BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan media masa saat ini merupakan kebutuhan, dalam mendukung berbagai aktifitas masyarakat urban. Dalam era global saat ini teknologi yang berkembang, kian memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi secara cepat dan mengikuti perkembangan . Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya (Rivers, 2004: 27). Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat saat ini , dimanfaatkan oleh berbagai media massa dalam perannya menyampaikan informasi, edukasi, opini, dan ilmu pengetahuan kepada para pembacanya. Dalam mencukupi kebutuhan khalayak tersebut, media massa umumnya selalu aktif dalam memproduksi informasi yang cepat, hangat dan orisinil. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yakni media massa cetak dan media massa elektronikm (Ardianto 2004:98). Media massa diyakini memiliki kekuatan yang maha dasyat dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan media massa dengan mudah dapat mengarahkan masyarakat membentuk opini akan suatu peristiwa yang selanjutnya akan terjadi. Media massa mampu mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi kehidupan di masa kini dan dimasa mendatang (Nurudin, 2009: 255). Media massa online memiliki peran dalam memajukan peradaban umat manusia yang kian pesat didorong tak luput dari peran teknologi komunikasi yang serba canggih. Bahkan tak jarang kecanggihan tersebut disalah gunakan, sehingga media massa memiliki dua peranan yakni
Universitas Sumatera Utara
memperburuk sisi kemanusiaan seseorang (dehumanisasi) atau memperkuat dan menajamkan sence of humanity (humanisasi). Di Indonesia ada lebih dari 10 media massa online yang telah lama melakukan kegiatan produksi berita seperti, LKBN Antara, Detikom, Inilah.com, Kaskus, Inilah.com, Okezone, Vivanews.com, Media Indonesia, Analisa Daily, Jawa Pos, Medan Punya.com, Madani Online, Star Berita dan Waspada Online. Seluruh portal berita tersebut berlomba untuk menghadirkan berita-berita yang menarik, cepat, actual serta memberikan kepuasan bagi para pembacanya dengan memberikan berita yang ekslusif. Seluruh portal berita ini menunjukkan bagaimana tingkat kemajuan khalayak dalam memilih masing-masing portal berita yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Selain itu seluruh portal berita saling bersaing dalam menghadirkan program berita yang dekat dengan masyarakat, hal ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat untuk memilih portal berita mana yang dipilih untuk mengakses informasi terkini. Waspada Online sebagai portal berita yang memfokuskan dalam tiga wilayah yakni Medan Sumatera Utara, dan Aceh, memiliki divisi berita yang beraneka ragam. Portal Waspada Online pertama kali diluncurkan pada tanggal 11 Januari 1997 saat masa jabatan Bima Said selaku Co-founder & Technical Advisor, saat itu portal ini hanya merupakan suatu “adaptasi” online dari berita-berita yang telah diterbitkan oleh Harian Waspada. Setelah mengalami berbagai revisi, pada tanggal 24 Juni 2009 Waspada Online kembali diresmikan oleh Mantan Wakil Prediden RI Yusuf Kalla dan disaksikan oleh Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin. Waspada Online mengklasifikasikan divisinya dalam kategori Top Fokus, Berita Terkini, Nasional dan Politik, Internasional, Ekonomi dan Bisnis, Sports, Ragam, English Division, Berita Medan, Berita Sumut, dan Berita Aceh. Dalam portal Waspada Online memiliki 70 %
Universitas Sumatera Utara
persen brita lokal dan 30 % persen berita kutipan. Waspada Online membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian karikatur sesuai dengan format dan posisioning-nya. Berita Politik yang terangkum di Waspada Online, bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya tentang masalah politik serta isu-isu yang berkembang saat ini, baik dalam skala nasional maupun skala daerah. Berita politik ini di manage oleh seorang redaktur yang bertugas untuk mengarahkan para reporter serta fotografer dilapangan dalam mencari berita serta topik apa saja yang diprediksi akan memiliki nilai tersendiri bagi pembacanya. Setiap harinya Waspada Online memproduksi berita Nasional Politik sebanyak 35 berita, namun berbagai kendala yang dihadapi dilapangan seperti reporter tidak memenuhi quota berita per hari dapat diminimalisir dengan kebijakan redaktur yang bersangkutan. Adapun cara yang efektif dalam mencukupi kuota berita bagi para reporternya yakni minimal 9 (berita) per hari dengan menghubungi berbagai narasumber yang merupakan analis dari kalangan Universitas. Pada bulan Maret ini, dimana kampanye politik Pilkada mulai gencar, Waspada Online secara khusus menjadi wadah bagi para Bakal Calon Walikota Medan, yang berada dalam pemberitaan Warta – Pilkada – Medan 2010. Metode penyajian yang menarik, pembahasan materi yang jelas, serta peng-edit-an berita yang rapi menjadikan informasi politik ini memiliki kedekatan tersendiri dengan khalayak (pembacanya) serta didukung oleh realita dan fakta yang ada menjadikan berita tersebut mudah dipahami dan menambah pengetahaun politik (Pilkada) bagi khalayak. Berdasarkan wacana tersebut, dapat dikatakan bahwa media massa, dalam hal ini media online memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan pengetahuan pembacanya. Melalui berita yang disajikan,media online memiliki sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal lokasi penelitian, peneliti mengambillokasi penelitian pada Komunitas Waspada Online melalui situs jejaringan social facebook, dengan alasan masalah kampanye politik Pilkada ini sedang hangat diperbincangkan serta memberika kritikan yang sifatnya membangun. Warta – Pilkada – Medan 2010 memiliki informasi yang dapat mendukung serta menambah pengetahuan bagi pembacanya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian serta mengevaluasi pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan politik pembacanya.
2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “bagaimana pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan politik pembacanya?”
3. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Penelitian difokuskan kepada pemberitaan politik di Waspada Online. 2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan pengetahuan politik pembacanya. 3. Penelitian ini bersifat Korelasi yang mencari hubungan dan membuat hipotesa.
Universitas Sumatera Utara
4. Objek penelitian adalah pembaca Waspada online yang tergabung dalam Komunitas Waspada Online.
4.
TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
4.1 Tujuan Penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan politik pembacanya. 4.2 Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu
memperluas dan menambah
khasanah penelitian di bidang komunikasi 2. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian. 3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman mengenai media massa online.
5. KERANGKA TEORI
Universitas Sumatera Utara
Kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang dipilih akan disoroti (Nawawi 1995:40). Marshall McLuhan pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Glaxy: The making of Typographic Man menjadi dasar munculnya technological determinism theory. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi (yang kebanyakan dipengaruhi komunikasi massa) akan membentuk keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu
bagaimana cara berfikir, berprilaku,
dalam
bermasyarakat.
Bauer
(Ardianto, 2004:60) mengatakan khalayak
secara aktif mencari yang
diinginkannya dari media massa. Jika menemukannya maka mereka melakukan interpretasi sesuai dengan predisposisi dan kebutuhan mereka “prinsip keperluan” (the principle of necessarity). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian adalah teori Jarum Suntik Hipodermik.
5.1 Cyber Media Seiring berkembangnya teknologi internet (Nurudin, 2009: 141) menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif sehingga telah menyimpan jauh dari misi awal nya. Internet telah tumbuh menjadi kebutuhan utama manusia sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat di abaikan. Seiring anggapan bahwa media cetak dan elektronik
yang dianggap lamabat dalam
memberikan informasi, menyikapi hal tersebut industri media massa memfaatkan jaringan
Universitas Sumatera Utara
internet dalam menyebarkan beritanya. Menurut Nurudin dalam bukunya Jurnalisme Masa Kini (2009 : 17), Jurnalisme online semakin memperketat deadline (tenggat waktu) penulisan berita. Perkembangan digitalisasi produksi berita dan kemampuan meyebarkan secara cepat menjadi tantangan tersendiri bagi Jurnalisme tradisional.
5.2 Efek Komunikasi Massa Berbagai penelitian tentang efek komunikasi massa telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teoritisi. Merka berusaha mencari dan menemukan media yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Adapun efek komunikasi massa menuru (Ardianto, 2004 :51), antara lain: 1. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini media massa dapat membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.
2. Efek Afektif, dimana kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuannya dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari
Universitas Sumatera Utara
itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Gambaran berupa suasana atau perasaan yang kita rasakan setelah membaca, mendengar ataupun melihat sesuatu.
5.3
Pengetahuan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (2001:992) kata “tahu” berarti mengerti
sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar). Sedangkan arti dari pemahaman adalah hal mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui serta kepandaian. Dalam hal ini, dapat dikatakan efektif bila penerima pesan dapat memperoleh pengetahuan yang didapatnya dari pesan yang disampaikan oleh sumber pengetahuan dan berkenaan dengan sesuatu hal (disiplin ilmu). Dalam komunikasi
massa, penyebaran informasi juga sering menjadi tujuan utama.
Mereka yang berkecimpung dalam media massa harus mempu mengembangkan keahlian komunikasi mereka sehingga mereka dapat mengatur, menyajikan, dan menafsirkan informasi dengan cara meningkatkan pemahaman. 5.4
Teori Peluru (Hypodermic needle Theory) Teori Peluru (Hypodermic needle Theory) ini merupakan konsep awal dari efek komunikasi massa oleh para pakar komunikasi pada tahun 1970-an. Teori Peluru ini ditampilkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran CBS di Amerika berjudul The Invation From Mars (Effendy, 1993:264-265). Teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini mengasumsikan bahwa seorang
Universitas Sumatera Utara
komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif). Pengaruh media sebagai hypodermic injection (jarum suntik) didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia I (1914-1918) dan Perang Dunia II (19391945). Teori peluru yang dikemukankan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1950-an itu kemudian dicabut kembali pada tahun 1970-an, dengan meminta kepada pendukungnya untuk menganggap teori ini tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak passif. Pernyataan Schramm ini didukung oleh Paul Lazarsfled dan Raymond Bauer (Ardiant, 2004:60). Lazarsfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, merka tidak jatuh terjerembab, karena kadang – kadang peluru itu tidak menembus. Adakalanya pula efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Seringkali pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk ditembak. Sedangkan Bauer menyatakan bahwa khalayak sasaran tidak pasif. Mereka secara aktf mencari yang diinginkannya dari media massa. Jika menemukannya, mereka melakukan interpretasi sesuai dengan presdisposisi dan kebutuhan mereka. Sejak ahun 1960-an banyak penelitian yang dilakukan para pakar komunikasi yang ternyata tidak mendukung teori peluru yang disebutkan diatas. Erapkan dalam penelitian eksperimental. Peneliti memanipulasikan variabel-variabel komunikasi, kemudian mengukur variabel-variabel antara dan efek. Variabel-variabel komunikator ditunjukkan dengan kreadibilitas, daya tarik dan kekuasaan (Rahmat, 2004:63). Kreadibilitas terdiri dari dua unsur yakni keahlian dan kejujuran. Keahlian diukur dengan sejauh mana komunikan menganggap komunikator mengetaui jawaban yang “benar”, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
kejujuran dioperasionalkan sebagai persepsi komunikan tentang sejauh mana komunikator bersikap tidak memihak dalam menyampaikan pesannya. Daya tarik diukur dengan kesamaan, familiaritas dan kesukaan. Sedangkan Kekuasaan dioperasionalisasikan dengan tanggapan komunikan tentang kemampuan komunikator untuk menghukum atau memberi ganjaran (perceived control), dan kemampuan untuk meneliti apakah komunikan tunduk atau tidak (perceived secrutiny).
6. KERANGKA KONSEP Sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang di capai. Kerangka konsep dapat berupa teori baru yang akan di uji atau pemgembanggan dari teori yang sudah ada ataupun hipotesa dari hasil penelitian dari kehidupan nyata. Kerangka konsep dalam penelitian harus membuktikan kebenarannya sacara teoritis adapun penyusunannya adalah menggunakan prespektif atau paradigma yang digunakan , (Birowo, 2004 : 117) . Dalam penelitian ini ditetapkan konsep dalam kelompok-kelompok variabel sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (x) Merupakan sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur lainnya (Nawawi, 1995: 56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media Waspada Online.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel terikat (y) Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas (Nawawi, 1995: 57) variabel terikat dalam penelitian yakni pengetahuan politik pembaca Waspada Online.
3. Variabel Antara (z) Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadapa variabel bebas.(Nawawi, 1995:58) Dalam penelitian ini variabel antara yaitu (jenis karakteristik responden kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan).
Universitas Sumatera Utara
7. MODEL TEORITIS Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibetuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
Variabel Bebas (x)
Variabel Bebas (y)
Waspada Online
Pengetahuan politik pembaca
Variabel Antara (z) karakteristik responden
8. VARIABEL OPERASIONAL Operasional Variabel berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam melakukan penelitian. Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasioanal adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun,1995:46)
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini akan diuraikan konsep indikator-indikator yang akan diteliti yaitu: Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
a. Frekuensi Berita
Pemberitaan Politik di Waspada Online
b. Berkaitan dengan pemimpin negara c. Penting d. Aktualitas e. Konflik f. Analisis
Variabel Bebas (y)
a. Komponen Kognitif
sikap mahasiswa terhadap informasi
b. Identitas Personal
Variabel Antara (z)
a. Jenis Kelamin
karakteristik responden
b. Usia c. Pendidikan
9.
HIPOTESIS
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bias ditinggalkan karena ia merupakan istrumen kerja dari teori (Singarimbun 1995:43). Hipotesis merupakan pernyataan bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variable atau lebih. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh waspada online terhadap pengetahuan politik pembacanya. Ha: Terdapat hubungan antara pengaruh waspada online terhadap pengetahuan politik pembacanya.
Universitas Sumatera Utara