BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Infeksi virus dengue yang dikenal sebagai penyakit arbovirus telah tersebar diseluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi dibeberapa daerah tropis seperti Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan. Waktu yang pasti kapan demam dengue pertama kali dilaporkan didunia tidak diketahui. Di Indonesia, sejak ditemukan penderita demam berdarah dengue di Surabaya pada tahun 1968 dan Jakarta pada tahun 1969, penyakit ini cenderung meningkat dan meluas keseluruh wilayah nusantara . ( Soegeng Soegijanto,2002 ) Sedangkan di Semarang sendiri menurut laporan bulanan data kesakitan tingkat Puskesmas se kota Semarang jumlah kasus DHF pada anak-anak sepanjang tahun 2004 sebanyak 248 kasus, pada orang dewasa sebanyak 69 kasus .(Dinkes, 2005) Morbiditas dan mortalitas demam berdarah dengue bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain status imunologi penderita, kepadatan vector nyamuk. Transmisi virus dengue, virilensi virus dan kondisi geografi setempat. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin penderita, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak. Walaupun demam berdarah dengue bisa mengenai semua kelompok umur, namun terbanyak pada anak dibawah umur 15 tahun. Di Indonesia bahwa penderita
demam berdarah dengue terbanyak umur 5 – 14 tahun. ( Suroso dalam Soegeng Soegijanto, 2000) Perjalanan penyakit ini sering sukar diramalkan karena sebagian penderita dengan renjatan yang berat dapat disembuhkan walaupun hanya dengan tindakan pengobatan yang sederhana, sedangkan sebagian lain datang ke rumah sakit dalam keadaan ringan kemudian meninggal dunia dalam waktu singkat meskipun terhadapnya telah dilakukan perawatan dan pengobatan yang intensif. Akhir-akhir ini, berkat kemajuan dibidang diagnostik dan penanggulangannya serta tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang makin tinggi, maka angka kematian dari tahun ketahun makin menurun. Penyakit ini banyak ditemukan terutama di negaranegara Asean dan Pasifik barat. DHF disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nymuk Aedes, di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes yaitu Aedes Aegypty dan Aedes Albopictus. ( Rampengan dan Laurent, 1990 ) Penderita yang mengalami DHF biasanya menunjukkan gejala klinis seperti panas tinggi ( 2-7 hari ), tampak bintik-bintk merah dibawah kulit, mual dan nyeri abdomen. Pada kondisi yang lebih lanjut sering kali penderita mengalami perdarahan berupa epistaksis,hematemisis dan melena serta tak jarang pula penderita sampai mengalami Dengue Shock Syndrom (DSS). Jika tanda-tanda utama renjatan terlambat diketahui maka penderita pun akan terlambat mendapatkan pertolongan ( sudah mengalami renjatan yang dapat berakibat fatal bagi pasien ). Dan yang lebih berbahaya lagi penderita sampai meninggal dunia, maka sebagai seorang perawat professional harus bisa mengetahui dan mengenali tanda-tanda utama renjatan
sehingga dapat segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa penderita. ( Efendy, 1995) Dari uraian diatas, mengingat bahwa penyakit DHF sangat berbahaya bagi anak, remaja maupun dewasa, dan meningkatnya jumlah penderita DHF sekarang ini, serta banyaknya masalah-masalah yang muncul, maka seorang perawat sebagai salah satu tim kesehatan memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam upaya pemberian asuhan keperawatan pada pasien DHF . upaya yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan professional. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DIRUANG LUKMAN RS ROEMANI SEMARANG.” B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran secara nyata tentang asuhan keperawatan pasien dengan DHF diruang lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. 2. Tujuan khusus a. mengetahui pengkajian pada pasien DHF diruang lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. b. Mengetahui permasalahan (diagnosa keperawatan) pada pasien DHF diruang lukman RS Roemani Semarang. c. Mengetahui rencana tindakan keperawatan ( intervensi ) pada pasien DHF diruang lukman RS Roemani Semarang.
d. Mengetahui / dapat melaksanakan implementasi pada pasien DHF diruang lukman DHF RS Roemani Semarang. e. Mengetahui evaluasi ( catatan perkembangan ) pada pasien DHF diruang lukman RS Roemani Semarang.
C. RUANG LINGKUP Dengan tujuan menghindarkan salah pengertian sehingga ruang lingkup masalah tidak terlalu meluas, dan untuk mempersempit pembahasan maka penulis membatasi dengan asuhan keperawatan pada anak yang dilaksanakan di ruang lukman RS Roemani Semarang.
D. METODE DAN TEHNIK PENULISAN Dalam penyususnan karya tulis ilmiah ini, menggunakan metode deskripif dalam bentuk studi kasus yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien pada masa kini : yang sedang berlangsung mengklasifikasikan data : menafsirkan dan menyampaikan informasi yang muncul untuk memecahakan masalah. Adapun tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : wawancara, observasi partisipatif : studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai karya tulis ilmiah ini, maka akan diuraikan secara singkat sistematika penulisan yaitu : 1. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan : ruang lingkup, metode dan tehnik penulisan serta sistematika penulisan. 2. Bab II tinjauan teori terdiri dari pengertian, etiologi, tanda dan gejala , petofisiologi, pemeriksaan penunjang, tumbuh kembang, pengelolaan medis, pathway, diagnosa keperawatan, focus intervensi 3. Bab III tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksaan dan evaluasi. 4. Bab IV pembahasan kasus dimana akan membahas antara tinjauan kasus dengan proses keperawatan yang ada dalam tinjauan teori dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 5. Bab V penutup terdiri dari kesimpulan dan saran