1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha yang dicapai, kewajiban yang harus dilunasi dan potensi kebangkrutan yang akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila dibiarkan berlarut-larut dapat mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Menurut Foster (dalam Widarjo dan Setiawan, 2009) terdapat beberapa indikator atau sumber informasi mengenai kemungkinan dari kesulitan keuangan. Indikator atau sumber informasi tersebut adalah : 1) analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang; 2) analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial, struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industri, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan lain sebagainya; 3) analisis laporan keuangan dari perusahaan dan perbandingannya dengan perusahaan lain. Analisis keuangan dapat berfokus pada variabel keuangan tunggal atau suatu kombinasi dari variabel keuangan; 4) variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi. Financial distress atau kesulitan keuangan biasanya terjadi sebelum kebangkrutan.
Kondisi financial distress adalah tahap penurunan kondisi
keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Financial distress merupakan situasi dimana perusahaan tidak dapat memenuhi
2
kewajiban pembayaran kepada pihak ketiga (Andrade dan Kaplan, 1998). Perusahaan yang mengalami financial distress berada di antara status solvent dan insolvent. Financial distress dinyatakan bahwa perusahaan dalam kondisi cash flow yang sangat minimum yang menyebabkan terjadinya “deadweight losses”, tidak berarti sudah sampai pada tahap insolvent. Perkembangan ekonomi dunia akhir-akhir ini berpengaruh terhadap melemahnya aktivitas bisnis secara umum seperti terjadinya Global Financial Crisis. Terjadinya de-listing beberapa perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (IDX) karena kesulitan keuangan. Fenomena lain dari financial distress adalah banyaknya perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan likuiditas, ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada perbankan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya Non Performing Loan (NPL) perbankan di Indonesia yang dapat menjadi proxy kesulitan likuiditas perusahaan. Setidaknya ada dua motif dilakukannya penelitian tentang prediksi financial distress perusahaan, yang pertama adalah untuk menguji hubungan dan pengaruh antar variabel faktor keuangan dan pengukuran kegagalan atau kebangkrutan, sedangkan yang kedua adalah untuk mengembangkan model dalam peramalan atau prediksi kebangkrutan (Brahmana, 2004). Pada penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan adalah rasio keuangan yang digunakan oleh Altman dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dalam penelitiannya Altman menggunakan lima rasio keuangan yaitu Working capital to total assets, retained earning to total assets, earning before interests taxes to total assets, market value of equity to book value of total debts, dan sales
3
to total assets. Hasil penelitian Altman menunjukkan bahwa rasio-rasio tertentu yaitu rasio likuiditas dan leverage memberikan sumbangan terbesar dalam mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan perusahaan (Aryati dan Manao, 2000). Penelitian mengenai kondisi kesehatan perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Rianti (2003) menggunakan model multiple discriminant analysis (MDA) terhadap perusahaan yang masuk ke dalam kelompok automotive and component yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama masa sebelum krisis dan sesudah krisis ekonomi. Adapun rasio keuangan yang digunakan adalah rasio aktiva lancar terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total aset, laba operasional terhadap total aset, total nilai saham di bursa terhadap total hutang dan penjualan terhadap total aset. Penelitian yang dilakukan oleh Aryati dan Manao (2000) bertujuan untuk mengetahui apakah laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank-bank di Indonesia dapat digunakan sebagai prediktor tingkat kesehatan dan kemungkinan kebangkrutan melalui rasio CAMEL dan rasio keuangan lainnya serta dapat diidentifikasi rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan perbankan di Indonesia. Menurut Almilia (2003) model kebangkrutan yang dikemukakan oleh Altman sudah tidak relevan untuk digunakan dewasa ini karena beberapa alasan, yaitu :
4
1. Bentuk model ini hanya memasukkan perusahaan manufaktur saja, sedangkan perusahaan yang termasuk dalam tipe lain memiliki hubungan yang berbeda antara total modal kerja dan variable lain yang digunakan dalam analisis rasio. 2. Penelitian yang dilakukan Altman pada tahun 1946 sampai dengan 1965 berbeda kondisinya, sehingga proporsi untuk setiap variabel sudah tidak tepat lagi untuk digunakan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prediksi kesehatan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang dikemukakan oleh Altman. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan yang dikemukakan oleh Altman masih mampu memprediksi kesehatan perusahaan yang masuk ke dalam kelompok perusahaan manufaktur. B. Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan diangkat pada penelian ini adalah : 1. Apakah rasio Altman secara parsial mampu memprediksi kesehatan perusahaan ? 2. Apakah rasio Altman secara bersama – sama (Simultan) mampu memprediksi kesehatan perusahaan ?
5
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
C.1
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui tingkat kesehatan perusahaan menggunakan rasio Altman 2. Mengetahui rasio keuangan yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan perusahaan
C.2
Kegunaan Penelitian 1. Bagi Perusahaan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan refrensi yang mendukung upaya perbaikan pada aktivitas usaha yang di jalankan perusahaan. 2. Bagi Pihak Lain Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber dan studi perbandingan yang relevan dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi. 3. Bagi Penulis Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan ilmu – ilmu yang bersifat teoritis selama menempuh perkuliahaan dan aplikasi berupa pemecahaan masalah yang sedang dihadapi.