BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi dari segi pengembangbiakannya. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki perairan yang luas mulai dari perairan laut dan air tawar diuntungkan pula dengan iklim tropis memberikan potensi yang besar guna perkembangbiakan ikan hias khususnya ikan hias air tawar. Sejarah pergerakan ikan hias di Indonesia diperkirakan pada masa penjajahan Belanda yaitu ketika para pedagang ikan konsumsi menjual ikan dengan cara mempertontonkan ikan dagangannya pada kotak kaca. Tujuan awal para pedagang ikan adalah menarik konsumen dengan memperlihatkan kesegaran ikan yang dijual namun lambat laun ternyata cara yang digunakan tersebut menarik pembeli tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari melainkan dari segi keindahaan dan mulai memelihara ikan hias. Daya tarik tersebut tidak hanya memberikan minat masyarakat memelihara sebagai ikan hias melainkan juga membudidayakannya (Ningrum dan Murti, 2012). Budidaya ikan hias khususnya air tawar memberikan banyak keuntungan bagi banyak orang karena potensi ekonominya yang lebih menggiurkan dibanding dengan ikan konsumsi. Hasil budidaya ikan hias tidak menekankan kuantitas namun kualitas sehingga bila tidak memiliki lahan kolam yang luas budidaya ikan hias dapat dilakukan di lahan sempit seperti tanah pekarangan rumah atau kolam semen. Proses pemijahan dan pendederan juga tidak membutuhkan modal yang besar. Kualitas yang ditekankan pada ikan hias membuat penjualannya ke konsumen dihargai dengan sistem per ekor sehingga kecenderungan orang
1
menganggap ikan hias memiliki harga jual yang tinggi dari pada ikan konsumsi. Secara umum faktor kualitas dari ikan hias air tawar didasarkan pada bentuk, warna, corak dan keindahannya (Alex, 2011). Ikan koi atau nishikigoi merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar. Ikan koi masih memiliki kekerabatan dengan ikan mas konsumsi yang perbedaannya terletak pada corak dan pola warna.Pola dan corak pada tiap-tiap koi berbeda sehingga semakin indah dan tegas pola warna pada seekor ikan koi maka harga jual per ekornya semakin tinggi. Ikan koi tidak memiliki standar harga yang baku karena untuk menilai harga koi didasarkan pada kualitasnya. Kualitas dari ikan koi biasanya dibagi menjadi show quality, A, B, padang pasar sampai kropyok. Selain dari segi kualitas harga jual ikan koi akan berbeda dari segi ukuran dan umur seperti bila terdapat dua ikan koi dengan kualitas show quality harga jualnya akan berbeda bila salah satu merupakan tosai dan lainnya adalah nisai. Ikan koi bukan merupakan spesies ikan hias air tawar asli Indonesia. Ikan koi yang masuk ke Indonesia berasal dari negara Jepang. Belum adanya data yang relevan tentang masuknya ikan koi ke Indonesia sehingga banyak versi atau cerita yang bermunculan. Bila dilihat dari sejarah, masuknya ikan koi pertama ke Indonesia adalah hasil dari lawatan Presiden Soekarno ke negara Jepang. Cerita lain yaitu koi masuk ke Indonesia sebagai buah tangan para mahasiswa atau pekerja asal Indonesia saat pulang ke tanah air. Keindahan ikan koi Jepang direspon oleh pasar Indonesia dengan baik sehingga terjadi impor ikan koi. Mahalnya koi hasil ternakan Jepang memberikan peluang pada sebagian peternak ikan hias lokal untuk membudidayakan ikan koi. Negara Jepang sempat menyilangkan ikan koi dengan ikan mas ras kumpay dari Indonesia dan hasil silangan tersebut dikirim kembali ke Indonesia menjadi jenis baru yang tidak dimiliki ikan koi asal Jepang. Budidaya ikan koi yang dilakukan
2
di Indonesia tidak terlalu sulit karena Indonesia diuntungkan dengan hanya memiliki dua musim berbeda dengan Jepang yang harus menyiasati suhu karena memiliki empat musim (Wijoyo, 2012). Keberhasilan Jepang dalam budidaya ikan koi sampai ekspor ke luar negeri mendorong para peternak ikan hias Indonesia sampai peternak ikan konsumsi mengikuti jejak peternak koi asal Jepang. Harga jual yang tinggi, tidak mengikuti trend, maraknya kontes koi di berbagai daerah di Indonesia dan keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki ikan koi menjadikan komoditas ini mempunyai prospek usaha yang dapat dikembangkan melalui kegiatan budidaya. Salah satu sentra budidaya ikan hias jenis koi di Indonesia yang telah diakui kualitasnya adalah kabupaten Blitar yang berada di Provinsi Jawa Timur. Keberhasilan Kabupaten Blitar sebagi pembudidaya ikan koi didasarkan pada teknik dan indukan yang murni. Hasil dari pendederan diseleksi ketat secara beberapa kali hingga mendapatkan koi-koi kualitas baik. Banyak pembudidaya ikan hias jenis lain berpindah atau menjadikan koi sebagai produksi utama. Besarnya produksi ikan koi dibandingkan ikan hias air tawar jenis lain di Kabupaten Blitar terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Produksi Ikan Hias Air Tawar di Kabupaten Blitar Tahun 2014 No.
Jenis Ikan
Produksi (ekor)
Nilai Ribu Rupiah
227.040.000
113.520.000
358.000
483.300
57.000
712.500
350.000
1.820.000
1
Koi
2
Sumatra
3
Koki
4
Sedaker
5
Komet
1.237.000
618.500
6
Oscar
1.110.000
8.658.000
3
7
Manvis
99.000
326.700
8
Plati
296.000
355.200
9
Lowo
103.000
257.500
10
Sebra
100.000
220.000
11
Akara
285.000
256.500
12
Black Molly
186.000
27.900
13
Ikan Hias Lain
2.047..000
6.550.400
233.268.000
133.806.500
Jumlah
Sumber : Data Statistik Perikanan Kabupaten Blitar, 2014
. Besarnya transaksi ikan koi di Kabupaten Blitar membuat pemerintah pusat menjadikan Kabupaten Blitar sebagai satu-satunya kawasan minapolitan ikan hias jenis koi di Indonesia. Lokasi yang dijadikan kawasan minapolitan ikan hias jenis koi tepatnya terletak di Kecamatan Nglegok. Lokasi utama yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan di Kecamatan Nglegok adalah Kelurahan Nglegok, Desa Penataran dan Desa Kemloko. Kecamatan Nglegok dipilih sebagai kawasan minapolitan ikan hias koi salah satunya karena sebagai produsen ikan koi terbanyak dan memiliki luas lahan budidaya ikan hias paling luas di Kabupaten Blitar. Pembagian luas lahan budidaya ikan hias di Kabupaten Blitar dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Luas Lahan Budidaya Ikan Hias Menurut Kecamatan di Kabupaten Blitar tahun 2014 RTP Luas KECAMATAN DESA (unit) (Ha) Gandusari 13 48 5,1 Nglegok 11 152 21,4 Kesamben Ponggok 8 8 1,6 Kademangan Sanankulon 12 33 4,6
4
Kanigoro 12 11 Garum 9 24 Selopuro 8 20 Panggungrejo Wates Bakung Doko Wonotirto Binangun Udanawu 12 14 Selorejo Srengat 3 3 Wonodadi Wlingi 9 24 Talun 14 27 Sutojayan JUMLAH 111 364 Keterangan: RTP : Rumah Tangga Pembudidaya Sumber : Data Statistik Perikanan Kabupaten Blitar, 2014
1,5 3,1 2,7 2,8 0,6 3,1 3,6 50,4
Peningkatan ikan koi lokal juga dilakukan dengan adanya fasilitas Sub Raiser Ikan Hias di Kecamatan Nglegok tepatnya di Desa Penataran. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Nglegok memiliki usaha budidaya ikan koi sebagai mata pencaharian pokok ataupun hanya sebagai sampingan. Hampir setiap rumah di Kecamatan Nglegok bila bukan kolam sawah untuk pendederan dan pembesaran minimal memiliki kolam semen yang digunakan untuk menampung ikan koi yang akan dijual ke pengepul, pedagang besar atau langsung ke pedagang eceran. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dalam skripsi dengan judul “ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDI DAYA IKAN KOI DI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR ”.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya : 1. Apakah usaha budidaya ikan koi di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur secara finansial menguntungkan dan layak dilaksanakan bila dihitung menggunakan kriteria investasi NPV, IRR dan Net B/C ? 2. Berapa lama waktu pengembalian investasi awal yang diperlukan pada usaha budidaya ikan koi di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur agar terbayar kembali dengan menggunakan Pay Back Period ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, dapat diambil beberapa tujuan penelitian diantaranya : 1. Untuk mengetahui analisis usaha budidaya ikan koi di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur menguntungkan secara finansial dan layak dilaksanakan. 2. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pengembalian investasi awal pada usaha budidaya ikan koi di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : 1. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah, dinas terkait dan pihak lainnya dalam menetapkan perencanaan pembangunan daerahnya terutama pada sektor perikanan.
6
2. Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan bagi peternak ikan koi di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan usahanya serta sebagai referensi bagi masyarakat yang tertarik melakukan usaha budidaya ikan koi. Dapat digunakan sebagai masukan bagi peneliti lain yang memiliki minat yang sama terhadap penelitian dalam bidang usaha budidaya perikanan
7