BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi : latar belakang masalah, fokus penelitian, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta penegasan istilah. Bab ini juga akan menguraikan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang berkaitan dengan pelaksanaan implementasi Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Penjurusan Program IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik.
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistim pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk membudayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan dalam upaya mengembangkan potensi diri peserta didik secara optimal, maka dilakukan pengelolaan oleh setiap jenjang pendidikan
dengan
memungkinkan
berdasar
setiap
pada
jenjang
standar pendidikan
nasional
pendidikan
melakukan
yang
pengelolalan
mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai karakteristik dan kehkasan
1
programnya. Standar pengelolaan secara yuridis formal tercantum pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan pasal 49 ayat (1) bahwa ” Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipati, keterbukaan, dan akuntabilitas” , dan pasal 54 ayat (1) ”Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel”. Apabila ditelaah lebih mendalam bahwa pengelolaan oleh satuan pendidikan harus memenuhi ke lima prinsip pokok standar pengelolaan pendidikan dalam mewujudkan pendidikan bermutu. Kelima pilar tersebut merupakan satu kesatuan sistim yang bersifat integral dalam menopang tegaknya citra
kepercayaan
satuan
pendidikan
mengemban
visi
misi
sekolah
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan bermutu dilingkungan sekolah, dengan menyelaraskan antara muatan kurikulum dengan latar belakang bakat dan minat peserta didik, maka dilakukan program penjurusan, sebagaimana hakekat dan tujuan pendidikan nasional. Program penjurusan dilakukan dalam upaya menelusuri latar belakang bakat dan minat siswa melalui riwayat pendidikan, uji tes dan kecakapan yang dilakukan sekolah secara profesional, dan berpedoman pada standart yang baku pada jenjang satuan pendidikan SMA pada kelas XI, menurut kriteria masingmasing program, dan dibagi menjadi program penjurusan IPA, program penjurusan IPS, dan program penjurusan bahasa. Khusus untuk Aliyah terdapat program penjurusan Agama. Kriteria program penjurusan berdasar landasan: 1). PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, 2). Permen Diknas No.22 Tahun 2006
2
tentang Standar Isi, Permendiknas No. 23
Tahun 2006 tentang Standart
Kompetensi Kelulusan dan Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23, 3) Peraturan Dirjen Mendikdasmen No: 576/C/Kep/TU/2006 tentang Ketentuan Umum yang meliputi : kriteria kenaikan kelas, kriteria penjurusan serta kriteria kelulusan, 4) Pedoman penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) untuk SMA/Aliyah. Peserta didik dapat mengikuti Program yang diminati dengan mempertimbangkan: (a) Tes penempatan (Placement test) mengacu pada mata pelajaran:
yang ada
keterkaitannya dengan program penjurusan yang diminati, Matematika, Fisika Kimia dan Biologi untuk program IPA, Ekonomi, Sosiologi dan bahasa Inggris untuk untuk program IPS, dan bahasa untuk program bahasa, (b) Jumlah Nilai Rapor Semester I untuk mata pelajaran terkait , (c) Jumlah SKHUN SMP untuk Mata pelajaran terkait, (d). Hasil komulatif dari (a), (b), dan (c). Akan dapat menetapkan seorang peserta didik mengikuti penjurusan program sebagaimana yang diminta. Ironisnya pada studi pendahuluan menunjukan fakta dilapangan pada beberapa SMA swasta dan negeri di Kabupaten Gresik menunjukan jumlah peserta didik yang menempati jurusan program IPS jauh lebih kecil dibanding peserta didik yang masuk program IPA, secara rata-rata berbanding 20 - 30 % : 70 - 80 % untuk klas program IPS dibanding klas program IPA, dan amat sedikit yang berminat pada penjurusan program bahasa. Hal ini mengindikasikan prosedur penjurusan yang meragukan akuransinya. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk mengkaji fenomena yang sebenarnya terjadi dilapangan.
3
Semestinya ada keseimbangan jumlah peserta didik yang berimbang antara program penjurusan IPA, IPS dan bahasa. Memperhatikan penjurusan program IPA yang menitik beratkan pada mata pelajaran inti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, jumlah peminat peserta didik pada program penjurusan IPA mestinya lebih sedikit, namun fakta dilapangan menunjukan kenyataan yang sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas, bahwa penetapan program penjurusan dilakukan, penetapannya berpedoman pada: a. Kebijakan perundang-undangan yang berlaku, b. Perlu adanya komitmen dan kesungguhan pelaku kebijakan dalam menerapkan kebijakan program penjurusan, c. Indikasi penetapan program penjurusan ditunjukan oleh adanya jumlah kelas program penjurusan yang relatif berimbang, nilai hasil belajar yang relevan, baik pada
raport siswa, hasil UN, dan uji coba
tryout, bukan perbedaan yang fantastis, dan peran serta masyarakat para orang tua. Karena dalam menetapkan program penjurusan, sekolah sangat mengharap partisipasinya, untuk memberikan tanggapan dan usulan pada proses program penjurusan, berkaitan dengan minat putra/putrinya. Dasar dan arahan kebijakan program penjurusan di SMA Muhammadiyah 8 Gresik
dapat memperhatikan lingkup Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana secara yuridis formal dinyatakan dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 5 ayat (1) dan (2) yang menyatakan bahwa: 1. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban mengajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
4
Kerangka dasar kurikulum mencakup kelompok mata pelajaran: a). Agama dan akhlak mulia, b). Kewarga negaraan dan kepribadian, c). Ilmu pengetahuan dan tehnologi, d). Estetika, dan e). Jasmani, olah raga, dan kesehatan. Struktur Kurikulum dalam penelitian ini adalah struktur kurikulum SMA sebagaimana Permendiknas No. 22 tahun 2006 yang substansi pembelajarannya ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII, disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran, sedang program penjurusan dilakukan pada kelas XI dan kelas XII dengan memperhatikan perkembangan belajar siswa di kelas X, hasil uji psychotes, dan dokumen yang lain tentang prestasil belajar siswa. Jenjang satuan pendidikan SMA dikelas X, merupakan program umum yang diikuti seluruh peserta didik, dilanjutkan kelas XI dan kelas XII peserta didik dikelompokan sesuai program penjurusan masing-masing, yang terdiri dari penjurusan: 1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, 2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, 3) Program Bahasa, dan 4) Program Keagamaan khusus untuk MA. Setiap program penjurusan memuat cakupan mata pelajaran yang relevan, sesuai dengan kekhasan programnya. Struktur kurikulum SMA program IPA cakupan kelompok mata pelajaran meliputi: 13 mata pelajaran dengan mata pelajaran inti: Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Struktur kurikulum SMA program IPS cakupan kelompok mata pelajaran meliputi: 13 mata pelajaran, mata pelajaran inti: Matematika IPS, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi, mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Struktur kurikulum SMA program Bahasa cakupan
5
kelompok mata pelajaran meliputi: 13 mata pelajaran, mata pelajaran inti: matematika, Bahasa Indonesia, Sosiologi dan Bahasa Asing, mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Kondisi riil yang tampak pada hasil program penjurusan di SMA Muhammadiyah 08
Gresik untuk beberapa tahun terakhir menunjukan
banyaknya kelas program IPA yang cukup dominan, mengindikasikan fenomena yang ironis, bahwa peserta didik tentunya banyak berasal dari input dengan kemampuan akademis yang rendah dan cenderung masuk klasifikasi program penjurusan non IPA, tetapi justru
jumlah kelas program penjurusan IPA
mendapatkan peminat yang jauh lebih banyak dibanding program penjurusan IPS. Pengkajian penjurusan program IPA dan IPS, dengan program penjurusan IPA yang banyak diminati peserta didik dan orang tua murid dan program IPS yang sedikit kurang diminati peserta didik dan orang tua murid tetapi masih eksis keberadaannya, merupakan fenomena menarik untuk diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang ”Analisis Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Program Penjurusan IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 Gresik”.
B.
Fokus Penelitian (1). Bagaimana Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Penjurusan Program IPA dan IPS
di SMA Muhammadiyah
08
Cerme Gresik?
6
(2). Bagaimana Komitmen Sekolah dalam Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Penjurusan Program IPA danIPS di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik ? (3).
Bagaimana
Kepuasan
Stakeholder
terhadap
Implementasi
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Penjurusan Progam IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik ? C.
Batasan Masalah Pada peenelitian ini diberi batasan hanya menganalisis fenomena ini yang
menjadi alasan kuat untuk mengkaji lebih jauh tentang permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang penjurusan program IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 8 Cerme, khususnya tentang penerapan, kepuasan orang tua siswa, serta dampak baik bagi sekolah, guru, siswa, maupun orang tua siswa. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : (1). Menganalisis implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang penjurusan program IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 8 Cerme Gresik. (2). Menjelaskan komitmen sekolah dalam implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang penjurusan program IPA danIPS di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik. (3)
Mendiskripsikan kepuasan stakeholder terhadap implementasi permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang program penjurusan IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik.
7
E. Manfaat penelitian 1. Secara Teori Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan/referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya atau menjadi dasar pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Penjurusan Program IPA dan IPS di SMA. 2. Manfaat praktis. a. Bagi Peneliti Mengetahui dalam penentuan kebijakan penjurusan program IPA dan IPS dalam upaya meningkatkan pengelolaan pendidikan lebih baik dan bermutu. b. Bagi Sekolah Hasil
penelitian
ini
bermanfaat
sebagai
dasar
bagi
SMA
Muhammadiyah 08 Cerme Gresik dalam menentukan kebijakan program penjurusan IPA dan IPS sehingga sekolah dapat berbenah diri serta dapat mengembangkan satuan pendidikan yang lebih baik. c. Bagi Dinas / Instansi Terkait Sebagai bahan informasi yang berguna untuk pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penjurusan program IPA dan IPS di SMA. F.
Penegasan Istilah Agar tidak menimbulkan persepsi berbeda, maka konsep masing-masing
kata yang digunakan memiliki arti dengan kesepakatan sebagai berikut :
8
1.
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Analisis dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengetahui keadaan sebenarnya yaitu Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang penjurusan program IPA dan IPS di SMA.
2.
Implementasi adalah pelaksanaan sebuah
kebijakan agar seluruh
rangkaian kegiatan yang terencana dan terprogram dalam kebijakan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 3.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah merupakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4.
Penjurusan adalah upaya satuan pendidikan untuk mengklasifiksi peserta didik menurut kriteria tertentu dengan pendefinisian yang jelas, dalam hal penjurusan program di SMA khususnya yang ada di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik sesuai latar belakang bakat dan minat siswa yang dikorelasikan dengan NHB peserta didik relevan dengan mata pelajaran inti masing-masing.
5.
Program IPA dan IPS adalah merupakan salah satu program yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran, dimana untuk program IPA ada mata pelajaran ciri khas yaitu matematika, fisika, biologi dan kimia. Sedangkan untuk IPS mata pelajaran ciri khasnya yaitu ekonomi, sosiologi dan geografi.
9