasan mengenai hal tersebut telah memperoleh porsi yang cukup. Zaman terus berjalan, budaya terus berkembang, teknologi melaju pesat, arus informasi mancanegara bagai tidak terbatas. Masuknya budaya luar yang negatif mudah terserapa tanpa adanya filter yang cukup kuat. Gaya hidup modern yang tidak didasari aqidah akhlak atau budi pekerti cepat ditiru. Perilaku negatif seperti tawuran menjadai budaya baru yang dianggap dapat mengangkat jati diri mereka. Premanisme ada dimana-mana, emosi meluap- luap, cepat marah dan tersinggung. Ingin menang sendiri menjadi bagian hidup yang akrab dalam pandangan sebagian dari diri masyarakat kita sendiri. Bangsa Indonesia saat ini dianggap
sudah kehialangan jati diri sebagai bangsa
yang senantiasa
mengedepankan kesusilaan, penuh dengan rasa sopan santun, memilki tata krama, serta budi pekerti yang halus.
1
Mengingat kondisi bangsa saat ini tengah terjadi krisis multidimensi terutama degradasi moral bagi para generasi muda, maka pemerintah berupaya mengatasi terjadinya krisis multidimensi tersebut melalui pendidikan di sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan di MTs Negeri Bangil dengan memasukkan pelajaran Dirosah Islamiyah kurikulum muatan lokal. Mata pelajaran Dirosah Islamiyah dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap pembinaan mental bagi para siswa. Jika demikian, maka muatan isi yang diberikan dalam mata pelajaran Dirosah Islamiyah hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga penuh dengan ajaran-ajaran moral dan tata karma sesuai dengan tuntunan agama Islam. Adanya muatan isi mata pelajaran Dirosah Islamiyah yang penuh dengan nilai budi pekerti dan ajaran moral serta tata karma sesuai dengan tuntunan agama Islam tersebut diharapkan mampu memperbaiki moral/akhlaq/budi pekerti para generasi muda. Jika memang benar muatan isi mata pelajaran Dirosah Islamiyah dapat dianggap mampu memberikan ajaran mental dan moral bagi para generasi muda. maka hal ini perlu dikembangkan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Muatan isi dari kurikulum Dirosah Islamiyah hendaknya di desain sedemikian rupa sehingga isinya benar-benar merupakan ajaran moral serta tentukan bertatakrama, tidak hanya sekedar menghafal dan mengajarkan sejarah perjuangan penyebar agama dan ilmu pengetahuan semata. Jika subtansi materi pelajaran Dirosah Islamiyah benar-benar telah diubah menjadi ajaran-ajaran yang penuh dengan budi pekerti dan tata karma, maka subtansi materi pelajaran tersebut bisa dimasukkan kedalam kelompok mata pelajara: akhlak mulia (melalui unsur pelajaran budi pekerti), kepribadian (melalui unsur fiqih). Untuk mengetahui subtansi materi pelajaran Dirosah Islamiyah perlu juga untuk diadakan penelitian mengenai 2
muatan isi kurikulum muatan lokal Dirosah Islamiyah di MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan. Menurut Wibawa (2006) dengan melihat perkembangan usia siswa dan kemanfaatannya, pembelajaran setidaknya dapat dibawa pada tiga fungsi pokok, yaitu (1) alat komunikasi, (2) edukatif, (3) kultural. Fungsi alat komunikasi diarahkan agar siswa dapat menggunaka materi Dirsah islamiyah secara baik dan benar dalam berkomunikasi dalam keluarga dan masyarakat. Fungsi ed ukatif diarahkan agar siswa dapat memperoleh nilai- nilai sosial budaya untuk keperluan pembentukan kepribadian dan identitas bangsa. Fungsi kultural agar dapat digali dan ditanamkan kembali nilai- nilai keagamaan sebagai upaya untuk membangun identitas dan filter dalam menyeleksi pengaruh budaya luar. Berdasarkan subtansi materi yang ada dalam mata pelajaran Dirosah Islamiyah, sebenarnya tidak hanya mengajarkan mengenai ajaran moral dan budi pekerti saja melainkan dapat dikembangkan dengan adanya tambahan materimateri lain sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional, yakni: memiliki IMTAQ, berjiwa nasionalisme, menguasai IPTEK, memiliki ekstetika, dan sehat jasmani rohani. Pada setruktur SMP/MTs telah dicantumkan mata pelajaran muatan lokal dengan alokasi waktu dua jam pelajaran. Madrasah dan Komie Madrasah memiliki wewenang yang luas dalam mengembangkan kurikulum dan silabus untuk mata pelajaran muatan lokal Dirosah Islamiyah. Meskipun sekolah dan komite sekolah memiliki wewenang yang luas dalam mengembangkan kurikulum Dirosah Islamiyah, untuk mengetahui hasil pengembangan kurikulum muatan lokal Dirosah Islamiyah di MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan nampaknya perlu diadakan penelitian agar mendapatkan hasil yang maksmal. 3
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar menengah seharusnya dikembangkan oleh sekolah dan komitesekolah dengan berpedoman pada standart kopetensi lulusan dan setandar isi serta paduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, namun setelah melihat standar kompetensi lulusan dan standar isi yang dibuat oleh BNSP khusus untuk kurikulum muatan lokal Dirosah Islamiyah nampaknya masih belum ada. Berdasarkan data dari kasi Kurikulum
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Propinsi
Jawa
Timur,
pengembangan kurikulum muatan lokal Dirosah Islamiyah masih sulit dilakukan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab belum dapat terlaksananya pengembangan kurikulum mutan lokal Dirosah Islamiyah. Faktor- faktor tersebut antara lain: pertama, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur masih belum mampu menyediakan standar isi yang benar-benar dapat diterima oleh seluruh Madrasah di daerah Jwa Timur ini. Selama ini masingmasing guru meskipun telah berhasil merumuskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), namun isi dari kompetensi tersebut masih perlu diuji dan diteliti kebermanfaatannya jika ditinjau dari fungsi dan tujuan dilaksanakannya muatan lokal. Kedua, tenaga pengajar mata pelajaran Dirosah Islamiyah masih diambilkan guru dengan latar belakang pendidikan agama islam. Ketiga, masih adanya anggapan dari sebagian masyarakat bahwa pelajaran Dirosah Islamiyah tidak perlu diberikan karena masih ada persamaan dengan mata pelajaran lain seperti Fiqih, Aqidah akhlak, dan SKI. Faktor- faktor penyebab belum lancarnya pengembangan kurikulum muatan lokal Dirosah Islamiyah di MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan seperti uraian diatas perlu dicari jalan pemecahnya agar Madrasah dan Komite Madrasah mampu menjalankan peran dan wewenangnya dalam melakukan pengembangan kurikulum muatan lokal Dirosah Islamiyah. 4
Selain itu masi diperlukan pengkajian dan penelitian yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor lain yang paling berpengaruh dalam pengembangan kurikulum muatan lokal Dirosah Islamiyah di MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses penyusunan kurikulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah di MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan? 2. Bagaimanakah isi atau materi kurikulum muatan lokal mata prelajaran Dirosah Islamiyah di MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan? 3. Faktor-faktor apakah yang menjadi kendala atau hambatan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah di MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan.
1.3 Batasan Masalah Mengingat adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dan adanya keanekaragaman persepsi dalam pelaksanaan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah pada MTs Negeri Bangil di Kabupaten Pasuruan dan pengimplementasian KTSP muatan lokal Dirosah Isalmiyah ini baru akan dimulai pada awal tahun pelajaran 2009/2010, maka permasalahan yang akan diteliti terbatas pada pengembangan kurikulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah pada MTs Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan pada tahun pelajaran 2009/2010. 5
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah seperti tertulis di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui proses penyusunan kurikulum satua pendidikan muatan lokal mata pelajara Dirosah Islamiyah pada masing- masing satuan pendidikan khususnya pada MTs Negeri Bangil di Kabupaten Pasuruan. 2. Mngetahui subtansi isi atau materi kuri kulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah pada MTs Negeri Bangil di Kabupaten Pasuruan. 3. Mengetahui beberapa kendala atau hambatan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah pada MTs Negeri Bangil di Kabupaten Pasuruan.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik bagi peneliti, masyarakat pemerhati pendidikan, pihak madrasah maupun pemerintah melalui kantor Kementerian Agama. 1. Manfaat Teoritik a. Bagi peneliti yang berprofesi sebagai guru, penelitian ini bermanfaat untuk memberkian tambahan pengetahuan dan pengalaman tentang berbagai permasalahan dalam penelitian khususnya untuk pengembangan kurikulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah dalam upaya peningkatan profesionalitas sebagai guru. b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kurikulum muatan lokal
6
mata pelajaran Dirosah Islamiyah dalam KTSP di Kabupa ten Pasuruan ataupun untuk melakukan penelitian dengan fokus yang berbeda. c. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang pelaksanaan kurikulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah di Madrsah. 2. Mafaat Praktis a. Bagi Madrsah, dapat memberikan gambaran dan masukan dalam rangka pelaksanaan dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus untuk muatan lokal Dirosah Islamiyah di lingkungan kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan. b. Bagi pemerintah dalam hal ini kantor Kementerian Agama kabupaten Pasuruan dan para pengambil kebijakan, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan baru tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Muatan Lokal Dirosah Islamiyah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secata umum. c. Bagi pihak-pihak yang mempunyai perhatian dan konsisten dengan pengembangan kurikulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah di masa yang akan datang, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk menyusun rencana setrategis dalam pengembangan kurikulum muatan lokal mata pelajaran Dirosah Islamiyah pada masing- masing jenjang pendidikan di madrasah.
1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul tesis “Analisis Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Dirosah Islamiyah pada MTs 7
Negeri Bangil Kabupaten Pasururan”, perlu kiranya peneliti memberikan beberapa penegasan sebagai berikut: 1. Analisis yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah analisis terhadap masalah mendasar yang berkaitan dengan kebijakan dalam rangka memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada penentu kebijakan dalam rangka memecahkan masalah tersebut sehingga erat kaitannya dengan analisis kebijakan. 2. Pengembangan kurikulum muatan lokal adalah suatu proses, cara, perbuatan dan kegiatan yang meliputi: mengkaji, menentukan, dan memberlakukan kurikulum muatan lokal agar menjadi bertambah baik dan maju ses uai dengan kelayakan dan kebutuhan masing- masing madrasah. Dalam penelitian pengembangan kurikulum yang dilaksanakan merupakan sebuah proses penanganan profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksakan sebuah kebijakan dalam bidang pendidikan berupa pengembangan kurikulum muatan lokal oleh pemangku kepentingan (stakeholder) yaitu madrasah dan komite madrasah. 3. Kebijakan adalah sejumlah keputusan yang diakumulasi dari susunan pengaturan yang digunakan untuk sejumlah aturan, pengawasan, promosi, pelayanan, dan hal- hal yang mempengaruhi otoritas (Duck & Canady, 1991). 4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (PP nomor 19 tahun 2005 pasal 1 ayat 13). 5. Kurikulum tingkatan satuan pendidikan adalah kurikulum operas ional yang disusun dan dilaksanakan dimasing- masing satuan pendidikan dan terdiri dari 8
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 1 ayat 15). 6. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan (Depdiknas, 2006). 7. Dirosah Islamiyah yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah salah satu jenis mata pelajaran muatan lokal dengan tujuan pengembagan keagamaan yang didalamnya memuat materi (1) keagamaan meliputi: fiqih, ibadah, Muamalah. (2) Sosial budaya meliputi: wawasan masalah sosial masyarakat sekarang beserta solusinya (3) Ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi: pengembangan teknologi sekarang beserta solusinya.
9