BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang baru agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pendidikan sangatlah penting, untuk semua manusia dalam mendapatkan pendidikan. Dalam belajar merupakan perubahan perilaku pada individu-individu yang belajar. Pengertian belajar dikemukakan oleh Morgan (dalam Suprijono, 2013, hlm. 3) yaitu “perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”.Perubahan itu ditandai melalui pemaknaan materi yang lebih baik, diaplikasikan dengan peningkatan kualitas belajar. Pendidikan sekolah dasar sebagai salah satu wadah pengembangan potensi individu dan penanaman konsep awal IPS sebagai landasan awal dalam mengembangkan kaidah keilmuan pada jenjang selanjutnya. Pada tingkat sekolah dasar, IPS merupakan pelajaran yang mengungkap masalah-masalah sosial, budaya, dan masyarakat. Salah satu cirinya adalah kemampuan komunikasi yang menjadi titik utama yang diharapkan dimiliki oleh siswa. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi agar bisa diterima dalam lingkungan tersebut. Salah satu contohnya yaitu pada saat pembelajaran di kelas, guru memfasilitasi siswa melalui menyelidikan secara berkelompok agar terciptanya interaksi antar siswa. Secara teoritis definisi IPS dikemukakan oleh Gunawan ( 2013, hlm. 51) menyatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial”. Berdasarkan pandangan di atas yang dipelajari secara umum dalam IPS menggabungkan beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari secara umum sehingga mempermudah anak dalam mempelajari konsep ilmu sosial. 1
Ratih Rahmawati, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Untuk menjadikan siswa yang berkompeten seperti yang diharapkan tersebut, setiap siswa harus mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat serangkaian kegiatan untuk memberikan pengalaman bermakna dalam belajar yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Agar dapat melaksanakan proses pembelajaran tersebut, guru sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap fase pembelajaran. Peran guru dalam terjalinnya prestasi belajar yang maksimal melalui akses pendidikan yang baik, selain itu optimalisasi rancangan pembelajaran yang menarik menjadikan tuntutan utama yang topik utama bagi guru agar siswa dapat berkembang dengan bakat yang dimilikinya. Guru sebagai fasilitator intelektual akademik yang baik bagi siswa merupakan tenaga kependidikan yang mempunyai kesempatan paling besar dalam mempengaruhi siswa baik yang positif maupun negatif, karena sebagaian besar waktu dalam kehidupan siswa di sekolah bersama guru. Kreativitas guru dalam melakukan pengajaran sangat diperlukan agar bisa menciptakan proses belajar yang efektif dan efisien, kurang berhasilnya guru menyampaikan materi yang di ajarkan kepada peserta didik yaitu kerena metode yang digunakannya sangat membosankan, ia bukan tidak menguasai materi, tetapi karena ia tidak atau kurang mengetahui bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat, cara penyampaiannya yang mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan, nyaman dan juga mengasyikkan, jadi peserta didik tidak akan merasa bosan belajar, apabila proses penyampaian materi ajar di sampaikan dengan metode yang menarik, maka pendidik harus mempelajari dan memahami metode-metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran. Dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
yang
cocok
maka
penyampaian materi akan mudah dipahami oleh peserta didik, dan pemilihan metode yang tepat juga sangat berpengaruh besar pada perubahan hasil belajar peserta didik. Kebanyakan siswa merasa takut, malu dan tidak berani bertanya apabila ada materi yang belum dipahami dan mengeluarkan pedapatnya. Ratih Rahmawati, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Sedangkan pada kenyataan di lapangan masih cenderung belum sesuai, masih banyak guru yang belum mengimplementasikan hal tersebut. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, pada tanggal 20 Januari 2015 di SDN Sukamanah 3 Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang pada kelas IV yang diperoeh sebagai berikut, guru dalam penyampaian materi yang cenderung membosankan karena metode belajar yang digunakan metodenya yang biasa digunakan yaitu metode ceramah yang berpusat pada guru saja, jadi pada metode ceramah hal lainnya dalam penggunaan media pembelajaran bersifat abstrak dalam konteks sosial. Selanjutnya, peneliti melakukan diskusi informal memperoleh paradigma umum, konsepsi yang diterima pelajaran IPS itu banyaknya hapalan saja. Padahal sebenarnya lebih dari itu, pelajaran IPS itu sangat menyenangkan apabila metode pembelajaran yang digunakannya menarik. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial itu bisa merubah karakter anak menjadi lebih baik. Dengan pemilihan metode yang tepat, pembelajaran IPS akan terasa mudah untuk dipelajari. Salah satunya, difasilitasinya melalui metode Group Investigation yang pembelajaran berbasis penyelidikan dengan interaksi sosial. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Metode Cooperative Learning model Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Setempat (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik di Kelas IV SDN Sukamanah 3 Tahun Ajaran 2014/2015)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada siswa kelas IV di SDN Sukamanah 3?
Ratih Rahmawati, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
2. Bagaimana metode Cooperative Learning model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV di SDN Sukamanah 3?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV di SDN Sukamanah 3. 2. Megetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV di SDN Sukamanah 3.
D. Manfaat Penelitian Hasil PTK ini sangat bermanfaat terutama bagi guru, siswa, dan Kepala Sekolah, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Manfaat bagi guru, dengan menggunakan model Group Investigation: a. Mendapatkan cara mengajar lebih kreatif b. Memberikan inovasi bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
agar
lebih
optimal
dengan
menggunakan
metode
Cooperative Learning model Group Investigation. c. Sebagai referensi baru bagi guru dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Siswa Manfaat bagi siswa, dengan menggunakan model Group Investigation: a. Siswa dapat belajar dengan lebih aktif, partisipatif, menyenangkan, dan kreatif. b. Siswa juga dapat lebih mengerti dan memahami materi yang di sampaikan.
Ratih Rahmawati, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Inestigation.
3. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti, dengan menggunakan model Group Investigation: a. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam perbaikan proses belajar mengajar. b. Menambah pengetahuan tentang penggunaan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada proses pembelajaran. c. Dapat membantu siswa mengatasi permasalahan pembelajaran pada konsep Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Setempat.
4. Bagi Sekolah a. Sebagai pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar di sekolah tersebut.
E. Definisi Operasional Terdapat tiga istilah dalam penelitian ini yang perlu mendapat penjelasan yaitu: 1. Model Group Investigation Model Group Investigation adalah kegiatan pembelajaran yang diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan guru yang kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai dengan pengembangan yang di lalui siswa. 2. Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Menurut Weinbergh (dalam Setomo, 2013, hlm. 4) masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut. Dari definisi tersebut dapat didefinisikan 3 unsur penting yaitu: Ratih Rahmawati, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
1) Suatu situasi yang dinyatakan 2) Warga masyarakat yang signifikan 3) Kebutuhan akan tindakan pemecahan masalah.
3. Hasil Belajar Siswa Meningkatkan adalah suatu usaha mencapai suatu tujuan yang lebih baik. Menurut Wingkel (dalam Purwanto, 2010, hlm. 7) bahwa “hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Suprijono (2009, hlm. 7) menjelaskan “hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”. Dalam arti hasil belajar tidak hanya berupa pengetahuan, akan tetapi perubahan perilaku pada aspek sikap serta keterampilan juga.
Ratih Rahmawati, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu