BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Lembaga pemerintah, secara umum, memiliki beberapa proyek Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) untukE-Government pada masing-masing unit organisasi dengan kondisi yang sering terlepas satu sama lain, dengan koherensi yang kecil dan secara umum tidak saling terkoordinasi satu sama lainnya [1]. Hal tersebut dapat menyebabkan proses bisnis yang saling terpisah, tidak selaras, dan kecenderungan adanya duplikasi sistem dan teknologi yang menyulitkan kerjasama antar lembaga [2]. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk menggambarkan hubungan antara berbagai solusi TIK E-Government adalah penggunaan Arsitektur Enterprise
(Enterprise Architecture (EA)) yang dapat
membantu menyatukan pengembangan proses bisnis, mengurangi kerumitan, dan mencapai keselarasan yang lebih baik [3]. Enterprise Architecture bertujuan untuk menyelaraskan proses bisnis dan tujuan enterprise dengan aplikasi dan sistem yang menyusun infrastrukur teknisnya [4]. Pemerintah dapat menyusun Enterprise Architecturedengan menggunakan kerangka kerja yang juga disusun sendiri. Akan tetapi Pemerintah dapat pula menyusun Enterprise Architecturedengan menggunakan metode yang telah ada dan telah terbukti kehandalannya. Metode
untuk
menyusun
Enterprise
Architecturedisebut
sebagai
Enterprise
ArchitectureFramework (kerangka kerja EA). Terdapat banyak Enterprise Architecture Framework yang dapat digunakan untuk menyusun Enterprise Architecture. Di antaranya, yang cukup dikenal adalah, Zachman framework, TOGAF, EAP, dan Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF). Masing-masing Enterprise Architecture Framework memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Zachman framework disusun oleh John Zachman pada tahun 1987, dimaksudkan untuk memberikan cetak biru, atau arsitektur, bagi arsitektur informasi pada organisasi[5]. Zachman framework memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki dokumentasi arsitektur yang baik, memiliki integrasi yang baik antar komponen-komponen sub sistem arsitektur dengan sistem arsitektur yang lebih besar [3], mendapat banyak dukungan alat bantu visualisasi, dan unggul dalam menjelaskan arsitektur sistem [6]. Akan tetapi Zachman framework merupakan framework yang statis sehingga kurang dapat menanggapi perubahan
1
(terutama teknologi) [3], Zachman framework tidak memberikan penjelasan mengenai hubungan antar sel-sel dalam matriks Zachman [6], dan tidak memberikan proses dalam penyusunan/ pembangunan artifak-artifak arsitektur yang dihasilkan [3]. Karena itu Zachman framework lebih dianggap sebagai taksonomi dalam mengorganisasikan artifak-artifak arsitektur [3][7]. FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework) adalah framework arsitektur yang dikembangkan oleh USA Chief Information Officers Council. FEAF diharapkan dapat mengintegrasikan beragam arsitektur pemerintah federal (Amerika Serikat) yang terpisahpisah [5]. FEAF menyediakan integrasi yang baik yang memastikan bahwa aturan bisnis berjalan konsisten antar organisasi, menyediakan konsep segmentasi untuk manajemen kompleksitas, sekaligus memiliki model referensi yang sangat baik, bahkan hal tersebut menjadi fokus bagi FEAF[3]. FEAF juga dipandang cukup mudah digunakan dan memiliki panduan penggunaan yang cukup lengkap [8]. Akan tetapi FEAF juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah belum ada dukungan untuk teknologi awan (cloud) [3], selain itu FEAF bukanlah framework arsitektur yang generik, FEAF dioptimasi untuk pemerintah federal Amerika Serikat, sehingga kesesuaian FEAF bagi lembaga pemerintah selain pemerintah federal Amerika Serikat masih perlu untuk diteliti lebih lanjut. Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah suatu Enterprise Architecture Framework dengan metodologi yang memiliki pendekatan berbasiskan data bisnis yang bertujuan untuk memastikan kualitas dari sistem informasi dengan cara mempertegas definisi dari model bisnis yang stabil, ketergantungan data yang didefinisikan sebelum implementasi sistem, dan urutan aktivitas implementasi berbasiskan pada ketergantungan data tersebut [5]. EAP dapat dipandang sebagai cara untuk mengisi dua baris teratas pada Zachman framework, yaitu planner (Scope) dan owner (Business Model) [9]. EAP cukup mudah digunakan, mendukung kontinuitas pembangunan dan implementasi arsitektur dan memiliki panduan yang cukup lengkap [8]. Akan tetapi EAP tidak mendapatkan dukungan secara langsung dari penciptanya, secara global, hanya terdapat buku teks [10]. TOGAF adalah Enterprise Architecture Framework yang dibangun oleh The Open Group, sebuah konsorsium global yang memberdayakan pencapaian tujuan bisnis melalui standarisasi Teknologi Informasi. TOGAF dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai macam arsitektur enterprise, dan dapat digunakan bersama dengan frameworks yang lain
2
yang berfokus pada sektor tertentu, misalnya saja pemerintahan, telekomunikasi, manufaktur, pertahanan, dan finansial [11]. TOGAF memiliki beberapa kelebihan, di antaranya secara eksplisit mendukung interoperabilitas organisasi, adanya dukungan terhadap manajemen perubahan, dan menyediakan langkah-langkah dalam mengembangkan arsitektur [3]. TOGAF juga menyediakan model tata kelola dan penyimpanan (repository), mendukung kesinambungan pembangunan dan implementasi arsitektur, dan mendukung sudut pandang (view) yang berbeda [8]. TOGAF memiliki dokumentasi dan penjelasan yang gratis dan berlimpah, mendapat dukungan dari banyak perusahaan yang besar dan kuat, dan memiliki keselarasan antara bisnis dengan TIK yang baik [6]. Akan tetapi TOGAF memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah bahwa TOGAF karena didisain sebagai Enterprise Architecture Framework yang generik, maka TOGAF menjadi sangat besar dan kompleks, menyediakan banyak artifak yang, bergantung kebutuhannya, bisa jadi tidak digunakan, dan memerlukan penyesuaian dalam penggunaannya, sehingga TOGAF relatif sukar digunakan dan cukup sukar dipelajari [8]. Dalam dokumentasinya, TOGAF menyarankan adanya modifikasi/ penyesuaian terkait metode dan hasil langkah yang diambil. Untuk melakukan modifikasi diperlukan ukuran/kriteria tertentu sehingga modifikasi yang dilakukan sesuai dengan kriteria yang disyaratkan. Penelitian ini akan menggunakan TOGAF sebagai kerangka kerja penyusunan EA dengan pertimbangan utama bahwa TOGAF menyediakan panduan langkah-langkah dalam membangun arsitektur organisasi (enterprise), didisain sebagai framework yang bersifat generik, dan bahwa TOGAF memiliki keselarasan yang baik antara bisnis dan TIK. Selain itu, TOGAF adalah Enterprise Architecture Framework yang paling popular setidaknya sampai dengan tahun 2014 [12]. 1.2
Rumusan Masalah TOGAF adalah Enterprise Architecture Framework yang bersifat generik yang
menyediakan metodologi (ADM) dan berbagai jenis artifak (hasil proses), yang dapat menjadi panduan dalam pembangunan arsitektur enterprise pada berbagai macam jenis dan ukuran organisasi. Karena hal tersebut maka TOGAF menjadi rumit. Diperlukan modifikasi agar TOGAF dapat lebih sesuai digunakan oleh organisasi tertentu, yang dalam penelitian ini adalah untuk pengembangan E-Government pada Pemerintah Tingkat Kabupaten/ Kota.
3
1.3
Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran penulis pada berbagai penelitian, terdapat beberapa
penelitian yang membahas TOGAF dan E-Government. Namun belum dijumpai penelitian mengenai modifikasi terhadap TOGAF untuk membangun Architecture Framework pada pemerintah daerah tingkat Kabupaten/Kota. Beberapa contoh penelitian terkait TOGAF dan E-Government adalah sebagai berikut: Wardhani melakukan penelitian dengan judul “Pemodelan Arsitektur
Sistem
Pengawasan Produk Terapetik Menggunakan Kerangka TOGAF Berbasis Service Oriented Architecture”. Penelitian berupa thesis ini bertujuan untuk membangun model arsitektur enterprise sebagai solusi dalam melakukan pengawasan produk terapetik yang tidak bisa dilakukan tanpa kerja sama dengan direktorat lain. Solusi yang ditawarkan berupa arsitektur. Arsitektur tersebut dibangun dengan menggunakan SSM sebagai struktur penelitian dan TOGAF sebagai kerangka EA. Penelitian ini menggunakan TOGAF sebagai kerangka, tidak melakukan modifikasi terhadap TOGAF itu sendiri untuk membangun Enterprise Architecture Framework baru [13]. Wibowo melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Model Sistem Otomatisasi Pengajuan Angka Kredit Dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus: Badan Pemeriksa Keuangan RI)”. Penelitian ini memanfaatkan TOGAF untuk merancang model suatu sistem informasi, pada instansi Badan Pemeriksa Keuangan RI[14]. Arifin melakukan penelitian berupa thesis dengan judul “Perancangan Ulang Rencana Strategis Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Menggunakan Metode TOGAF Framework Dan IT Balanced Scorecard Sebagai Parameter Analisis Dari Organisasi”. Penelitian ini diajukan sebagai syarat menempuh pendidikan Strata 2 [15]. Rubhasy, Hasibuan, dan Muhaimin melakukan penelitian yang berjudul “Kerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAF: Mewujudkan Layanan Prima Berbasis TIK”. Penelitian yang berupa conference proceeding ini bermaksud untuk membuat kerangka arsitektur (Architecture Framework) dengan menggunakan pendekatan TOGAF, untuk E-Government dalam skala nasional[16]. Mardiansyah melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Dan Pengembangan Enterprise Architecture Menggunakan Framework TOGAF Pada Pengadilan Agama Bandung”. Penelitian ini membangun
Enterprise Architecture menggunakan TOGAF
4
sebagai Enterprise Architecture Framework, dan bukan melakukan modifikasi pada TOGAF, atau membuat Enterprise Architecture Framework baru berbasis TOGAF [17]. 1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melakukan modifikasi pada artifak-artifak dan langkah-
langkah pada fase-fase ADM TOGAF yang dapatdigunakan untuk membangun kerangka arsitektur (architecture framework)untuk pengembangan E-Government untuk institusi/ lembaga Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/ Kota. 1.5
Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Bagi lembaga pemerintahan daerah Tingkat Kabupaten/Kota, diharapkan agar dapat menyusun peta arsitektur TIK sehingga dapat melakukan pengembangan E-Government yang lebih terencana, terstruktur, efektif, efisien, dan selaras dengan pengembangan EGovernment pada pemerintah daerah lain, dan dengan pemerintah pusat. 2. Bagi peneliti maupun pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan Enterprise Architecture Framework, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna, terutama bagi pengembangan formulasi ArchitectureFramework yang lebih baik.
5