BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi maju dan globalisasi, semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya memiliki risiko terjadinya fraud. Jenis manipulasi yang paling sering ditemui dalam suatu entitas adalah kecurangan. Kecurangan berhubungan dengan karakter manusia atau lebih tepatnya dengan kekurangan manusia itu sendiri. Karakter adalah kualitas mental, satu hal yang menyangkut kepribadian dan pola didikan yang pendeteksiannya juga berhubungan dengan pikiran; yaitu pikiran yang menyarankan bahwa kejujuran, keadilan, dan kewajaran adalah nilai-nilai penting yang harus dipertahankan dan ditingkatkan. Kecurangan akan menurunkan kepercayaan terhadap orang lain sehingga kecurangan dan pendeteksian merupakan hal-hal kualitatif bukan kuantitatif karena terutama merupakan pernyataan pikiran. Beberapa kecurangan kebanyakan terjadi di perusahaan – perusahaan yang memiliki organisasi yang cukup kompleks, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam perusahaan kecil pun yang baru berdiri indikasi terjadinya kecurangan atau fraud lebih besar terjadi. Fraud yang terjadi dilingkungan
1
2
perusahaan dipengaruhi 3 unsur faktor pendorong fraud yaitu: motivasi, kesempatan dan rasionalisasi atau pembenaran. Selain itu
lemahnya
pengendalian internal menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pengendalian internal organisasi merupakan tanggung jawab dari manajemen. Sementara auditor internal bertanggung jawab meyakinkan bahwa sistem pengendalian internal telah berjalan secara efektif dan mengidentifikasi area-area yang dapat disempurnakan. Untuk memaksimalkan fungsi audit intern di setiap perusahaan telah dikeluarkan
peraturan
tentang
kewajiban
untuk
menerapkan
standar
pelaksanaan fungsi audit intern. Setiap perusahaan wajib untuk menyusun internal audit charter, membentuk dewan audit, menyusun panduan audit intern. Manfaat bagi manajemen dengan keberadaan auditor internal tentunya memberikan lebih banyak waktu bagi manajemen untuk memikirkan hal-hal yang lebih strategis, disamping sebagai unit yang membantu dalam pengendalian dan analisis berbagai masalah operasional (FAI, 2008:10). Sistem pengendalian internal yang memadai, baik secara desain maupun implementasi, akan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi terjadinya fraud, dengan kata lain sebuah upaya pencegahan. Di sisi lain, tidak ada ekspektasi bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan yang sama (ekuivalen) dengan pihak yang memiliki tanggung jawab utama untuk mendeteksi dan menginvestigasi fraud, seperti misalnya fraud examiner.
3
Ada dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit atas laporan keuangan, antara lain: salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalamlaporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (sering disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktivaentitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK). PT BTN Tbk. yang merupakan salah satu bank Negara bergerak dalam lingkup
perhimpunan
dana
masyarakat
melalui
tabungan
dan
juga
memfokuskan diri pada pembiayaan perumahan tanpa subsidi dimana banyak rakyat yang mempercayakan tabungan pada PT BTN Tbk. Bukan hal yang tidak mungkin jika terjadinya kecurangan, peran internal audit juga sangat penting bagi perusahaan karena audit internal merupakan bagian dari perusahaan yang terlibat langsung dengan aktivitas operasional sehari-hari termasuk proses pelaporan transaksi keuangan dan pengendalian intern atas aspek-aspek operasional perusahaan.
4
Dari beberapa uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menuangkan ke dalam skripsi dengan judul, PENGARUH INDEPENDENSI,
PROFESIONALISME
DAN
RUANG
LINGKUP
AUDIT INTERNAL TERHADAP KECURANGAN (Studi kasus PT. BTN Tbk.) B.
Perumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Independensi audit internal berpengaruh terhadap kecurangan PT. BTN Tbk. ? 2. Apakah Profesionalisme audit internal berpengaruh terhadap kecurangan PT. BTN Tbk. ? 3. Apakah Ruang lingkup audit internal berpengaruh terhadap kecurangan PT. BTN Tbk. ?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh independensi audit internal terhadap kecurangan pada PT. BTN Tbk. b. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme audit internal terhadap kecurangan pada PT. BTN Tbk. c. Untuk mengetahui pengaruh ruang lingkup audit internal terhadap kecurangan pada PT. BTN Tbk.
5
2. Kegunaan dari penelitian ini antara lain : a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah khususnya mengenai akuntansi dan menerapkannya pada data yang diperoleh dari objek yang diteliti. Peneliti Selanjutnya Penelitian ini berguna sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang berniat melakukan penelitian yang akan mengembangkan penelitian ini. b. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan menjadi suatu bahan pustaka, referensi, serta dapat membantu pembaca khususnya mahasiswa yang ,mempunyai minat untuk meneliti kecurangan perusahaan.