BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LatarBelakang
Di era globalisasi ini persaingan antar kota menjadi semakin nyata, terlihat dari bagaimana
suatu
kota
mengawasi
dan
mengenalkan
wilayahnya
serta
memaksimalkan potensi-potensi di wilayahnya untuk menunjang ekonomi daerah. Perkembangan tersebut mengakibatkan sebuah kota mulai diperlakukan seperti perusahaan dengan adanya branding yang kuat untuk mempermudah penjualan produk, jasa, sumber daya manusia dan membuat orang percaya untuk berinvestasi. Perkembangan sebuah brand strategy bagi kota berpengaruh terhadap fasilitas yang ada di sebuah tempat sebagai penyesuaian dan memberikan suatu dorongan yang menjanjikan bagi orang-orang. Hal tersebut bukan sebuah kampanye atau tagline, tetapi sebagai brand strategy hal itu menjadi lebih dalam secara emosional karena mengandung visi yang disertai dengan aksi untuk mewujudkan visi tersebut. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami dampak persaingan tersebut. Dengan 512 kabupaten dan kota yang tersebar, kota dan kabupaten di Indonesia harus mampu bersaing. Setiap kota dan kabupaten harus mampu memperkenalkan potensi wilayahnya masing-masing. Tidak hanya diperkenalkan di dalam negeri tetapi juga ke luar negeri, agar banyak orang tertarik dan mau
1
mengunjungi. Salah satu kota yang memiliki banyak potensi untuk diperkenalkan adalah kota Cirebon. Kota Cirebon terletak di Provinsi Jawa Barat. Letaknya yang berada di pantai utara membuat Kota Cirebon menjadi kota transit bagi orang-orang yang akan melakukan perjalanan dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dan Timur atau sebaliknya. Kota Cirebon berada di perbatasan antara wilayah Provinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah, hal tersebut tentu saja berpengaruh tehadap kebudayaan di Kota Cirebon. Percampuran budaya jawa dan sunda menghasilkan budaya Cirebon yang lain dengan kedua budaya tersebut, ditambah dengan akulturasi dengan budaya Cina, Mesir dan Islam menjadikan budaya Cirebon menjadi semakin kaya dan lain dari budaya-budaya wilayah sekitarnya. Kota Cirebon memiliki daya tarik tersendiri dengan peninggalan kerajaan Islamnya, makan Sunan, kerajinan batik dan wisata kulinernya. Dari data yang didapatkan penulis setiap taunnya ada peningkatan wisatawan domestik dan mancanegara yang datang untuk menikmati wisata religi, sejarah bahkan hanya sekedar ingin mencicipi makanan khasnya. Hal tersebut membuat Kota Cirebon terus berbenah diri agar semakin dikenal dan banyak dikunjungi. Sebagai bentuk dukungan dari pemerintah Kota Cirebon, maka sampai tahun 2015 akan didirikan sekitar 15 hotel baru. Namun hal tersebut tidak diikuti dengan kesadaran masyarakatnya khususnya anak-anak muda untuk mendukung program pemerintah. Masih banyak masyarakat yang seolah tidak peduli, padahal dengan semakin berkembangnya potensi di daerah tersebut maka perkembangan ekomoninya pun semakin berkembang. 2
Dari data yang penulis peroleh dapat disimpulkan bahwa hanya terjadi sedikit peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya bahkan pada tahun 2010 terjadi penurunan yang cukup derastis. Begitupun dengan wisatawan mancanegara yang cenderung menurun. Dari penjelasan tesebut dapat diambil kesimpulan bahwa pentingnya sebuah city branding yang baik untuk mencerminkan sebuah citra bagi masyarakat dan budaya kota Cirebon yang berbeda dengan kota lainnya. Maka dari itu penulis berinisiatif untuk membuat city branding kota Cirebon yang sebelumnya belum ada sebagai bentuk dukungan kepada program pemerintah kota Cirebon yang mulai membenahi sektor pariwisatanya, membangun awareness masyarakat Cirebon dan menarik wisatawan baik nusantara maupun mancanegara agar tertarik untuk datang ke Cirebon. 1.2.
RumusanMasalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan, rumusan masalah yang diambil adalah : 1. Konsep apa yang sesuai untuk membangun City Branding Kota Cirebon agar menarik, kompetitif dan inspiratif bagi warga Cirebon khususnya dan luar kota Cirebon umumnya? 2. Bagaimana merancang visual city branding kota Cirebon sebagai kota yang menarik dan inspiratif untuk dikunjungi, juga dapat meningkatkan kebanggaan masyarakatnya akan kotanya?
3
1.3.
Batasan Masalah
Untuk mengurangi kompleksitas masalah perlu adanya batasan masalah sehingga pembahasan akan lebih terarah dan mempermudah dalam proses perancangan system itu sendiri, Maka penulis membatasi permasalahan yang ada yaitu : 1. Mengungkap potensi kota Cirebon sebagai kota yang memiliki kekayaan budaya di Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. 2. Mewujudkan visual City Branding kota Cirebon sebagai representasi budaya dan kebanggaan warga Cirebon.
1.4.
Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan tugas akhir yang akan penulis buat adalah : 1. Agar Cirebon menjadi kota tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. 2. Agar Cirebon memiliki visual City Branding yang sesuai dengan harapan dan menarik
wisatawan
untuk
berkunjung
serta
menjadi
kebanggan
masyarakatnya. 1.5.
Manfaat Tugas Akhir
Manfaat perancangan tugas akhir city branding kota Cirebon ini bagi penulis adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Selain itu penulis juga berharap city banding yang dibuat dapat mendukung program-program pemerintah kota Cirebon yang sedang membenahi terutama di sektor pariwisata, karena sebelumnya kota Cirebon belum memilikinya.
4
Bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Cirebon, penulis berharap perancangan city branding kota Cirebon ini dijadikan sebagai pemicu untuk lebih mencintai, menghargai, merawat dan menjaga budaya serta sektor-sektor pariwisata sehingga orang dari luat kota bahkan luar negeri pun dapat melakukan hal yang sama. 1.6.
Metode Perancangan
Perancangan identitas visual Kota Cirebon akan melalui berbagai macam tahap penelitian agar menghasilkan identitas visual yang sesuai dengan Kota Cirebon. 1. Pengumpulan sumber data Perancangan identitas visual kota Cirebon diawali dengan mencari sumber data primer maupun sekunder. Pengumpulan data tersebut berguna sebagai penentu desain identitas visual Kota Cirebon. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara dinas pariwisata, survey, observasi. 2. wawancara dibidang ahlinya. (Graphic Designer) Wawancara dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki pengaruh dalam dunia desain grafis . Hal ini bertujuan untuk menambah informasi dari sudut pandang ahlinya di bidang branding.
5
3. Menentukan Brand Positioning Sumber data yang telah didapatkan dirangkum. Data tersebut berguna untuk menentukan brand positioning Kota Cirebon. Brand positioning ini akan mencerminkan identitas dari Kota Cirebon. 4. Menentukan brand value Tahap selanjutnya adalah menentukan brand value dari brand positioning Kota Cirebon. Brand value berupa dua atau tiga kata kunci yang akan menentukan desain identitas visual Kota Cirebon. Kata kunci tersebut akan dicepah kembali agar mendapatkan kata kunci visual logo. 5. Mind Mapping Mind Mapping berguna untuk mendapatkan beberapa kata yang menentukan desain. Mind mapping diambil dari pemecahan kembali brand value (kata kunci). Kata tersebut diharapkan mewakili brand positioning Kota Cirebon. 6. Sketsa Sketsa dibuat berdasarkan hadil penggabungan kata kunci yang didapat dari hasil mind mapping. Sketsa dibuat dalam berbagai macam bentuk sehingga memudahkan dalam pemilihan bentuk yang sesuai.
6
7. Digitalisasi dan pewarnaan Hasil sketsa logo kemudian masuk dalam tahap digitalisasi. Sketsa logo tersebut akam mulai masuk kedalam tahap pewarnaan secara digital. Pewarnaan tersebut akan diterapkan banyak di dalam bentuk sketsa sehingga mempermudah dalam pemilihan logo. 8. Menentukan tipe font, warna, dan ukuran Dalam desain media promosi font menjadi kesatuan dalam media promosi. Penentukan bentuk dan karakter font untuk media ptomosi juga ditentukan berdasarkan kata kunci yang ada. Ukuran, warna dan peletakan font pada media promosi juga perlu diperhatikan berdasarkan prinsip desain dan kenyamanan melihat media promosi. 9. Pembuatan Standarisasi penggunaan logo (Graphic Standart Manual) Setelah proses pembuatan logo selesai kemudian akan dilanjutkan ke tahap terakhir yaitu pembuatan penerapan standarisasi penggunaan logo ( Graphic Standart Manual). GSM tersebut berguna sebagai penentu penggunaan logo jika diterapkan di berbagai macam media aplikasi.
7
1.7. Skematika Perancanga
PERANCANGAN iDENTITAS VISUAL KOTA CIREBON Latar Belakang Adanya otonomi daerah mempengaruhi pariwisata suaru daerah. Identitas Visual diperlukan untuk membedakan dari kota lain sehingga tercipta brand tersendiri oleh orang yang melihat. ! Tujuan
Rumusan Masalah
1. Menentukan dan membuat desain identitas visual yang belum pernah ada dan dibuat.
Bagaimana mendesain identitas ! yang mencerminkan Kota Cirebon?
2. Membuat GSM untuk pemakaian logo Kota Cirebon
Studi Kepustakaan
Survei Lapangan
Pinsip desain, elemen desain, layout, warna, Cirebon
Observasi tempat, wawancara dinas pariwisata , wawancara desainer.
! Khalayak Sasaran 1. Demografis: Laki-laki dan Perempuan (16-40th) pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, keluarga muda) 2. Psikografis : muda, modern, suka traveling 3. Geografis: Perkotaan
Insight Cirebon, Indonesia, batik, Islam, modern
Konsep Perancangan IDE: kebudayaan, kekeluargaan MEDIA: Poster, flyer, booklet,
8