BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari enam sub bab pembahasan. Pembahasan pertama yaitu tentang latar belakang penelitian yang diikuti dengan rumusan masalah. Pembahasan ketiga tentang pertanyaan penelitian lalu tujuan penelitian. Kemudian yang kelima adalah manfaat penelitian serta lingkup penelitian.
1.1
Latar Belakang Keberadaan persediaan digunakan untuk mengantisipasi permintaan yang
akan datang. Persediaan yang tinggi dapat meningkatkan respon perusahaan terhadap permintaan, namun juga dapat mengurangi keuntungan perusahaan ketika ada penurunan harga pada barang tersebut. Sementara itu, persediaan yang rendah dapat meningkatkan kinerja persediaan namun dapat merugikan penjualan karena produk yang diinginkan konsumen tidak tersedia (Chopra dan Meindl, 2013: 59). Persediaan merupakan salah satu aset yang mahal dan penting bagi banyak perusahaan, yaitu sebesar 50% dari total modal yang diinvestasikan (Render et al., 2012: 196). Oleh karena itu, jumlah persediaan perlu disesuaikan dengan permintaan sehingga perusahaan dapat merespon permintaan konsumen dan tetap dapat menjaga kinerja persediaan dengan baik sehingga tidak mengurangi keuntungan perusahaan. Persediaan dapat berwujud raw material inventory, work-in process inventory, maintenance/repair/operating (MRO) inventory, dan finished-goods inventory (Heizer dan Render, 2011: 501). Persediaan tersebut perlu dikendalikan
1
supaya dapat menjaga tingkat persediaan yang memadai di dalam organisasi atau perusahaan (Render et al., 2012: 196). Apabila jumlah persediaan dapat memenuhi permintaan yang ada, maka proses produksi dan penjualan akan berjalan dengan lancar. Sebaliknya, apabila jumlah persediaan tersebut kurang, maka proses produksi akan mundur atau berhenti dan penjualan akan menurun. Penelitian ini menggunakan PT Wonorejo Makmur Abadi (PT WMA) sebagai objek penelitian. PT WMA merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi tikar plastik dengan berbagai merek dan ukuran. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1996 dan kini telah memiliki lebih dari 40 macam produk yang masuk ke dalam 13 merek. Perusahaan melayani order atau permintaan dari konsumen yang masuk dengan mengambil barang dari persediaan barang jadi yang sudah ada. Ketika persediaan barang jadi di gudang mampu mencukupi jumlah permintaan, maka perusahaan dapat langsung mengirim barang tersebut ke konsumen. Namun, ketika persediaan barang tersebut tidak mencukupi, perusahaan baru akan memproduksinya dan mengirimkan barang tersebut dalam 3 sampai 4 hari setelah dilakukan pemesanan. Perusahaan selama ini mengalami kondisi di mana tidak menentunya jumlah permintaan untuk tiap produk tikar yang diproduksi. Kadang permintaan sangat banyak, namun kadang juga permintaan yang ada sedikit. Menghadapi permasalahan seperti ini, perusahaan mengandalkan pengalaman atau perkiraan untuk menentukan jumlah persediaan barang jadi yang diperlukan dalam satu periode. Situasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.10 (Bab 4, Sub Bab: Situasi Produksi dan Persediaan Tahun 2015 Berdasarkan Pendekatan Konvensional).
2
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa perusahaan menentukan jumlah produksi tidak berdasarkan pertimbangan jumlah permintaan yang ada. Oleh karena itu, perusahaan masih tetap memproduksi produk meskipun jumlah persediaan masih dapat memenuhi permintaan. Perusahaan menjadi memiliki tingkat persediaan yang tinggi sehingga kemungkinan risiko kelebihan persediaan (overstock) juga menjadi tinggi. Namun, penentuan jumlah produksi dan persediaan yang tidak mempertimbangkan
jumlah
permintaan
yang
akan
datang
juga
dapat
menimbulkan kemungkinan adanya risiko kekurangan persediaan (out of stock). Menggunakan pengalaman atau perkiraan dalam menentukan jumlah permintaan yang akan datang cenderung memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan perhitungan melalui metode peramalan. Perhitungan pada metode peramalan dapat menyesuaikan dengan kondisi perusahaan yang ada sehingga penentuan jumlah permintaan yang akan datang dapat lebih akurat. Selain itu, perusahaan juga dapat memperkirakan berapa jumlah produk tikar yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan yang akan datang. Metode peramalan memang lebih akurat dari pada pendekatan secara konvensional seperti perkiraan. Namun, keberadaan faktor-faktor lain, seperti kondisi ekonomi, dapat mempengaruhi akurasi hasil peramalan. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya dapat menentukan jumlah produksi yang optimal sehingga jumlah persediaan yang dimiliki dapat mengantisipasi adanya lonjakan permintaan tetapi memiliki biaya yang minimal. Menurut Rosser (2003), optimization merupakan cara yang paling efisien dalam mengalokasikan sumber
3
daya yang terbatas supaya dapat diperoleh jumlah output yang maksimal dengan biaya yang telah ditentukan. Salah satu permasalahan yang ada pada optimization adalah memaksimalkan profit dengan jumlah input yang terbatas. Jumlah produksi yang optimal dapat diperoleh melalui perhitungan Optimal Production Quantity (OPQ). OPQ dapat membantu perusahaan dalam menentukan
jumlah
optimal
produksi
untuk
sekali
pembuatan
dengan
meminimalkan total biaya (setup cost dan holding cost) (Render et.al., 2012: 208). Selain memperoleh jumlah produksi yang optimal, OPQ juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah persediaan maksimal dan siklus produksi masingmasing produk. Dengan demikian, analisis hasil perhitungan menggunakan metode peramalan dan OPQ dapat memberikan gambaran yang lebih baik bagi perusahaan dalam merencanakan jumlah produksi yang sesuai dengan jumlah permintaan yang akan datang. Selain itu, jumlah persediaan juga akan optimal dan perusahaan dapat mengetahui kapan sebaiknya melakukan produksi untuk masing-masing produk tikar.
1.2
Rumusan Masalah Sebagaimana telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, dapat
diketahui bahwa akurasi penentuan jumlah produksi dan persediaan PT WMA masih rendah. Penentuan jumlah produksi dan persediaan dengan mengandalkan pengalaman atau perkiraan membuat perusahaan tidak mengetahui apakah permintaan yang akan datang lebih besar atau lebih kecil dari permintaan
4
sebelumnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas perencanaan jumlah produksi dan persediaan PT WMA masih belum baik. Permasalahan PT WMA di atas dapat diatasi dengan menggunakan metode peramalan dan OPQ. Penentuan jumlah permintaan yang akan datang menggunakan metode peramalan cenderung memiliki akurasi yang lebih tinggi. Sementara itu, jumlah produksi dihitung menggunakan OPQ dalam memenuhi jumlah permintaan yang akan datang. Perhitungan OPQ dapat memberikan jumlah produksi yang optimal dan persediaan maksimal untuk masing-masing produk. Akan tetapi, metode peramalan dan OPQ tersebut perlu diuji untuk dilihat apakah metode peramalan dan OPQ tersebut memberikan hasil yang lebih baik. Kemudian, apakah kualitas perencanaan produksi dan persediaan dengan OPQ dan metode peramalan dapat lebih baik dari kualitas perencanaan sebelumnya untuk tahun yang sama. Terakhir, metode peramalan dan OPQ tersebut perlu dianalisis kembali apakah dapat digunakan untuk merencanakan produksi dan persediaan Tahun 2016 atau tidak.
1.3
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
pertanyaan untuk penelitian ini adalah: a.
Berapa jumlah produksi dan persediaan periode Januari, Februari, dan Maret Tahun 2015 untuk masing-masing produk tikar?
5
b.
Bagaimana hasil perbandingan antara jumlah produksi dan persediaan yang telah dimiliki sebelumnya dengan jumlah produksi dan persediaan yang ditentukan dengan OPQ dan metode peramalan pada periode Januari, Februari, dan Maret Tahun 2015?
c.
Bagaimana simulasi perencanaan produksi dan persediaan periode Januari, Februari, dan Maret Tahun 2016 dengan metode peramalan dan OPQ untuk masing-masing produk tikar?
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: a.
Menghitung jumlah produksi dan persediaan periode Januari, Februari, dan Maret Tahun 2015 untuk masing-masing produk tikar.
b.
Membandingkan hasil antara jumlah produksi dan persediaan yang telah dimiliki sebelumnya dengan jumlah produksi dan persediaan yang ditentukan dengan OPQ dan metode peramalan pada periode Januari, Februari, dan Maret Tahun 2015.
c.
Membuat simulasi perencanaan produksi dan persediaan periode Januari, Februari, dan Maret Tahun 2016 dengan metode peramalan dan OPQ untuk masing-masing produk tikar.
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu berdasarkan
kegunaan akademis dan kegunaan praktis.
6
a. Kegunaan Akademis Memberikan tambahan wawasan mengenai manajemen persediaan barang pada kegiatan bisnis pabrik tikar plastik. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk menentukan jumlah persediaan barang jadi yang sesuai dengan permintaan sehingga dapat mengurangi biaya produksi, mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan barang, dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
1.6
Lingkup Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian, maka
dapat disimpulkan lingkup penelitian adalah sebagai berikut: Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara tidak terstruktur. Sementara itu, data sekunder didapatkan melalui laporan perusahaan berupa laporan produksi Tahun 2014 hingga 2015 dan laporan keuangan Tahun 2015. Objek penelitian yang digunakan merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi tikar plastik di Surakarta yang bernama PT Wonorejo Makmur Abadi (PT WMA). Secara keseluruhan perusahaan memiliki lebih dari 40 produk, namun yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 produk saja. Pemilihan produk tersebut didasarkan pada besarnya permintaan pada tahun 2014. Produk yang dipilih berupa dua produk paling tinggi permintaannya, dua produk berada diurutan tengah, dan dua produk yang memiliki permintaan paling rendah. Produk
7
tersebut adalah Rajawali 2,5 m, Fl. G. Merapi 3,5 m, Gunung Double 2 m, Flavour Double 2 m, Gajah Exclusive Jumbo 4 m, dan Lumba 2 Special.
1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu:
BAB I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan memuat tentang: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) pertanyaan penelitian, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) lingkup penelitian, dan (7) sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bagian tinjauan pustaka memuat uraian sistematis mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian metodologi penelitian memuat mengenai desain penelitian, definisi operasional, sumber dan metode pengumpulan data, serta metode yang digunakan untuk menganalisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjabarkan proses penelitian yang dilakukan dan pembahasan hasil penelitian. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Bagian ini menguraikan tentang intisari dari penelitian yang dilakukan dan rekomendasi yang terkait dengan topik penelitian dilihat dari temuan, pembahasan, dan kesimpulan dari hasil penelitian.
8