BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Peran seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang
diinginkan termasuk organisasi pemerintahan, terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Secara umum kepemimpinan didefinisikan sebagai cara pemimpin mempengaruhi orang lain. Kepemimpianan diyakini menjadi unsur kunci dalam melakukan pengelolaan suatu organisasi yang efektif (Yulk, 2010). Penelitian tentang kepemimpinan sejauh ini telah banyak dilakukan pada berbagai organisasi yang memiliki tujan komersial atau bertujuan profit oriented. Penelitian sejenis pada organisasi nirlaba atau lembaga pemerintahan Kelurahan masih sangat jarang dilakukan. Berbagai gaya kepemimpinan telah dibahas dalam literatur teori dan perilaku organisasi. Sebagaina besar teori kepemimpinan berkaitan erat dengan kekuasaan, posisi atau jabatan (Yulk, 2010). Tapi tidak demikian dengan kepemimpinan melayani (servant leadership) yang lebih menekankan pada kemampuan seorang pemimpin dalam memberikan pelayanan dan dari
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
pelayanannya dapat memberikan pengaruh positif kepada anggotanya tanpa ada rasa takut atau segan (Zaluchu, 2011). Gagasan mengenai kepemimpinan melayani sebenarnya telah menjadi perhatian sejak tahun 1960. Geenleaf dipandang sebagai salah satu pelopor revolusi baru dalam pemikiran kepemimpinan filosofi baru dalam konsep kepemimpinan pada tahun 1970. Greenleaf menerbitkan sebuah esai berjudul the servant as leader, yang menerangkan bahwa servat leadership adalah kepemimpinan yang secara alami menempatkan kepentingan orang lain sebagai prioritas tertinggi dan seorang pemimpin mengerti bahwa memimpin itu adalah menjadi pelayan terlebih dahulu (Spears 2010). Faktor utama dalam kepemimpinan yang melayani dimulai dengan perasaan alami ingin melayani (Greenleaf 1977 dalam Spears 2010), kewajiban utama dari pemimpin adalah melayani kebutuhan dan kepentingan dari pihak lain (Akuchie dalam Laub 2004). Selain faktor gaya kepemimpinan yang melayani, etos kerja juga berpengaruh dalam peningkatan kinerja pegawai. Menurut Sinamo (2011) etos kerja adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kerjasama yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral. Etos kerja yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok masyarakat, akan menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya. Apabila dikaitkan dengan situasi kehidupan manusia yang sedang “membangun”, maka etos kerja yang tinggi akan dijadikan sebagai prasyarat yang mutlak yang harus ditumbuhkan dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
kehidupan itu. Karena hal itu akan membuka pandangan dan sikap kepada manusianya untuk menilai tinggi terhadap kerja keras dan sungguh-sungguh, sehingga dapat mengikis sikap kerja yang asal-asalan, tidak berorientasi terhadap mutu atau kualitas yang semestinya. Adanya gaya kepemimpinan yang tepat dan etos kerja yang baik diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat. Peningkatan kinerja pegawai secara keseluruhan pada suatu organisasi akan meningkatkan pula kelancaran proses kerja dan dengan kelancaran proses kerja akan mempermudah tercapainnya tujuan dari instansi yang bersangkutan. Kelurahan
dilihat
dari
sistem
pemerintahan
Indonesia
merupakan
pemerintahan daerah yang langsung berhadapan langsung dengan masyarakat luas. Citra birokrasi pemerintahan secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja organisasi tersebut. Kelurahan sebagai instansi pelayanan publik di tuntut
utnuk
mengantisipasi
memperbaiki perkembangan
dan
senantiasa
masyarakat
melakukan
yang
terjadi.
reformasi Dalam
serta rangka
meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), perlu adanya penyatuan arah dan padangan bagi segenap jajaran pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan unit organisasi instansi pemerintah secara terpadu. Berlakunya Peraturan Pemerintah Kabupaten Serang Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) dan UU no.6 tentang perangkat desa, maka perubahan yang sangat mendasar terjadi pada satuan unit yang sangat mendasar terjadi pada satuan unit kerja terbawah yaitu Kelurahan serta pada struktur organisasi dan tata kerja Permerintahan. Hal tersebut berlaku pula pada Kelurahan yang merupakan suatu organisasi Pemerintah. Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi pemerintah, yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat. Begitu pula yang terjadi pada kantor Kelurahan Cikande. Kantor Kelurahan Cikande ini berlokasi di Kabupaten Serang, tepatnya berlokasi di jalan raya Rangkas Bitung km 2. Serang-Banten. Kelurahan Cikande ini memiliki 11 RW dan 49 RT. Dan memiliki 8 orang pegawai yang bertugas melayani seluruh masyarakat Desa Cikande di kantor Kelurahan Cikande.
Gambar 1.1 Denah Lokasi Kantor Kelurahan Cikande
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Fenomena yang terjadi pada kantor Kelurahan Cikande adalah pada dasarnya Kepala Desa Cikande belum memiliki gaya kepemimpinan yang baik, karena seringnya Kepala Desa tidak berada di tempat, sehingga pegawai yang mengalami kesulitan dalam bekerja sulit menemui Kepala Desa, beliau juga kurang dapat mendengarkan kritik, saran dan pendapat dari bawahannya. Pernyataan ini dinyatakan dalam sebuah tabel 1.1 sebagai berikut : Tabel 1.1 Pra Survey Servant Leadership Kepala Desa di Kantor Kelurahan Cikande Pernyataan
Ya
Tidak
60%
40%
Mendengarkan (listening) Empati (empathy)
50%
50%
60%
40%
Penyembuhan (healing)
70%
30%
Kesadaran Diri (awareness)
70%
30%
Persuasi (persuasion)
60%
40%
Konseptualisasi (conceptualization) Memiliki pandangan jauh kedepan (foresight)
50%
50%
50%
50%
Penatalayanan (Stewardship) Komitmen pada pengembangan manusia (commitment to the growt of people) Membangun komunitas (building community)
60%
40%
60%
40%
60%
40%
Panggilan Hati (calling)
Sumber : Hasil Pra Survey di Bulan Mei 2016
Namun menurut hasil wawancara dengan beberapa staf kelurahan Cikande, Bapak Kepala Desa adalah pemimpin yang peduli terhadap bawahannya. Beliau juga memperhatikan bawahannya mulai dari hal-hal kecil seperti kepatuhan berseragam serta kesopanan para pegawai. Bahkan beliau tidak segan untuk menegur langsung dan menasihati apabila stafnya melakukan pelanggaran. Namun disisi lain Menurut hasil wawancara singkat dengan warga Desa Cikande,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Bapak Kepala Desa Cikande juga memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat. Dari segi etos kerja pegawai di Kelurahan Cikande, para pegawai kurang ramah dalam melayani masyarakat. Mereka bekerja sesuai dengan deskripsi pekerjaan mereka masing-masing. Namun keterbatasan jumlah pegawai di sana membuat pegawai kantor Kelurahan Cikande kurang fleksibel dalam melakukan pekerjaan. Mereka hanya dapat menyelesaikan tugas pokok mereka saja. Apabila ada karyawan yang berhalangan hadir, pegawai lain tidak bisa menggantikan untuk menyelesaikan tugasnya. Karena harus mengerjakan tugas pokok mereka sendiri. Selain itu,banyaknya pegawai yang jarang berada di tempat sehingga pekerjaan sering tidak selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pernyataan ini dinyatakan dalam sebuah tabel 1.2 sebagai berikut : Tabel 1.2 Pra Survey Etos Kerja Pegawai di Kantor Kelurahan Cikande Pernyataan
Ya
Tidak
Bekerja dengan tulus dan syukur
100%
0%
Bekerja dengan seluruh kemampuan yang dimiliki
50%
50%
Bekerja tuntas dan penuh tanggung jawab
40%
60%
Bekerja serius dan penuh pengabdian
70%
30%
Bekerja dengan penuh semangat
60%
40%
Bekerja unggul penuh dengan ketekunan Sumber : Hasil Pra Survey di Bulan Mei 2016
60%
40%
Terkait dengan kinerja kerja pegawai di kantor kelurahan Cikande masih dapat dikatakan kurang baik. Sehingga pegawai di Kelurahan tersebut harus tetap dibimbing dan diawasi oleh kepala desa agar dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Karena sering didapati kinerja yang kurang baik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
apabila pengawasan disana di longarkan. Pernyataan ini dinyatakan dalam sebuah tabel 1.3 sebagai berikut : Tabel 1.3 Pra Survey Kinerja Kerja Pegawai di Kantor Kelurahan Cikande
Pernyataan Kuantitas pekerjaan (Quantity of work) Kualitas pekerjaan (Quality of work) Pengetahuan mengenai pekerjaan (Job knowledge) Keaslian gagasan (Creativity) Bekerja sama (Cooperative) Kesadaran dan dapat dipercaya (Dependability) Semangat melaksanakan tugas baru (Initiative) Kualitas pribadi (Personal qualities
Ya
Tidak
20% 40% 80% 40% 80% 60% 40% 80%
80% 60% 20% 60% 20% 40% 60% 20%
Sumber : Hasil Pra Survey di Bulan Mei 2016
Masalah lain dapat dilihat dari hasil pra kuesioner yang dibagikan kepada beberapa pegawai, RT dan RW di Kelurahan Cikande. Salah satunya adalah lamanya pelayanan di kantor kelurahan, seringnya karyawan yang pulang sebelum waktunya, dan seringnya pekerjaan yang tidak selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, dan kurang bersemangatnya karyawan dalam menjalankan tugas hal itu mungkin dikarenakan sebagian besar pegawai, RT dan RW menjadikan pekerjaan mereka di Kantor Kelurahan Cikande sebagai pekerjaan sambilan, dengan kata lain mereka memiliki pekerjaan utama lain di luar Kantor Kelurahan. Dan menurut hasil wawancara dengan BPD (Badan Pengawas Desa) menurunnya kinerja pegawai apabila tidak diawasi oleh Kepala Desa, sering nya pegawai pulang sebelum jam pulang yang telah ditetapkan, seringnya pegawai melakukan aktifitas lain pada jam kerja seperti mengobrol, merokok di dalam ruangan ber-AC, bermain gadget pada jam kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Banyak penelitian yang mengangkat permasalahan tentang sumber daya manusia seperti pembahasan di atas. Hasil penelitian Harianto, et al. (2014) bahwa kepemimpinan yang melayani (servant leadership) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kerja pegawai. Selain itu hasil penelitian dari Suharyanto (2011) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif terhadap kinerja kerja pegawai. Penelitian serupa juga ditemui pada hasil penelitian dari Ratri (2012) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kerja karyawan. Ditemukan hasil penelitian serupa pada jurnal internasional dari Iqbal et al (2015) menyatakan gaya kepemimpinan, khusus nya gaya kepemimpinan parsitifatif berpengaruh paling positif dan signikan terhadap kinerja kerja pegawai. Begitu pula hasil penelitian yg dilakukan oleh Tampubolon (2007), terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja kerja pegawai. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2008) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja. Hasil yang positif dan signifikan juga terdapat pada penelitian Susanti (2013) bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh postif dan signifikan terhadap etos kerja. Penelitian Dodi, et al (2013) etos kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kemudian hasil penelitian dari Mutaqin (2010) juga menemukan hasil yang sama, yaitu etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil serupa juga terdapat pada penelitian Abdi et.al, (2014) bahwa etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
kinerja kerja pegawai. Penelitian yang dilakukan oleh Hussain, et al. (2012) juga mendapatkan hasil yang sama, bahwa etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kerja pegawai.
B.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1)
Apakah Servant Leadership berpengaruh terhadap etos kerja pegawai Kelurahan Cikande?
2)
Apakah Servant Leadership berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kelurahan Cikande?
3)
Apakah etos kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kelurahan Cikande?
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.
Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan tertentu. Berdasarkan pada perumusan masalah sebagaimana tersebut di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh Servant Leadership terhadap etos kerja pegawai Kelurahan Cikande. 2) Untuk mengetahui pengaruh Servant Leadership terhadap kinerja pegawai Kelurahan Cikande.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
3) Untuk mengetahui pengaruh etos kerja terhadap kinerja pegawai Kelurahan Cikande.
2.
Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi : 1)
Sebagai pemahaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkitan dengan pengaruh servant leadership dan etos kerja terhadap kinerja kerja pegawai Kelurahan Cikande.
2)
Sebagai bahan pertimbangan dan untuk memberikan petunjuk bagi para praktisi yang ada. Khususnya pada tingkat kinerja pegawai Kelurahan Cikande.
3)
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan bagi peneliti lain untuk melaksanakan penelitian yang sejenis berikutnya.
4)
Bagi peneliti sangat berguna dalam usaha memahami permasalahan pengembangan sumber daya manusia yang dihadapi dunia kerja pada umumnya dan di organisasi khususnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/