1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Langkahlangkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa antara lain dengan mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ada berbagai macam upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia, misalnya dengan membenahi lembaga pendidikan, meningkatkan mutu guru, memperbaiki proses pembelajaran, dan mengembangkan kemampuan siswa baik ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Dalam mengembangkan kemampuan siswa, pendidik harus mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran yang baik dan berkualitas memiliki fungsi dan tujuan untuk mengaktifkan siswa di dalam kelas serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas, apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas, serta meningkatnya pemahaman siswa di dalam kelas. Untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa di dalam kelas, maka perlu dibuat suatu rencana pembelajaran yang baik.
1
2
Dalam pembelajaran IPS, yang menjadi salah satu bentuk proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran IPS yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Pembelajaran IPS yang disusun secara terpadu, diupayakan agar peserta didik dapat mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Dengan pelajaran IPS yang disusun secara terpadu, maka tujuan pendidikan IPS di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, mandiri, dan kepedulian sosial dapat dicapai oleh peserta didik di dalam kelas. Pembelajaran IPS di Indonesia, secara umum masih diajarkan secara terpisah-pisah. Salah satu penyebab hal ini dapat terjadi, karena guru IPS belum memahami penerapan pembelajaran IPS secara terpadu. Menurut salah satu media online yang dilansir oleh Kompasiana.com tanggal 31 Oktober 2011, ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh guru terhadap pelajaran IPS di sekolah, misalnya fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang tidak sesuai dengan kebutuhan, masih rendahnya hasil pembelajaran IPS di sekolah, dan ketidaksiapan dari guru yang ada di sekolahnya untuk membelajarkan IPS secara terpadu. Ada berbagai macam penyebab, mengapa pelajaran IPS masih diajarkan secara terpisah-pisah sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu jurnal yang bernama Paramita Vol. 20 No. 2 yang ditulis oleh Edy Sutrisna dan
3
Wasino, yang pertama guru IPS belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menerapkan pendekatan terpadu sebagai akibat pemberlakuan kurikulum sebelumnya, khususnya kurikulum 1994 dan kurikulum 1984, yang tidak menggunakan pendekatan terpadu. Kedua, guru-guru mata pelajaran IPS di sekolah sebagian besar memiliki latar belakang keilmuan IPS yang monolitik, yaitu berasal dari lulusan Pendidikan Geografi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Sosiologi. Hal yang sama diungkapkan oleh Supardi (2011: 194) tentang berbagai macam bentuk kegelisahan dan kesulitan guru IPS dalam membelajarkan IPS secara terpadu. Pertama, kurikulum IPS yang belum menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi, kedua kesulitan guru IPS untuk memadukan pelajaran IPS secara terpadu, dan ketiga kesulitan guru IPS untuk melakukan team teaching disebabkan karena kendala pembagian tugas dan waktu saat proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru IPS di SMP N 5 Wates, diperoleh informasi bahwa pembelajaran IPS masih diajarkan terpisah-pisah, walaupun dalam pelaksanaannya sudah diajarkan oleh satu guru IPS di dalam kelas. Guru membelajarkan IPS sesuai dengan urutan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dimuat dalam kurikulum. Guru IPS masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran IPS secara terpadu. Hal ini terjadi, karena guru IPS masih berasal dari
4
spesialisasi ilmu sosial tertentu, misalnya ilmu geografi, ekonomi, dan sejarah. Selain itu struktur kurikulum yang ada dalam standar isi masih berdiri sendiri atau terpisah-pisah menyebabkan guru IPS masih mengalami kesulitan untuk memadukan materi IPS di dalam pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran di kelas, guru IPS banyak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, namun masih kurang menggunakan metode diskusi di dalam kelas. Ada beberapa metode pembelajaran yang sering divariasikan oleh guru di kelas, misalnya tanya jawab, kartu berpasangan, mind mapping dan lain sebagainya. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru sudah baik, namun masih kurang menggali kemampuan siswa untuk menemukan ide-ide baru dan berdiskusi. Pembelajaran IPS yang masih jarang menggunakan kegiatan diskusi, bukan merupakan masalah utama dalam proses pembelajaran di kelas. Ada berbagai macam masalah yang sering dialami oleh guru IPS di dalam kelas, misalnya siswa belum aktif di dalam kelas yang ditandai dengan siswa jarang mengeluarkan pendapat maupun bertanya, siswa ribut sendiri bersama temannya saat proses pembelajaran, dan siswa belum aktif dalam kegiatan kelompok. Selain itu, pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran IPS belum mencapai KKM, dapat dilihat dari hasil ulangan siswa di dalam kelas baru mencapai rata-rata 62,5. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru IPS, menunjukkan bahwa kelas VII C sering mengalami masalah-masalah tersebut.
5
Dari berbagai macam masalah yang sering terjadi di dalam kelas VII C, memberikan gambaran bahwa kualitas pembelajaran di kelas masih kurang. Kualitas pembelajaran yang belum optimal di dalam kelas VII C, ditandai dengan aktivitas siswa yang rendah yang dapat ditunjukkan dengan kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak serius dalam memperhatikan guru di kelas, siswa jarang mencatat penjelasan dari guru, siswa masih belum aktif untuk bertanya, berpendapat, dan berdiskusi. Selain itu, pemahaman siswa terhadap pelajaran masih kurang,
dapat ditunjukkan dengan hasil
ulangan siswa baru mencapai rata-rata 63. Hasil ulangan siswa di dalam kelas yang masih di bawah KKM yaitu dengan rata-rata 63, maka perlu ada upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Melihat adanya berbagai macam penyebab dan masalah yang terjadi di dalam kelas, perlu dipikirkan suatu rencana pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di dalam kelas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini ialah menerapkan suatu metode yang efektif sesuai dengan kurikulum. Metode pembelajaran yang efektif di dalam penelitian ini, disusun dan direncanakan melalui pembelajaran terpadu dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS yang disusun melalui pembelajaran terpadu, diupayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, yang ditandai dengan peningkatan aktivitas siswa dan pemahaman siswa dalam memahami pelajaran menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, peneliti akan mencoba meneliti tentang “Peningkatan Kualitas
6
Pembelajaran IPS Melalui Pembelajaran Terpadu di Kelas VII C SMP N 5 Wates”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang disesuaikan dengan tempat observasi di SMP N 5 Wates, maka dapat diidentifikasikan berbagai macam masalah yang terkait, yaitu: 1. Pembelajaran IPS masih diajarkan secara terpisah-pisah. 2. Guru IPS masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran IPS secara terpadu. 3. Guru IPS banyak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, namun masih jarang menggunakan metode diskusi di dalam kelas. 4. Aktivitas siswa di dalam kelas yang masih rendah. 5. Pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS masih kurang. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan mengingat adanya keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut: 1. Aktivitas siswa di dalam kelas yang masih rendah. 2. Pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS masih kurang.
7
D. Rumusan Masalah Sehubungan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS di kelas VII C SMP N 5 Wates, maka permasalahan yang dapat diuraikan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah yang efektif dalam penerapan pembelajaran IPS secara terpadu? 2. Apakah pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas VII C SMP N 5 Wates ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk: 1. Mengetahui langkah-langkah yang efektif dalam penerapan pembelajaran IPS melalui pembelajaran terpadu. 2. Mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui pembelajaran terpadu di Kelas VII C SMP N 5 Wates. F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru a.
Memberikan pemahaman dan wawasan bagi guru dalam penerapan pembelajaran terpadu di kelas.
8
b.
Memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran terpadu di dalam kelas.
c.
Meningkatkan kemampuan dan kinerja profesionalisme guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.
2. Bagi Siswa a.
Dengan mempelajari pembelajaran terpadu di kelas, diharapkan siswa dapat mempelajari pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna, holistik, dan aktif.
b.
Dengan mempelajari pembelajaran terpadu di kelas, diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan sosial dalam menganalisis dan memecahkan suatu masalah.
c.
Siswa diharapkan akan semakin paham dengan pembelajaran IPS secara multidispliner.
3. Bagi Peneliti a.
Peneliti semakin paham dalam mengembangkan pembelajaran terpadu, terutama dalam mendesaian, meramu, dan menganalisis dalam pembuatan pembelajaran IPS secara terpadu.
b.
Peneliti semakin paham dengan penerapan pembelajaran terpadu di dalam kelas.