BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kontak hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha bernama Fa Hien dan Gunawarman (Darini, 2013:25). Tercatat juga kedatangan orang-orang Tiongkok pada masa pemerintahan Dinasti Song (960-1279 M). Tepatnya pada 992 M, muncul hubungan dengan kepulauan Nusantara. Namun, ada yang berpendapat hubungan perdagangan dengan kepulauan Nusantara telah berlangsung sejak abad III M, sedangkan hubungan dengan Kalimantan berlangsung abad IX M (Poerwanto, 2005:40). Hubungan antara Tiongkok dan Nusantara terus berkembang, mereka berimigrasi ke Indonesia secara terus menerus sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perdagangan. Tiongkok menjalin hubungan baik dengan raja-raja Nusantara, faktor hubungan baik inilah yang membuat hubungan antara ke-2 negara tersebut menyuburkan hubungan perdagangan. Kedatangan mereka ke kawasan Nusantara memiliki tujuan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Negara tirai bambu tersebut terkenal dengan sebuah negara yang padat penduduk dengan wilayah yang luas. Mereka terkesan dengan wilayah Nusantara yang tanahnya subur dan penduduknya damai dan ramah. 1
1
Lontaran.ui.ac.id diakses pada tanggal 5 februari 2014
1
Dalam proses interaksi dua bangsa besar tersebut bukan hanya dalam kepentingan berdagang, tetapi juga dalam hal menyebarkan kepercayaan yang mereka anut. Dalam sejarah juga diketahui adanya hubungan religius yang terjalin antar kedua negara ini salah satunya adalah perjalanan Laksamana Cheng Ho ia adalah seorang laksamana dari Tiongkok muslim yang menjadi kepercayaan kaisar Yongle dari Tiongkok berkuasa tahun 1403-1424, kaisar ketiga dari Dinasti Ming.2 Ia berperan besar dalam menyebarkan agama Islam ke berbagai daerah termasuk Pulau Jawa. Kehadiran bangsa lain selalu meninggalkan sejarah yang berarti bagi negara yang ditinggalkannya. Salah satunya Indonesia yang pernah dijajah oleh beberapa negara diantaranya Belanda, Jepang, dan Portugis. Masing-masing negara tersebut meninggalkan keuntungan bagi bangsa Indonesia. Mulai dari seni arsitektur bangunan sampai teknik memasak. Tiongkok merupakan salah satu negara yang sangat menguntungkan warga Indonesia, karena warga Indonesia mendapatkan pengetahuan baru terutama dari segi masakan. Mereka memperkenalkan teknik memasak dan makanan dari daerah mereka yang sebelumnya tidak dikenal orang Indonesia. Para perantau menginginkan makanan seperti yang terdapat didaerah asalnya. Dengan berbagai cara para perantau menyesuaikan diri dengan apa yang ada di Indonesia (Chen, 2013:XXII). Sehingga dalam wujudnya salah satu makanan yang mendapatkan pengaruh dari Tiongkok adalah bakpa. Bakpia ini sebagai wujud akulturasi dalam bidang 2
http://id.wikipedia.org/wiki/cheng_ho diakses tanggal 23 juli jam 22.00
2
kuliner yang terjadi antara bangsa Indonesia dengan bangsa Tiongkok. Hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki makanan khas daerah masing-masing. Saat membicarakan bakpia, pikiran kita akan tertuju ke kota Yogyakarta. Bakpia adalah salah satu makanan oleh-oleh khas kota Yogyakarta, bahkan sudah menjadi cirri khas wisata kuliner kota Yogyakarta. Kue yang berbentuk bulat berisi kacang hijau dan rasanya legit karena terbuat dari campuran kacang hijau, gula pasir, minyak goreng dan garam halus lalu dibungkus dengan adonan tepung. Bakpia merupakan oleh-oleh khas yang enak yang pantas diberikan sebagai buah tangan dari kota pelajar ini. Banyak masyarakat Yogyakarta yang mempunyai anggapan bahwa bakpia merupakan makanan yang berasal dari Yogyakarta. Padahal bakpia sebenarnya berasal dari negara tirai bambu yaitu Tiongkok. Nama asli bakpia bernama 绿豆 饼 lü dòu bĭng , yang artinya kue pia (kue kacang hijau), tetapi sumber lain menjelaskan kata “bak” adalah daging. Arti harafiah bakpia “kue isi daging”, berasal dari kata 肉饼ròu bĭng (dibaca rou ping) dalam dialek hokian berbunyi bak pia. Dua kata terpisah kemudian menjadi satu kata. Bakpia sekarang justru kebanyakan tidak berisi daging, tapi berisi coklat, durian dan sebagainya (Chen, 2013:54). Salah satu perusahaan bakpia yang berada di Yogyakarta salah satunya adalah perusahaan Bakpia 29. Bagi para wisatawan tidak lengkap rasanya apabila berkunjung ke Yogyakarta tetapi tidak membeli makanan oleh-oleh khas kota Yogyakarta itu.
3
1.2 Rumusan Masalah Dalam membahas mengenai bakpia pathuk yang menjadi salah satu oleholeh khas kota Yogyakarta, hal yang menarik bagi penulis sehingga merumuskan tiga permasalahan, yakni : 1. Bagaimana sejarah bakpia masuk ke kota Yogyakarta? 2. Bagaimana akulturasi yang terjadi antara budaya Tionghoa dengan budaya Yogyakarta yang berwujud dalam bakpia? 3. Bagaimana pengelolaan usaha bakpia 29?
1.3 Tujuan Penulisan Pada setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui sejarah masuknya bakoia di Yogyakarta 2. Mengetahui akulturasi yang terjadi antar budaya melalui bakpia 29 3. Mengetahui pengelolaan usaha bakpia 29 yang sudah berdiri sejak tahun 1993. 1.4 Manfaat Penulisan Dalam penelitian ini manfaatnya antara lain untuk mengetahui lebih mendalam tentang bakpia 29 dan akulturasi dalam hal makanan yang terjadi di Yogyakarta antara masyarakat Tiongkok dan masyarakat pribumu di Yogyakarta.
4
1.5 Metode Penulisan Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai dasar penulisan laporan yaitu : 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh dasar teori untuk melengkapi data dan landasan teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan. 2. Observasi Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung agar memperoleh data tentang keadaan yang sebenarnya. 3. Wawancara Dalam tahap ini dilakukan secara langsung dengan beberapa pihak yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Diantaranya pemilik bakpia 29 dan pihak yang berkaitan dengan penulisan tersebut.
5
1.6 Sistematika Penulisan Adapun laporan penelitian ini akan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menerangkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat
penelitian,
metode
pengumpulan data,
sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori-teori kebudayaan, kuliner dan teknik memasak secara efektif dan benar.
BAB III
BAKPIA SEBAGAI BENTUK AKULTURASI BUDAYA TIONGKOK DAN INDONESIA DI BIDANG KULINER Bab ini dibahas tentang perpaduan akulturasi budaya antara Tiongkok dan Indonesia di bidang kuliner.
BAB IV
SEJARAH BAKPIA 29 Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya dan
pengelolaan
usaha
bakpia 29. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyeluruh tentang hasil penelitian dan saran yang bersifat membangun.
6