BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan keengganan untuk melakukan deteksi dini menyebabkan lebih dari 70% mulai menjalani perawatan medis justru ketika sudah berada kondisi parah dan sulit disembuhkan. Hanya sekitar 2% dari perempuan Indonesia mengetahui kanker serviks (Sabrina, 2009, p.78). Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering menyebabkan kematian di negara – negara di dunia ketiga akibat kurangnya skrining yang efektif (Norwitz, 2006, p.63). Sedangkan menurut WHO (2005), penyakit kanker serviks merupakan penyebab kematian No. 2 di dunia setelah penyakit kardiovaskuler. Berbagai
upaya
pengendalian
penyakit
kanker
telah
dilakukan di berbagai negara di dunia, terutama negara-negara maju melalui upaya-upaya pencegahan faktor resiko bersama penyakit tidak menular. Kanker serviks merupakan jenis keganasan yang sering ditemukan di kalangan wanita Indonesia. Kanker serviks mempunyai frekuensi relatif tertinggi (25,6%) di Indonesia. Menurut Departemen Kesehatan, terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya (Bustan, 2007, p.176). Survei
Kesehatan
Rumah
Tangga
(SKRT)
tahun
2008
menunjukkan proporsi penyebab kematian akibat kanker semakin meningkat,
1
2
jumlah penderita kanker 4,8% pada tahun 1992, kemudian menjadi 6% pada tahun 2001 dan 5,7% pada tahun 2008. Prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kasus kanker serviks Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari 8.291 kasus pada tahun 2007 menjadi 8.588 kasus pada tahun 2008 dan 9.113 kasus pada tahun 2009. Prevelensi kanker serviks di Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 0,028% dan tertinggi di Kota Semarang sebesar 0,382% (DinKesProv, 2009). Penderita kanker servik di Semarang sendiri, berdasarkan data rekapitulasi laporan kasus penyakit tidak menular Puskesmas dan Rumah Sakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 4591 kasus dan pada tahun 2009 sebesar 5.956 kasus (DinKesProv, 2009). Dari hasil rekapitulasi terakhir penyakit tidak menular Puskesmas dan Rumah Sakit oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2010 tercatat sekitar 2782 kasus. Puskesmas di Semarang yang memiliki jumlah data penderita kanker servik tertinggi pada tahun 2010 adalah Puskesmas Pegandan di Semarang Selatan sejumlah 34 orang. Sedangkan Rumah Sakit di Semarang yang memiliki jumlah data penderita kanker servik tertinggi adalah Rumah Sakit Dr.Kariadi sejumlah 1619 orang (DKK, 2010). Berdasarkan data terakhir deteksi dini kelainan kesehatan reproduksi pada ibu pasangan usia subur Puskesmas Se-Kota Semarang oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang pada bulan April-Agustus 2009 sebanyak 956 orang. Puskesmas yang memiliki jumlah data pasien yang melakukan
3
Pap Smear tertinggi pada bulan April-Agustus 2009 adalah Puskesmas Tlogosari Kulon sebanyak 106 orang dan jumlah data pasien yang melakukan Pap Smear terendah pada bulan April-Agustus 2009 adalah Puskesmas Mangkang sebanyak 7 orang. Dari data hasil pemeriksaan Pap Smear yang dilakukan Puskesmas Se-Kota Semarang pada bulan April-Agustus 2009 sejumlah 956 orang yang melakukan Pap Smear, didapatkan hasil, sebagian besar pasien yang melakukan pemeriksaan Pap Smear dengan hasil radang serviks (DKK, 2009). Fenomena kasus kanker serviks yang masih meningkat khususnya Kota Semarang. Dilihat dari data kasus kanker servik seluruh Puskesmas di Kota Semarang pada tahun 2010, kasus kanker serviks terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Pegandan. Kasus kanker yang masih meningkat di wilayah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dapat dilihat dari cakupan pemeriksaan Pap Smear. Cakupan pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Pegandan sekitar 22 jiwa pada Tahun 2009, lebih sedikit dibandingkan jumlah penderita kanker serviks yaitu 34 jiwa pada tahun 2010. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Pegandan Kota Semarang Tahun 2011“.
4
B. Rumusan Masalah Adakah hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu tentang kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Pegandan Kota Semarang Tahun 2011?.
C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu tentang kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Pegandan Kota Semarang Tahun 2011. 2.
Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan ibu tentang kanker serviks. b. Mendiskripsikan tingkat pendidikan ibu. c. Mendiskripsikan pemeriksaan Pap Smear. d. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemeriksaan Pap Smear. e. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Mengembangkan
ilmu
pengetahuan
tentang
hubungan
pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu tentang kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear.
2. Aplikatif
a. Bagi Masyarakat
Masyarakat khususnya ibu dapat melakukan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi sarana baca dan perpustakaan untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa.
c. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Dinas Kesehatan untuk meningkatkan program pencegahan kanker serviks dengan deteksi dini kanker serviks (Pap Smear).
d. Bagi Peneliti
6
Menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh dalam perkuliahan, menambah pengetahuan, pengalaman serta sebagai masukan peneliti selanjutnya dan sebagai bahan pengembangan ilmu tentang kanker serviks dan pemeriksaan Pap Smear.
E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian No
1.
Judul, Nama, Tahun “Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Uteri dengan Perilaku Upaya Pap Smear di Kelurahan Brontokusuman Yogyakarta”.
Sasaran
Variabel yang diteliti
Metode
Hasil
155 sampel wanita usia subur di Kelurahan Brontokusuman Yogyakarta.
pengetahuan tentang kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks dengan upaya Pap Smear.
observasional analitik dengan pendekatan cross sectional
Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks.
30 orang karyawan/dosen wanita yang sudah menikah dengan kriteria 35-45 tahun di Universitas Muhammadiyah Malang.
pengetahuan tentang kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks
deskriptif korelasional
Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan perilaku deteksi dini (pemeriksaan
Azizah Noormala Dewi, 2010
2.
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Deteksi Dini (Pemeriksaan Pap Smear) Program Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang”. Fikriawati, Yanti,
Pap Smear).
7
2006
Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah tentang hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu tentang kanker servik dengan pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Pegandan Kota Semarang. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu mengenai tempat, waktu, dan variabel yang diteliti sehingga diharapkan penelitian ini juga mendapat hasil yang berbeda.