1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2
LATAR BELAKANG
Pesawat terbang merupakan moda transportasi yang sudah banyak digunakan orang, persaingan antar maskapai penerbangan pun membuat suasana persaingan bisnis semakin kental demi “merebut” hati para pelanggan. Harga tiket yang relatif murah, armada pesawat terbang yang aman dan memadai, dan kualitas management dari masing – masing maskapai menjadi point penting dalam penilaian pelanggan. Berbicara tentang pesawat terbang komersil secara umum, pesawat terbang terdiri dari beberapa bagian utama, diantaranya adalah wing group, tail group, body group, landing gear group, dan power plant group. Setiap kelompok mempunyai masingmasing fungsi penting, salah satunya adalah pada bagian landing gear group. Kebanyakan pesawat komersial yang digunakan untuk mengangkut penumpang didesain dengan sistem pendaratan menggunakan tricycle landing gear air/oil shock strut, yaitu satu sistem pendaratan di depan (nose landing gear) dan dua sistem pendaratan utama dan terletak dekat dengan center of gravity dari badan pesawat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2
Gambar 1.1 Main landing gear Landing gear adalah salah satu bagian penting pada pesawat yang berpotensi terjadinya kecelakaan, seperti yang terjadi hari kamis, tanggal 26 November 2015 di Bandar udara Achmad Yani, semarang. Team yang sedang bertugas pada saat itu menemukan kejanggalan pada salah satu pesawat yang sedang ditanganinya yaitu pada landing gear sebelah kanan (RH side). Kejanggalan terlihat cukup jelas terlihat saat pesawat taxiing menuju gedung terminal yaitu pada roda utama (main wheel) #3 yang bergerak tidak wajar. Saat pesawat disembarking passanger, team melakukan walk around check dan sekaligus menghampiri kejanggalan yang terjadi pada landing gear sebelah kanan tersebut. Saat dilihat dari dekat, ternyata ditemukan bahwa sepasang wheel yang dihubungkan dengan sebuah axle terjadi misalignment yang signifikan. Melihat kondisi ini, pesawat tidak memungkinkan untuk diterbangkan kembali dalam waktu dekat, untuk penerbangan selanjutnya maka diperlukan pesawat cadangan. Kondisi saat itu terlihat wheel hub, inner bearing dan outer bearing wheel hub sudah rusak, tindakan saat itu yang diambil adalah mencopot wheel assy dan brake assy. Saat proses pelepasan brake assy, ternyata axle dari landing gear tersebut sudah patah di dalam seperti gambar 1.2
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3
Patahan Axle
Gambar 1.2 RH Inboard side landing gear axle fractured Team langsung melaporkan kejadian ini ke bengkel perawatan pesawat terbang. Team Engineering, landing gear, dan NDT dari bengkel tersebut lalu diberangkatkan menuju bandar udara Achmad Yani semarang untuk melakukan preliminary inspection dan corrective action. 1.3 PERUMUSAN MASALAH Semua unit kerja berperan penting untuk melakukan kajian dalam ranah nya masing – masing. Hal ini dimaksudkan agar mengkaji kembali apakah prosedur, teknik, kualifikasi, dan lain sebagainya ada yang tertinggal / terlewatkan. Penulis, dalam hal ini adalah karyawan yang bekerja sebagai NDT inspector di perusahaan perawatan pesawat terbang, ingin melakukan tindakan preventive action terhadap incident yang terjadi dari sudut pandang NDT. Mengacu kepada panduan manual main landing gear axle tersebut, inspeksi NDT pada axle ini hanya ada satu fase, yaitu fase overhaul dengan menggunakan metode magnetic particle inspection. Namun, fase overhaul hanya akan terjadi jika salah satu dari dua kondisi tercapai lebih dahulu, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4
a. Every 10 years, or b. Every 21.000 flight cycle. Perlu diketahui, proses pengerjaan magnetic particle inspection pada fase overhaul harus melakukan disassemble besar – besaran terlebih dahulu (parts dibawa ke workshop karena alat inspeksi nya tidak portable). Preventive action yang akan dilakukan harus dapat dikerjakan sesingkat dan seefektif mungkin, maka dari itu metode inspeksi alternatif lain yang cocok untuk mendeteksi keretakan adalah metode ultrasonik. Berawal dari incident ini, diharapkan unit NDT dapat membuat prosedur inspeksi kerja yang khusus untuk mendeteksi retak / crack yang timbul pada area patahan axle tanpa harus melakukan disassemble besar besaran. Prosedur inspeksi ini nantinya akan di aplikasikan pada pesawat yang memiliki umur yang mendekati bahkan melebihi umur pesawat yang mengalami incident, tentu saja dengan varian pesawat yang serupa. Diharapkan cacat dapat ditemukan sedini mungkin sebelum terjadinya incident dan accident disuatu hari nanti dengan hanya melakukan proses preventive inspection kurang dari 8 jam dan pesawat dapat tetap terbang esok harinya (one night inspection). 1.4
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi yang berjudul “Otimalisasi transducer pada proses pengujian keretakan pada as roda pendaratan utama pesawat terbang dengan metode ultrasonik” dengan jenis material AISI 4340 adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa frekuensi transducer yang efektif. 2. Menganalisa sudut pancaran suara dari transducer yang efektif. 3. Menganalisa sinyal Full Scale Height (FSH) pada alat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
1.5
BATASAN DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN
Berdasarkan berbagai uraian masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka penulis membatasi permasalahan dan ruang lingkup pembahasan yang berkaitan dengan pemeriksaan main landing gear axle pesawat komersil berpenumpang. Ruang lingkup pembahasan difokuskan terhadap parameter yang digunakan dalam metode ultrasonik, pembuatan prosedur kerja serta melakukan pengujian untuk menentukan kesesuaian terhadap prosedur kerja dalam pemeriksaan. Pada tugas akhir ini pembahasan dilakukan dengan pendekatan dan batasan – batasan sebagai berikut: a. Metode NDT yang akan digunakan adalah ultrasonik, a. Data dari preliminary analysis dijadikan acuan area inspeksi. b. Equipment yang digunakan untuk pemeriksaan menggunakan Sonic 1200M dengan tampilan A-Scan, c. Untuk ketersediaan transducer menggunakan dan memanfaatkan peralatan yang tersedia di unit / kantor. 1.6
SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan tugas akhir disusun atas beberapa bab yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Pada BAB I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, dan sistematika laporan. Pada BAB II Landasan teori, berisikan tinjauan pustaka dan landasan teori. Pada BAB III Metodologi penelitian, menguraikan langkah-langkah dan prosedur yang digunakan dalam penyelesaian masalah, bahan atau materi tugas akhir, alat yang digunakan, metode pengambilan data atau metode analisa hasil, dan masalah yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
dihadapi disertai dengan cara penyelesaian untuk menjawab semua masalah yang ditimbulkan pada Bab I. Pada BAB IV Hasil dan Pembahasan, menjelaskan proses pengujian, dan pembahasan hasil pengujian serta pembuatan prosedur kerja. Pada BAB V Kesimpulan, menguraikan kesimpulan dan saran dari kegiatan pembuatan tugas akhir dari proses pembuatan prosedur kerja dan alat bantu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z