BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI 1. Pakailah tutup – tutup fender, tutup tempat duduk dan lantai agar kendaraan tetap bersih dan mencegah kerusakan. 2. Selama pembongkaran komponen – komponen ditaruh secara teratur untuk mempermudah pemasangan kembali. 3. Sebelum melakukan pekerjaan kelistrikan, lepaskan hubungan kabel dari terminal baterai. 4. Pen koter, gasket dan O ring, harus selalu diganti dengan yang baru. 5. Pada waktu melakukan perakitan, gunakan perapat ( sealer ) pada gasket untuk mencegah kebocoran. 6. Perhatikan baik – baik spesefikasi momen pengencangan baut, gunakan selalu kunci momen. 7. Pakailah suku cadang yang telah direkomendasikan dari pabrik pembuatnya 8. Pada waktu menggantikan sekering, periksalah bahwa sekering tersebut mempunyai amper yang benar. Jangan sekali – sekali menggunakan sekering dengan amper yang lebih besar atau lebih kecil. 9. Jika kendaraan perlu diangkat hanya bagian depan atau bagian belakang, jangan lupa menganjal ban demi keamanan. 10. Setelah kendaraan di dongkrak, jangan lupa ditahan dengan penunjang. Adalah berbahaya sekali bekerja pada kendaraan yang diangkat hanya dengan dongkrak, walaupun untuk pekerjaan kecil dalam waktu singkat sekalipun.
B. DASAR – DASAR MESIN I. ISTILAH – ISTILAH 1. TMA
: TITIK MATI ATAS Yaitu batas pergerakan piston paling atas.
2. TMB
: TITIK MATI BAWAH Yaitu batas pergerakan piston paling bawah.
3. STROKE : Langkah pergerakan piston dari TMA ke TMB atau sebaliknya. 1
II. SIKLUS MESIN Agar mesin dapat bekerja, maka rangkaian terhindari suatu proses harus terjadi berurutan yaitu : 1. Mengisi silinder dengan campuran yang mudah terbakar. 2. Menekan campuran tersebut sampai pada volume tertentu. 3. Menyalakan campuran, sehingga mengermbang dan menghasilkan tenaga. 4. Mengeluarkan gas – gas yang telah terbakar dari dalam silinder. Untuk menghasilkan tenaga yang terus menerus, maka mesin harus mengulangi urutan ini berulang – ulang. Satu rangkaian proses yang lengkap disebut siklus. Kebanyakan mesin atau motor bensin bekerja berdasarkan satu dari dua ( 2 ) jenis siklus sebagai berikut : 1. SIKLUS 4 TAK / 4 LANGKAH 2. SIKLUS 2 TAK / 2 LANGKAH Pada mesin 4 langkah, satu siklus terjadi 4 kali langkah piston. Dua keatas dan dua ke bawah. Siklus ini terjadi selama satu putaran poros engkol. Sedang mesin dua langkah, satu siklus terdapat dua kali langkah piston, satu keatas dan satu kebawah. 2
C. HAL – HAL YANG PENTING DALAM MENSTAR MOBIL. Jangan menstar mesin terlalu lama, stater akan menjadi sangat panas dan accu akan menjadi kosong. Perhatikan ; 5 menit pertama setelah mesin hidup, apakah sirkulasi olie lancer, system pengisian normal, sirkulasi air pendingin lancer dll. Perhatikan jangan lupa mematikan kunci kontak. Jika kunci kontak ON maka arus listrik akan selalu masuk ke Coil, akibatnya coil akan sangat panas dan bisa meledak.
3
BAB II PENGAPIAN A. PENYETELAN SAAT PENGAPIAN TUJUAN PEMBELAJARAN : Menyetel saat pengapian dengan lampu timing ALAT DAN BAHAN •
Kotak Alat
•
Lampu Timing
•
Mesin Hidup
Hanya teknisi pemula / belum berpengalaman menyetel saat pengapian menggunakan metode seperti pada gambar. Dengan cara tersebut biasanya waktu pengapian akan terjadi terlalu awal. Mesin akan menjadi cepat panas dan bila untuk jangka waktu yang lama mesin akan tidak bertahan lama.
4
•
Saat pengapian yang terlalu awal akan mengakibatkan knocking ( detonasi ).
•
Knocking pada saat beban tinggi akan mengakibatkan kerusakan torak, batang torak, dan bantalan ( lihat gambar )
5
Kontrol saat pengapian kembali. Kontrol juga dengan melepas slang vacuum dari distributor. Jika ada perbedaan antara saat pengapian dengan / tanpa slang vacuum berarti penyetelan karburator salah atau ada slang karburator salah pemasangannya. PETUNJUK. Perhatikan; jika pada lampu timing dilengkapi dengan penyetel sudut, maka harus disetel pada posisi “ OF “ atau pada 0 derajat. Saat pengapian pada putaran Stasioner atau idle adalah antara 50 – 100 sebelum TMA. Penyetelan saat pengapian biasanya harus pada putaran idle. Bila putaran idle terlalu tinggi, saat pengapian dimajukan oleh system advands di dalam distributor. Akibatnya penyetelan menjadi salah. Putaran Idle untuk motor 4 silinder biasanya 750 – 850 rpm untuk motor 6 silinder 600 – 750 rpm Pada mobil – mobil buatan Jerman, Italia, kadang – kadang penyetelan saat pengapian tidak pada putaran idle. Lihat cara menyetel dalam buku manual. Saat pengapian perlu dikontrol setiap / sampai 10.000 km. Cara Menyetel dengan Timing. Pasang lampu timing dan tachometer.
Kontrol / setel putaran idle. Lihat saat pengapian pada putaran idle. Tanpa pengapian terletak pada puli atau roda gigi. Jika kotor, bersihkan terlebih dahulu.
6
Apabila saat pengapian tidak tepat, kendorkan sekrup pengikat distributor sampai distributor dapat digerakkan. Putar distributor sampai didapatkan saat pengapian yang tepat, kemudian sekrup kembali. Pada distributor dilengkapi dengan oktan selector ( Toyota ), penyetelan saat pengapian dapat dilakukan melalui oktan selector dengan memutar baut penyetel. Hala tersebut bisa dilaksanakan jika kesalahan saat pengapian hanya sedikit.
Dimana letak sil, Pertama ( untuk menghubungkan lampu timing ) Motor sebaris : Silinder I adalah silinder yang paling dekat dengan penggerak poros kam. Motor bentuk V : Biasanya silinder – silindernya diberi nomor pada sambungan masuk. 7
Biasanya silinder I adalah juga silinder yang paling dekat dengan penggerak poros Kam. Motor model lain : Biasanya silinder – silindernya diberi nomor. Tanda pengapian ada bermacam – macam, pada puli atau pada roda gaya dan dengan memakai angka atau hanya tanda. Satu tanda ( pada roda gaya puli ) Kalau ada hanya satu tanda ( pada roda gaya atau puli ), itu menunjukkan tanda Saat pengapian
Dua tanda ( pada roda gaya atau puli ) Untuk menentukan tanda saat pengapian, lihat arah putaran motor. Tanda yang paling depan ( dalam arah putaran motor ) adalah tanda saat pengapian, tanda berikutnya adalah tanda TMA. Tiga tanda ( pada roda gaya atau puli ) Tanda pertama ( dalam arah putaran ) motor adalah tanda untuk mengontrol advands setrigugal maksimum. Tanda berikutnya tanda saat pengapian berikutnya lagi tanda TMA.
8
B. PENYETELAN KONTAK PEMUTUS DENGAN DWELL TESTER. TUJUAN : Menyetel celah kontak pemutus dengan dwell tester. ALAT DAN BAHAN : Kotak alat, dwell tester dan mesin hidup. LANGKAH KERJA : Lepas tutup distributor dan rotor. Periksa celah kotak secara visual yaitu antara 0,4 s/d 0,6 mm Pasang dwell tester seperti gambar Hubungkan kabel sekrup coil dengan massa, untuk menghindari kerusakan coil dan bagian kelistrikan lainnya. Start motor dan periksa sudut dwell, jika salah stel celah platina lagi sampai mendapatkan hasil yang benar, kencangkan baut – baut pada kontak tetap. Rakit kembali dan hidupkan motor pada idle, cek lagi sudut dwellnya ( 50 s/d 60 0 )
9
C. PEMERIKSAAN DAN PENGGANTIAN PLATINA TUJUAN : •
Memeriksa / mengganti / memperbaiki Platina.
•
Menyetel Platina dengan fuller
ALAT DAN BAHAN : Kotak alat, mesin hidup, kertas gosok dan fuller. PEMERIKSAAN AWAL •
Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup.
•
Periksa keausan kontak. Gunakan obeng untuk membuka kontak, lihat gambar dibawah ini ( a = kondisi baik, b = terbakar perlu diganti )
PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN PLATINA •
Lepas kabel platina
•
Lepas baut – bautnya dan keluarkan platina
•
Bersihkan plat kedudukan platina dan kam governor dengan majun
•
Kontak pemutus / platina yang masih dapat digunakan harus diratakan, kalau akan disetel dengan fuller.
10
•
Bila kontak tidak rata, penyetel dengan fuller akan menghasilkan celah yang terlalu besar . Lihat gambar !
•
Kontrol dudukan kontak lepas pada kontak tetap. Lihat gambar berikut ( a = baik / b = miring / c = miring / d = tergeser )
11
•
Kedudukan kontak yang salah seperti gambar b,c,d dapat dibetulkan dengan membengkokkan kontak tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau dengan tang.
•
Periksa kekuatan pegas platina dengan tangan. Jika pegas lemah atau berkarat, platina harus diganti.
•
Sebelum pemasangan, bersihkan permukaan kontak yang baru dengan dengan kertas yang bersih.
•
Sebelum memasang platina, beri vet pada tumit ebonite, tetapi jarak benyak. Pakailah vet khusus bila tidak ada pakai vet bantalan Roda.
Penyetelan celah platina dengan fuller. o Putar motor dengan tangan sampai kam dan tumit ebonite dalam posisi seperti pad pada gambar
12
o Pilih fuller yang sesuai dengan celah kontak. o Periksa celah kontak dengan fuller yang bersih, jika celah tidak baik lakukan seperti urutan berikut : o Kendorkan sedikit baut pada kontak tetap, setel besar celah dengan menggerakkan kontak tetap, penyetelan dilakukan dengan obeng pada takik penyetel. Lihat gambar.
a) celah menjadi besar
b ) celah menjadi kecil
Perhatikan pada waktu pemeriksaan celah, jika fuller tidak dimasukkan lurus, penyetelan akan salah. Lihat gambar !
Baik
Salah ! Fuller terpuntir
13
Salah ! Fuller bengkok o Kalau penyetelan sudah tepat, keraskan baut – baut pada kontak tetap. o Putar mesin satu putaran, periksa sekali lagi besarnya celah platina. o Besar celah kontak 0,4 s/d 0,6 mm. o Penggantian platina dianjurkan setiap 20.000 KM
14
Jika kontak pemutus dalam waktu singkat aus, kondensator pengapian perlu diperiksa. Dan setiap penyetelan platina pasti mengakibatkan perubahan saat pengapian. Untuk itu maka waktu / saat pangapian di setel kembali. Celah platina besar cenderung membuat pengapian menjadi lebih awal.
15
BAB III PENYETELAN CELAH KATUP A.
CELAH KATUP TUJUAN PEMBELAJARAN Menentukan katup isap / buang Menentukan katup – katup yang dapat disetel. Menyetel celah katup menurut spesifikasi.
ALAT DAN BAHAN Kotak alat, kunci sok, mesin hidup ( paking tutup kepala silinder lap ) LANGKAH KERJA Cari besar celah katup di dalam buku data. Besarnya celah katup pada mesin panas / dingin biasanya tidak sama. Keluarkan tutup kepala silinder. Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA Tanda TMA terletak pada puli motor ( gambar ) atau pada roda gaya.
Tentukan apakah silinder pertama atau terakhir yang berada pada posisi saat akhir langkah kompresi. Pada saat langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah Setel katup, setengah jumlah katup dapat disetel Penyetelan pertama : silinder yang berada pada posisi saat akhir kompresi. Kedua katup dapat disetel. Pada sinder berikut, katup masuk dapat disetel.
16
Pada silinder berikutnya, katup buang dapat di setel dan pada silinder yang berikutnya lagi, katup masuk dapat disetel dan seterusnya. Katup – katup pada silinder terakhir tidak dapat disetel. Lihat gambar berikutnya. Contoh Motor 4 silinder, silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi
M = Katup masuk B = Katup buang X = Katup yang dapat disetel Motor 6 silinder, silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada penyetelan katup
Fuller harus dapat didorong Fuller yang berombak harus diganti baru.
17
Jangan mengencangkan mur – mur terlalu keras. Gunakan kunci ring rata dan obeng yang cocok. Putar motor satu putaran lagi sampai tanda TMA Setel celah katup – katup yang lain ( setengah jumlah katup ) Pasang tutup kepala silinder. Hidupkan motor dan control dudukan / kebocoran paking tutup kepala silinder serta sambungan – sambungan ventilasi karter. Petunjuk Mesin dengan celah katup yang terlalu longgar akan berisik. Apabila celah katup terlalu rapat, mesin akan hidup goyang pada saat putaran idle dan kemungkinan daun katup akan terbakar. Dengan celah katup yang rapat daya mesin tidak akan lebih besar, katup yang rapat, daya mesin tidak akan lebih besar. Celah terlalu besar.
18
Celah terlalu kecil
Pada motor Peugeot, Citron dan beberapa jenis mesin Renault, penyetelan celah katup berbeda dengan penjelasan diatas. B. INFORMASI TAMBAHAN : PENYETELAN KATUP ! Penyetelan celah katup pada mobil buatan Prancis ( Peugeot, Renault, Citron ) Langkah Kerja : Putar motor sehingga katup buang sebuah silinder ( dalam kolom I ) pada posisi terbuka penuh. Posisi katup terbuka penuh dapat dilihat dari penekanan maksimum tuas katup. Stel celah katup menurut table dibawah. Kolom I menyatakan katup buang yang terbuka penuh. Kolom II menyatakan katup masuk yang dapat distel. Kolom III menyatakan katup buang yang dapat disetel. Perhatikan penyetelan celah katup dengan cara biasa, mengakibatkan celah katup yang terlalu besar !
19
PERHATIKAN TINGKAT PENGUKUR CELAH KATUP PADA KONSTRUKSI DIBAWAH INI ! Pengukur celah pada penggerak katup menggunakan tuas ayun harus diantara tuas dengan kam, bukan antara ujung batang katup
20
C. PENYETELAN CELAH KATUP DENGAN PLAT PENYETEL Pada sisitem ini, penyetelan dilaksanakan melalui plat penyetel dengan bermacam – macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel. Micrometer dan alat khusus untuk menekan mangkok penumbuk katup.
CARA MENYETEL Untuk mencegah bercampurnya plat penyetel, stel katup satu persatu seperti berikut : •
Ukurlah besar celah katup yang ada dan catat.
•
Catatlah kesalahan celah / perbedaan ukuran celah dari besar celah yang ditentukan.
•
Tekan mangkok penumbuk dengan alat khusus.
•
Keluarkan plat penyetel dengan tang khusus atau obeng.
21
•
Ukurlah tebal plat dengan micrometer, kemudian masukkan ke kotak set yang sesuai dengan ketebalannya.
•
Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai untuk menghasilkan celah katup yang benar.
•
Kontrol ketebalan plat baru dengan micrometer.
•
Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok.
•
Kontrol celah katup kembali..
22
BAB IV KARBURATOR TUJUAN PEMBELAJARAN: Agar dapat memahami prinsip kerja karburator. Trampil mengatasi gangguan – gangguan pada karburator. ALAT DAN BAHAN Kotak alat Mesin hidup Special tool karburator Bahan pendukung FUNGSINYA : Sebagai tempat terjadinya percampuran antara udara dengan bensin dengan perbandingan tertentu. Percampuran tersebut selanjutnya akan dihisap oleh piston ke ruang bakar.
A. NAMA PERALATAN / KOMPONEN DAN GUNANYA. 1. Katup cuk ( choke valve ) untuk mengatur jumlah udara yang masuk ke dalam mulut karburator. 2. Saluran pemancar / nozzle : bagian tersebut terletak ditengah – tengah mulut karburator ( ditengah venture ). Gunanya untuk mengatur atau melaksanakan dan mencukupi kebutuhan bensin pada mesin sesuai injakan pedal gas. 3. Katup gas atau Trottle valve : untuk mengatur banyak sedikitnya pemasukan antara udara dengan bensin dengan melalui injakan pedal gas. 4. Jarum pelampung / needle valve : untuk mengatur jumlah bensin yang masuk ke dalam ruang pelampung bensin karburator.
23
5. Pelampung ( Float ) : untuk mengetahui jumlah bensin yang ada di dalam ruang pelampung bensin karburator. 6. Power piston : untuk mengatur pemberian bensin ke mulut karburator melalui saluran atau buang saluran pemancar, dengan melalui injakan pedal gas dan bekerjanya berdasarkan isapan udara atau kevakuman. Alat tersebut terletak di tengah – tengah ruang bensin karburator. 7. Katup solenoid : Untuk mengatur jumlah bensin pada waktu mesin hidup stasioner atau lambat atau langsam, dan bekerjanya berdasarkan arus listrik dari baterai atau accu. 8. Pompa plunyer atau asselerasi pump : untuk mengatur atau melaksanakan dan mencukupi kebutuhan bensin pada waktu pedal gas diinjak secara tiba – tiba atau mendadak. 9. Katup thermostat : untuk mencaga agar body karburator tidak terlalu panas. 10. Jarum SS ( stasioner – spuyer atau jarum idle ) : untuk mengatur jumlah bensin dan udara pada waktu mesin hidup stasioner atau langsam. 11. Saluran atau lubang bensin dan udara sebagai tempat saluran udara dan saluran bensin. 12. Baut gas atau throttle screw : untuk mengatur atau menyetel kedudukan atau keadaan katup gas untuk menentukan penyetelan pertama ( styasioner atau langsam ). 13. Paking atu pelapis karburator : untuk mencegah terjadinya kebocoran udara atau bensin.
24
Keterangan : 1. Pegas pembebas choke.
8. Plunyer pompa.
2. Poros katup choke
9. Corong udara.
3. Katup choke.
10. Tuas penghubung idle tinggi
4. Sekrup katup
11. Tuas penghubung pompa
5. Power piston dan pegas.
12. Sekrup pengatur lengan pompa.
6. Katup jarum.
13. Silang dan katup thermostar.
7. Pelampung dan pen pelampung.
25
Keterangan : 1. Pemberat dan bola – bola pompa
6. Jet utama sekunder.
Asselerasi atau plunyer. 2. Pegas penahan pompa dan bola
7. Venturi kecil primer.
3. Slow – jet
8. Venturi kecil sekunder.
4. Katup power dan power jet
9. Tutup katup thermostat.
5. Jet utama primer
10. Katup solenoid.
26
Keterangan : 1. Baut pengikat. 2. Baut saluran vakum. 3. Jarum idle.
27
Keterangan : 1. Udara masuk dari luar
7. Saluran atau lubang udara.
2. Katup choke udara ( air choke valve )
8. Jarum lampung atau needle valve.
3. Venturi
9. Pelampung ( Float ).
4. Nozle atau saluran pemancar
10. Ruang tempat bensin / ruang
5. Throtle valve ( katup gas ) 6. Saluran bensin dari pompa bensin
pelampung. 11. Jarum idle 12. Injakan kaki ke pedal gas.
28
Keterangan : 1. Saluran udara 2. Saringan bensin. 3. Jarum pelampung. 4. Pelampung. 5. Ruang pelampung.
29
Keterangan : 1. Katup choke. 2. Saluran pemancar. 3. Venturi. 4. Throtle – valve. 5. Jarum idle. 6. Saluran lambat. 7. Pelampung. 8. Ruang pelampung. 9. Solenoid.
30
Keterangan : 1. Saluran atau lubang udara. 2. Katup choke atau udara. 3. Venturi. 4. Nozzle atau pemancar. 5. Throtle – valve atau katup gas. 6. Pelampung. 7. Ruang pelampung. 8. Main jet primer.
31
Keterangan : 1. Saluran atau lubang udara. 2. Katup choke atau udara. 3. Saluran pemancar. 4. Katup kecepatan tinggi. 5. Throtle – valve atau katup gas. 6. Pelampung. 7. Ruang pelampung.
32
KETERANGAN : 1. Katup choke atau udara. 2. Venturi. 3. Nozzle atau pemancar. 4. Throtle – valve atau katup gas. 5. Primair main venture. 6. Vakum piston. 7. Pegas power valve. 8. Pelampung. 9. Ruang pelampung.
33
Keterangan : 1. Venturi. 2. Jrt pompa atau lubang bensin asselerasi. 3. Steel – ball atau lubang bensin asselerasi. 4. Tuas pompa asselerasi. 5. Pegas pengembali dan bola pemberat. 6. Throtle – valve atau katup gas.
34
B. CARA MENGATASI GANGGUAN KARBURATOR GANGGUAN
AKIBAT
PERBAIKAN
a. Paking robek atau mur baut Terjadinya campuran kurus, Ganti paking baru, kencangkan pengikat dol atau kendor
sulit
untuk
mencapai kembali mur baut pengikat
penyetelan yang baik b. Saluran atau lubang udara Terjadinya dan
bensin
kotor
campuran kurus Bdengan bensin.
atau atau kaya, mesin hidup tidak
mampat c. Ruang pelampung kotor
baik Pembuatan
gas
dan Dibersihkan
pembakaran gas tidak baik d. Pelampung bocor
Terjadinya banjir pada ruang Diganti dengan yang baru dan pelampung, motor sulit hidup
e. Jarum pelampung macet atau aus f. Bensin dalam ruang
seukuran
Terjadinya sedikit atau banyak Bersihkan, bila perlu ganti bensin di ruang pelampung, dengan
jarum
baru
yang
motor sulit hidup
seukuran
Motor sulit hidup
Stel lidah pelampung ke atas.
Motor sulit dihidupkan
Stel
pelampung terlalu banyak atau banjir g. Bensin dalam ruang pelampung kurang atau
lidah
pelampung
ke
bawah
kurus h. Katup atau klep dan pegas Pemberian bensin ke mulut Ganti dengan pompa asselerasi pompa asselerasi lemah
karburasi kurang, motor sulit baru yang seukuran hidup
i. Katup choke tertutup waktu Putaran motor tertahan lalu Disetel kembali mesin hidup j. Katup solenoid rusak
motor mati Motor sulit hidup, bila hidup Ganti dengan solenoid yang mesin goncang lalu mati
k. Bensin kotor
Pembuangan
gas
baru tidak Dipasang
saringan
dan
sempurna, mesin cepat panas, bersihkan saluran atau lubang hidup
mesin
pincang
atau bensin
goyang
35
BAB V SISTEM PELUMASAN TUJUAN : •
Agar mahasiswa dapat memahami penting dan vitalnya pelumasan untuk suatu mesin.
•
Mahasiswa dapat mengatasi gangguan gangguan yang terjadi pada sisitem pelumasan, penggantian minyak, service ringan sampai over haul komponen – komponen sisten pelumasan.
ALAT DAN BAHAN: •
Kotak alat
•
Mesin hidup
•
Alat dan bahan pendukung
A. SERVIS KESELURUHAN DAN PEMERIKSAAN Fungsi dari pada pelumas adalah : 1. Menjaga dan mencegah agar komponen – komponen tidak cepat aus. 2. Mencegah / menyerap / meredam terjadinya bunyi – bunyian. 3. Membantu mendinginkan mesin dan mencegah terjadinya karat. Sistem pelumasan adalah salah satu system yang paling penting untuk kendaraan bermotor. Kegagalan dalam system ini karena kurang efisiennya pelumasan bisa menyebabkan kerusakan berat pada torak, cincin silinder, silinder poros, bantalan dan katup mesin. Pemeriksaan berikut sangat penting. 1. Pemeriksaan atas kebocoran dan kondisi komponen – komponen. 2. Pemeriksaan terhadap pelumas apakah jumlah dan kepekatannya memenuhi syarat. 3. Penambahan pelumas bila perlu. 4. Penggantian pelumas. 5. Penggantian saringan. 6. Pemeriksaan sirkulasi dan tekanan pelumas.
36
37
38
39
B. POMPA OLI Komponen system pelumasan mesin yang dipertimbangkan dapat direparasi hanyalah pompa oli. Komponen yang lain harus diperbaruhi jika ternyata rusak atau terdapat kesalahan. Beberapa komponen lain dapat dibersihkan atau dibongkar dan dirakit lagi. Bersihkan bagian penting dari sitem pelumasan mesin. Pasir atau kotoran lain yang mencemari dalam oli pelumas dapat merusak bantalan dan permukaan mesin lainnya. Dua jenis pompa oli mesin yang biasa digunakan, adalah : 1. Jenis roda gigi. 2. Jenis rotary / roda berputar. Metode pembongkaran dan perakitan kedua jenis pompa adalah sederhana. Celah yang sangat kecil didapatkan antara pompa internal dan eksternal yang dipasang. 1. MEMBONGKAR POMPA OLI 1) Lepaskan tabung pick up dan saringannya ( lepas sekrup penahan atau mur penahan ). 2) Lepas klep relief penekan. a. Kemiringan bodi pompa dan ujung klep pengeluar jika ditahan oleh flens pipa pick up. b. Lepaskan pin / pasak, penahan klep, pegas dan klep. c. Lepaskan kepala mur / sekrup penahan, pegas dan klepnya. Beberapa pompa dipasang dengan ganjal ( shim ) penyetel atau waser untuk menyetel tekanan klep pembuka, dengan catatan posisi pada pelepasan dan pemasangan dalam kedudukan yang sama. 1) Lepas roda gigi penggerak ( jika dipasang ) 2) Lepas baut pengikat pelat penutup. 3) Lepas pelat penutup. 4) Tandai kedua roda gigi atau rotor dalam dan rotor luar. a. Selama perakitan, rotor dalam dan rotor luar sering diberi tanda. Cek dan catat posisi dari kedua tanda itu. b. Pada saat merakit kembali, rotor harus ditempatkan dalam posisi yang relevan sama. 5) Lepaskan roda gigi pompa atau lepaskan rotornya. a. Angkat keluar roda gigi penggerak dan porosnya, kemudian angkat keluar roda gigi yang digerakkan. 40
b. Angkat keluar rotor dalam dan porosnya, kemudian angkat keluar rotor luarnya. 6) Cuci semua bagian dalam larutan pencuci, kemudian keringkan dan lumasi dengan hati – hati. Letakkan barang – barang tersebut di luar ( diudara terbuka ) diatas lembaran yang bersih untuk mengeringkan pada meja kerja. II. TELITI DAN PERIKSA BAGIAN – BAGIANNYA 1) Cek pelat penutup. a. Pelat harus rata dan tidak cacat serta permukaan yang berpasangan dengan bodi harus halus. b. Jika terdapat cacat, rusak atau permukaan dalam menunjukkan kerusakan yang berlebihan harus diganti. 2) Periksa bodi pompa dari keretakan dan kerusakan. 3) Periksa jarak celah antara poros penggerak dan bantalannya atau rumah. 4) Jika ternyata rusak, perbaruhi porosnya, bantalannya atau rumahnya. 5) Cek permukaan dari roda gigi atau rotornya. Jika ternyata rusak atau terdapat cacat yang banyak, ganti dengan yang baru. 6) Cek celah pompa jenis roda gigi.
41
MELEPAS PELAT PENUTUP
MENANDAI DAN MELEPAS ROTOR
a. Pasang roda gigi pada rumahnya. b. Cek jarak / celah antara gigi, roda gigi dan bodinya. c. Cek celah antara dua punggung roda gigi. 7) Cek ukuran antara ujung pompa gigi dan permukaan bodi pompa. Gunakan mistar baja secara diagonal dari gigi dan bodi pompa, ukur celah / jarak tersebut dengan bilah pengukur. 8) Cek jarak / celah dari pompa jenis rotor, pasang rotor luar dalam bodi, tekan kesalah satu sisi dan ukur jarak antara rotor dengan bodi pada posisi yang berhadapan. 9) Pasang rotor dalam dan poros pada bodi, ukur jarak persinggungan antara rotor dalam dan rotor luar. 10) Lelakkan mistar baja menyilang pada permukaan bodi dan ukur celah antara mistar dengan rotor dengan menggunakan bilah pengukur. 11) Cek klep relief pengukur dari kerusakan , kerataan, serta kebebasan pengoperasiannya dalam lubangnya. 12) Cek kedudukan klep relief pengukur untuk kerusakan, kehalusan dan kerataan. a. Kebebasan dan panjang terbebani sesuai spesifikasi. b. Kerusakan pada salh satu sisi. 13.Periksa klep saringan bypass ( jika terpasang ) dari kerusakan, pastikan kedudukan klep dalam keadaan yang semestinya. 14.Cek roda gigi penggerak helix dari kerusakan atau cacat.
42
43
44
45
BAB VI SISTEM PENDINGIN TUJUAN: •
Menganalisa / memahami fungsi dan pentingnya system pendingin.
•
Memeriksa / memperbaiki komponen system pendingin.
ALAT DAN BAHAN : •
Kotak alat
•
Mesin hidup
•
Alat dan bahan pendukung.
Fungsi pendingin adalah untuk menjaga suhu mesin dalam kondisi tidak terlalu panas, sehingga komponen – komponen tidak mengalami pemuaian berlebihan dan akan bekerja normal serta mencegah keausan. A. KOMPONEN SISTEM PENDINGIN 1. RADIATOR sebagai tempat air pendingin dann untuk menurunkan suhu air pendingin sehingga dapat mendinginkan mesin. 2. KIPAS : menghisap udara sehingga udara dapat bersirkulasi melewati radiator kemudian suhu air dapat turun. 3. WATER PUMP : untuk memompa air sehingga dapat bersirkulasi. 4. KOMPONEN LAIN : selang radiator, thermostat, water jaket dll
46
B. GANGGUAN – GANGGUAN SISTEM PENDINGIN GANGGUAN
AKIBAT
PERBAIKAN
Selang bocor
Air cepat habis, mesin cepat
Ganti selang baru dan
panas, tenaga mesin kurang
seukuran
Rusuk / ram / kisi radiator
Sistim pendingin tidak baik,
Diperbaiki, bila perlu
rusak
mesin cepat panas, tenaga
dibawa ke service radiator
mesin kurang
dikuras
Mesin cepat panas,
Ganti dengan air yang
menimbulkan karat
bersih
Sistim pendinginan tidak
Bersihkandengan WATER
baik, mesin cepat panas,
COLANT
Air kotor Water jakrt kotor
tenaga mesin kurang Tutup radiator tidak rapat
Rir pendingin tumpah
Dikeraskan
Water pump rusak
Sirkulasi air tidak lancer,
Diperbaiki, bila perlu ganti
mesin cepat panas
saja !
GAMBAR WATER PUMP
47
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Petunjuk umum reparasi ………………………………………….
1
B. Dasar – dasar mesin
………………………………………….
1
C. Hal – hal penting dalam menstar mobil …………………………..
3
SISTIM PENGAPIAN A. Penyetelan saat pengapian ……………………………………….
10
B. Penyetelan dengan dwell tester …………………………………..
11
C. Pemeriksaan dan penggantian platina ……………………………
17
PENYETELAN CELAH KATUP A.
BAB IV
BAB V
BAB VI
Celah katup ……………………………………………………..
17
B. Informasi tambahan penyetelan katup …………………………..
21
C. Penyetelan celah katup dengan plat penyetel ……………………
23
SISTIM BAHAN BAKAR A. Nama komponen ………………………………………………...
25
B. Cara mengatasi gangguan karburator ……………………………
37
SISTIM PELUMASAN A. Servis keseluruhan dan pemeriksaan ……………………………
39
B. Pompa oli ………………………………………………………..
43
SISTIM PENDINGIN A. Komponen sistim pendingin ……………………………………
46
B. Gangguan pada sistim pendingin ……………………………….
47
48
49