perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Solo tidak memiliki lahan pertanian sehingga tidak heran jika kota ini menggantukan pendapatan dari sektor perdagangan dan jasa, terutama di bidang pariwisata seperti hotel dan restoran. Memosisikan diri sebagai kota meeting, incentive, convention dan exhibiton membuat Solo kerap dijadikan kota penyelenggara kegiatan dan pameran bertaraf nasional bahkan internasional. Kegiatan tersebut antara lain konfrensi dan pemran Kota-kota pusaka Dunia, Konfrensi Kementrian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan Asia Pasifik, Konggres Tahunan ke-30 Federation ASEAN Cultural Promotion, World Toilet Summit, dan pertemuan pra-APEC. Untuk mendukung posisi sebagai kota MICE, Solo menggelar acara seni budaya. Lebih dari 50 kegiatan seni budaya diajdikan kalender tahunan pariwisata sebagai penarik sajian bagi tamu. Sektor MICE beberapa tahun terahkir semakin bergairah antara lain ditandai bermunculnya hotel baru, dari kelas melati hingga bintang lima. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 hanya 79 hotel dengan jumlah kamar 1.916 unit di Solo, tetapi pada tahun 2012 menjadi 142 hotel melati dan berbintang serta pondok-pondok wisata dengan jumlah kamar mencapai 4.533 unit. Dunia pariwisata secara umum pada saat ini berkembang sanagat pesat dan maju, akan tetapi di negara Indonesaia masih sangat terpuruk. Hal ini disebabkan karena dampak dari krisis moneter yang berkepanjangan dan krisis yang membuat commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wisatawan takut berkunjung ke Indonesia. Tetapi sebagai insan pariwisata, segenap masayarakat dan rakyat Indonesia harus selalu optimis dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan keadaan yang aman di Indonesia, sehingga pariwisata di Indonesia dapat berkembang dengan pesat pada tahun-tahun yang akan mendatang. Industri Perhotelan merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang sektor pariwisata.Sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan devisa negara yang menjanjikan selain sektor
migas
pada masa yang akan
datang. Untuk mencapai devisa yang tinggi maka obyek-obyek wisata sangat perlu untuk dikembangkan beserta komponen-komponen penunjangnnya.Dalam perkembangannya di Kota Solo yang akan menjadi kota MICE, maka banyak hotel-hotel dari bintang satu hingga bintang 5, sehingga memunculkan persaingan harga beserta fasilatas-fasilitas hotel. Seperti contoh Hotel lorin Solo, Hotel yang terletak di Jalan Adi Sucipto No 47 Solo yang memiliki berbagai macam fasilitas dan pelayanan seperti kamar yang berjumlah 359, serta beberapa ballrom dan ruang metting serta ruangan yang bersifat outdoor yang tentunya ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan MICE. Pelayanan dan fasilitas yang baik dan yang di jual kepada tamu harus diperhatikan secermat mungkin. Pelayanan fasilitas yang baik kepada tamu akan membuat tamu terasa puas sehingga suatu hari nanti akan kembali lagi, itulah tujuan utama dari suatu jasa. Dengan meningkatkannya mutu pelayanan yang diberikan kepada tamu yang menginap di hotel maka akan berpengaruh terhadap perkembangan hotel tersebut. Keberhasilan sebuah hotel tidak ditentukan dengan. Hal ini belum menjamin para tamu betah untuk tinggal di hotel tersebut, akan commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tetapi hotel harus memberikan pelayanan yang ramah dan profesional serta kelengkapan dari fasilitas di hotel tersebut. Berhasil atau tidaknya suatu operasional hotel dalam peningkatan pendapatannya tidak lepas dari citra dan mutu pelayanan fasilitas di hotel tersebut yang diberikan kepada konsumen. Keberhasilan suatu hotel diantaranya tercapainya kepuasan tamu yang didukung dengan pelayanan dan fasilitas yang memadai serta tingkat yang profit yang besar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Mengingat peran mutu dan fasilitasnya perlu diperhatikan beberapa hal seperti : 1. Meningkatkan mutu fasilitas 2. Meningkatkan mutu pelayanan 3. Meningkatkan pemasaran 4. Meningkatkan standart kerja 5. Meningkatkan biro akomodasi dan advertising Dalam hal ini
akan dikupas mengenai startegi pemasaran untuk
mendukung kegiatan MICE di Lorin Solo Hotel.Hal yang akan dikupas mengenai strategi pemasaran di Lorin Solo Hotel. Maka dari itu ingin mengadakan penelitan ini diambil tentang peran Sales & Marketing Departement dalam memasarkan ballroom dan Meeting room di Lorin Hotel Solo. Maka dalam penelitian ini dengan judul “Strategi Pemasaran Ballroom dan Meeting room di Lorin Solo Hotel Sebagai Pendukung Kegiatan MICE”. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang yang penulis ungkapkan di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa latar belakang adanya banyak ballroom dan Meeting room di Lorin Hotel Solo? 2. Siapa profil pengguna Ballroom dan Meeting Room Lorin Solo Hotel? 3. Siapakah sasaran yang dituju dan yang belum dituju penggunaan Ballroon dan Meeting Room?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui lebih lanjut tujuan adanya ballroom dan Meeting room di Lorin Solo Hotel. 2. Dapat mengetahui sasaran marketing
dalam memasarkan ballroom dan
Meeting room di Lorin Solo Hotel.
D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait.Adapun pihak-pihak ini antara lain : 1. Manfaat akademis a. Sebagai masukan untuk menyesuaikan materi perkuliahan dengan tuntunan perhotelan, MICE, dan Pemasaran Usaha Perjalanan Wisata. b. Menambah khasanah pustaka. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Manfaat praktis a. Untuk mengetahui secara langsung latar belakang adanya banyak ballroom dan Meeting room di Lorin Solo Hotel serta strategi pemsarannya.
E. Kajian Pustaka Menurut Pendit (1999: 25), MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : Usaha Jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan, dan sebagainya). Untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai salah satu bentuk kegiatan kepariwisataan yang sifatnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk Meeting, incentive travels conventions, conggres, conference dan exhibiton. 1. Meeting Meeting adalah istilah dalam bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan, Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE.Menurut Kesrul (2004:3). Meeting suatu pertemuaan, persidangan yang di selenggarakan oleh suatu kelompok pertemuan, persidangan yang diselenggarakan oleh seklompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme. Peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus, menyerbarluaskan informasi. Menurut Keserul (2004:3) “Meeting commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama.” 2. Incentive Undang-undang No. 9 tahun 1990 yang dikutip Pendit (1999:27) menjelaskan bahwa perjalanan incentive merupakan suatu kegiatan perjalannya diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Keserul (2004: 18), bahwa incentive merupakan hadiah penghargaan yang diberikan merupakan hadiah oleh suatu perusahaan kepada karyawan klien/ konsumen. Bentuknya berupa uang, paket wisata atau barang. Menurt Any Noor (2007: 5) yang dikutip dari STIE 1998 dari STIE 1998 dalam Rogers 2003,juga memberikan definisi mengenai incentive adalah incentive travel is a global management tool that uses an exceptional experience to motivote and or recoganize for increased levels of perfomence in support of the organization goals. 3. Convention Menurut (Pendit, 1999: 29), istilah confention diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan convention, maka secara teknis akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang
mengingatnya
bahwa
kegiatan-kegiatan
bermaksud
sebagai
perencanaan,pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, convention dan exhibiton hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokan dalam satu kategori MICE. Menurt Kesrul, (2004:7), convention atau konfrensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena adat istiadat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum,dua perjanjian anatara
negara-negara
para
penguasa
pemerintahan
atau
perjanjian
pemerintahan atau perjanjian internasional mengenai topik tawanan perang dan sebagainya. 4. Exhibiton Berarti pameran, dalam kaitannya dengan insdustri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi.Hal ini diatur dalam surat keputusan Menparposetel RI Nomer KM.208/HM.703 /MPPT -91,BAB I Pasal IC yang dikutip oleh pendit (1999:34) yang berbunyi “Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar lukisan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau ada hubungannya dengan pariwisata”. Menurt Kesrul (2004:16) exhibiton adalah ajang pertemuan atau ruang pameran hotel di mana sekelompok produsen atau pembeli laiinya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
Pertimbangan Pelaksanaan Mice Menurut Kesrul (2004:9) dalam penyelenggara kegiatan MICE ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Penetapan Lokasi dan Ruang MICE a. Dalam penentuan 2 kemungkinan yang terjadi sebagai berikut: -
Pihak klien menetapkan dan menginformasikan tempat, pihak perncana tidak meneruskan proses lebih lanjut.
-
Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan misalnya menyelnggarakan suatu seminar atau workshop atau konfrensi.
b. Pertimbangan tempat penyelnggara secara geografis dengan spred of the person attending : Terlalu jauh dari tempat peserta, kecuali khusunya sperti No Ib pserta memerlukan sekali seminar dan konfrensi. c. Pertimbangan dalam menentukan kondisibsekitar lokasi di mana pertemuan akan digelar. 2. Perlengkapan Fasilitas MICE Menurut Kesrul (2004:90) perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konfrensi amay beragam sehingga tidak ada standar yang berlaku umum. Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal sebagai berikut : -
Jenis pertemuan dan lamanya
-
Jumlah Peserta
-
Jumlah Ruangan yang dibutuhkan
-
Jenis dan Jumlah equipment yang diperlukan commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Bntuk dan pengaturan tempat duduk
-
Akomodasi peserta MICE
3. Penanganan Transportasi Meeting planer/ PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi bagi keseluruhan perserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104) ada enam point dalam pengaturan transportasi yaitu : -
Transportasi Udara
-
Airport Shuttle
-
Multiple Propeerty Shuttle
-
VIP Transport
-
Local Tour
-
Staff Transportation
4. Pelayanan Makanan dan Minuman Menurut Kesrul (2004:113), mengemukakan bahwa agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman. Seorang Meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage, room service and banquet capabilities. Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman pada saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu apakah perlu melakukan pemesanan terlebih dahulu. Apakah restaurant tersebut melayani commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
permintaan khusus atau tambahan menyangkut lay out dan jenis makanan dan minuman. 5. Akomodasi Berikut adalah penanganan akomodasi yang harus di cek anatara lain : -
Akomodasi sesuai harapan sudah jelas
-
Penginapan: Jumlah kamar, Tipe temapt tidur,
-
Kamar gratis untuk panitia atau komite : Jumlah kamar, Tipe kamar, dan fasilitas yang harus dibayar
-
Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi :Jumlah, tipe,dan harga.
Pengertian Event Event merupakan suatu kejadian penting atau peristiwa khusus, baik yang terjadi internal, lokal maupun nasional bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa (event) secara internasional. Kata event berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang mengandung arti kata peristiwa atau kejadian. Beberapa jenis event antara lain : 1. Event Perusahaan : HUT perusahaan dalam format acara, employe/ family atau gathering,peresmian kantor baru, penghargaan karyawan. 2. Event Promosi : Contohnya pentas musik atau sponsor, pameran pameran produk, variety show, presentasi produk, launching produk, sampling dan selling, dealer/ customer gathering. 3. Event Pribadi : Contohnya Arisan, Pernikahan, Syukuran DLL. 4. Event pendidikan : Syimposium, Seminar, Work Shop. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Event Olahraga : Kompetisi olahraga profesional, aneka lomba dan kompetisi. 6. Event Seni : Pagelaran seni musik, Pagelaran Seni Teater, Pagelaran Seni Tari, Fashion show. 7. Event Amal : Event dengan tujuan untuk kegiatan amal dan penggalangan dana. 8. Event Publikasi : Misal konfrensi pres, Gathering.
Pengertian Pemasaran 1. Philip Kotler (Marketing) : Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan proses dan keinginan melalui proses pertukaran. 2. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran sebagai suatu proses sosial dan managerial dan yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perturakan timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. 3. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. 4. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha
yang
ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tugas ini mengambil lokasi di Hotel Lorin Solo yang berlokasi di Jl. Adi Sucipto No 47 Surakarta Jawa Tengah.
2. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Dokumen Dalam hal ini dipergunakan juga penelitian dengan metode dokumen. Metode dokumen adalah metode pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian meliputi peraturan- peraturan, foto- foto, dan arsip- arsip. Studi dokumen dilakukan pada tanggal 24 April 2014 di Lorin Solo Hotel. b. Wawancara atau Interview Merupakan teknik di mana penelitian mengumpulkan data dengan cara komunikasi langsung atau wawancara langsung. Wawancara dilakukan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan secara langsung kepada subjek penelitian yang terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. c. Studi pustaka Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting di mana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, akan dikumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai. (Nazir, 1998 : 112). Untuk melengkapi data yang didapatkan melalui observasi dan wawancara, ditambahkan data yang didapat dari Dinas Persatuan Hotel Restoran Indonesia di Surakarta dan buku-buku referensi yang terdapat di Laboratorium Tour DIII UPW UNS.
3. Teknik Analisis Data Data yang dianalisa dapat dilakukan dengan cara analisa deskriptif, yaitu analisa yang memaparkan hasil penelitian untuk memperjelas permasalahan secara informatif dan disertai pula dengan gagasan-gagasan atau argumentasi yang lebih komperhensif. Hasil pengumpulan data kemudian dilakukan, analisis data merupakan proses mengatur dan memilah urutan data, mengorganisasi kedalam suatu pola kategori dan satuan dasar.
G. Sistematika Penulisan BAB I
: Merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: Mendeskripsikan gambaran Lorin Hotel Solo dari sejarah, profil dan department-department yang di Lorin Solo Hotel.
BAB III
: Mendeskripsakan tugas dan tanggung jawab sales & marketing department, Menjelaskan deskripsi semua ballroom dan Meeting commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Room, Menjelaskan banquet forcest dimuali bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013,
dan occupied ballroom dan meeting
room Lorin Solo Hotel mulai bulan Oktober 2013 sampai Desember 2013. Dan deskripsi startegi pemasaran ballroom dan meeting room serta berbagai macam meeting package yang ditawarkan, serta penjelasan department lain yang terlibat dalam suatu event MICE dan kendala apa saja yang dihadapi sales & marketing department beserta solusi yang diambil. BAB IV
: Merupakan kesimpulan terhadap semua rumusan yang dibahas dan saran.
commit to user