BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan dan obesitas menjadi masalah kesehatan yang serius di berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh obesitas. Berdasarkan penelitian Mokhdad et al dalam Christou et al (2004) obesitas di Amerika Serikat merupakan penyebab kematian dini kedua yang dapat dicegah setelah merokok dan diperkirakan ada sekitar 400.000 kematian per tahun akibat obesitas. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan prevalensi obesitas. Pada tahun 2009 – 2010, lebih dari sepertiga dari orang dewasa di Amerika Serikat (35,7%) mengalami obesitas (Center for Disease Control, 2012). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) dengan acuan indeks massa tubuh (IMT) ≥ 30 kg/m2 prevalensi obesitas di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 2,5 % dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 3,5% (WHO, 2015). Sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia tahun 2013, prevalensi obesitas penduduk laki-laki dewasa (>18 tahun) pada tahun 2007 adalah 13,9% meningkat menjadi 19,7% pada tahun 2013, sedangkan prevalensi obesitas pada wanita dewasa (>18 tahun) pada tahun 2007 adalah 13,9% meningkat menjadi 32,9% pada tahun 2013. Obeistas juga banyak dihubungkan dengan berbagai masalah kesehatan antara lain peningkatan prevalensi penyakit kronik seperti diabetes mellitus tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular (WHO, 1997). Studi membuktikan bahwa orang obese lebih banyak mengalami abnormalitas lipid dan lipoprotein termasuk peningkatan kolesterol total,
1
trigliserida, dan penurunan kolesterol high density lipoprotein (HDL). Hal ini diduga berkaitan dengan penurunan aktivitas enzim lipoprotein lipase pada individu
obes.
Penurunan
aktivitas
enzim
lipoprotein
lipase
akan
menyebabkan peningkatan kadar trigliserida, yang selanjutnya dapat menurunkan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL). Penyebab lainnya diduga berhubungan dengan penurunan kadar Adiponektin mRNA pada jaringan lemak orang obes. Adiponektin berfungsi sebagai aktivator PPAR-α yang berfungsi dalam sintesis apolipoprotein A-I (Apo A-I) yang berperan dalam metabolisme kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) (Zhang et al, 2013). Penelitian Lima et al (2004) menemukan bahwa terdapat perbedaan profil lipid diantara gender pada individu yang obesitas dan overweight dengan peningkatan level kolesterol total dan kolesterol LDL pada grup lakilaki obes atau overweight, sedangkan pada grup wanita obes atau overweight terjadi peningkatan trigliserida yang lebih dominan. Berdasarkan penelitian Soewondo et al (2010), persentase penduduk Jakarta yang mengalami hipertrigliseridemia sudah mencapai 50,9% untuk laki-laki dan 50,2% untuk wanita sedangkan persentase penduduk yang memiliki kadar HDL rendah sebesar 43,6% untuk laki-laki dan 57,8% untuk perempuan. Peningkatan kadar trigliserida dan level kolesterol rendah merupakan salah satu komponen sindroma metabolik yang dapat berkembang menjadi penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu penatalaksanaan atau manajemen obesitas dan kelebihan berat badan yang bertujuan untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan individu. Dasar dalam
2
penatalaksanaan obesitas dan kelebihan berat badan adalah dengan terapi diet dan aktivitas fisik yang merupakan bagian dari etiologi obesitas yang diikuti dengan modifikasi perilaku individu atau dengan pilihan terapi obat dan operasi. (Lau et al, 2007; Racette et al, 2003). Banyak studi menyatakan bahwa lifestyle intervention yang mencakup terapi diet yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik secara signifikan dapat menurunkan berat badan dan memberikan perubahan yang menguntungkan dalam faktor risiko komplikasi obesitas (Goodpaster, 2010; Fethi et al 2013; Luis et al 2008). Sebuah studi yang dilakukan pada orang obesitas di Tunisia membuktikan bahwa intervensi terapi diet akan menurunkan massa lemak tubuh dan memperbaiki level trigliserida dan LDL-C sedangkan intervensi aktivitas fisik akan memperbaiki level gula darah dan trigliserida plasma, sedangkan kombinasi intervensi aktivitas fisik dan terapi diet memberikan hasil yang positif terhadap perbaikan lipoprotein plasma, profil lipid dan resistensi insulin disamping juga terhadap penurunan massa lemak dan lingkar pinggang (Ounis et al, 2008). Dasar dari terapi diet yang diberikan yaitu dengan menurunkan jumlah energi yang dikonsumsi. Low calorie diet (LCD) dengan kandungan energi antara 800 – 1500 kkal/hari terbukti memberikan hasil yang sesuai harapan dalam manajemen obesitas, rata-rata individu yang mengikuti program low calorie diet mengalami penurunan berat badan sebesar 6 - 8% dari berat awal selama 3 – 12 bulan terapi (National Institute Health, 2003). Penurunan berat badan yang terjadi juga akan memberikan dampak tersendiri terhadap penurunan kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta
3
peningkatan kadar high density lipoprotein (HDL) di dalam plasma (Dattilo dan Etherton, 1992). Beberapa studi membuktikan efek positif dari aktivitas fisik terhadap kesehatan dan penurunan berat badan. Dalam studi epidemiologi aktivitas fisik dapat melindungi dari perkembangan diabetes mellitus tipe 2, sindroma metabolik,
serta
penyakit
kardiovaskular.
Sedangkan
dalam
studi
eksperimental aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan, akumulasi visceral fat, resistensi insulin, memperbaiki toleransi laktosa dan profil lipid, serta menurunkan tekanan darah. National Physical Activity Guidelines Advisory Committee Report dalam Booth et al (2012) menyimpulkan bahwa aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) dan menurunkan kadar trigliserida serum. Walaupun masih belum jelas bagaimana mekanisme aktivitas fisik dalam memperbaiki profil lipid tetapi teori yang ada menyatakan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan sensitivitas dan aktivitas dari enzim lipoprotein lipase yang berfungsi dalam pemecahan lipoprotein kaya trigliserida (Kiens and Lithell, 1981; Laaksonen et al, 2005; Mann et al, 2014; Purawidjaja, 1989). Teori lain menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi dari apolipopeotein A-I yang berperan dalam metabolisme kolesterol HDL (Zhang et al, 2013). Dari uraian diatas dijelaskan bahwa terapi diet dan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap penurunan berat badan dan profil lipid, tetapi belum jelas jenis aktivitas fisik, intensitas, dan frekuensi mana yang sebaiknya diberikan bersamaan dengan LCD. Oleh karena itu dalam penelitian ini
4
mengajukan model latihan aerobik dan beban sebagai salah satu alternatif metode pemberian aktivitas fisik selama menjalani low calorie diet 1200 kkal.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian adalah “Apakah pemberian latihan aerobik dan beban selama 8 minggu dapat memberikan perbedaan kadar kolesterol high density lipoprotein dan trigliserida pada individu overweight dan obesitas yang diberikan low calorie diet (LCD) 1200 kkal?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan umum: 1.
Mengetahui pengaruh dari pemberian latihan aerobik dan beban selama 8 minggu terhadap kadar kolesterol high density lipoprotein dan trigliserida individu overweight dan obesitas yang diberikan low calorie diet (LCD) 1200 kkal
Tujuan khusus: 1.
Mengetahui kadar kolesterol high density lipoprotein dan trigliserida individu overweight dan obesitas sebelum menjalani low calorie diet (LCD) 1200 kkal dan mendapat intervensi latihan aerobik dan beban selama 8 minggu
2.
Mengetahui kadar kolesterol high density lipoprotein
(HDL) dan
trigliserida individu overweight dan obesitas setelah menjalani low calorie diet (LCD) 1200 kkal dan mendapat intervensi latihan aerobik dan beban selama 8 minggu
5
D. Manfaat Penelitian 1.
Pemerintah Dengan adanya hasil penelitian maka diharapakan dapat menjadi bahan acuan pemerintah dalam memberikan anjuran untuk melalukan aktivitas fisik tambahan guna meningkatkan derajat kesehatan bagi individu overweight
2.
Peneliti Menambah pengetahuan dan membuktikan secara ilmiah peran aktivitas fisik tambahan yang diberikan bersama low calorie diet 1200 kkal (LCD) terhadap kadar trigliserida dan kolesterol high density lipoprotein (HDL) pada individu overweight
E. Keaslian Penelitian 1.
Penelitian Rezaeipour (2014) yang berjudul “Comparison of Two Types of Diets on Losing Weight and Lipid Profile of Overweight/Obese Middle-Aged Women Under Exercise Condition”. Tujuannya adalah untuk mengetahui efek dari negative-calorie diet dibandingkan dengan low-calorie diet yang sama-sama dikombinasikan dengan latihan fisik terhadap penurunan berat badan dan profil lipid pada wanita overweight dan obesitas. Hasilnya terdapat perbedaan parameter pada kedua grup, dan efisiensi penurunan berat badan memiliki hasil yang sama. Persamaan penelitian ini adalah variabel penelitian. Perbedaan penelitian terdapat pada tujuan penelitian dan subjek penelitian.
2.
Penelitian Pitsavos et al (2009) yang berjudul “Resistance Exercise Plus to Aerobic Ectivities is Associated With Better Lipid Profile Among
6
Healthy Individual: The ATTICA Study”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengevalusi efek dari penambahan latihan resisten yang dikombinasikan dengan latihan aerobik terhadap profil lipid pada individu sehat. Hasilnya kombinasi antara latihan resisten dan latihan aerobik memberikan efek yang lebih baik pada profil lipid pada individu sehat. Persamaan penelitian ini adalah variabel bebas intervensi latihan fisik yang diberikan berupa latihan kombinasi latihan aeobik dan latihan beban. Perbedaan penelitian terdapat pada tujuan dan subjek penelitian. 3.
Penelitian Sondakh (2013) yang berjudul “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kadar Trigliserida”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk melihat pengaruh senam bugar lansia terhadap kadar trigliserida. Hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar trigliserida lansia sebelum senam dan sesudah senam. Persaman penelitian ini adalah variabel terikat triglierida. Perbedaan penelitian terdapat pada subjek penelitian, tujuan penelitian, variabel bebas.
7