BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perusahaan mendapat tantangan yang besar di dalam menghadapi perubahan yang terjadi serta persaingan yang ketat dengan pesaing yang lainnya. Semakin tinggi tingkat kompetisi yang ada mengharuskan perusahaan meningkatkan kinerja karyawannya dan mempunyai teknologi yang memadai untuk menghadapi persaingan tersebut. Sumber daya manusia merupakan hal yang penting bagi perusahaan serta kunci kesuksesan sebuah perusahaan di dalam menjalankan bisnis serta mencapai tujuan perusahaan. Dan teknologi pun tidak kalah penting dalam peranannya untuk cepat dalam berkomunikasi antara satu tempat dengan tempat lain dan mempermudah transaksi-transaksi suatu bisnis perusahaan. Dalam menghadapi kompetitor yang lain perusahaan harus memiliki keunggulan tersendiri yang dapat membuat perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Teknologi informasi telah mempengaruhi seluruh bidang. Saat ini perkembangan kehidupan umat manusia. Intrusi teknologi ini telah masuk ke dalam berbagai bidang teknologi lain hingga sedemikian jauh, sampai-sampai tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat teknologi informasi. Membicarakan pengaruh teknologi informasi pada berbagai bidang lain tentu memerlukan waktu diskusi yang sangat panjang. Maka dalam tulisan ini, disini hanya memberikan gambaran selayang pandang tentang pengaruh teknologi tersebut dalam bidang industri. Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan
dan/atau
menyebarkan
informasi.
Teknologi
informasi
menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern
2 (misalnya ponsel).Terakhir teknologi ini berpadu dengan teknologi komunikasi (TIK) sebagai sarana penyebarannya, sehingga membuat kedua perpaduan teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) itu masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti otot manusia maka teknologi informasi ini telah menciptakan sebuah revolusi digital,yang (didalamnya ada konvergensi telekomunikasi, komputasi, dan multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) dan menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) otak manusia. Di bidang Industri, teknologi ini sangat membantu dalam pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Tercakup dalam definisi teknologi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat
lunak,
kandungan
isi,
dan
infrastruktur
komputer
maupun
(tele)komunikasinya. Ia tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras, bahasa program , atau data konstruksi. Beberapa tugas yang TI lakukan dalam bidang Industri termasuk didalamnya manajemen data, jaringan, rekayasa perangkat keras komputer, database, desain perangkat lunak, serta manajemen dan administrasi sistem secara keseluruhan. Hilbert dan Lopez dalam bukunya The World’s Technological Capacity to Store,
Communicate,
and
Compute
Information mengidentifikasi
kecepatan
eksponensial perubahan teknologi ini (semacam hukum Moore): mengatakan bahwa mesin ‘aplikasi-spesifik untuk menghitung kapasitas informasi per-kapita memiliki sekitar dua kali lipat setiap 14 bulan antara 1986-2007; kapasitas per-kapita di dunia komputer tujuan umum telah dua kali lipat setiap 18 bulan selama dua dekade yang sama. Adapun kapasitas telekomunikasi global per-kapita dua kali lipat setiap 34 bulan; kapasitas penyimpanan dunia per kapita yang dibutuhkan sekitar 40 bulan untuk menggandakan (setiap 3 tahun); dan informasi siaran per kapita telah dua kali lipat sekitar setiap 12,3 tahun’. Hal tersebut juga dikuatkan dengan fakta bahwa perusahaan tidak mungkin terlepas dari tenaga kerja manusia dan teknologi yang bergerak sangat cepat dimana
3 secara tidak langsung semua pekerjaan berpacu pada teknologi. Walaupun aktivitas perusahaan telah mempunyai modal yang cukup besar dan teknologi modern, sebab sebagaimana juga semakin majunya teknologi tanpa di tunjang oleh manusia sebagai sumber daya maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai, dengan demikian sumber daya manusia sangat penting untuk diberikan arahan dan bimbingan dari manajemen perusahaan pada umumnya dan manajemen sumber daya manusia pada khususnya.Salah satu perusahaan yang menekankan teknologi adalah perusahaan jasa integrator. Perusahaan jasa integrator merupakan industri yang bergerak dalam teknologi informasi.Teknologi informasi diyakini memberikan manfaat bagi pemakaian dalam hal ini perusahaan dan meluas ke segala aspek aktivitas termasuk aktivitas yang berhubungan dengan manajerial seperti proses perencanaan, pengendalian informasi dan bahkan memasukkan teknologi ke dalam isu-isu yang berhubungan dengan manajemen. Namun dalam hal ini dalam menjalankan hal tersebut perlu sumber daya manusia. Dalam praktiknya, sumber daya manusia ini sendiri sering terbagi menjadi dua bagian, yaitu sumber daya manusia yang bergerak dalam operasional perusahaan dan sumber daya manusia yang bergerak di lapangan. Perbedaannya, sumber daya manusia yang bergerak dalam operasional lebih terfokus pada hal-hal administratif seperti keuangan, teknologi informasi, pemasaran, human resource development dan sebagainya.Sedangkan sumber daya manusia yang bergerak di lapangan lebih terfokuspada hal-hal teknis dan terfokus pada kekuatan fisik dalam bekerja seperti menjalankan mesin operasional dan sebagainya.Oleh sebab itu perusahaan-perusahan yang bergerak di bidang jasa integrator sangat membutuhkan sumber daya manusia. Peran karyawan dalam sebuah organisasi perusahaan merupakan faktor yang sangat vital untuk mencapai dan menjalankan fungsi serta tujuan dari perusahaan.Karyawan menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi atau industri. Karyawan sebagai penunjang tercapainya tujuan, akan tetapi karyawan juga memiliki pikiran, perasaan, dan keinginan yang mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaannya.
4 Sikap ini akan menjadi dan menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan kecintaannya dalam pekerjaan yang di bebankan kepadanya. Sikap-sikap karyawan ini dikenal sebagai kepuasan kerja, stress, dan frustasi yang di timbulkan oleh pekerjaan, peralatan, lingkungan, kebutuhan dan sebagainnya. Stress yang tinggi dan ditambah dengan motivasi yang rendah akan menimbulkan ketidakpuasan. Ketidakpuasan karyawan dapat dinyatakan dalam sejumlah cara (Robbins dan Judge, 2008), antara lain; keluar (exit), yaitu perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri, aspirasi (voice), yaitu secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki
kondisi,
termasuk
menyarankan
perbaikan,
mendiskusikan
permasalahan dengan atasan, dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja, kesetiaan (loyalty), yaitu secara pasif tetapi optimistis menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk ”melakukan hal yang benar”, dan pengabaian (neglect), yaitu secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, menurunnya kinerja karyawan, dan meningkatnya tingkat kesalahan. Tingkat stres yang berlebihan pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kepuasan kerja. Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian pekerjaan yang mengarah ke tercapainya tujan tertentu (Munandar; 2001:315). Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai tujuan (Robbins, Stephen P., dan Timothy A. Judge; 2007). Yang dimaksud dengan intensitas adalah seberapa giat seseorang berusaha untuk mencapai tujuannya. Ivancevich, John M., dkk(2005) mengatakan bahwa 8 karyawan mungkin memiliki arah yang sama dalam kondisi mereka bekerja, namun satu karyawan dapat bekerja dengan lebih baik daripada karyawan lainnya karena dia melakukan usaha lebih banyak daripada lainnya. Dalam motivasi, elemen intensitas ini memang penting. Namun bagi perusahaan tidak akan berarti apa-apa jika intensitas seseorang tidak sejalan dengan tujuan perusahaan. Maka elemen kedua, yaitu arah diperlukan untuk menyelaraskan motivasi individu dengan tujuan perusahaan. Maka, pertimbangan kualitas serta
5 intensitas secara bersamaan perlu dilakukan.Upaya yang diarahkan ke, dan konsisten dengan, tujuan-tujuan organisasi merupakan jenis upaya yang seharusnya dilakukan.Dimensi terakhir dari motivasi adalah ketekunan.Dimensi ini merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya (Robbins, Stephen P., dan Timothy A. Judge; 2007). Individu-individu yang memiliki motivasi akan melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, tantangan perusahaan bukan hanya meningkatkan motivasi karyawan, tapi menciptakan lingkungan di mana motivasi karyawan dapat disalurkan ke arah yang benar pada tingkat intensitas yang sesuai dan berkesinambungan selama beberapa waktu. PT. Nusantara Compnet Integrator adalah perusahaan informasi teknologi yang memberikan solusi dan layanan inovatif kepada pelanggannya.Perusahaan ini berdiri sejak 1997 dengan misi sukses dalam dunia teknologi untuk memungkinkan memungkinkan pelanggan dapat meingkatkan keunggulan kompetitif dan kinerja bisnis mereka. PT. Nusantara Compnet Integrator ini telah berhasil menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mendapat penghargaan titlr Gold Partner System dari Cisco Systems dan termasuk dalam enam terbesar mitra Cisco. PT. Nusantara Compnet Integrator memiliki manajemen sumber daya manusia yang mengatur sumber daya manusia di dalamnya dan di dalam perusahaannya, perusahaan menempatkan karyawan sebagai asset yang harus dikembangkan sehingga dengan menempatkan karyawan sebagai asset yang harus dikembangkan maka tingkat kualitas karyawan dapat ditingkatkan dan oleh sebab itu perusahaan akan berjalan jalan dengan lancar dan juga perusahaan akan dapat mencapai tujuannya dengan baik sehingga tercipta kepuasan kerja karyawan. Masalah yang dihadapi sekarang adalah para karyawannya mengalami stress kerja yang tinggi mengakibatkan turunnya motivasi dikarenakan banyak hal yang dialami pegawai sehingga mereka tidak mendapatkan kepuasan kerja. Jika ini terjadi terus-menerus dan tidak ada tindak lanjut, maka perusahaan ini tidak akan bias bersaing dengan kompetitor-kompetitor lainnya. Stres kerja
dan motivasi yang ada di dalam PT. Nusantara Compnet
Integrator dapat dilihat dari perkembangan absen dari 4 tahun terakhir. Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Selvie Togas selaku Manager Human
6 Resources Development bahwa masih ada beberapa karyawan yang sering absen dan dari 4 tahun terakhir masalah absen terus meningkat sampai sekarang. Berikut merupakan persentase absensi pada karyawan PT. Nusantara Compnet Integrator.
Tabel 1.1 Absensi Karyawan
Tahun
Absensi (%)
2011
4,8%
2012
5,1%
2013
5,4%
2014
5,7%
Sumber: Divisi HRD PT. Nusantara Compnet
Dari tabel 1.1 tersebut merupakan persentase absensi karyawan 4 tahun terakhir. Terlihat total naik hampir 1% pada tahun 2011 sebesar 4,8% hinga tahun 2014 terus meningkat sebesar 5,7%. Ibu Selvie juga mengatakan bahwa beberapa dari mereka mengeluh karena tugas yang diberikan terlalu berat. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab stress dan turunnya motivasi seseorang dan merupakan masalah sumber daya manusia yang harus dibenahi oleh PT. Nusantara Compnet Integrator. Dari observasi ke perusahaan tersebut, di dapat bahwa banyak yang mengeluh dikarenakan karyawan merasa kekurangan dalam hal kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, dan sebagainya. Ini yang dikatakan oleh Ibu Selvie Togas sehingga motivasi dalam bekerja pun menjadi turun. Dalam mencari kepuasan kerja di perusahan tersebut dan dari kuesioner awal yang dilakukan sebanyak 40 lembar, berikut hasil untuk mengetahui kepuasan kerja
7 Tabel 1.2 Kepuasan Kerja No
Pertanyaan
1
Apakah
Jawaban Ya
Tidak
anda merasa puas bekerja 9
31
di perusahaan ini ? 2
Jika
tidak, Pekerjaan
Upah
Promosi
Pengawasan Rekan kerja
12
5
2
hal apa yang membuat
9
3
tidak puas Sumber: Peneliti, 2015
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, para karyawan yang merasa tidak puas dikarenakan upah yang menurut mereka tidak mencukupi Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas bahwa penentu kepuasan kerja adalah dari stress kerja dan motivasi, maka diperlukan penelitian terhadap masalah yang terjadi dengan judul “ Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja pada PT. Nusantara Compnet Integrator ”.
1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Apakah Stres Kerja memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Kerja karyawan di PT. Nusantara Compnet Integrator? 2. Apakah Motivasi memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Kerja karyawan di PT. Nusantara Compnet Integrator? 3. Apakah Stres Kerja dan Motivasi secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Kerja karyawan di PT. Nusantara Compnet Integrator?
8
1.3 Batasan Masalah Dalam pelaksanaan penelitian ini, lingkup penelitian dibatasi karena keterbatasan waktu penelitian. Ruang lingkup penelitian mengacu pada topik Manajemen Sumber Daya Manusia yang dapat dilihat secara spesifik dari pengaruh stress kerja dan motivasi terhadap kepuasan kerja, dengan objek penelitian adalah karyawan dengan responden yang diambil sebanyak 132 responden di PT. Nusantara Compnet Integrator Kemanggisan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS untuk penganalisaan data, dimana data primer didapatkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Variable peneliti yang dilakukan yaitu, variable bebas, yaitu Stres Kerja sebagai X1 dan Motivasi sebagai X2, serta variable terkait yaitu Kepuasan Kerja sebagai Y.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang diharapkan dari penyusunan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Stres kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan di PT. Nusantara Compnet Integrator. 2. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja karyawan di PT. Nusantara Compnet Integrator. 3. Untuk mengetahui pengaruh Stres Kerja dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja di PT. Nusantara Compnet Integrator.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan perusahaan di dalam menetapkan strategi perusahaan. 2. Hasil penelitian ini dapaet digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan di dalam membuat keputusan. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perusahaan di dalam memperbaiki stres kerja dan motivasi yang ada di perusahaan.
9 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran mengenai sumber daya manusia di dalam perusahaan.
1.6 Penelitian Terdahulu •
Stres Kerja – Kepuasan kerja o Penelitian yang dilakukan oleh Neenu Ann Mathew dalam Journal of Business and Management (IOSR-JBM)ISSN : 2278-487X. Volume 7, Issue 2 (Jan-Feb.2013), PP 47-51 dengan judul “Effect of Stress on Job Satisfaction Among Nurses in Central Kerala”menemukan pengaruh negatif stress terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitiannya adalah para perawat sangat puas dengan komunikasi yang terjalin baik antara sesama perawat maupun dengan 48 para staff lain dan dokter. Tetapi hanya sedikit yang puas dengan gaji yang didapat, lingkungan kerja, kerja sama dan bantuan dari dokter maupun staff dan hampir seperempat dari sampel menyatakan bahwa tekanan mental dari para dokter mempengaruhi kinerja mereka. o Penelitian yang dibuat oleh Mega Nurulita dalam e-jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISBA dengan judul “Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan dampaknya pada Kepuasan Kerja Pada Perusahan Daerah Air Minum Sleman” menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadapa kinerja dan kepuasan kerja.
•
Motivasi – Kepuasan kerja o Nikos Kakkos, Panagiotis Trivellas, Kaliopi Filipou dalam jurnal International Conference on Enterprise Systems, Accounting and Logistics, (28-29 Jun 2010) dengan judul“Exploring the Link Between Job Motivation , Work Stress and Job Satisfaction. Evidence from The Banking
Industry.”Penelitiannya
mendukung
stress
memiliki
hubungan yang signifikan negatif terhadap kepuasan kerja 143 karyawan bank di Yunani. Dalam jurnal ini juga ditemukan dampak motivasi terhadap kepuasan kerja.empat ( dari lima ) dimensi
10 Motivasi yang ditemukan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan . o Penelitan yang dilakukan Gerterudis Lepan Balela dalam E-Jurnal yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Penyuluh Keluarga Berencana” menyatakan bahwa motivasi dan kepuasan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan dalam menunjang kinerja penyuluh keluarga berencana.