BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Databasemenjadi bagian integraldarikehidupan kita sehari-hari(Connolly
& Begg, 2005). Dalam dunia bisnis modern, database menjadi penunjang operasional perusahaan yang disebut dengan On Line Transaction Processing (OLTP).
Databasejuga
digunakan
untuk
membantu
perusahaan
dalam
menganalisa serta membuat keputusan, dikenal dengan On Line Analytical Processing (OLAP). Database mempunyai data-data transaksi dan juga data pendukung yang dibutuhkan. Semakin banyak jumlah transaksi pada aplikasi dan database, semakin kompleks pula infrastruktur aplikasidan databaseyang harus dimiliki perusahaan.Infrastruktur aplikasi dan databasesangat penting agar dapat meningkatkan high availability. Untuk meningkatkan kinerja dapat dilakukan denganperformance and tuning, yaitupada : pertama, server environmentseperti mainboard,
processor,
RAM,
lancard
dan
lain-lain.
Kedua,
storage
environment,ketiga, database environment, keempat,network environment, kelima,desktop computer environment(Schiesser, 2010). Seiring dengan berkembangnya teknologi, high availability dapat ditingkatkan dengan virtualisasi. Manajemen hardware maupun software dari server menjadi lebih praktis. Beberapa fitur yang dapat dilakukan adalah: manajemen sumber daya hardware terhadap masing-masing OS di dalam suatu
1
2
VM misalnya, processor, RAM maupun storage, monitoring resource allocation terhadap masing-masing OS dan lain-lain. Di levelstorage, kita mengenal beberapa tipe harddisk, yaitu: Solid State Drive (SSD) dan magnetic drive (SAS dan SATA)yang sering juga disebut denganHarddisk Drive (HDD). SSDmerupakan revolusi baru bagi teknologi storage dan memberikan dampak positif bagi kinerjasystem dan juga database. Tetapi dari sisi harga, investasi storage pada enterprise storage system yang full SSDmasih sangat mahal sekali, di sisi lain juga enterprise storage system masih banyak menggunakan HDD. Dengan
kondisistorage
yang
ada,
maka
mempengaruhidesain
infrastruktur ITpada enterprise storage system.Agar pemanfaatan semua sumber daya storage dan juga kinerja yang dihasilkan optimal, makaharus ada konfigurasi antaraSSD dan HDD. Hal ini juga berlaku terhadap konfigurasi storage pada server database.Oleh karena itu, penelitian iniakan melakukan konfigurasi hybrid storage pada virtualisasi server database. Untuk mendapatkan konfigurasi yang terbaik maka harus dilakukan benchmark. Kriteria untuk benchmark atas kinerja yang baik adalah sebagai berikut:
pertama,representative,
keempat,scalable,
kelima,verifiable
kedua,relevant, dan
keenam,simple.
ketiga,portable, Ada
beberapa
benchmark yang mencapaiactive industry standard. Yang paling sering digunakan adalah TPC dan SPEC(Chen, Raab, & Katz, 2014). Untuk penelitian ini,pengukuran kinerja benchmark menggunakan TPC. Karena fokus penelitian pada Database OLTP dan OLAP maka akan menggunakan TPC-C dan TPC-H.
3
Di sisi lain, dengan adanya beberapa developer database untuk melengkapi penelitian ini, dilakukan pengujian pengukuran kinerja dari empat database yaituORACLE, SQL Server, MySQL dan PostgreSQL.
1.2.
Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan kinerjaserver database dengan melakukan konfigurasi
hybrid
storage
yang
optimal
pada
level
OS
di
virtualisasiserver? 2. Bagaimana memanfaatkan semua resources yang ada padastorage tanpa mengorbankan kinerja dari server database?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Membuat konfigurasihybrid storage yang tepat untuk mendukung kinerjaserverdatabasepada virtualisasiserver.
2.
Mendapatkan kinerja yang maksimal pada enterprise storage system dengan menggunakan kombinasiresources harddisk SSD dan HDDagar cost effective.
4
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Di lingkungan akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan dalam mengembangkan konfigurasi hybridstorage pada enterprise system dan
dapat
digunakan
sebagai
rujukan
penelitian-penelitian
selanjutnya. 2. Mendapatkan konfigurasi penggunaan tipe harddisk yang tepat di sisi storage untuk mendukung kinerjaserver database. 3. Cost effective denganmemberdayakan semua resources harddisk yang ada di enterprise storage system.
1.5.
Ruang Lingkup Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengkonfigurasikan storage menggunakan 4 buah harddisk SSD dengan RAID10.
2.
Mengkonfigurasikan storagemenggunakan 8 buah harddisk HDD tipe SATA dengan RAID10.
3.
Melakukan instalasi virtualisasiserver menggunakan VMWare.
4.
Melakukan
instalasiserver
databasemenggunakan
Windows
Server2012sebagaibagian dari virtualisasiserver (VM). 5.
Melakukan instalasidatabasemenggunakan ORACLE 11G XE, SQL Server 2012, MySQL 5.6 dan PostgreSQL 9.4.
5
6.
Melakukan instalasi HammerDB 2.19 (aplikasi yang digunakan untuk melakukan pengujian kinerja database menggunakan TPC-C untuk OLTP dan TPC-H untuk OLAP).
7.
Melakukan pengujian dengan mengoperasikanHammerDBuntuk menghitung Transaction Per Minutes(TPM)pada TPC-C dan Query Per Hour (QphH) pada TPC-H pada empat database, yaitu ORACLE XE, SQL Server, MySQL, PostgreSQL. Ada empat konfigurasi pada Windows Serveryang akan diuji, yaitu : •
Virtual disk driveuntuk OS menggunakan HDD dan virtual disk drivedatabase menggunakan SSDtetapi file temporary Windows dandatabasemenggunakan HDD.
•
Virtual disk driveuntuk OS menggunakan SSD dan virtual disk drivedatabase menggunakan HDDtetapi file temporary Windows dandatabasemenggunakan HDD.
•
Virtual disk driveuntuk OS menggunakan HDD dan virtual disk drivedatabase
menggunakan
SSDtetapi
file
temporary
Windowsdandatabasemenggunakan SSD. •
Virtual disk driveuntuk OS menggunakan SSD dan virtual disk drivedatabase menggunakan HDDtetapi file temporary Windows dandatabasemenggunakan SSD.