BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Mahasiswa yang meraih gelar Sarjana Ekonomi khususnya akuntansi
banyak memiliki alternatif untuk bekerja. Menurut Astami (2001) dalam Kusumastuti (2013), setelah menyelesaikan pendidikan di jurusan akuntansi, pertama dapat langsung bekerja di suatu instansi, berwirausaha, perusahaan atau lembaga lainnya. Kedua, dapat melanjutkan pendidikan akademik ke jenjang lebih tinggi, baik S2 akuntansi ataupun lain bidang. Ketiga dapat melanjutkan ke Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Semua bidang profesi akuntan menuntut setiap akuntan memiliki kemampuan dankompetensi. Oleh karena itu, meskipun bidang profesi akuntan luas namun tidak semualulusan jurusan akuntansi dapat diterima dan langsung bekerja pada profesi tersebut. Munawir (1999:32) menyebutkan bahwa profesi akuntan berhubungan erat dengan kemampuan atau kompetensi orang yang bersangkutan untuk bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Kompetensi seorang auditor ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut: (1) pendidikan formal tingkat universitas, (2) pelatihan teknis dan pengalaman dalam bidang auditing, dan (3) pendidikan profesional yang berkelanjutan (continuing professional education) selama menjalani karier sebagai auditor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menjadi seorang akuntan yang
1
Universitas Sumatera Utara
kompeten diperlukan syarat-syarat lain selain harus memiliki pendidikan di tingkat universitas. Namum kebanyakan perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia hanya mengandalkan intelligent quotient (IQ) dalam menjalankan sistem pendidikan akuntansi. Akan tetapi, emotional quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ) juga dapat mempengaruhi pemahaman terhadap pelajaran akuntansi. Semakin tinggi intelligent quotient, emotional quotient, dan spiritual quotient seorang mahasiswa maka tingkat pemahamannya terhadap pelajaran akuntansi juga semakin tinggi. Penelitian-penelitian sebelumnya sependapat bahwa emotional quotient secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (Tikollah, Triwuyono & Ludigdo: 2006) dalam Sari (2012) emotional quotient berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Mardahlena: 2007), emotional quotient berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Wirumananggay: 2008) dan emotional quotient secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi (Yulianto: 2009). Menurut Lisnasari dan Fitriany dalam Rochim (2013), Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)merupakan jenjang pendidikan tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjanaekonomi jurusan akuntansi yang ingin mendapatkan gelar Akuntan. Surat Keputusan(SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu (S1)jurusan akuntansi berkesempatan menempuh PPAk di perguruan tinggi yang telahditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka yang telah menempuh PPAk nantinya akan berhak memperoleh
2
Universitas Sumatera Utara
sebutan profesi Akuntan (Ak), dan juga semakin berpeluang meniti karir sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi. PPAk sudah mulai dijalankan sejak September 2002. Dengan dimulainya pelaksanaan PPAk maka gelar akuntan bukan lagi monopoli Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tertentu yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas. Dengan demikian, semua lulusan jurusan akuntansi memiliki peluang yang sama untuk memperoleh gelar akuntan. Kesempatan telah terbuka lebar dan yang menjadi permasalahan saat ini adalah kemauan dari setiap mahasiswa akuntansi untuk melanjutkan pendidikan pada PPAk. Diperlukan motivasi yang kuat untuk melakukannya. Tanpa adanya motivasi dari setiap mahasiswa akuntansi, PPAk yang telah direalisasikan akan sia-sia karena tidak ada mahasiswa yang berminat untuk mengikutinya. Minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor itu antara lain, motivasi karir, ekonomi, mencari ilmu, mengikuti USAP, lama pendidikan (Riany 2008). Secara umum orang yang berminat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi memiliki motivasi. Mahasiswa yang hanya berpikir mengenai angka dan nilai akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tertinggi, melakukan segala bentuk kecurangan. Oleh karena itu, spiritual quotient juga harus dibarengi dengan motivasi agar mampu mendorong mahasiswa mencapai keberhasilan
3
Universitas Sumatera Utara
dalam belajarnya karena motivasi dapat mendorong berfungsinya secara efektif intelligent quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spiritual quotient (SQ). Penelitian mengenai motivasi untuk mengikuti PPAk telah dilakukan oleh Kusumastuti (2013) “Pengaruh Motivasi dan pengetahuan UU NO.5 TAHUN 2011 Tentang Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh Motivasi Karir, Motivasi Mengikuti USAP, Motivasi Kualitas, Motivasi Ekonomi dan Pengetahuan Undang-undang No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik berpengaruh positif dan signifikan. Seseorang pasti menginginkan karir, gaji yang besar dalam pekerjaannya. Menurut Stole (1976) dalam Kusumastuti (2013) menyatakan bahwa karir di KAP merupakan suatu karir yang memberikan penghargaan secara finansial dan pengalaman kerja yang bervariasi, untuk mendapatkan karir yang bagus harus memiliki keahlian atau kualitas diri. Seseorang dapat meningkatkan kualitas dengan mengikuti PPAk, dengan mengikuti itu peluang untuk menjadi seorang akuntan terbuka lebar. Setelah mengikuti PPAk akan semakin berpeluang untuk berkarir sebagai auditor, akuntan pendidik, akuntan pajak, dan semua itu memberikan penghargaan finansial yang cukup besar. Jadi motivasi ekonomi, karir, kualitas dapat mempengaruhi minat seseorang mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian yang meneliti motivasi, intelligent quotient, emotional quotient, spiritual quotient dan pengetahuan tentang profesi akuntan publik sebagai variabel yang mempengaruhi minat mengikuti profesi pendidikan akuntansi.
4
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya, dimana pada penelitian Rochim (2013) meneliti pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Sedangkan pada penelitian Choiriah (2013) meneliti pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasn intelektual, kecerdasan spiritual, dan etika profesi terhadap kinerja auditor dalam kantor akuntan publik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu aspek yang diteliti yang mengambil enam variabel yang dapat mempengaruhi minat mengikuti profesi pendidikan akuntansi yaitu motivasi, intelligent qoutient, emotional quotient, spiritual quotient dan pengetahuan tentang akuntan publik. Selain itu, responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2013 di Departemen Akuntansi S-1 Universitas Sumatera Utara, sedangkan dalam penelitian sebelumnya sampel dilakukan di Universitas Brawijaya (Rochim: 2013) dan Universitas Negeri Padang (Choiriah: 2013). Alasan pemilihan sampel karena Universitas Sumatera Utara merupakan Universitas terbaik di Indonesia yang ada di kota Medan. Penulis juga merupakan mahasiswa yang berasal dari Universitas Sumatera Utara sehingga telah memahami dengan benar kriteria dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga berbeda dari segi bahasa. Dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan istilah dalam bentuk bahasa Indonesia. Kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual (Choiriahh: 2013). Pada penelitian ini menggunakan istilah dalam bahasa Inggris (Intelligent quotient, emotional quotient, dan spiritual quotient). Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Pengaruh Motivasi, Intelligent Quotient, Emotional
5
Universitas Sumatera Utara
Quotient, dan Spiritual Quotient dan Pengetahuan Tentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi”.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut : 1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi? 2. Apakah Intelligent Quotient berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi? 3. Apakah Emotional Quotient berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi? 4. Apakah Intelligent Quotient berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi? 5. Apakah Pengetahuna berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi?
1.3.
Tujuan Penilitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, tujuan dari penilitian ini
adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui pengaruh antara motivasi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi?
6
Universitas Sumatera Utara
2.
Untuk mengetahui pengaruh antara Intelligent Quotient terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi?
3.
Untuk mengetahui pengaruh antara Emotional Quotien tterhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi?
4.
Untuk mengetahui pengaruh antara Spritual Quotient terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi?
5.
Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi?
1.4.
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pihak- pihak berikut. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan sehubungan dengan pengaruh motivasi, intelligent quotient, emotional quotient, spiritual quotient, dan pengetahuan tentang profesi akuntan publik terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara untuk mengikuti profesi akuntasi. 2. Bagi Akademik Penelitian ini memberikan masukan dalam rangka pengembangan motivasi, intelligent quotient, spiritual quotient, emotional quotient,
7
Universitas Sumatera Utara
dan pengetahuan tentang profesi akuntan publik juga melihat sejauh mana minat mahasiswa untuk mengikuti profesi akuntasi. 3. Pihak Staf dan Departemen / Jurusan Memberikan masukan dan untuk menyusun dan menyempurnakan sistem yang diterapkan pada jurusan atau program studi akuntansi tersebut dalam rangka menciptakan akuntan yang berkualitas.
8
Universitas Sumatera Utara