1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur adalah timbulnya mioma uteri (20-25%). Biasanya penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaaan rutin atau saat sedang melakukan medical check up tahunan (Barry , 2005). Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim. Mioma uteri terjadi pada 20% - 25% perempuan diusia reproduktif, tetapi oleh factor yang tidak diketahui secara pasti. Insidensnya 3 - 9 kali lebih banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan ras kulit putih. Selama 5 dekade terakhir, ditemukan 50% kasus mioma uteri terjadi pada ras kulit berwarna. (Prawirohardjo S, 2011) Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa gejala, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadari adanya kelainan pada uterusnya. Diperkirakan hanya 20%-50% dari tumor ini yang menimbulkan gejala klinik, terutama perdarahan menstruasi yang berlebihan, infertilitas, abortus berulang, dan nyeri akibat penekanan massa tumor (Yayan,A, 2008). Mioma dapat bervariasi dalam ukuran dan jumlahnya, mulai dari beberapa gram sampai mencapai lebih 45 kg serta jumlahnya bisa tunggal atau lebih dari satu. Mioma merupakan penyebab gangguan kesuburan sebesar 27 % dan sebagai salah satu penyebab diangkatnya rahim seorang wanita. Di USA, perdarahan
2
rahim berlebih akibat mioma merupakan salah satu indikasi dilakukannya tindakan pengangkatan rahim dan diperkirakan 600.000 kasus pengangkatan rahim di lakukan setiap tahun (Barry , 2005). Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum datang haid (Menarche) dan akan mengalami pengecilan setelah Menopause. Bila pada masa Menopause tumor yang berasal dari mioma uteri masih tetap besar atau bertambah besar, kemungkinan degenerasi menjadi sarkoma uteri. (Yatim F, 2008) Mioma paling banyak ditemukan pada umur 35 – 45 tahun (kurang lebih 25%). Mioma uteri sering didapat pada wanita yang belum menikah dan yang kurang subur. Factor keturunan juga berperan. Penderita mioma sering mengalami menopause yang terlambat. (Hermanto N, 2006) Berdasarkan penelitian World Health Organisation (WHO) penyebab angka kematian ibu karena mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22 (1,95 %) kasus dan tahun 2011 sebanyak 21 (2,04 %) kasus. (Handayani N, 2011) Walaupun seringkali asimtomatik, gejala yang mungkin ditimbulkan sangat bervariasi, seperti metroragia, nyeri, menoragia, hingga infertilitas. Perdarahan hebat yang disebabkan oleh mioma merupakan indikasi utama histerektomi di Amerika Serikat. Yang menyulitkan adalah anggapan klasik bahwa miom adalah asimtomatik karena hal ini seringkali menyebabkan gejala yang ditimbulkan dari organ sekitarnya(tuba, ovarium, atau usus) menjadi terabaiakan. Masalah lain terkait dengan asimtomatik mioma adalah mengabaikan pemeriksaan lanjutan dari
3
specimen hasil enukleasi atau histerektomi sehingga miosarkoma menjadi tidak dikenal. (Prawirohardjo S, 2011) Menurut Wiknjosastro H, Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39%-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat dan paling banyak ditemukan pada umur 35-45 tahun (+ 25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu tiga tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat, setelah menopause banyak mioma uteri menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut. Jumlah penderitanya belum diketahui secara pasti karena banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak periksa ke dokter, namun diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20-30% dari seluruh wanita. Di Indonesia kasus mioma uteri di temukan sebesar 2,39 -11,7% pada semua pasien kebidanan yang di rawat. Mioma 3-9 kali lipat lebih sering pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih. Data statistik menunjukkan 60% mioma uteri terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil atau hamil hanya satu kali.( Sini, 2008) Di Jawa Timur sendiri dari data kunjungan pasien di poliklinik Kandungan RSUD Dr.Soetomo dari bulan Januari sampai Juni 2000, mioma uteri menduduki urutan ke –4 dari 10 penyakit yang diketemukan (Barry , 2005) Berdasarkan Lokakarya Nasional Perencanaan Kebijakan Kesehatan, 12-13 September 2012 Bandung, distribusi penyakit mioma uteri pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia tahun 2004 sebanyak 3.239 kasus dan 92 diantaranya meninggal atau sekitar 2,84% (Barry , 2005).
4
Berdasarkan profil kesehatan sulawesi selatan 2010 angka kejadian mioma uteri sebanyak 6 (11,5 %) Penderita. dari umur 25 – 44 tahun sebanyak 167 (67,1 %) kasus. Penderita dari umur 45 – 64 tahun sebanyak 64 (25,7 %), pada umur 65 tahun meningkat sebanyak 3 (1,2 %) penderita. (dinkespenelitian,2010 diakses tanggal 26 Mei 2014) Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar Tahun 2013 sebanyak 51 penderita mioma uteri, yaitu umur 20 - 45 tahun sebanyak 38 orang (74.5%), umur >45 tahun sebanyak 13 orang (25.5%) Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar Tahun 2012 sebanyak 45 penderita mioma uteri, yaitu umur 20 - 45 tahun sebanyak 36 orang (80%), umur >45 tahun sebanyak 9 orang (20%) Mioma uteri umumnya sering ditemukan pada wanita usia reproduksi karena diduga berhubungan dengan aktifitas estrogen. Meski belum diketahui penyebabnya secara pasti, mioma uteri bisa disebabkan oleh faktor paritas, fungsi ovarium, ras dan genetik. sehingga harus mendapatkan penanganan yang tepat, jika mioma masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan tidak diberikan
terapi,
hanya
diobservasi
setiap
3-6
bulan
untuk
menilai
pembesarannya. Mioma akan terhenti pertumbuhannya setelah menopause. Tapi jika terlihat adanya perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi dengan cepat sehingga dapat diadakan tindakan segera. (Sudrajat.. A, 2010) Oleh karena masalah mioma uteri merupakan masalah penting yang menyangkut kualitas kesehatan reproduksi wanita yang sampai saat ini belum
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks