SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JAKARTA, 201DAFTAR ISI DAFTAR ISI I.
i
PENDAHULUAN
1
A. Rasional
1
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
2
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan
3
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan
4
E. Pembelajaran dan Penilaian
6
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta Didik
7
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Kelas X
9 9
B. Kelas XI
11
C. Kelas XII
13
2
I. PENDAHULUAN A. Rasional Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal tersebut diwujudkan melalui proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam pendidikan agama Buddha, pendidikan diartikan suatu hal yang dilatih untuk menghasilkan kebiasaankebiasaan baik yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama Buddha. Dalam melaksanakan pendidikan pasti memiliki tujuan, baik tujuan dalam menjalankan hidup maupun tujuan dari pendidikan agama Buddha itu sendiri. Pendidikan berasal dari istilah latihan (sikkhā), tersirat bahwa pendidikan merupakan proses belajar, latihan pelajaran, mempelajari, mengembangkan, dan pencapaian penerangan. Pada istilah ini termasuk juga disiplin moral (sīla), konsentrasi (samādhi), dan kebijaksanaan (pañña) yang dilaksanakan untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin sehingga dapat mencapai nibbāna. Disiplin moral dilakukan terus menerus dengan perhatian pendidikan sebagai sifat fungsional dari latihan, praktik, dan kemajuan setahap demi setahap. Dengan demikian pendidikan agama Buddha berperan aktif dalam mengikis sifat intoleran, radikalisme, fanatisme sempit, dan eksklusivisme. Sebaliknya, agama Buddha menekankan pengembangan tolerensi, inklusif, dan pluralis. Pendidikan dalam agama Buddha didasarkan pada empat kebenaran mulia (cattāri ariya saccāni), yaitu mengidentifikasi adanya dukkha, sebab dukkha, terhentinya dukkha, dan jalan menuju terhentinya dukkha. Dari rumusan ini Buddha memberikan petunjuk bagaimana sebaiknya mengatasi masalah secara sistematis. Mengatasi masalah secara sistematis menunjukkan ada suatu nilai pendidikan yaitu dari mengidentifikasi adanya penderitaan, asal penderitaan, terhentinya penderitaan dapat dihasilkan pengalaman mengatasi penderitaan. Pengalaman mengatasi penderitaan ini, bisa diartikan sebagai ilmu atau pengalaman baru dari proses pembelajaran mengatasi penderitaan. Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial
3
dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pembelajaran langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching). Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik. Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulankeunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pemebelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masingmasing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik. B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk mengembangakan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut ini.
4
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu: Kelas X XII
5
1. Memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Memiliki keyakinan yang kuat terhadap Triratna, Arahat, Bodhisattva, dan 3. 4. 5.
6. 7.
8. 9.
Nibbāna Mengembangkan kemampuan untuk memahami dan meyakini hukum kebenaran sebagai hukum alam yang bersifat mutlak Melakukan puja bakti dan membaca kitab suci serta mengerti artinya dengan baik dan benar Memiliki kemampuan untuk memantapkan meditasi melalui nilainilai luhur dalam bertutur, berbuat dan berperilaku dalam kehidupan sehari hari Memiliki kemampuan mengaktualisasikan berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk memecahkan masalah Mengaktualisasikan sifat, sikap, kepribadian, kehidupan Buddha dan para siswa utama Buddha dalam mewujudkan toleransi beragama, bermasyarakat dan berbangsa. Mengaktualisasikan nilainilai sejarah perkembangan dan lambang lambang agama Buddha Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai SMA/SMK sebagai mata pelajaran dan nilainilai yang terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilainilai tersebut diperkuat melalui pengkondisian aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga, dna masyarakat. Pada jenjang SMP, kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dikembangkan untuk mengembangkan praktikpraktik dalam pengamalan ajaran agama dan budi pekerti peserta didik. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti SMA Kelas X sampai dengan XII mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas X s.d. XII seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Kompetensi Inti SMA/SMK Kelas X, XI, dan XII Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong,
2. Menunjukkan dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong
2. Menunjukkan dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong
6
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
7
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti adalah ajaran mengenai caracara memahami penderitaan dan mengakhirinya yang tercermin dalam empat kebenaran mulia yang mencakup ajaran tentang caracara memahami: a. Hubungan manusia dengan Triratna; b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri; c. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam. Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti meliputi aspekaspek sebagai berikut: (1) keyakinan (saddhā); (2) perilaku/moral (sīla); (3) meditasi (samādhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci agama Buddha Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah. Keenam aspek di atas merupakan kesatuan yang terpadu dari materi pembelajaran agama Buddha yang mencerminkan keutuhan ajaran Buddha dalam rangka mengembangkan potensi spiritual peserta didik. Aspek keyakinan yang mengantar ketakwaan, moralitas, dan spiritualitas maupun penghargaan terhadap nilainilai kemanusiaan dan budaya luhur akan terpenuhi. Peta Materi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar pada kelas X sampai dengan VI seperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Peta Materi Pendiidkan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas X
1. Sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia 2. Agama bagi kehidupan
3. Cara memilih agama 4. Perlindungan 5. Agama Buddha dan sains modern 6. Seni dan budaya buddhis 7. Fenomena alam dan kehidupan
Kelas XI
1. 2. 3. 4. 5.
Kelas XII
Moralitas
1. Alam semesta dalam
Aspekaspek sīla
perspektif agama Buddha 2. Alam kehidupan
Klasifikasi sīla Puja dan budaya
Agama Buddha dan pelestarian lingkungan 6. Hukum empat kebenaran mulia 7. Hukum karma dan punarbhava 8. Hukum tilakkhana
8
3. Meditasi pandangan terang 4. Praktik hidup penuh kesadaran 5. Problematika kehidupan sosial manusia 6. Hindari aborsi dan
8. Hukum tertib kosmis (niyama)
9. Hukum paṭiccasamuppāda
pergaulan bebas 7. Hindari penyalahgunaan narkotika dan tawuran 8. Hindari korupsi
E. Pembelajaran dan Penilaian 1. Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi. Pendekatanpendekatan pembelajaran tersebut adalah: a. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh Buddha, yang terdiri dari pendekatan bertahap (gradual approach), pendekatan adaptasi (adaptation approach), pendekatan ilustratif (illustrative approach), pendekatan analitis (analytical approach), dan pendekatan eksperimen (experimental approach). b. Pendekatan ilmiah (scientific), yang terdiri dari proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasi. c. Pembelajaran kontekstual (contextual teac h ing and learning) d. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) e. Pembelajaran langsung (direct learning) f. pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) g. Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry learning) Guru diharapkan menggunakan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT). 2. Penilaian Peniaian mencakup tiga ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan beribadah (puja bakti); (2) berperilaku puas dengan apa yang dimiliki; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi dalam beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening sebelum dan sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat proses pembelajaran). Penilaian sikap sosial: (1) jujur (jujur dalam ucapan, perbuatan, mengerjakan ulangan atau ujian); (2) disiplin (disiplin melaksanakan tata tertib sekolah, belajar, puja bakti); (3) tanggung jawab (tanggung jawab dalam belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, melaksanakan piket kelas); (4) santun (hormat terhadap orang yang patut dihormati, sopan dalam perkataan dan perbuatan, menerima dan memberi 9
dengan sopan, serta berterima kasih); (5) peduli (meminjamkan alat tulis, menjenguk teman yang sakit, membantu teman yang susah, membantu guru, membuang sampah pada tempatnya); (6) percaya diri (percaya diri saat tampil di kelas, diskusi, menjawab pertanyaan, percaya diri dalam ujian). Penilaian pengetahuan pada Sekolah Menengah Pertama mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang ajaran Buddha, antara lain: (1) keyakinan (saddhā); (2) perilaku/moral (sīla); (3) meditasi (samādhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah. Penilaian keterampilan mencakup dua aspek yaitu keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak adalah bentuk kemampuan dalam hal mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/data, menalar/mengasosiasi, dan mengomuniksikan. Keterampilan konkret adalah kemampuan persepsi, dan gerak yang dapat diamati seperti: (1) melakukan puja bakti; (2) mewarnai gambar; (3) menyanyi lagu budhis; (4) membaca paritta; (5) membaca dhammapada; (6) membuat puisi; (7) membuat bagan/skema/diagram; (8) memberi penghormatan (añjali, namaskara, utthana, dan pradaksina). F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta Didik Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diajarkan pada peserta didik dengan memperhatikan keungulan lokal dan kebutuhan daerah. Keunggulan lokal sebagai realisasi peningkatan nilai berupa potensi setempat sehingga menjadi karya yang bernilai tinggi, mengandung keunikan/kekhasan serta potensi dalam pengembangan spiritual. Dalam masyarakat Buddha terdapat beberapa budaya yang bercirikan Buddhis seperti upacara/puja bhakti, bentuk penghormatan, bahasa dalam puja (Pali, Jawa, Sansekerta, Mandarin). Peran guru Pendidikan Agama Buddha mengakomodasi budaya tersebut sebagai potensi kontekstual Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Landasan dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yang berbasis keunggulan lokal diajarkan Buddha kepada para siswaNya. Dalam membabarkan ajaran di tempat yang berbeda dengan memperhatikan dialek/bahasa setempat. Buddha mengajarkan dalam Aranavibhanga Sutta bahwa seseorang seharusnya tidak memaksakan bahasa setempat dan tidak mengabaikan penggunaan umum (M.III.236). Pemahaman ajaran ini akan melepas pandangan bahwa hanya ini yang benar, dan yang lainnya adalah salah.’ seperti sebuah piring di tempat yang berbeda diucapkan ‘pãti’ dan ‘plate’. Bagi peserta didik dapat mengunakan budaya lokal seperti bahasa setempat sebagai sarana
10
pembelajaran “aku mengijinkan kalian, wahai bhikkhu, untuk mempelajari katakata Buddha dalam dialek masingmasing” (Vin. II.139).
Pembelajaran kontekstual yang memperhatikan keunggulan dan kebutuhan daerah dalam Pendidikan Agama Buddha dapat memanfaatkan juga berbagai sumber dari peninggalan sejarah seperti candicandi Buddha. Guru berperan dalam pelestarian budaya bercorak Buddhis (kearifan lokal) melalui pembelajaran di sekolah seperti Dhammayatra. Buddha berpesan kepada Bhikkhu Ananda, para siswa yang berbakti menyatakan sujud dengan penuh hormat mengunjungi tempat suci setelah kehidupan ini akan terlahir di alam surga (sagga loka) (D. II.142). Hal ini diharapkan secara khusus peserta didik meningkatkan keyakinan, mengenali peninggalanpeninggalan Buddhis sehingga dapat melestarikannya. Secara umum peserta didik dapat lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah tempat mereka berada, memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilainilai/aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilainilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
11
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Kelas X Alokasi Waktu Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Mataram Kuno, Sriwijaya, zaman penjajahan dan kemerdekaan hingga masa sekarang 2.1 Menunjukkan perilaku peduli tentang sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Mataram Kuno, Sriwijaya, zaman penjajahan dan kemerdekaan hingga masa sekarang 3.1 Menganalisis sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Mataram Kuno, Sriwijaya, zaman penjajahan dan kemerdekaan hingga masa sekarang 4.1 Menyaji sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Mataram Kuno, Sriwijaya, zaman penjajahan dan kemerdekaan hingga masa sekarang
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Sejarah perkembang Mengamati berbagai an agama Buddha di sumber tentang Indonesia sejarah penyiaran
1.2 Mengamalkan peranan Agama bagi agama, tujuan hidup, kehidupan dan perlindungan Cara memilih agama berdasarkan agama Perlindungan Buddha 2.2 Mengamalkan perilaku bertanggung jawab dan
12
agama Buddha pada zaman Mataram Kuno, Sriwijaya, zaman penjajahan dan kemerdekaan. Menganalisis informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Mataram Kuno, Sriwijaya, zaman penjajahan dan kemerdekaan. Melaporkan hasil pengamatan/analisis di depan guru dan teman sekelas tentang sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Mataram Kuno, Sriwijaya, zaman penjajahan dan kemerdekaan. Mengamati dari berbagai sumber tentang peranan agama, tujuan hidup, dan perlindungan berdasarkan agama Buddha.
peduli tentang peranan agama, tujuan hidup, dan perlindungan berdasarkan agama Buddha 3.2 Memahami peranan agama, tujuan hidup, dan perlindungan berdasarkan agama Buddha 4.2 Menyaji peranan agama, tujuan hidup, dan perlindungan berdasarkan agama Buddha 1.3 Mengamalkan peranan Agama Buddha dan agama Buddha dalam sains modern ilmu pengetahuan, Seni dan budaya teknologi, seni, dan buddhis budaya 2.3 Mengamalkan perilaku responsif dan proaktif tentang peranan agama Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya 3.3 Memahami peranan agama Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya 4.3 Mengolah peranan agama Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
13
Menghubungkan antara peranan agama, tujuan hidup, dan perlindungan berdasarkan agama Buddha. Melaporkan/memapar kan hasil di depan kelas tentang peran agama, tujuan hidup, dan perlindungan berdasarkan agama Buddha. A. Mengamati kehidupan masyarakat modern dewasa ini terkait dengan peranan agama Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Melakukan wawancara dengan masyarakat terkait peranan agama Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Menganalisis informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta hasil wawancara untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan agama Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya Melaporkan hasil analisis dalam bentuk tulisan dan presentasi tentang peranan Agama Buddha dalam
1.4 Menghayati berbagai fenomena kehidupan sesesuai proses kerja hukum tertib kosmis (niyama) 2.4 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, peduli, responsif, dan proaktif terhadap berbagai fenomena kehidupan sesesuai proses kerja hukum tertib kosmis (niyama) 3.4 Menganalisis berbagai fenomena kehidupan sesesuai proses kerja hukum tertib kosmis (niyama) 4.4 Menalar berbagai fenomena kehidupan sesesuai proses kerja hukum tertib kosmis (niyama)
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya Fenomena alam Mengamati fenomena dan kehidupan alam dan kehidupan Hukum tertib kosmis sesuai proses kerja (niyama) hukum tertib kosmis (niyama). Menganalisis informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang fenomena alam dan kehidupan sesesuai proses kerja hukum tertib kosmis. Melaporkan hasil analisis tentang fenomena alam dan kehidupan sesesuai proses kerja hukum tertib kosmis.
B. Kelas XI Alokasi Waktu Kompetensi Dasar 1.1 Mengamalkan aspek aspek dan pengklasifikasian sīla 2.1 Menunjukkan perilaku disiplin dan bertanggung jawab tentang aspekaspek dan pengklasifikasian sīla 3.1 Menganalisis pengetahuan tentang aspekaspek dan pengklasifikasian sīla 4.1 Mengolah aspekaspek dan pengklasifikasian sīla
Materi Pembelajaran Moralitas Aspekaspek sīla Klasifikasi sīla
14
Kegiatan Pembelajaran
Mengamati gambar/video tentang suatu peristiwa dalam kehidupan manusia yang terkait dengan pelaksanaan sila. Menganalisis informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang aspekaspek dan pengklasifikasian sila.
1.2 Menghayati puja terkait dengan budaya 2.2 Mengamalkan perilaku santun, responsif dan proaktif terkait puja dengan budaya 3.2 Menerapkan pengetahuan tentang puja terkait dengan budaya 4.2 Menyaji puja terkait dengan budaya
Puja dan budaya
1.3 Mengamalkan peranan Agama Buddha dan agama Buddha dalam pelestarian pelestarian lingkungan lingkungan 2.3 Mengamalkan perilaku peduli tentang peranan agama Buddha dalam pelestarian lingkungan 3.3 Menganalisis pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam pelestarian
15
Menghubungkan antara pelaksanaan sīla dengan terciptanya manusia susila. Menyimpulkan manfaat pelaksanaan sīla Melaporkan hasil pengamatan/analisis di depan kelas tentang aspekaspek dan pengklasifikasian sila, sehingga menjadi manusia susila. Mengamati gambar/video tentang puja terkait dengan budaya. Menganalisis informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang puja terkait dengan budaya. Menghubungkan pelaksanaan puja terkait dengan budaya. Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan/bentuk lain tentang puja terkait dengan budaya. Mengamati melalui membaca/melihat dari barbagai sumber tentang peranan Agama Buddha dalam pelestarian lingkungan. Menyimpulkan peranan Agama Buddha dalam
lingkungan 4.3 Menalar peranan Agama Buddha dalam pelestarian lingkungan
1.4 Menghayati berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja hukumhukum kebenaran 2.4 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab tentang berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja hukumhukum kebenaran 3.4 Memahami pengetahuan tentang berbagai fenomena dan kejadian 4.4 Menyaji berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja
Hukum empat kebenaran mulia Hukum karma dan punarbhava Hukum Tilakkha na Hukum paṭiccasamuppāda ṭ
pelestarian lingkungan. Menyajikan/memapar kan hasil kesimpulan tentang peranan Agama Buddha dalam pelestarian lingkungan. Mengamati dan mengdentifikasi melalui membaca buku teks atau melihat tayangan video tentang fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja hukum hukum kebenaran. Mendiskusikan fenomena dan kejadian di masyarakat berdasarkan proses kerja hukumhukum kebenaran. Menyimpulkan fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja hukum hukum kebenaran. Melaporkan/memapar kan hasil kesimpulan tentang fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja hukum hukum kebenaran.
C. Kelas XII Alokasi Waktu Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1.1 Menghayati alam Alam semesta dalam semesta dan alamalam perspektif agama kehidupan Buddha 2.1 Menunjukkan perilaku Alam kehidupan bertanggung jawab
Membaca melihat/ menyimak berbagai sumber tentang konsep alam semesta dan alamalam
16
tentang alam semesta dan alamalam kehidupan 3.1 Menganalisis pengetahuan tentang alam semesta dan alam alam kehidupan 4.1 Menalar konsep alam semesta dan alamalam kehidupan
1.2 Mengamalkan meditasi Meditasi pandangan pandangan terang terang 2.2 Mengamalkan perilaku Praktik hidup penuh disiplin dalam meditasi kesadaran pandangan terang 3.2 Menerapkan pengetahuan tentang meditasi pandangan terang 4.2 Mempraktikkan meditasi pandangan terang
1.3 Menghayati masalah Problematika masalah sosial ditinjau kehidupan sosial dari agama Buddha manusia 2.3 Menunjukkan perilaku Hindari aborsi dan
17
kehidupan. Mengolah informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang konsep alam semesta dan alamalam kehidupan. Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan/bentuk lainnya tentang konsep alam semesta dan alamalam kehidupan menurut pandangan agama Buddha. Mengamati dan mengidentifikasi melalui membaca/gambar/m edia lain tentang konsep dan praktik meditasi pandangan terang Melakukan eksperimen/praktik meditasi pandangan terang. Menghubungkan praktik meditasi pandangan terang dengan tujuan akhir umat Buddha. Memaparkan/menceri takan hasil pengalaman yang diperoleh dari latihan/praktik meditasi pandangan terang. Mengamati melalui membaca buku teks atau melihat video dan sumber lain yang
peduli terhadap pergaulan bebas masalahmasalah sosial Hindari ditinjau dari agama penyalahgunaan Buddha narkotika dan 3.3 Menganalisis tawuran pengetahuan tentang Hindari korupsi masalahmasalah sosial ditinjau dari agama Buddha 4.3 Menalar masalah masalah sosial ditinjau dari agama Buddha
18
terkait dengan peristiwa tentang masalahmasalah sosial kehidupan manusia Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan masalah masalah sosial kehidupan manusia Mendiskusikan dan menyimpulkan cara mengatasi masalah sesuai ajaran Buddha Melaporkan/menya jikan hasil kesimpulan tentang masalahmasalah sosial kehidupan manusia